Materialisme: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(42 revisi perantara oleh 29 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
⚫ | |||
{{inuse}} |
|||
'''Materialisme''' adalah paham dalam [[filsafat]] yang menyatakan bahwa hal yang dapat dikatakan benar-benar [[ada]] adalah [[materi]].<ref name="kamus"> |
'''Materialisme''' adalah paham dalam [[filsafat]] yang menyatakan bahwa hal yang dapat dikatakan benar-benar [[ada]] adalah [[materi]].<ref name="kamus">Lorens ko |
||
. . 2000. ''Kamus Filsafat''. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Hlm. 593-600</ref> Pada dasarnya semua hal terdiri atas materi dan semua fenomena adalah hasil interaksi material.<ref name="kamus"/> Materi adalah satu-satunya substansi.<ref name="kamus"/> Sebagai teori, materialisme termasuk paham ontologi monistik.<ref name="kamus"/> Akan tetapi, materialisme berbeda dengan [[teori]] ontologis yang didasarkan pada [[dualisme]] atau [[pluralisme]].<ref name="kamus"/> Dalam memberikan penjelasan tunggal tentang realitas, materialisme berseberangan dengan idealisme.<ref name="Driyarkara">N. Drijarkara. 1966. ''Pertjikan Filsafat''. Jakarta: PT Pembangunan Djakarta. Hal. 57-59.</ref> |
|||
Materialisme tidak mengakui entitas-entitas nonmaterial seperti |
Materialisme tidak mengakui entitas-entitas nonmaterial seperti [[roh]], [[hantu]], [[setan]] dan [[malaikat]].<ref name="Driyarkara"/> Pelaku-pelaku immaterial tidak ada.<ref name="Driyarkara"/> Tidak ada [[Tuhan]] atau dunia [[adikodrati]].<ref name="Driyarkara"/> Realitas satu-satunya adalah materi dan segala sesuatu merupakan manifestasi dari aktivitas materi.<ref name="Driyarkara"/> [[Materi]] dan aktivitasnya bersifat abadi.<ref name="Driyarkara"/> Tidak ada penggerak pertama atau sebab pertama.<ref name="Driyarkara"/> Tidak ada kehidupan, tidak ada pikiran yang kekal.<ref name="Driyarkara"/> Semua gejala berubah, akhirnya melampaui eksistensi, yang kembali lagi ke dasar [[material]] primordial, [[abadi]], dalam okeee suatu peralihan wujud yang abadi dari materi.<ref name="Driyarkara"/> |
||
== Definisi |
== Definisi materialisme == |
||
Kata materialisme terdiri dari kata materi dan isme.<ref name="kamus"/> [[Materi]] dapat dipahami sebagai bahan; benda; segala sesuatu yang tampak.<ref name="KBBI"> |
Kata "materialisme" terdiri dari kata "materi" dan "isme".<ref name="kamus"/> "[[Materi]]" dapat dipahami sebagai "bahan; benda; segala sesuatu yang tampak".<ref name="KBBI">''Kamus Besar Bahasa Indonesia''. 2000. Jakarta: Balai Pustaka. Hlm. 946.</ref> "Materialisme" adalah pandangan hidup yang mencari dasar segala sesuatu yang termasuk kehidupan [[manusia]] di dalam alam kebendaan semata, dengan mengesampingkan segala sesuatu yang mengatasi [[alam]] indra.<ref name="KBBI"/> Sementara itu, orang-orang yang hidupnya berorientasi kepada materi disebut sebagai "materialis".<ref name="KBBI"/> Orang-orang ini adalah para pengusung paham (ajaran) materialisme atau juga orang yang mementingkan kebendaan semata (harta,uang,dsb).<ref name="KBBI"/> |
||
== Tokoh |
== Tokoh dan karya tentang materialisme == |
||
⚫ | Filsuf yang pertama kali memperkenalkan paham ini adalah [[Epikuros]].<ref name="P.A">P. A. van der Weij. 1988. ''Filsuf-filsuf Besar Tentang Manusia''. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Hal 108-110.</ref> Ia merupakan salah satu [[filsuf]] terkemuka pada masa [[filsafat]] kuno.<ref name="P.A"/> Selain [[Epikuros]], filsuf lain yang juga turut mengembangakan aliran filsafat ini adalah [[Demokritos]] dan [[Lucretius Carus]].<ref name="P.A"/> Pendapat mereka tentang materialisme, dapat kita samakan dengan materialisme yang berkembang di [[Prancis]] pada masa [[pencerahan]].<ref name="P.A"/> Dua [[karangan]] [[karya]] [[La Mettrie]] yang cukup terkenal mewakili paham ini adalah L'homme machine (manusia mesin) dan L'homme plante (manusia tumbuhan).<ref name="P.A"/> |
||
⚫ | |||
⚫ | Filsuf yang pertama kali memperkenalkan paham ini adalah [[Epikuros]].<ref name="P.A"> |
||
Dalam waktu yang sama, di tempat lain muncul seorang [[Baron von Holbach]] yang mengemukakan suatu materialisme [[ateisme]].<ref name="P.A"/> Materialisme [[ateisme]] serupa dalam bentuk dan substansinya, yang tidak mengakui adanya [[Tuhan]] secara mutlak.<ref name="Driyarkara"/> [[Jiwa]] sebetulnya sama dengan fungsi-fungsi [[otak]].<ref name="P.A"/> Pada [[Abad 19]], muncul filsuf-filsuf materialisme asal [[Jerman]] seperti [[Feuerbach]], [[Moleschott]], [[Buchner]], dan [[Haeckel]].<ref name="P.A"/><ref name="story"> |
Dalam waktu yang sama, di tempat lain muncul seorang [[Paul Heinrich Dietrich Baron von Holbach|Baron d'Holbach]] yang mengemukakan suatu materialisme [[ateisme]].<ref name="P.A"/> Materialisme [[ateisme]] serupa dalam bentuk dan substansinya, yang tidak mengakui adanya [[Tuhan]] secara mutlak.<ref name="Driyarkara"/> [[Jiwa]] sebetulnya sama dengan fungsi-fungsi [[otak]].<ref name="P.A"/> Pada [[Abad 19]], muncul filsuf-filsuf materialisme asal [[Jerman]] seperti [[Ludwig Feuerbach|Feuerbach]], [[Moleschott]], [[Buchner]], dan [[Haeckel]].<ref name="P.A"/><ref name="story">Bryan Magee. 2008. ''The Story of Philosophy''. Yogyakarta: Kanisius. Hlm. 135-136.</ref> Merekalah yang kemudian meneruskan keberadaan materialisme.<ref name="P.A"/> |
||
== Ciri-ciri paham materialisme == |
== Ciri-ciri paham materialisme == |
||
Baris 17: | Baris 17: | ||
* Segala yang ada (wujud) berasal dari satu sumber yaitu materi (ma’dah).<ref name="Driyarkara"/> |
* Segala yang ada (wujud) berasal dari satu sumber yaitu materi (ma’dah).<ref name="Driyarkara"/> |
||
* Tidak meyakini adanya [[alam]] ghaib.<ref name="Driyarkara"/> |
* Tidak meyakini adanya [[alam]] ghaib.<ref name="Driyarkara"/> |
||
* Menjadikan |
* Menjadikan pancaindra sebagai satu-satunya alat mencapai [[ilmu]].<ref name="Driyarkara"/> |
||
* Memposisikan ilmu sebagai pengganti [[agama]] dalam peletakan [[hukum]].<ref name="Driyarkara"/> |
* Memposisikan ilmu sebagai pengganti [[agama]] dalam peletakan [[hukum]].<ref name="Driyarkara"/> |
||
* Menjadikan kecondongan dan tabiat [[manusia]] sebagai akhlak.<ref name="Driyarkara"/> |
* Menjadikan kecondongan dan tabiat [[manusia]] sebagai akhlak.<ref name="Driyarkara"/> |
||
* adalah sebuah paham garis pemikiran, dimana manusia sebagai nara sumber dan juga sebagai resolusi dari tindakan yang sudah ada dengan jalan dialetis. |
|||
==Kritik terhadap |
== Kritik terhadap materialisme == |
||
Salah satu [[kritik]] terhadap paham materialisme dikemukakan oleh aliran [[filsafat]] [[eksistensialisme]].<ref name="Driyarkara"/> Materialisme mengajarkan bahwa [[manusia]] pada akhirnya adalah ''thing'', benda, sama seperti benda-benda lainnya.<ref name="Driyarkara"/> Bukan berarti bahwa [[manusia]] sama dengan [[pohon]], [[kerbau]], atau meja, sebab manusia dipandang lebih unggul.<ref name="Driyarkara"/> Akan tetapi, secara mendasar manusia dipandang hanya sebagai materi, yakni hasil dari proses-proses unsur [[kimia]].<ref name="Driyarkara"/> [[Filsafat]] [[eksistensialisme]] memberikan kritik terhadap pandangan seperti ini.<ref name="Driyarkara"/> Cara pandang paham materialisme seperti ini mereduksi totalitas manusia.<ref name="Driyarkara"/> Manusia dilihat hanya menurut [[hukum]]-[[hukum]] [[alam]], [[kimia]], dan [[biologi]], sehingga seolah sama seperti [[hewan]], [[tumbuhan]], dan benda lain.<ref name="Driyarkara"/> Padahal manusia memiliki kompleksitas dirinya yang tak dapat diukur, misalnya saja ketika berhadapan dengan momen-momen eksistensial seperti pengambilan keputusan, kecemasan, takut, dan sebagainya.<ref name="Driyarkara"/> |
Salah satu [[kritik]] terhadap paham materialisme dikemukakan oleh aliran [[filsafat]] [[eksistensialisme]].<ref name="Driyarkara"/> Materialisme mengajarkan bahwa [[manusia]] pada akhirnya adalah ''thing'', benda, sama seperti benda-benda lainnya.<ref name="Driyarkara"/> Bukan berarti bahwa [[manusia]] sama dengan [[pohon]], [[kerbau]], atau meja, sebab manusia dipandang lebih unggul.<ref name="Driyarkara"/> Akan tetapi, secara mendasar manusia dipandang hanya sebagai materi, yakni hasil dari proses-proses unsur [[kimia]].<ref name="Driyarkara"/> [[Filsafat]] [[eksistensialisme]] memberikan kritik terhadap pandangan seperti ini.<ref name="Driyarkara"/> Cara pandang paham materialisme seperti ini mereduksi totalitas manusia.<ref name="Driyarkara"/> Manusia dilihat hanya menurut [[hukum]]-[[hukum]] [[alam]], [[kimia]], dan [[biologi]], sehingga seolah sama seperti [[hewan]], [[tumbuhan]], dan benda lain.<ref name="Driyarkara"/> Padahal manusia memiliki kompleksitas dirinya yang tak dapat diukur, misalnya saja ketika berhadapan dengan momen-momen eksistensial seperti pengambilan keputusan, kecemasan, takut, dan sebagainya.<ref name="Driyarkara"/> |
||
==Referensi== |
== Referensi == |
||
{{reflist}} |
{{reflist}} |
||
{{Authority control}} |
|||
⚫ | |||
⚫ | |||
⚫ | |||
[[rue:Матеріалізм]] |
|||
[[Kategori:Teori metafisika]] |
|||
⚫ | |||
[[af:Materialisme]] |
|||
{{Filsafat-stub}} |
|||
[[an:Materialismo]] |
|||
[[ar:مادية]] |
|||
[[arz:ماديه]] |
|||
[[az:Materializm]] |
|||
[[bat-smg:Materēlėzmos]] |
|||
[[be:Матэрыялізм]] |
|||
[[be-x-old:Матэрыяльнае]] |
|||
[[bg:Материализъм]] |
|||
[[bn:বস্তুবাদ]] |
|||
[[br:Danvezelouriezh]] |
|||
[[bs:Materijalizam]] |
|||
[[ca:Materialisme]] |
|||
[[cs:Materialismus]] |
|||
[[da:Materialisme]] |
|||
[[de:Materialismus]] |
|||
[[el:Υλισμός]] |
|||
[[en:Materialism]] |
|||
[[eo:Materialismo]] |
|||
[[es:Materialismo]] |
|||
[[et:Materialism]] |
|||
[[fa:مادهگرایی]] |
|||
[[fi:Materialismi]] |
|||
[[fr:Matérialisme]] |
|||
[[gan:唯物主義]] |
|||
[[gl:Materialismo]] |
|||
[[he:מטריאליזם]] |
|||
[[hi:भौतिकवाद]] |
|||
[[hif:Materialism]] |
|||
[[hr:Materijalizam]] |
|||
[[hu:Materializmus]] |
|||
[[is:Efnishyggja]] |
|||
[[it:Materialismo]] |
|||
[[ja:唯物論]] |
|||
[[ka:მატერიალიზმი]] |
|||
[[kaa:Materiyalizm]] |
|||
[[ko:유물론]] |
|||
[[la:Materialismus]] |
|||
[[lt:Materializmas]] |
|||
[[mk:Материјализам]] |
|||
[[ml:ഭൗതികവാദം]] |
|||
[[nl:Materialisme (filosofie)]] |
|||
[[nn:Materialisme]] |
|||
[[no:Materialisme]] |
|||
[[pl:Materializm]] |
|||
[[pnb:میٹیریلزم]] |
|||
[[pt:Materialismo]] |
|||
[[ro:Materialism]] |
|||
[[ru:Материализм]] |
|||
[[sah:Материализм]] |
|||
[[sh:Materijalizam]] |
|||
[[simple:Materialist]] |
|||
[[sk:Materializmus]] |
|||
[[sl:Materializem]] |
|||
[[sq:Materializmi]] |
|||
[[sr:Материјализам]] |
|||
[[sv:Materialism]] |
|||
[[ta:பொருள்முதல்வாதம்]] |
|||
[[th:วัตถุนิยม]] |
|||
[[tl:Materyalismo]] |
|||
[[tr:Maddecilik]] |
|||
[[uk:Матеріалізм]] |
|||
[[vi:Chủ nghĩa duy vật]] |
|||
[[war:Materyalismo]] |
|||
[[zh:唯物主义]] |
Revisi terkini sejak 4 Mei 2023 02.48
Materialisme adalah paham dalam filsafat yang menyatakan bahwa hal yang dapat dikatakan benar-benar ada adalah materi.[1] Pada dasarnya semua hal terdiri atas materi dan semua fenomena adalah hasil interaksi material.[1] Materi adalah satu-satunya substansi.[1] Sebagai teori, materialisme termasuk paham ontologi monistik.[1] Akan tetapi, materialisme berbeda dengan teori ontologis yang didasarkan pada dualisme atau pluralisme.[1] Dalam memberikan penjelasan tunggal tentang realitas, materialisme berseberangan dengan idealisme.[2]
Materialisme tidak mengakui entitas-entitas nonmaterial seperti roh, hantu, setan dan malaikat.[2] Pelaku-pelaku immaterial tidak ada.[2] Tidak ada Tuhan atau dunia adikodrati.[2] Realitas satu-satunya adalah materi dan segala sesuatu merupakan manifestasi dari aktivitas materi.[2] Materi dan aktivitasnya bersifat abadi.[2] Tidak ada penggerak pertama atau sebab pertama.[2] Tidak ada kehidupan, tidak ada pikiran yang kekal.[2] Semua gejala berubah, akhirnya melampaui eksistensi, yang kembali lagi ke dasar material primordial, abadi, dalam okeee suatu peralihan wujud yang abadi dari materi.[2]
Definisi materialisme
[sunting | sunting sumber]Kata "materialisme" terdiri dari kata "materi" dan "isme".[1] "Materi" dapat dipahami sebagai "bahan; benda; segala sesuatu yang tampak".[3] "Materialisme" adalah pandangan hidup yang mencari dasar segala sesuatu yang termasuk kehidupan manusia di dalam alam kebendaan semata, dengan mengesampingkan segala sesuatu yang mengatasi alam indra.[3] Sementara itu, orang-orang yang hidupnya berorientasi kepada materi disebut sebagai "materialis".[3] Orang-orang ini adalah para pengusung paham (ajaran) materialisme atau juga orang yang mementingkan kebendaan semata (harta,uang,dsb).[3]
Tokoh dan karya tentang materialisme
[sunting | sunting sumber]Filsuf yang pertama kali memperkenalkan paham ini adalah Epikuros.[4] Ia merupakan salah satu filsuf terkemuka pada masa filsafat kuno.[4] Selain Epikuros, filsuf lain yang juga turut mengembangakan aliran filsafat ini adalah Demokritos dan Lucretius Carus.[4] Pendapat mereka tentang materialisme, dapat kita samakan dengan materialisme yang berkembang di Prancis pada masa pencerahan.[4] Dua karangan karya La Mettrie yang cukup terkenal mewakili paham ini adalah L'homme machine (manusia mesin) dan L'homme plante (manusia tumbuhan).[4]
Dalam waktu yang sama, di tempat lain muncul seorang Baron d'Holbach yang mengemukakan suatu materialisme ateisme.[4] Materialisme ateisme serupa dalam bentuk dan substansinya, yang tidak mengakui adanya Tuhan secara mutlak.[2] Jiwa sebetulnya sama dengan fungsi-fungsi otak.[4] Pada Abad 19, muncul filsuf-filsuf materialisme asal Jerman seperti Feuerbach, Moleschott, Buchner, dan Haeckel.[4][5] Merekalah yang kemudian meneruskan keberadaan materialisme.[4]
Ciri-ciri paham materialisme
[sunting | sunting sumber]Setidaknya ada 5 dasar ideologi yang dijadikan dasar keyakinan paham ini:[2]
- Segala yang ada (wujud) berasal dari satu sumber yaitu materi (ma’dah).[2]
- Tidak meyakini adanya alam ghaib.[2]
- Menjadikan pancaindra sebagai satu-satunya alat mencapai ilmu.[2]
- Memposisikan ilmu sebagai pengganti agama dalam peletakan hukum.[2]
- Menjadikan kecondongan dan tabiat manusia sebagai akhlak.[2]
- adalah sebuah paham garis pemikiran, dimana manusia sebagai nara sumber dan juga sebagai resolusi dari tindakan yang sudah ada dengan jalan dialetis.
Kritik terhadap materialisme
[sunting | sunting sumber]Salah satu kritik terhadap paham materialisme dikemukakan oleh aliran filsafat eksistensialisme.[2] Materialisme mengajarkan bahwa manusia pada akhirnya adalah thing, benda, sama seperti benda-benda lainnya.[2] Bukan berarti bahwa manusia sama dengan pohon, kerbau, atau meja, sebab manusia dipandang lebih unggul.[2] Akan tetapi, secara mendasar manusia dipandang hanya sebagai materi, yakni hasil dari proses-proses unsur kimia.[2] Filsafat eksistensialisme memberikan kritik terhadap pandangan seperti ini.[2] Cara pandang paham materialisme seperti ini mereduksi totalitas manusia.[2] Manusia dilihat hanya menurut hukum-hukum alam, kimia, dan biologi, sehingga seolah sama seperti hewan, tumbuhan, dan benda lain.[2] Padahal manusia memiliki kompleksitas dirinya yang tak dapat diukur, misalnya saja ketika berhadapan dengan momen-momen eksistensial seperti pengambilan keputusan, kecemasan, takut, dan sebagainya.[2]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b c d e f Lorens ko . . 2000. Kamus Filsafat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Hlm. 593-600
- ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x N. Drijarkara. 1966. Pertjikan Filsafat. Jakarta: PT Pembangunan Djakarta. Hal. 57-59.
- ^ a b c d Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2000. Jakarta: Balai Pustaka. Hlm. 946.
- ^ a b c d e f g h i P. A. van der Weij. 1988. Filsuf-filsuf Besar Tentang Manusia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Hal 108-110.
- ^ Bryan Magee. 2008. The Story of Philosophy. Yogyakarta: Kanisius. Hlm. 135-136.