Lompat ke isi

Bisnis Indonesia: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Akuindo (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(69 revisi perantara oleh 36 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{naratif}}
{{naratif}}
{{Infobox newspaper
| name = Bisnis Indonesia
| logo = Bisnis Indonesia logo.svg
| image =
| caption =
| motto = Navigasi Bisnis Tepercaya
| type = [[Surat kabar]] harian
| owners = [[Bisnis Indonesia Group]]
| founder = [[Sukamdani Sahid Gitosardjono]]<br />[[Ciputra|Ir. Ciputra]]<br />[[Anthony Salim]]<br />[[Eric Samola|Eric F.H. Samola]]
| publisher = PT Jurnalindo Aksara Grafika
| firstdate = {{start date and age|1985|12|14}}
| country = [[Indonesia]]
| based =
| political =
| foundation = 14 Desember 1985
| language = [[Bahasa Indonesia|Indonesia]]
| headquarters = Wisma Bisnis Indonesia<br />Jalan K.H. Mas Mansyur Kav. 12A<br />[[Karet Tengsin, Tanah Abang, Jakarta Pusat|Karet Tengsin]], [[Tanah Abang]]<br />[[Jakarta Pusat]]
| circulation =
| sister newspapers = [[Solo Pos]]<br />[[Harian Jogja]]<br />[[Indonesia Shang Bao]]<br />[[Monitor Depok]]
| sister channel = Bisnis Indonesia Group of Media (BIG Media)
| ISSN =
| oclc =
| website = [http://www.bisnis.com www.bisnis.com]
| free =
| dirinteractive =
}}
'''Bisnis Indonesia''' adalah [[Surat kabar daring|surat kabar]] harian dengan segmentasi pemberitaan [[bisnis]] dan [[ekonomi]] [[bahasa Indonesia|berbahasa Indonesia]] yang diterbitkan di [[Jakarta]], [[Indonesia]], sejak [[14 Desember]] [[1985]].
''Bisnis Indonesia'' diterbitkan oleh PT Jurnalindo Aksara Grafika (PT JAG) yang merupakan kongsi bisnis empat pengusaha [[Sukamdani Sahid Gitosardjono]] ([[Sahid Group]]), [[Ciputra|Ir. Ciputra]] ([[Ciputra Group]]), [[Anthony Salim]] ([[Salim Group]]), dan [[Eric Samola|Eric F.H. Samola]]. Pemimpin Redaksi saat ini adalah Maria Yuliana Benyamin yang menggantikan Hery Trianto. Sejumlah nama yang pernah jadi pemimpin redaksi antara lain Arief Budisusilo dan Ahmad Djauhar. Posisi Wakil Pemred saat ini dipegang Fahmi Achmad dan Rahayuningsih.


Awalnya, koran ''Bisnis Indonesia'' berkantor di bekas bengkel reparasi mesin jahit Singer di Jalan Kramat 5 Nomor 8 [[Kenari, Senen, Jakarta Pusat|Kenari]], [[Senen, Jakarta Pusat|Senen]], [[Jakarta Pusat]]. Bisnis Indonesia meroket berkat ''booming'' yang melanda lantai [[Bursa Efek Jakarta]] pada tahun 1987 dan akibat maraknya industri perbankan sebagai hasil penerapan kebijakan Paket Oktober (Pakto) 1988.
'[[Berkas:Logo_cetak.gif|thumb|Logo Bisnis Indonesia.]]
'''Bisnis Indonesia''' ([http://www.bisnis.com www.bisnis.com]) adalah suratkabar harian ([http://epaper.bisnis.com epaper.bisnis.com]) dengan segmentasi pemberitaan [[bisnis]] dan [[ekonomi]] [[bahasa Indonesia|berbahasa Indonesia]] yang diterbitkan di [[Jakarta]], [[Indonesia]], sejak [[14 Desember]] [[1985]].
''Bisnis Indonesia'' diterbitkan oleh PT Jurnalindo Aksara Grafika (PT JAG) yang merupakan kongsi bisnis empat pengusaha [[Sukamdani Sahid Gitosardjono]] ([[Sahid Group]]), [[Ciputra]] ([[Ciputra Group]]), [[Anthony Salim]] ([[Salim Group]]), dan Eric Samola. Pemimpin Redaksi saat ini adalah [[Arief Budisusilo]] yang menggantikan Ahmad Djauhar sejak 2009, dengan Wakil Pemred [[Y. Bayu Widagdo]], yang menggantikan Linda Tangdialla sejak 2012. Setelah tidak bertugas sebagai Pemred, Ahmad Djauhar menjabat sebagai Wakil Pemimpin Umum dengan tetap sebagai Direktur Pemberitaan Bisnis Indonesia, sedangkan Linda Tangdialla kini memimpin portal berita ([http://www.kabar24.com Kabar24.com]) selaku pemimpin redaksi. Kabar24.com merupakan unit baru dalam kelompok media Bisnis Indonesia.


Pertumbuhan yang baik tersebut membuat ''Bisnis Indonesia'' mampu membangun gedung sendiri dan kantor pun pindah ke Wisma Bisnis Indonesia (WBI) di [[Jalan Letnan Jenderal S Parman (Jakarta)|Jalan Letjen Siswondo Parman]] Kavling. 12A [[Slipi, Palmerah, Jakarta Barat|Slipi]], [[Palmerah, Jakarta Barat|Palmerah]], [[Jakarta Barat]], pada bulan [[Desember]] [[1990]]. Namun kemacetan luar biasa di lokasi tersebut dan perhitungan bisnis pada masa depan membuat Bisnis Indonesia kembali pindah ke wilayah Segitiga Emas [[Sudirman, Jakarta|Sudirman]].
Awalnya, koran Bisnis Indonesia berkantor di bekas bengkel reparasi mesin jahit Singer di Jalan Kramat V/8, Jakarta Pusat. Koran yang fokus pada berita bisnis, ekonomi, dan umum ini meroket berkat ''booming'' yang melanda lantai [[Bursa Efek Jakarta]] pada tahun 1987 dan akibat maraknya industri perbankan sebagai hasil penerapan kebijakan Paket Oktober (Pakto) 1988.


Sejak tanggal 1 Januari 2005 kegiatan operasional ''Bisnis Indonesia'' berpusat di Lantai 5-8 Wisma Bisnis Indonesia (WBI) di Jalan Kiai Haji Mas Mansyur Nomor 12A, [[Karet Tengsin, Tanah Abang, Jakarta Pusat|Karet Tengsin]], [[Tanah Abang, Jakarta Pusat|Tanah Abang]], [[Jakarta Pusat]]. Saat ini, ''Bisnis Indonesia'' memiliki kantor perwakilan di sejumlah kota di Indonesia yakni di [[Medan]], [[Pekanbaru]], [[Palembang]], [[Bandung]], [[Semarang]], [[Solo]], [[Surabaya]], [[Denpasar]], [[Balikpapan]] dan [[Makassar]].
Pertumbuhan yang baik tersebut membuat koran ini mampu membangun gedung sendiri dan kantor pun pindah ke Wisma Bisnis Indonesia (WBI) di Jalan Letjen S. Parman Kav. 12A Slipi, [[Jakarta Barat]], pada akhir [[1990]]. Namun kemacetan luar biasa di lokasi tersebut dan perhitungan bisnis pada masa depan membuat koran ini kembali pindah ke wilayah Segitiga Emas [[Sudirman, Jakarta|Sudirman]].

Mulai 1 Januari 2005 kegiatan operasional ''Bisnis Indonesia'' berpusat di Wisma Bisnis Indonesia (WBI) lantai 5-8, Jalan KH Mas Mansyur No. 12A, Karet Tengsin, Jakarta Pusat. Saat ini, ''Bisnis Indonesia'' memiliki kantor perwakilan di sejumlah kota di Indonesia yakni di Medan, Pekanbaru, Batam, Bandung, Semarang, Surabaya, Denpasar, Balikpapan, dan Makassar.


Sebagai lembaga pemberitaan, ''Bisnis Indonesia'' juga menjadi pemasok tetap beberapa lembaga pemberitaan internasional seperti ''[[NewsNet Asia]]'' (yang menerjemahkan berita ''Bisnis'' ke dalam bahasa Jepang, ''[[Factiva]]'' (usaha patungan ''[[Dow Jones]]'' dan ''[[Reuters]]''), dan ''[[ISI Emerging Markets]]'' (dari kelompok usaha Euromoney Institutional Investor Group Co.), ''[[Xinhua]]'' (kantor berita China), dan ''[[Bloomberg]]'' (kantor berita berbasis di New York, AS).
Sebagai lembaga pemberitaan, ''Bisnis Indonesia'' juga menjadi pemasok tetap beberapa lembaga pemberitaan internasional seperti ''[[NewsNet Asia]]'' (yang menerjemahkan berita ''Bisnis'' ke dalam bahasa Jepang, ''[[Factiva]]'' (usaha patungan ''[[Dow Jones]]'' dan ''[[Reuters]]''), dan ''[[ISI Emerging Markets]]'' (dari kelompok usaha Euromoney Institutional Investor Group Co.), ''[[Xinhua]]'' (kantor berita China), dan ''[[Bloomberg]]'' (kantor berita berbasis di New York, AS).



== Anak penerbitan ==
== Anak penerbitan ==
Pada 1992, koran ini melahirkan majalah berita ekonomi (MBE) berbahasa Inggris, ''Indonesia Business Weekly'' (IBW) yang kemudian ditutup.
Pada tahun 1992, ''Bisnis Indonesia'' mendirikan majalah berita ekonomi berbahasa Inggris, ''Indonesia Business Weekly'' yang kemudian ditutup.


Pada 19 September 1997, di bawah payung PT Aksara Solopos, lahir Harian Umum ''[[Solopos]]'' yang hanya dalam tempo satu tahun bisa mencapai [[titik impas]]. Pada ulang tahunnya yang kedelapan, Solopos yang berkantor di Griya Solopos, Jl. Adisucipto 190 Solo 57145, itu sudah menjadi kelompok usaha tersendiri dengan membawahi unit usaha percetakan koran PT Solo Grafika Utama, Radio ''Solopos FM'', dan Tabloid Olah Raga ''Arena''.
Pada tanggal 19 September 1997, di bawah payung PT Aksara Solo Pos, lahir Harian Umum ''[[Solo Pos]]'' yang hanya dalam tempo satu tahun bisa mencapai [[titik impas]]. Pada ulang tahunnya yang ke-8, Solo Pos yang berkantor di Griya Solo Pos, Jalan Adisucipto Nomor. 190 dari [[Karangasem, Laweyan, Surakarta|kelurahan Karangasem]], [[Laweyan, Surakarta|kecamatan Laweyan]], [[kota Solo]], [[provinsi Jawa Tengah]], itu sudah menjadi kelompok usaha tersendiri dengan membawahi unit usaha percetakan koran PT Solo Grafika Utama, Radio Solo Pos 103.00 FM dan Tabloid Olah Raga Arena.


Tiga tahun berikutnya, tepatnya pada 17 April 2000, melalui PT Aksara Warta Mandarin, lahir harian berbahasa Mandarin ''[[Indonesia Shang Bao]]''. Namun, karena satu dan lain hal, terutama masalah teknis, dua tahun kemudian sebagian besar kepemilikan saham ini beralih ke mitra usaha [[Sjamsul Nursalim]] dari kelompok Gajah Tunggal.
Tiga tahun berikutnya, tepatnya pada tanggal 17 April 2000, melalui PT Aksara Warta Mandarin, lahir harian berbahasa Mandarin ''[[Indonesia Shang Bao]]''. Namun, dua tahun kemudian sebagian besar kepemilikan saham beralih ke mitra usaha [[Sjamsul Nursalim]] dari kelompok Gajah Tunggal.


Pada tanggal 20 Mei 2009, ''Bisnis Indonesia'' meluncurkan lagi koran baru ''[[Harian Jogja]]'' yang tampil dengan format, corak, maupun pendekatan yang sama sekali baru, untuk melayani kebutuhan informasi warga di wilayah daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya. Ciri pokok yang melandasi Harian Jogja, yang oleh warga DIY lebih dikenal sebagai ''Harjo'' itu adalah pada perwajahan yang segar dan ceria serta modern. Sedangkan dari sisi konten juga lebih menonjolkan ciri jurnalisme partisipatif konstruktif, bukan sekadar memberitakan content, melainkan dengan context.
Tak lama berselang, ''Bisnis Indonesia'' kembali melahirkan koran komunitas ''[[Monitor Depok]]'' yang kini menjadi kebanggaan warga Depok dan sekitarnya, Tabloid ''[[Tren Digital]]'' yang mengupas seluk-beluk peranti digital, dengan penonjolan topik bahasan telepon seluler, serta Tabloid ''[[Bisnis Uang]]'' yang merupakan panduan bagi individu maupun keluarga dalam perencanaan keuangan.

Pada 20 Mei 2009, ''Bisnis Indonesia'' meluncurkan lagi koran baru ''[[Harian Jogja]]'' yang tampil dengan format, corak, maupun pendekatan yang sama sekali baru, untuk melayani kebutuhan informasi warga di wilayah daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya. Ciri pokok yang melandasi koran baru, oleh warga DIY lebih dikenal sebagai ''Harjo'' itu adalah pada perwajahan yang segar dan ceria serta modern. Sedangkan dari sisi konten juga lebih menonjolkan ciri jurnalisme partisipatif konstruktif, bukan sekadar memberitakan content, melainkan dengan context.
Dengan demikian, warga Jogja, yang dalam waktu relatif singkat cukup mengenalnya itu, memperoleh wawasan baru, pemahaman baru atas sebuah informasi publik yang sedang terjadi.
Dengan demikian, warga Jogja, yang dalam waktu relatif singkat cukup mengenalnya itu, memperoleh wawasan baru, pemahaman baru atas sebuah informasi publik yang sedang terjadi.
Warga DIY dan sekitarnya memberi nama panggilan akrab ''Pakdhe Harjo'', tapi ada pula yang memanggil ''Mbah Harjo'', ''Kang Harjo'', dan banyak lagi atribusi yang pada intinya menyatakan keakraban mereka kepada koran bersemboyan: ''Berbudaya. Membangun Kemandirian'' itu.
Warga DIY dan sekitarnya memberi nama panggilan akrab ''Pakdhe Harjo'', tetapi ada pula yang memanggil ''Mbah Harjo'', ''Kang Harjo'', dan banyak lagi atribusi yang pada intinya menyatakan keakraban mereka kepada koran bersemboyan: ''Berbudaya. Membangun Kemandirian'' itu.


== Perubahan tampilan ==
== Perubahan tampilan ==
Sejak 14 Agustus 2002, ada yang berubah dari penampilan harian ini. Jumlah halaman diperbanyak, diterbitkan menjadi tiga bagian/seksi.
Sejak 14 Agustus 2002, ada yang berubah dari penampilan ''Bisnis Indonesia''. Jumlah halaman diperbanyak, diterbitkan menjadi tiga bagian/seksi.


Seksi pertama berisi masalah makro ekonomi, perdagangan, jasa, dan bisnis menengah-kecil. Seksi kedua mengulas seputar pergerakan pasar modal, bisnis keuangan, dan perdagangan komoditas. Sementara bagian ketiga membahas perkembangan bisnis teknologi informasi, manufaktur, agribisnis, dan berbagai informasi bisnis dari sektor riil.
Seksi pertama berisi masalah makro ekonomi, perdagangan, jasa, dan bisnis menengah-kecil. Seksi kedua mengulas seputar pergerakan pasar modal, bisnis keuangan, dan perdagangan komoditas. Sementara bagian ketiga membahas perkembangan bisnis teknologi informasi, manufaktur, agribisnis, dan berbagai informasi bisnis dari sektor riil.


Tampilan ini kembali berubah pada 1 Agustus 2005. Selain format koran makin compact, dicantumkan pula nama reporter penulis berita beserta alamat ''email'' si penulis berita. Pencantuman identitas secara lebih gamblang ini menandai semangat keterbukaan di kalangan pelaku pers di negeri ini. Bahkan, pencatuman ''e-mail'' ini merupakan yang pertama di Indonesia. Terobosan ini menyebabkan interaksi antara penulis berita dan pembaca semakin meningkat.
Tampilan ini kembali berubah pada 1 Agustus 2005. Selain format koran makin ''compact'', dicantumkan pula nama reporter penulis berita beserta alamat ''email'' si penulis berita. Pencantuman identitas secara lebih gamblang ini menandai semangat keterbukaan di kalangan pelaku pers di negeri ini. Bahkan, pencatuman alamat surat elektronik ini merupakan yang pertama di Indonesia. Terobosan ini menyebabkan interaksi antara penulis berita dan pembaca semakin meningkat.

Pada 14 Desember 2013, ''Bisnis Indonesia'' kembali berubah tampilan, kali ini sekaligus berubah logo dan ''tagline''. Jika semula tagline Bisnis Indonesia adalah "Referensi Bisnis Tepercaya", sejak 14 Desember 2013 berubah menjadi "Navigasi Bisnis Tepercaya".


== Profil pembaca ''Bisnis Indonesia'' ==
== Profil pembaca ''Bisnis Indonesia'' ==
* 92,4% Pelanggan
* 92.4% Customers
* 78,7% Berjenis kelamin pria
* 78,7% Berjenis kelamin pria
* 79,4% Dalam usia produktif (25-44 tahun)
* 79,4% Dalam usia produktif (25-44 tahun)
* 67,5% Berpendidikan tinggi (54% berpendidikan Sarjana dan 13,5% Pasca Sarjana)
* 67,5% Berpendidikan tinggi (54% berpendidikan Sarjana dan 13,5% Pasca Sarjana)
* 51,9% Kalangan pengambil keputusan
* 51,9% Kalangan pengambil keputusan
* 78,0% Bekerja di perusahaan swasta dan ritel
* 78,0% Bekerja di perusahaan swasta dan ritel<ref>Nielsen Media Research</ref>
''Sumber:'' Nielsen Media Research.


== Edisi elektronik ==
== Referensi ==
{{reflist}}
''Bisnis Indonesia'' juga dapat diakses secara ''online'' di [[www.bisnis.com]] dengan layanan format digital edisi cetak, ''breaking news'' serta analisis mendalam dan data bisnis. Selain itu, bagi pembaca setia ''Bisnis'' yang sedang menempuh perjalanan ke berbagai kota besar seluruh dunia, harian ini juga dapat diperoleh di Satellite Newspaper Kiosk yang dapat dijumpai di bandara maupun hotel-hotel ternama, serta dapat berlangganan koran dalam format e-paper.

Situs [[www.bisnis.com]] diluncurkan pertama kali pada September 1996 dengan hanya menyajikan format digital dari cetak Harian ''Bisnis Indonesia''. Kala itu, layanan tersebut semata-mata untuk melayani para pelanggan ''Bisnis'' yang berada di luar jangkauan edisi cetak, termasuk mereka yang berada di seluruh planet Bumi ini. Selain itu, situs tersebut juga disertai beberapa fitur yang tidak ditemukan dalam edisi cetak, misalnya pusat akses data yang ketika itu diberi nama Pusat Informasi Bisnis Indonesia (PIBI) yang kemudian berubah menjadi Pusat Data dan Analisis Bisnis (PDAB) dan kini bernama Bisnis Indonesia Intelligent Unit atau BIIU.
Seiring dengan kian berkembangnya lingkup pekerjaan Divisi PDAB, maka dibentuklah subinduk Bisnis Indonesia Intelligence Unit (BIIU) yang selain memayungi PDAB juga membawahi unit riset dan Pustaka Bisnis Indonesia.


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
* {{id}} [http://www.bisnis.com Situs resmi]
* {{official|https://www.bisnis.com}}


[[Kategori:Bisnis Indonesia Group]]
[[Kategori:Surat kabar nasional Indonesia]]
[[Kategori:Surat kabar nasional Indonesia]]

[[en:Bisnis Indonesia]]
[[ms:Bisnis Indonesia]]

Revisi terkini sejak 31 Mei 2023 04.20

Bisnis Indonesia
Navigasi Bisnis Tepercaya
TipeSurat kabar harian
PemilikBisnis Indonesia Group
PendiriSukamdani Sahid Gitosardjono
Ir. Ciputra
Anthony Salim
Eric F.H. Samola
PenerbitPT Jurnalindo Aksara Grafika
Didirikan14 Desember 1985
BahasaIndonesia
PusatWisma Bisnis Indonesia
Jalan K.H. Mas Mansyur Kav. 12A
Karet Tengsin, Tanah Abang
Jakarta Pusat
Surat kabar saudariSolo Pos
Harian Jogja
Indonesia Shang Bao
Monitor Depok
Situs webwww.bisnis.com

Bisnis Indonesia adalah surat kabar harian dengan segmentasi pemberitaan bisnis dan ekonomi berbahasa Indonesia yang diterbitkan di Jakarta, Indonesia, sejak 14 Desember 1985. Bisnis Indonesia diterbitkan oleh PT Jurnalindo Aksara Grafika (PT JAG) yang merupakan kongsi bisnis empat pengusaha Sukamdani Sahid Gitosardjono (Sahid Group), Ir. Ciputra (Ciputra Group), Anthony Salim (Salim Group), dan Eric F.H. Samola. Pemimpin Redaksi saat ini adalah Maria Yuliana Benyamin yang menggantikan Hery Trianto. Sejumlah nama yang pernah jadi pemimpin redaksi antara lain Arief Budisusilo dan Ahmad Djauhar. Posisi Wakil Pemred saat ini dipegang Fahmi Achmad dan Rahayuningsih.

Awalnya, koran Bisnis Indonesia berkantor di bekas bengkel reparasi mesin jahit Singer di Jalan Kramat 5 Nomor 8 Kenari, Senen, Jakarta Pusat. Bisnis Indonesia meroket berkat booming yang melanda lantai Bursa Efek Jakarta pada tahun 1987 dan akibat maraknya industri perbankan sebagai hasil penerapan kebijakan Paket Oktober (Pakto) 1988.

Pertumbuhan yang baik tersebut membuat Bisnis Indonesia mampu membangun gedung sendiri dan kantor pun pindah ke Wisma Bisnis Indonesia (WBI) di Jalan Letjen Siswondo Parman Kavling. 12A Slipi, Palmerah, Jakarta Barat, pada bulan Desember 1990. Namun kemacetan luar biasa di lokasi tersebut dan perhitungan bisnis pada masa depan membuat Bisnis Indonesia kembali pindah ke wilayah Segitiga Emas Sudirman.

Sejak tanggal 1 Januari 2005 kegiatan operasional Bisnis Indonesia berpusat di Lantai 5-8 Wisma Bisnis Indonesia (WBI) di Jalan Kiai Haji Mas Mansyur Nomor 12A, Karet Tengsin, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Saat ini, Bisnis Indonesia memiliki kantor perwakilan di sejumlah kota di Indonesia yakni di Medan, Pekanbaru, Palembang, Bandung, Semarang, Solo, Surabaya, Denpasar, Balikpapan dan Makassar.

Sebagai lembaga pemberitaan, Bisnis Indonesia juga menjadi pemasok tetap beberapa lembaga pemberitaan internasional seperti NewsNet Asia (yang menerjemahkan berita Bisnis ke dalam bahasa Jepang, Factiva (usaha patungan Dow Jones dan Reuters), dan ISI Emerging Markets (dari kelompok usaha Euromoney Institutional Investor Group Co.), Xinhua (kantor berita China), dan Bloomberg (kantor berita berbasis di New York, AS).

Anak penerbitan

[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 1992, Bisnis Indonesia mendirikan majalah berita ekonomi berbahasa Inggris, Indonesia Business Weekly yang kemudian ditutup.

Pada tanggal 19 September 1997, di bawah payung PT Aksara Solo Pos, lahir Harian Umum Solo Pos yang hanya dalam tempo satu tahun bisa mencapai titik impas. Pada ulang tahunnya yang ke-8, Solo Pos yang berkantor di Griya Solo Pos, Jalan Adisucipto Nomor. 190 dari kelurahan Karangasem, kecamatan Laweyan, kota Solo, provinsi Jawa Tengah, itu sudah menjadi kelompok usaha tersendiri dengan membawahi unit usaha percetakan koran PT Solo Grafika Utama, Radio Solo Pos 103.00 FM dan Tabloid Olah Raga Arena.

Tiga tahun berikutnya, tepatnya pada tanggal 17 April 2000, melalui PT Aksara Warta Mandarin, lahir harian berbahasa Mandarin Indonesia Shang Bao. Namun, dua tahun kemudian sebagian besar kepemilikan saham beralih ke mitra usaha Sjamsul Nursalim dari kelompok Gajah Tunggal.

Pada tanggal 20 Mei 2009, Bisnis Indonesia meluncurkan lagi koran baru Harian Jogja yang tampil dengan format, corak, maupun pendekatan yang sama sekali baru, untuk melayani kebutuhan informasi warga di wilayah daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya. Ciri pokok yang melandasi Harian Jogja, yang oleh warga DIY lebih dikenal sebagai Harjo itu adalah pada perwajahan yang segar dan ceria serta modern. Sedangkan dari sisi konten juga lebih menonjolkan ciri jurnalisme partisipatif konstruktif, bukan sekadar memberitakan content, melainkan dengan context. Dengan demikian, warga Jogja, yang dalam waktu relatif singkat cukup mengenalnya itu, memperoleh wawasan baru, pemahaman baru atas sebuah informasi publik yang sedang terjadi. Warga DIY dan sekitarnya memberi nama panggilan akrab Pakdhe Harjo, tetapi ada pula yang memanggil Mbah Harjo, Kang Harjo, dan banyak lagi atribusi yang pada intinya menyatakan keakraban mereka kepada koran bersemboyan: Berbudaya. Membangun Kemandirian itu.

Perubahan tampilan

[sunting | sunting sumber]

Sejak 14 Agustus 2002, ada yang berubah dari penampilan Bisnis Indonesia. Jumlah halaman diperbanyak, diterbitkan menjadi tiga bagian/seksi.

Seksi pertama berisi masalah makro ekonomi, perdagangan, jasa, dan bisnis menengah-kecil. Seksi kedua mengulas seputar pergerakan pasar modal, bisnis keuangan, dan perdagangan komoditas. Sementara bagian ketiga membahas perkembangan bisnis teknologi informasi, manufaktur, agribisnis, dan berbagai informasi bisnis dari sektor riil.

Tampilan ini kembali berubah pada 1 Agustus 2005. Selain format koran makin compact, dicantumkan pula nama reporter penulis berita beserta alamat email si penulis berita. Pencantuman identitas secara lebih gamblang ini menandai semangat keterbukaan di kalangan pelaku pers di negeri ini. Bahkan, pencatuman alamat surat elektronik ini merupakan yang pertama di Indonesia. Terobosan ini menyebabkan interaksi antara penulis berita dan pembaca semakin meningkat.

Pada 14 Desember 2013, Bisnis Indonesia kembali berubah tampilan, kali ini sekaligus berubah logo dan tagline. Jika semula tagline Bisnis Indonesia adalah "Referensi Bisnis Tepercaya", sejak 14 Desember 2013 berubah menjadi "Navigasi Bisnis Tepercaya".

Profil pembaca Bisnis Indonesia

[sunting | sunting sumber]
  • 92.4% Customers
  • 78,7% Berjenis kelamin pria
  • 79,4% Dalam usia produktif (25-44 tahun)
  • 67,5% Berpendidikan tinggi (54% berpendidikan Sarjana dan 13,5% Pasca Sarjana)
  • 51,9% Kalangan pengambil keputusan
  • 78,0% Bekerja di perusahaan swasta dan ritel[1]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Nielsen Media Research

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]