Teungku: Perbedaan antara revisi
k menghapus Kategori:Suku Aceh; menambahkan Kategori:Gelar suku Aceh menggunakan HotCat |
Rahmatdenas (bicara | kontrib) |
||
(9 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
'''Teungku''' ( |
'''Teungku''' (Tgk.) secara umum merupakan gelar sapaan bagi laki-laki dewasa di [[Aceh]]. Setiap laki-laki dewasa dari [[suku Aceh]] dapat disapa dengan sapaan teungku, seperti ditegaskan dalam [[hadih maja]] "''Aceh teungku, Meulayu abang, [[Cina]] toke, kaphe tuan''". [[Pepatah]] tersebut dalam [[Bahasa Indonesia]] dapat ditafsirkan bahwa orang Aceh bergelar teungku, orang [[Melayu]] bergelar abang, orang [[Cina]] bergelar tauke, dan orang [[Eropa]] bergelar tuan. |
||
Meskipun demikian, secara khusus teungku juga merupakan gelar kepakaran dalam keagamaan di Aceh misalnya; [[Teungku Chik |
Meskipun demikian, secara khusus teungku juga merupakan gelar kepakaran dalam keagamaan di Aceh misalnya; [[Teungku Chik di Tiro]] dan [[Teungku Hasan Krueng Kale]]e . Gelar kepakaran teungku juga dapat disandang oleh wanita misalnya [[Teungku Fakinah|Teungku Nyak Fakinah]]. Sebagai pembedaan gender pemakai, gelar teungku bagi wanita sering dilengkapi dengan sebutan ''teungku nyak''. |
||
Selain itu, gelar teungku juga digunakan pada wanita yang menandakan statusnya sebagai anak perempuan sultan. Sedangkan untuk anak laki-laki raja digelar tuwanku (Twk.). |
|||
Tengku jika digunakan oleh wanita itu menandakan statusnya sebagai anak perempuan raja. Sedangkan untuk anak laki-laki raja digelar Tuanku. Sedangkan Tengku bila laki-laki maka menandakan seorang guru ngaji atau kyai. Hal ini disebabkan ketika Aceh mengundang guru-guru ngaji atau kyai dari Padang, dimana di Padang disebut Angku Guru, namun lidah rakyat Aceh merubahnya menjadi Tengku {{fact}}. Di kemudian hari, sebutan Tengku lebih dikenal sebagai sebutan untuk Kyai atau Guru Ngaji. Sedangkan gelar Tengku untuk putri raja tidak terlalu diketahui oleh rakyat Aceh karena para putri raja ini sangat dijaga di dalam istana. Jika putri Raja menjadi Ratu maka berubah nama menjadi Sultana. Hal ini juga menyebabkan banyak buku sejarah yang salah mengartikan gelar Tengku. Bahkan seringkali terdapat kesalahan dalam pengejaan Teuku menjadi Tengku. |
|||
== Lihat pula == |
== Lihat pula == |
||
* [[ |
* [[Tuanku]] |
||
[[Kategori:Gelar suku Aceh]] |
[[Kategori:Gelar suku Aceh]] |
||
[[Kategori:Budaya Indonesia]] |
[[Kategori:Budaya Indonesia]] |
||
[[Kategori:Gelar bangsawan Aceh]] |
Revisi terkini sejak 6 Juli 2023 12.15
Teungku (Tgk.) secara umum merupakan gelar sapaan bagi laki-laki dewasa di Aceh. Setiap laki-laki dewasa dari suku Aceh dapat disapa dengan sapaan teungku, seperti ditegaskan dalam hadih maja "Aceh teungku, Meulayu abang, Cina toke, kaphe tuan". Pepatah tersebut dalam Bahasa Indonesia dapat ditafsirkan bahwa orang Aceh bergelar teungku, orang Melayu bergelar abang, orang Cina bergelar tauke, dan orang Eropa bergelar tuan.
Meskipun demikian, secara khusus teungku juga merupakan gelar kepakaran dalam keagamaan di Aceh misalnya; Teungku Chik di Tiro dan Teungku Hasan Krueng Kalee . Gelar kepakaran teungku juga dapat disandang oleh wanita misalnya Teungku Nyak Fakinah. Sebagai pembedaan gender pemakai, gelar teungku bagi wanita sering dilengkapi dengan sebutan teungku nyak.
Selain itu, gelar teungku juga digunakan pada wanita yang menandakan statusnya sebagai anak perempuan sultan. Sedangkan untuk anak laki-laki raja digelar tuwanku (Twk.).