Silih: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: BP2014 |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(15 revisi perantara oleh 10 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
''' |
'''Silih''' dalam [[Kamus Besar Bahasa Indonesia]] mempunyai arti saling, ganti, tukar.<ref name="KBBI">{{cite web|url=http://kbbi.web.id/silih |title=Silih |accessdate=31 Maret 2014 |publisher=Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) |
||
Kamus versi online/daring}}</ref> |
Kamus versi online/daring}}</ref> <!--paragraf pembuka perlu ditambahkan--> |
||
== |
== Pengunaan == |
||
Kata silih dalam masyarakat Sunda digunakan dalam pemikiran tradisional mereka, yakni: |
|||
* Silih asah: saling menajamkan pikiran; saling mengingatkan.<ref name="KBBI"/> |
|||
⚫ | |||
* Silih asuh: saling mengasuh; saling membimbing.<ref name="KBBI"/> |
|||
== Makna filosofis == |
|||
*Silih Asah |
|||
Ketiga macam ''Silih'' di atas, digunakan sebagai filsafat hidup yang dianut mayoritas [[Suku Sunda|masyarakat Sunda]]. [[Filosofi]] ini mengajarkan manusia untuk saling mengasuh dengan landasan saling mengasihi dan saling berbagi pengetahuan dan pengalaman.<ref name=jabar>{{cite web |url=http://jabarprov.go.id/index.php/potensi_daerah/detail/20/4 |title=Seni dan Budaya Jawa Barat |work=jabarprov.go.id |accessdate=1 April 2014 |archive-date=2014-04-07 |archive-url=https://web.archive.org/web/20140407074022/http://jabarprov.go.id/index.php/potensi_daerah/detail/20/4 |dead-url=yes }}</ref> Sejatinya, inilah suatu konsep kehidupan demokratis yang berakar pada kesadaran dan keluhuran akal budi, yang akar filsafatnya menusuk jauh ke dalam bumi dalam pengertian harafiah. Berbeda dengan peradaban masyarakat lain di [[Nusantara]], peradaban masyarakat yang menghuni wilayah [[barat daya]] [[kepulauan Sunda Besar]] yang berpenduduk asli dan berbahasa [[Sunda]] sangat dipengaruhi oleh alam yang subur dan alami.{{fact}} Itulah sebabnya, dalam [[interaksi sosial]], [[masyarakat]] di sana menganut falsafah seperti di kutip di atas.<ref name=jabar/> |
|||
Silih Asah adalah saling menajamkan pikiran; saling mengingatkan. <ref name="KBBI">{{cite web|url=http://kbbi.web.id/silih |title=Silih |accessdate=31 Maret 2014 |publisher=Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) |
|||
Kamus versi online/daring}}</ref> |
|||
*Silih Asuh |
|||
Silih Asuh adalah saling mengasuh; saling membimbing. <ref name="KBBI">{{cite web|url=http://kbbi.web.id/silih |title=Silih |accessdate=31 Maret 2014 |publisher=Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) |
|||
Kamus versi online/daring}}</ref> |
|||
*Silih Asih |
|||
⚫ | |||
<ref name="KBBI">{{cite web|url=http://kbbi.web.id/silih |title=Silih |accessdate=31 Maret 2014 |publisher=Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) |
|||
Kamus versi online/daring}}</ref> |
|||
==Rujukan== |
== Rujukan == |
||
{{reflist}} |
{{reflist}} |
||
{{Authority control}} |
|||
[[Kategori:Bahasa Sunda]] |
|||
[[Kategori:Artikel BP2014]] |
|||
[[Kategori:Filsafat]] |
|||
{{budaya-stub}} |
Revisi terkini sejak 12 Juli 2023 06.44
Silih dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai arti saling, ganti, tukar.[1]
Pengunaan
[sunting | sunting sumber]Kata silih dalam masyarakat Sunda digunakan dalam pemikiran tradisional mereka, yakni:
- Silih asah: saling menajamkan pikiran; saling mengingatkan.[1]
- Silih asih: saling mengasihi.[1]
- Silih asuh: saling mengasuh; saling membimbing.[1]
Makna filosofis
[sunting | sunting sumber]Ketiga macam Silih di atas, digunakan sebagai filsafat hidup yang dianut mayoritas masyarakat Sunda. Filosofi ini mengajarkan manusia untuk saling mengasuh dengan landasan saling mengasihi dan saling berbagi pengetahuan dan pengalaman.[2] Sejatinya, inilah suatu konsep kehidupan demokratis yang berakar pada kesadaran dan keluhuran akal budi, yang akar filsafatnya menusuk jauh ke dalam bumi dalam pengertian harafiah. Berbeda dengan peradaban masyarakat lain di Nusantara, peradaban masyarakat yang menghuni wilayah barat daya kepulauan Sunda Besar yang berpenduduk asli dan berbahasa Sunda sangat dipengaruhi oleh alam yang subur dan alami.[butuh rujukan] Itulah sebabnya, dalam interaksi sosial, masyarakat di sana menganut falsafah seperti di kutip di atas.[2]
Rujukan
[sunting | sunting sumber]- ^ a b c d "Silih". Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Kamus versi online/daring. Diakses tanggal 31 Maret 2014. line feed character di
|publisher=
pada posisi 36 (bantuan) - ^ a b "Seni dan Budaya Jawa Barat". jabarprov.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-04-07. Diakses tanggal 1 April 2014.