Lompat ke isi

Filoteos: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k clean up, removed stub tag, added orphan, uncategorised tags
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 3 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.5
 
Baris 6: Baris 6:
Kata 'filoteos' atau 'philotheos' telah ada sudah lama, contohnya pada daftar nama-nama dibawah judul "Orang" dan "lainnya" sama seperti yang digunakan pada bahasa Yunani asli pada [[Perjanjian Baru]] pada [[Injil]] 2 Timotius 3, 4. Sejak tahun 2001, filoteos telah digunakan sebagai gelar dari sebuah Jurnal yang menerangkan diri sendirinya 'The International Journal for Philosophy and Theology' ('Jurnal Internasional untuk Filosofi dan Teologi') - lihat pranala dibawah judul 'selainnya'. Jurnal tersebut mendiskusikan tentang filosofi dan teologi, dengan fokus pada dialog antara dua orang. Lihat [[Philotheos (jurnal)]]
Kata 'filoteos' atau 'philotheos' telah ada sudah lama, contohnya pada daftar nama-nama dibawah judul "Orang" dan "lainnya" sama seperti yang digunakan pada bahasa Yunani asli pada [[Perjanjian Baru]] pada [[Injil]] 2 Timotius 3, 4. Sejak tahun 2001, filoteos telah digunakan sebagai gelar dari sebuah Jurnal yang menerangkan diri sendirinya 'The International Journal for Philosophy and Theology' ('Jurnal Internasional untuk Filosofi dan Teologi') - lihat pranala dibawah judul 'selainnya'. Jurnal tersebut mendiskusikan tentang filosofi dan teologi, dengan fokus pada dialog antara dua orang. Lihat [[Philotheos (jurnal)]]


Pada bulan Maret 2021, kata 'Philotheos' digunakan untuk sesuatu hal yang awalnya digunakan sebuah nama untuk sistem berpikir tertentu. Sistem berpikir tersebut ditegaskan oleh Graham R. Catlin pada laman https://philotheos.org merespon kepada pernyataan [[René Descartes]] '''Cogito ergo sum''', [''Aku berpikir maka aku ada''], disini Catlin menegaskan dengan '''Deus ergo sumus''' [''Tuhan ada maka kita ada'']. Disini Catlin menggunakan kata 'philotheos' atau 'filotheos' untuk mendeskripsikan Zat Maha Tinggi berkonsepsi berpusat pada filosofi yang kontras terhadap konsep antroposentris [berpusat pada manusia] yang berasumsi sejak meratanya Pencerahan Materialisme
Pada bulan Maret 2021, kata 'Philotheos' digunakan untuk sesuatu hal yang awalnya digunakan sebuah nama untuk sistem berpikir tertentu. Sistem berpikir tersebut ditegaskan oleh Graham R. Catlin pada laman https://philotheos.org {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20230606092639/https://philotheos.org/ |date=2023-06-06 }} merespon kepada pernyataan [[René Descartes]] '''Cogito ergo sum''', [''Aku berpikir maka aku ada''], disini Catlin menegaskan dengan '''Deus ergo sumus''' [''Tuhan ada maka kita ada'']. Disini Catlin menggunakan kata 'philotheos' atau 'filotheos' untuk mendeskripsikan Zat Maha Tinggi berkonsepsi berpusat pada filosofi yang kontras terhadap konsep antroposentris [berpusat pada manusia] yang berasumsi sejak meratanya Pencerahan Materialisme


Catlin secara spesifik menegaskan bahwa filososfi yang berpusat pada Tuhan, dia merujuk pada ''philotheos'' atau ''filoteos'' yang berdasarkan pada konsep fundamental bahwa Tuhan itu ada - dan menunjukkan bahwa Tuhan ada adalah sebagai fundamental dan penentuan karakteristik dari Tuhan: merujuk pada penegasan yang dituliskan pada [[Kitab Keluaran]] di Injil, pasal 3, ayat 14 dimana nama Tuhan dituliskan sebagai "AKU" atau "AKU ADALAH AKU". Definisi ini dibenarkan dalam agama Abrahamiyah atau samawi. Karena sesuai dengan definisi ini bahwa sifat dan aktivitas dari Tuhan yang didasarkan dari: Kemahahadiran, kemahakuasaan, dan kemahatahuan - Maha Ada, Maha Kuasa, dan Maha Tahu. Hal-hal inilah yang atribut esensial terhadap konsep ketuhanan yang dimiliki oleh Tuhan yang dimana diperlukan dan dianggap paling mewakili dan tentunya dari "AKU".
Catlin secara spesifik menegaskan bahwa filososfi yang berpusat pada Tuhan, dia merujuk pada ''philotheos'' atau ''filoteos'' yang berdasarkan pada konsep fundamental bahwa Tuhan itu ada - dan menunjukkan bahwa Tuhan ada adalah sebagai fundamental dan penentuan karakteristik dari Tuhan: merujuk pada penegasan yang dituliskan pada [[Kitab Keluaran]] di Injil, pasal 3, ayat 14 dimana nama Tuhan dituliskan sebagai "AKU" atau "AKU ADALAH AKU". Definisi ini dibenarkan dalam agama Abrahamiyah atau samawi. Karena sesuai dengan definisi ini bahwa sifat dan aktivitas dari Tuhan yang didasarkan dari: Kemahahadiran, kemahakuasaan, dan kemahatahuan - Maha Ada, Maha Kuasa, dan Maha Tahu. Hal-hal inilah yang atribut esensial terhadap konsep ketuhanan yang dimiliki oleh Tuhan yang dimana diperlukan dan dianggap paling mewakili dan tentunya dari "AKU".
Baris 14: Baris 14:
Catlin merujuk pada Teologi - lihat [[teologi]] - sebagai sebuah ilmu disiplin dalam ranah filososfi, mengadopsi pendekatan dan metode dari antrofosentrik, filosofi materialistik - lihat [[filosofi]] -. Secara kontras, dari Filoteos/isme adalah sebuah predikat dari premis Tuhan menyebut diri-Nya "AKU" dan maka semua dari pertimbangan dalam subjeksi kepada Tuhan harusnya konsisten dengan konsepsinya, tidak dengan rujukan kepada perbandingan agama atau tenarnya pemikiran dalam teologi dalam waktu ke waktu. ''Jika Tuhan ada, Tuhan dengan definisi tetap konstan dan konsisten; Tuhan tidak berubah menurut pada suatu konsep perubahan yang muncul pada kultur-kultur dan pada periode-periode sejarah yang berbeda''.
Catlin merujuk pada Teologi - lihat [[teologi]] - sebagai sebuah ilmu disiplin dalam ranah filososfi, mengadopsi pendekatan dan metode dari antrofosentrik, filosofi materialistik - lihat [[filosofi]] -. Secara kontras, dari Filoteos/isme adalah sebuah predikat dari premis Tuhan menyebut diri-Nya "AKU" dan maka semua dari pertimbangan dalam subjeksi kepada Tuhan harusnya konsisten dengan konsepsinya, tidak dengan rujukan kepada perbandingan agama atau tenarnya pemikiran dalam teologi dalam waktu ke waktu. ''Jika Tuhan ada, Tuhan dengan definisi tetap konstan dan konsisten; Tuhan tidak berubah menurut pada suatu konsep perubahan yang muncul pada kultur-kultur dan pada periode-periode sejarah yang berbeda''.


Dengan mengambil suatu premis dari Tuhan sebagai benar, para filoteis menjawab fundamental pertanyaan dari eksistensi manusia, termasuk pertanyaan para filusuf: "Dimana Tuhan berasal?" jawab Catlin pada https://philotheos.org/index.php/philotheism . Kata ''filoteis'' dibutuhkan untuk mendeskripsikan seseorang yang mematuhi dari konsep fundamental ''filoteos'' dan paradigma-paradigma yang terikat dengan ''filoteisme''. Graham R. Catlin adalah seseorang pertama yang menggunakan tiga kata ''filoteos'', ''filoteisme'', dan ''filoteis'' dengan merujuk pada suatu sistem filosofi teosentris yang dimana dia mendeskripsikan pada [https://philotheos.org] bahwa filosofi itu secara koheren internal dan konsisten dengan makna esensial dari tiga kata tersebut dalam bahasa Yunani kuno.
Dengan mengambil suatu premis dari Tuhan sebagai benar, para filoteis menjawab fundamental pertanyaan dari eksistensi manusia, termasuk pertanyaan para filusuf: "Dimana Tuhan berasal?" jawab Catlin pada https://philotheos.org/index.php/philotheism {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20230606093716/https://philotheos.org/index.php/philotheism/ |date=2023-06-06 }} . Kata ''filoteis'' dibutuhkan untuk mendeskripsikan seseorang yang mematuhi dari konsep fundamental ''filoteos'' dan paradigma-paradigma yang terikat dengan ''filoteisme''. Graham R. Catlin adalah seseorang pertama yang menggunakan tiga kata ''filoteos'', ''filoteisme'', dan ''filoteis'' dengan merujuk pada suatu sistem filosofi teosentris yang dimana dia mendeskripsikan pada [https://philotheos.org] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20230606092639/https://philotheos.org/ |date=2023-06-06 }} bahwa filosofi itu secara koheren internal dan konsisten dengan makna esensial dari tiga kata tersebut dalam bahasa Yunani kuno.


== Tokoh-tokoh ==
== Tokoh-tokoh ==

Revisi terkini sejak 21 Juli 2023 16.53


Filoteos atau Philotheos (bahasa Yunani: Φιλόθεος, "Teman Tuhan"), adalah sebuah kata yang diturunkan dari bahasa Yunani kuno philos atau filos yang berarti 'cinta' dan theos yang berarti 'Tuhan'. Secara literal artinya adalah cinta Tuhan yang dimana bisa diartikan sebagai "teman Tuhan". Perlu diingat dari kata gabungan secara tepat direferensikan pada 'tuhan-tuhan' secara jamak dalam politeisme.

Filosofi Berpusat Pada Tuhan

[sunting | sunting sumber]

Kata 'filoteos' atau 'philotheos' telah ada sudah lama, contohnya pada daftar nama-nama dibawah judul "Orang" dan "lainnya" sama seperti yang digunakan pada bahasa Yunani asli pada Perjanjian Baru pada Injil 2 Timotius 3, 4. Sejak tahun 2001, filoteos telah digunakan sebagai gelar dari sebuah Jurnal yang menerangkan diri sendirinya 'The International Journal for Philosophy and Theology' ('Jurnal Internasional untuk Filosofi dan Teologi') - lihat pranala dibawah judul 'selainnya'. Jurnal tersebut mendiskusikan tentang filosofi dan teologi, dengan fokus pada dialog antara dua orang. Lihat Philotheos (jurnal)

Pada bulan Maret 2021, kata 'Philotheos' digunakan untuk sesuatu hal yang awalnya digunakan sebuah nama untuk sistem berpikir tertentu. Sistem berpikir tersebut ditegaskan oleh Graham R. Catlin pada laman https://philotheos.org Diarsipkan 2023-06-06 di Wayback Machine. merespon kepada pernyataan René Descartes Cogito ergo sum, [Aku berpikir maka aku ada], disini Catlin menegaskan dengan Deus ergo sumus [Tuhan ada maka kita ada]. Disini Catlin menggunakan kata 'philotheos' atau 'filotheos' untuk mendeskripsikan Zat Maha Tinggi berkonsepsi berpusat pada filosofi yang kontras terhadap konsep antroposentris [berpusat pada manusia] yang berasumsi sejak meratanya Pencerahan Materialisme

Catlin secara spesifik menegaskan bahwa filososfi yang berpusat pada Tuhan, dia merujuk pada philotheos atau filoteos yang berdasarkan pada konsep fundamental bahwa Tuhan itu ada - dan menunjukkan bahwa Tuhan ada adalah sebagai fundamental dan penentuan karakteristik dari Tuhan: merujuk pada penegasan yang dituliskan pada Kitab Keluaran di Injil, pasal 3, ayat 14 dimana nama Tuhan dituliskan sebagai "AKU" atau "AKU ADALAH AKU". Definisi ini dibenarkan dalam agama Abrahamiyah atau samawi. Karena sesuai dengan definisi ini bahwa sifat dan aktivitas dari Tuhan yang didasarkan dari: Kemahahadiran, kemahakuasaan, dan kemahatahuan - Maha Ada, Maha Kuasa, dan Maha Tahu. Hal-hal inilah yang atribut esensial terhadap konsep ketuhanan yang dimiliki oleh Tuhan yang dimana diperlukan dan dianggap paling mewakili dan tentunya dari "AKU".

Dari pemberian premis yang mudah dan fundamental tentang Tuhan, Catlin memanggil kerangka berpikir dan terminologi [paradigma] dimana yang diperlukan untuk ada philotheism atau [filoteisme] - sebuah sistem yang diturunkan dari konsep dasar filoteos atau philotheos.

Catlin merujuk pada Teologi - lihat teologi - sebagai sebuah ilmu disiplin dalam ranah filososfi, mengadopsi pendekatan dan metode dari antrofosentrik, filosofi materialistik - lihat filosofi -. Secara kontras, dari Filoteos/isme adalah sebuah predikat dari premis Tuhan menyebut diri-Nya "AKU" dan maka semua dari pertimbangan dalam subjeksi kepada Tuhan harusnya konsisten dengan konsepsinya, tidak dengan rujukan kepada perbandingan agama atau tenarnya pemikiran dalam teologi dalam waktu ke waktu. Jika Tuhan ada, Tuhan dengan definisi tetap konstan dan konsisten; Tuhan tidak berubah menurut pada suatu konsep perubahan yang muncul pada kultur-kultur dan pada periode-periode sejarah yang berbeda.

Dengan mengambil suatu premis dari Tuhan sebagai benar, para filoteis menjawab fundamental pertanyaan dari eksistensi manusia, termasuk pertanyaan para filusuf: "Dimana Tuhan berasal?" jawab Catlin pada https://philotheos.org/index.php/philotheism Diarsipkan 2023-06-06 di Wayback Machine. . Kata filoteis dibutuhkan untuk mendeskripsikan seseorang yang mematuhi dari konsep fundamental filoteos dan paradigma-paradigma yang terikat dengan filoteisme. Graham R. Catlin adalah seseorang pertama yang menggunakan tiga kata filoteos, filoteisme, dan filoteis dengan merujuk pada suatu sistem filosofi teosentris yang dimana dia mendeskripsikan pada [1] Diarsipkan 2023-06-06 di Wayback Machine. bahwa filosofi itu secara koheren internal dan konsisten dengan makna esensial dari tiga kata tersebut dalam bahasa Yunani kuno.

Tokoh-tokoh

[sunting | sunting sumber]