Lompat ke isi

Daun ungu: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Adi.akbartauhidin (bicara | kontrib)
+
Muhammad Anas Sidik (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
(21 revisi perantara oleh 12 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{speciesbox
{{taxobox
|name = Daun ungu
|name = Daun ungu
|image = Graptophyllum pictum1.JPG
|image = Graptophyllum pictum (4609659756).jpg
|image_caption = ''G. pictum''
|image_caption = ''G. pictum''
|regnum = [[Plantae]]
|regnum = [[Plantae]]
|unranked_divisio = [[Angiosperms]]
|unranked_divisio = [[Angiospermae]]
|unranked_classis = [[Eudicots]]
|unranked_classis = [[Eudikotil]]
|unranked_ordo = [[Asterids]]
|unranked_ordo = [[Asteridae]]
|ordo = [[Lamiales]]
|ordo = [[Lamiales]]
|familia = [[Acanthaceae]]
|familia = [[Acanthaceae]]
Baris 16: Baris 16:
''Justicia picta'' <small>[[L.]]</small>
''Justicia picta'' <small>[[L.]]</small>
}}
}}
'''Daun ungu''' (''Graptophyllum pictum'') atau biasa disebut juga '''daun wungu''' adalah tumbuhan obat dari [[Papua Nugini]] dan [[Polinesia]] yang kemudian menyebar ke [[Indonesia]].
'''Daun ungu''' (''Graptophyllum pictum'') atau '''Daun puding hitam''' adalah tumbuhan obat dari [[Papua Nugini]] dan [[Polinesia]] yang kemudian menyebar ke [[Indonesia]]. Spesies ini memiliki nama daerah sebagai berikut: '''demung''', '''tulak''', '''wungu''' ([[Bahasa Jawa|Jw]]), '''daun temen-temen''', '''handeuleum''' ([[Bahasa Sunda|Sd]]), '''karotong''' ([[Bahasa Madura|Md]]), '''temen''' ([[Bahasa Bali|Bl]]), '''kadi-kadi''', '''kobi-kobi''' ([[Bahasa Ternate|Tn]]), dan '''daun putri''' ([[Bahasa Ambon|Am]]).{{sfn|A. N. S.|1989|p=31}}


== Deskripsi ==
== Deskripsi ==
Daun ungu adalah tumbuhan perdu{{sfn|Nala|2003|p=33}} yang tegak. Tingginya adalah 1,5-8 [[meter|m]].{{sfn|Dharma|1987|p=74}} Batangnya termasuk batang berkayu, dengan cabang yang bersudut tumpul, berbentuk [[galah]] dan beruas rapat, kulit dan daunnya berlendir.<ref name=sinam>Sinambela 2009. hal. 6</ref> [[Daun]]nya tunggal, bertangkai pendek,{{sfn|Nala|2003|p=33}} bentuknya bulat. Bunganya majemuk, keluar di ujung [[batang]], dengan rangkaian tandan yang berwaran keunguan dengan panjang 3-12 [[cm]]. Buahnya berbentuk kotak yang lonjong,<ref name=sinam/>{{sfn|Nala|2003|p=33}} berwarna ungu kecoklatan. [[Biji]]nya bulat dan putih dan berkulit tebal.{{sfn|Nala|2003|p=33}}<ref name=sinam/>
Daun ungu adalah tumbuhan perdu{{sfn|Nala|2003|p=33}} yang tegak. Tingginya adalah 1,5-8 [[meter|m]].{{sfn|Dharma|1987|p=74}} Batangnya termasuk batang berkayu, beruas, permukaannya licin dengan warna ungu kehijauan.<ref name=Depkes>{{cite web |date=14 November 2001 |title=Strobilanthes crispus BL. |publisher=[[Departemen Kesehatan Republik Indonesia|Departemen Kesehatan]] |url=http://bebas.vlsm.org/v12/artikel/ttg_tanaman_obat/depkes/buku1/1-136.pdf |accessdate=6 January 2013 }}{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> [[Daun]]nya tunggal, bertangkai pendek, bentuknya bulat,{{sfn|Nala|2003|p=33}} pertulangannya menyirip, permukaan atasnya mengkilap, dan tepinya rata.<ref name=Depkes/> Bunganya majemuk, keluar di ujung [[batang]], dengan rangkaian tandan yang berwaran keunguan dengan panjang 3-12 [[cm]]. Buahnya berbentuk kotak yang lonjong,{{sfn|Nala|2003|p=33}} berwarna ungu kecoklatan. [[Biji]]nya bulat dan putih dan berkulit tebal.{{sfn|Nala|2003|p=33}} Akarnya berjenis tunggal dan berwarna coklat muda.<ref name=Depkes/>


== Penyebaran dan habitat ==
== Penyebaran dan habitat ==
Spesies ini aslinya berasal dari [[Papua Nugini]] dan [[Polinesia]]. Kemudian, diperkenalkan ke [[Indochina]], [[Semenanjung Malaya]], [[Filipina]], dan [[Indonesia]]. Di [[Jawa]], daun ungu tumbuh sampai pada 1250 [[mdpl]]. Tumbuhan ini dibudidayakan sebagai tumbuhan pagar dan tumbuhan hias, yaitu yang bervarietas daun yang berwarna merah.{{sfn|Dharma|1987|p=74}} Untuk habitatnya, biasanya daun ungu tumbuh di tempat yang banyak disinari [[matahari]]. Selain itu pula, ia tumbuh di tempat yang lembap, dan hangat.{{sfn|Neal|2012|p=93}}

== Kemampuan dan manfaat ==
Untuk pemakain luar, daun ungu dapat digunakan untuk melembutkan [[kulit]], [[borok]], bisul, dan bengkak karena terpukul.{{sfn|Nala|2003|p=33}}{{sfn|Dharma|1987|p=74}} Sementara untuk pemakaian dalam, daun ungu dapat mengobati batu [[ginjal]], [[wasir]], dan hepatitis.{{sfn|Nala|2003|p=33}} Selain itu, tumbuhan ini dapat menurunkan gula darah. Spesies ini berpotensi sebagai anti-diabetes, dan lebih berkualitas lebih baik dibandingkan dengan [[metformin]] (obat standar anti-diabetes).{{sfn|Olagbende-Dada ''et al.''|2011|p=1039}} Namun, percobaan menunjukkan daun ungu menyebabkan kematian hewan yang dipercobakan, yakni [[tikus-albino swiss]].{{sfn|Olagbende-Dada ''et al.''|2011|p=1039}} Sehingga diperlukan studi tentang toksisitas jangka panjang.{{sfn|Olagbende-Dada ''et al.''|2011|p=1043}}


== Referensi ==
== Referensi ==
Baris 29: Baris 33:
{{refbegin}}
{{refbegin}}
* {{cite book
* {{cite book
|first=A.P.
|first=A.P.
|last=Dharma
|last=Dharma
|title=Indonesian Medicinal Plants
|title=Indonesian Medicinal Plants
|trans_title=Tanaman-Tanaman Obat Indonesia
|trans_title=Tanaman-Tanaman Obat Indonesia
|language=Inggris
|language=Inggris
|year=1987
|year=1987
|publisher=[[Balai Pustaka]]
|publisher=[[Balai Pustaka]]
|location=Jakarta
|location=Jakarta
|isbn=979-407-032-7
|isbn=979-407-032-7
|ref=harv
|ref=harv
}}
}}
* {{cite book
* {{cite book
|first=Abu
|first=Abu
|last=Nala
|last=Nala
|title=Manfaat Apotik Hidup
|title=Manfaat Apotik Hidup
|language=Indonesia
|language=Indonesia
|year=2003
|year=2003
|publisher=Bina Karya
|publisher=Bina Karya
|location=[[Temanggung]]
|location=[[Temanggung]]
|isbn=
|isbn=
|ref=harv
|ref=harv
}}
}}
* {{cite
* {{cite book
|first=Whendy Fitriani
|first=Nellie
|last=Sinambela.
|last=Neal
|title=Gardener's Guide to Tropical Plants
|publisher=USU Institutional Repository
|trans_title=Panduan Tukang Kebun untuk Tumbuhan Tropis
|type=scription
|url=http://books.google.co.id/books?id=JTrI8yVyUoAC
|year=2009
|language=Indonesia
|language=Inggris
|year=2012
|title=Isolasi Senyawa Alkaloida dari Daun Tumbuhan Wungu (graptophyllum pictum l.)
|publisher=Cool Springs Press
|pages=5-28
|location=[[Minneapolis]]
|url=http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16866/4/Chapter%20II.pdf
|isbn=1-59156-533-9
|ref=harv
}}
* {{cite book
|first=Thomas
|last=A.N.S
|year=1989
|url=http://books.google.co.id/books?id=8z9_LUTgFcQC
|title=Tanaman Obat Tradisional
|volume=2
|publisher=Kanisius
|location=[[Yogyakarta]]
|ref=harv
|isbn=979-413-809-6
}}{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* {{cite journal
|title=Blood glucose lowering effect of aqueous extract of Graptophyllum pictum (Linn) Griff. on alloxan-induced diabetic rats and its acute toxicity in mice
|first1=S. O.
|last1=Olagbende-Dada
|first2=S. O.
|last2=Ogbonnia
|first3=H. A. B.
|last3=Coker
|first4=G. E.
|last4=Ukpo
|volume=10
|issue=6
|pages=1039-1043
|year=2011
|journal=African Journal of Biotechnology
|url=http://www.academicjournals.org/AJB/PDF/pdf2011/7Feb/Olagbende-Dada%20et%20al.pdf
|doi=10.5897/AJB10.1038
|issn=1684-5315
}}
}}
{{refend}}
{{refend}}
Baris 68: Baris 105:
{{Commons category|Graptophyllum_pictum}}
{{Commons category|Graptophyllum_pictum}}
* [http://www.plantamor.com/index.php?plant=642 Daun ungu] dalam Plantamor.
* [http://www.plantamor.com/index.php?plant=642 Daun ungu] dalam Plantamor.

{{Taxonbar|from=Q2649413}}


[[Kategori:Graptophyllum]]
[[Kategori:Graptophyllum]]
[[Kategori:Tumbuhan obat]]
[[Kategori:Tumbuhan obat]]


{{Tumbuhan-stub}}


{{Tumbuhan-stub}}
[[en:Graptophyllum pictum]]
[[jv:Handeuleum]]

Revisi per 27 Juli 2023 23.22

Lua error in Modul:Autotaxobox at line 156: attempt to index a nil value.
Daun ungu
G. pictum
Klasifikasi ilmiah Sunting klasifikasi ini
Spesies:
[[Template:Taxonomy/Graptophyllum]]'''G. pictum'''
Nama binomial
[[Template:Taxonomy/Graptophyllum]]G. pictum
Sinonim

Justicia picta L.

Daun ungu (Graptophyllum pictum) atau Daun puding hitam adalah tumbuhan obat dari Papua Nugini dan Polinesia yang kemudian menyebar ke Indonesia. Spesies ini memiliki nama daerah sebagai berikut: demung, tulak, wungu (Jw), daun temen-temen, handeuleum (Sd), karotong (Md), temen (Bl), kadi-kadi, kobi-kobi (Tn), dan daun putri (Am).[1]

Deskripsi

Daun ungu adalah tumbuhan perdu[2] yang tegak. Tingginya adalah 1,5-8 m.[3] Batangnya termasuk batang berkayu, beruas, permukaannya licin dengan warna ungu kehijauan.[4] Daunnya tunggal, bertangkai pendek, bentuknya bulat,[2] pertulangannya menyirip, permukaan atasnya mengkilap, dan tepinya rata.[4] Bunganya majemuk, keluar di ujung batang, dengan rangkaian tandan yang berwaran keunguan dengan panjang 3-12 cm. Buahnya berbentuk kotak yang lonjong,[2] berwarna ungu kecoklatan. Bijinya bulat dan putih dan berkulit tebal.[2] Akarnya berjenis tunggal dan berwarna coklat muda.[4]

Penyebaran dan habitat

Spesies ini aslinya berasal dari Papua Nugini dan Polinesia. Kemudian, diperkenalkan ke Indochina, Semenanjung Malaya, Filipina, dan Indonesia. Di Jawa, daun ungu tumbuh sampai pada 1250 mdpl. Tumbuhan ini dibudidayakan sebagai tumbuhan pagar dan tumbuhan hias, yaitu yang bervarietas daun yang berwarna merah.[3] Untuk habitatnya, biasanya daun ungu tumbuh di tempat yang banyak disinari matahari. Selain itu pula, ia tumbuh di tempat yang lembap, dan hangat.[5]

Kemampuan dan manfaat

Untuk pemakain luar, daun ungu dapat digunakan untuk melembutkan kulit, borok, bisul, dan bengkak karena terpukul.[2][3] Sementara untuk pemakaian dalam, daun ungu dapat mengobati batu ginjal, wasir, dan hepatitis.[2] Selain itu, tumbuhan ini dapat menurunkan gula darah. Spesies ini berpotensi sebagai anti-diabetes, dan lebih berkualitas lebih baik dibandingkan dengan metformin (obat standar anti-diabetes).[6] Namun, percobaan menunjukkan daun ungu menyebabkan kematian hewan yang dipercobakan, yakni tikus-albino swiss.[6] Sehingga diperlukan studi tentang toksisitas jangka panjang.[7]

Referensi

  1. ^ A. N. S. 1989, hlm. 31.
  2. ^ a b c d e f Nala 2003, hlm. 33.
  3. ^ a b c Dharma 1987, hlm. 74.
  4. ^ a b c "Strobilanthes crispus BL" (PDF). Departemen Kesehatan. 14 November 2001. Diakses tanggal 6 January 2013. [pranala nonaktif permanen]
  5. ^ Neal 2012, hlm. 93.
  6. ^ a b Olagbende-Dada et al. 2011, hlm. 1039.
  7. ^ Olagbende-Dada et al. 2011, hlm. 1043.

Bacaan

Pranala luar