Lompat ke isi

Gakkutotai: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Me iwan (bicara | kontrib)
k →‎Struktur dan Pelatihan: Perubahan kosmetika
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.5
 
(9 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
'''Gakkutotai''' (dalam [[Bahasa Indonesia]], berarti "Barisan Pelajar") adalah resimen tentara pelajar bentukan tentara pendudukan [[Kekaisaran Jepang]] yang terdiri atas pelajar dari tingkatkan usia sekolah menengah di negara-negara jajahan mereka, seperti [[Korea]], [[China]], [[Malaya]], [[Burma]], dan termasuk [[Indonesia]] yang dahulu bernama [[Hindia Belanda]].<ref>Nino Oktorino, ''Ensiklopedi Pendudukan Jepang di Indonesia'', (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2013) hal. 31</ref>
'''Gakkukotai''' (dalam [[Bahasa Indonesia]], berarti ''Barisan Pelajar'') adalah resimen tentara pelajar bentukan tentara pendudukan [[Kekaisaran Jepang]] yang terdiri atas pelajar dari tingkatan usia sekolah menengah di negara-negara jajahan mereka, seperti [[Korea]], [[China]], [[Malaya]], [[Burma]], dan termasuk [[Indonesia]] yang dahulu bernama [[Hindia Belanda]].<ref name=":0">Nino Oktorino, ''Ensiklopedi Pendudukan Jepang di Indonesia'', (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2013) hal. 31</ref> Kekaisaran Jepang mewajibkan setiap [[sekolah]] menengah untuk membentuk gakkutotai. Setiap sekolah lanjutan menjadi ''Chutai'' (kompi). Kelas yang berada di dalamnya menjadi ''shotai'' (seksi). Setiap [[regu]] dalam kelas juga dibagi menjadi beberapa ''buta'' (regu atau kelompok).<ref>{{Cite book|last=Mhd|first=Syafaruddin Usman|last2=Din|first2=Isnawita|date=2009|url=https://books.google.co.id/books?id=QDbFjJBQgm8C&pg=PA30&dq=Gakkutotai&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwjNkMqnjMLrAhXRgUsFHWZ-A-IQ6AEwBnoECAYQAg#v=onepage&q=Gakkutotai&f=false|title=Peristiwa Mandor berdarah|location=|publisher=Media Pressindo|isbn=978-979-788-109-2|pages=30|language=id|url-status=live|access-date=2020-08-30|archive-date=2023-07-28|archive-url=https://web.archive.org/web/20230728052537/https://books.google.co.id/books?id=QDbFjJBQgm8C&pg=PA30&dq=Gakkutotai&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwjNkMqnjMLrAhXRgUsFHWZ-A-IQ6AEwBnoECAYQAg#v=onepage&q=Gakkutotai&f=false|dead-url=no}}</ref>


== Struktur dan Pelatihan ==
== Struktur dan Pelatihan ==
dalam struktur komando ''Gakkutotai'' setiap sekolah dijadikan markas ''chutai'' (kompi), sementara setiap ruangan kelas merupakan ''shotai'' (seksi). Setiap ''shotai'' memiliki satuan-satuan regu yang disebut sebagai ''butai'' (pleton).<ref>Nino Oktorino, ''Ensiklopedi Pendudukan Jepang di Indonesia'', (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2013) hal. 31 -32</ref>
dalam struktur komando ''Gakkukotai'' setiap sekolah dijadikan markas ''chutai'' (kompi), sementara setiap ruangan kelas merupakan ''shotai'' (seksi). Setiap ''shotai'' memiliki satuan-satuan regu yang disebut sebagai ''butai'' (pleton). Ada perbedaan dalam melatih pelajar putra dan putri. Pelajar putra lebih mendapatkan pelatihan yang berat, seperti pelatihan fisik, menembak, stategi, dan semua latihan dasar militer yang diperlukan untuk menciptakan serdadu yang hebat bagi [[Kekaisaran Jepang]]. Pelajar putra juga diberi senapan [[Arisaka]] tiruan untuk latihan awal mereka yang diberinama ''mokuju'', sementara pemimpin kelas diberikan [[katana]] tiruan dari kayu seperti para komandan tentara [[Kekaisaran Jepang]] pada umumnya. Kemudian untuk pelatihan bagi pelajar putri lebih kepada pelatihan dasar militer yang ringan, seperti pelatihan menjadi ''medic'', membuat dapur umum, dan penyantera komunikasi musuh.<ref name=":0" />

Ada perbedaan dalam melatih pelajar putra dan putri. Pelajar putra lebih mendapatkan pelatihan yang berat, seperti pelatihan fisik, menembak, stategi, dan semua latihan dasar militer yang diperlukan untuk menciptakan serdadu yang hebat bagi [[Kekaisaran Jepang]]. Pelajar putra juga diberi senapan [[Arisaka]] tiruan untuk latihan awal mereka yang diberinama ''mokuju'', sementara pemimpin kelas dibetikan [[katana]] tiruan dari kayu seperti para komandan tentara [[Kekaisaran Jepang]] pada umumnya.<ref name="Nino Oktorino 2013">Nino Oktorino, ''Ensiklopedi Pendudukan Jepang di Indonesia'', (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2013) hal. 32</ref>

Kemudian untuk pelatihan bagi pelajar putri lebih kepada pelatihan dasar militer yang ringan, seperti pelatihan menjadi ''medic'', membuat dapur umum, dan penyantera komunikasi musuh.<ref name="Nino Oktorino 2013"/>


== Referensi ==
== Referensi ==
Baris 14: Baris 10:
[[Kategori:Sejarah]]
[[Kategori:Sejarah]]
[[Kategori:Perang Dunia II]]
[[Kategori:Perang Dunia II]]
[[Kategori:Pendudukan Jepang di Indonesia]]

Revisi terkini sejak 28 Juli 2023 05.25

Gakkukotai (dalam Bahasa Indonesia, berarti Barisan Pelajar) adalah resimen tentara pelajar bentukan tentara pendudukan Kekaisaran Jepang yang terdiri atas pelajar dari tingkatan usia sekolah menengah di negara-negara jajahan mereka, seperti Korea, China, Malaya, Burma, dan termasuk Indonesia yang dahulu bernama Hindia Belanda.[1] Kekaisaran Jepang mewajibkan setiap sekolah menengah untuk membentuk gakkutotai. Setiap sekolah lanjutan menjadi Chutai (kompi). Kelas yang berada di dalamnya menjadi shotai (seksi). Setiap regu dalam kelas juga dibagi menjadi beberapa buta (regu atau kelompok).[2]

Struktur dan Pelatihan[sunting | sunting sumber]

dalam struktur komando Gakkukotai setiap sekolah dijadikan markas chutai (kompi), sementara setiap ruangan kelas merupakan shotai (seksi). Setiap shotai memiliki satuan-satuan regu yang disebut sebagai butai (pleton). Ada perbedaan dalam melatih pelajar putra dan putri. Pelajar putra lebih mendapatkan pelatihan yang berat, seperti pelatihan fisik, menembak, stategi, dan semua latihan dasar militer yang diperlukan untuk menciptakan serdadu yang hebat bagi Kekaisaran Jepang. Pelajar putra juga diberi senapan Arisaka tiruan untuk latihan awal mereka yang diberinama mokuju, sementara pemimpin kelas diberikan katana tiruan dari kayu seperti para komandan tentara Kekaisaran Jepang pada umumnya. Kemudian untuk pelatihan bagi pelajar putri lebih kepada pelatihan dasar militer yang ringan, seperti pelatihan menjadi medic, membuat dapur umum, dan penyantera komunikasi musuh.[1]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b Nino Oktorino, Ensiklopedi Pendudukan Jepang di Indonesia, (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2013) hal. 31
  2. ^ Mhd, Syafaruddin Usman; Din, Isnawita (2009). Peristiwa Mandor berdarah. Media Pressindo. hlm. 30. ISBN 978-979-788-109-2. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-28. Diakses tanggal 2020-08-30.