Lompat ke isi

Garbhagriha: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 5 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.5
 
(12 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas:Devotees offering prayers at a sanctum in Chennakesava temple at Belur.jpg|jmpl|ka|Umat Hindu berdoa di depan garbhagriha [[Kuil Chennakesava]] di [[Belur]], yang ditempati arca dewa [[Wisnu]].]]
[[Berkas:Devotees offering prayers at a sanctum in Chennakesava temple at Belur.jpg|jmpl|ka|Umat Hindu berdoa di depan garbhagriha [[Kuil Chennakesava]] di [[Belur]], yang ditempati arca dewa [[Wisnu]].]]


'''Garbhagriha''' ([[bahasa Sansekerta]]: गर्भगॄह, {{Unicode|garbhagṛha}}) adalah bilik yang paling dikeramatkan di dalam sebuah [[Mandir]] ([[pura]], kuil, atau tempat peribadatan agama Hindu), tempat persemayaman [[arca|murti]] (patung atau lambang) dari [[dewa]] utama kuil itu. Secara harfiah garbhagriha berarti "bilik rahim", dari kata [[bahasa Sansekerta|Sansekerta]] ''garbha'' yang berarti rahim and ''gṛha'' yang berarti rumah. Hanya para pendeta atau pemimpin upacara pemujaan ([[pujari]]) yang dibenarkan memasuki bilik ini.<ref>{{cite web
'''Garbhagriha''' ([[bahasa Sanskerta]]: गर्भगॄह, ''garbhagṛha'') adalah bilik yang paling dikeramatkan di dalam [[Mandir|mandira]] (kuil, [[pura]], dewastana, atau rumah ibadat agama Hindu), tempat persemayaman [[arca|murti]] (patung atau lambang) dari [[dewa]] utama yang dipuja di kuil itu. Secara harfiah, garbhagriha berarti bilik rahim. Istilah ini berasal dari gabungan dua kata dalam [[bahasa Sanskerta]], yakni ''garbha'' yang berarti rahim, dan ''gṛha'' yang berarti rumah. Hanya para pendeta atau pemimpin upacara pemujaan ([[pujari]]) yang dibenarkan memasuki bilik ini.<ref>{{cite web
|url=http://www.indoarch.org/arch_glossary.php
|url=http://www.indoarch.org/arch_glossary.php
|title=Arsitektur Anak Benua India - Glosarium
|title=Arsitektur Anak Benua India - Glosarium
|publisher=
|publisher=
|accessdate=2007-01-24
|accessdate=2007-01-24
|archive-date=2012-03-06
|archive-url=https://web.archive.org/web/20120306200130/http://www.indoarch.org/arch_glossary.php
|dead-url=yes
}}</ref><ref>{{cite web
}}</ref><ref>{{cite web
|url=http://www.templenet.com/glossary.html
|url=http://www.templenet.com/glossary.html
Baris 11: Baris 14:
|publisher=
|publisher=
|accessdate=2007-01-29
|accessdate=2007-01-29
|archive-date=2023-03-07
|archive-url=https://web.archive.org/web/20230307064220/http://www.templenet.com/glossary.html
|dead-url=no
}}</ref>
}}</ref>


Baris 16: Baris 22:


== Arsitektur ==
== Arsitektur ==
Di kuil-kuil bermenara kerucut ([[wilmana]]), garbhagriha terletak tepat di bawah menara. Perpaduan garbhagriha dan wilmana menjadi poros vertikal utama kuil, lambang poros jagat yang melewati pusat [[Meru|Gunung Meru]]. Garbhagriha lazimnya juga merupakan poros horisontal utama kuil yang biasanya membujur dari timur ke barat. Pada kuil-kuil yang juga memiliki poros bersilang, garbhagriha lazimnya terletak di titik persilangannya.
Di kuil-kuil bermenara kerucut ([[wilmana]]), garbhagriha terletak tepat di bawah menara. Perpaduan garbhagriha dan wilmana merupakan sumbu vertikal utama kuil, lambang poros jagat yang berada di tengah-tengah [[Meru|Gunung Meru]]. Lazimnya garbhagriha juga merupakan sumbu horisontal utama kuil yang biasanya membujur dari timur ke barat. Pada kuil-kuil yang juga memiliki sumbu diagonal, garbhagriha lazimnya terletak di titik persilangannya.


Lazimnya garbhagriha tidak berjendela dan berpenerangan redup, yang memang disengaja dengan maksud untuk memudahkan pemuja memusatkan pikiran pada rupa sesembahan yang bersemayam di dalamnya. Hanya para pendeta yang diizinkan memasuki garbhagriha untuk melaksanakan upacara peribadatan.
Lazimnya garbhagriha tidak berjendela dan berpenerangan redup, yang memang disengaja dengan maksud memudahkan pemuja memusatkan pikiran pada rupa sesembahan yang bersemayam di dalamnya. Hanya para pendeta yang diizinkan memasuki garbhagriha untuk melaksanakan upacara pemujaan.


== Garbhagriha dalam agama Hindu ==
== Garbhagriha dalam agama Hindu ==
[[Berkas:Garbhagriha(Pattadakal).jpg|jmpl|[[Lingga]], lambang [[dewa]] [[Siwa]], dalam garbhagriha di [[Pattadakal]].]]
[[Berkas:Garbhagriha(Pattadakal).jpg|jmpl|[[Lingga]], lambang [[dewa]] [[Siwa]], dalam garbhagriha di [[Pattadakal]].]]
Dalam seni bina [[Dravida]], garbhagriha dibangun menyerupai miniatur [[wilmana]] dengan tambahan-tambahan khas India selatan, misalnya tembok dalam dan tembok luar bersama-sama membentuk jalur [[parikrama|pradaksina]] mengelilingi garbhagriha. Pintu masuknya disarati dengan hiasan. Garbhagriha dijadikan bangunan terpisah yang jauh lebih sarat lagi hiasannya.<ref name="temple">{{cite web |url=http://www.kalakeralam.com/handicrafts/keralatemples.htm |title=Arsitektur Kuil |publisher= |accessdate=2007-01-24 }}</ref>
Dalam seni arsitektur [[Dravida]], garbhagriha dibangun menyerupai miniatur [[wilmana]] dengan tambahan-tambahan khas India selatan, misalnya tembok dalam dan tembok luar yang dibangun bersebelahan sehingga membentuk jalur [[parikrama|pradaksina]] mengelilingi garbhagriha. Pintu masuknya disarati dengan hiasan. Garbhagriha dijadikan bangunan terpisah yang jauh lebih sarat lagi hiasannya.<ref name="temple">{{cite web |url=http://www.kalakeralam.com/handicrafts/keralatemples.htm |title=Arsitektur Kuil |publisher= |accessdate=2007-01-24 |archive-date=2018-06-16 |archive-url=https://web.archive.org/web/20180616062127/http://www.kalakeralam.com/handicrafts/keralatemples.htm |dead-url=no }}</ref>


Garbhagriha lebih sering dibangun dalam bentuk [[persegi]] di atas pelataran atau landasan dari batu, lokasinya diperhitungkan sedemikian rupa agar menjadi pusat keseimbangan dan keselarasan karena garbhagriha adalah lambang mikrokosmos dari jagad raya. Di tengah-tengahnya disemayamkan arca sesembahan.<ref>{{cite book |first= Binda |last= Thapar |year= 2004 |title= Pengantar Arsitektur India |edition= |publisher= Periplus Editions |location=Singapore |pages= 43 }}</ref>
Garbhagriha lebih sering dibangun dalam bentuk [[persegi]] di atas pelataran atau lapik bangunan yang terbuat dari batu, lokasinya diperhitungkan sedemikian rupa agar menjadi pusat keseimbangan dan keselarasan karena garbhagriha adalah lambang dari alam sagir atau ''buana alit''. Di tengah-tengahnya disemayamkan arca sesembahan.<ref>{{cite book |first= Binda |last= Thapar |year= 2004 |title= Pengantar Arsitektur India |edition= |publisher= Periplus Editions |location=Singapore |pages= 43 }}</ref>


Tetapi kadangkala, untuk kuil-kuil yang dibangun bagi dewi-dewi, garbagriha berbentuk [[persegi panjang]]. Misalnya kuil [[Varahi Deula, Chaurasi|Varahi Deula]] di Chaurasi.
Akan tetapi kadang kala, untuk kuil-kuil pemujaan dewi-dewi, garbagriha dibangun dalam bentuk [[persegi panjang]]. Misalnya kuil [[Varahi Deula, Chaurasi|Varahi Deula]] di Chaurasi.


Bentuk mutakhir dari sebagian besar kuil-kuil ini adalah wilmana berlantai dua dengan sebuah garbhagriha persegi dan sebuah jalur pradaksina di sekelilingnya, sebuah ardha-mandapa ([[pendopo]] penghubung bagian luar dengan garbhagriha) serta sebuah maha-mandapa (balai persembahyangan) yang lebih sempit.<ref name="temple"/>
Tampilan mutakhir dari sebagian besar kuil-kuil ini adalah wilmana berlantai dua dengan sebuah garbhagriha persegi dan sebuah jalur pradaksina di sekelilingnya, sebuah ''ardha mandapa'' ([[pendopo]] penghubung bagian luar dengan garbhagriha) serta sebuah ''maha mandapa'' (balai persembahyangan) yang lebih sempit.<ref name="temple"/>


[[Pura]] [[Agama Hindu Bali|Hindu Dharma]] di Indonesia, bukanlah tempat peribadatan yang tertutup seperti [[mandir]], tetapi berupa pelataran terbuka berbentuk persegi panjang yang dilingkungi tembok seperti kuil-kuil Dravida. Pelataran ini kemudian disekat dengan tembok menjadi tiga pelataran yang berbeda fungsi dan derajat kesuciannya. Pelataran depan yang disebut ''jaba pisan'' atau ''nista mandala'', memiliki fungsi yang sama dengan ''ardha-mandapa''. Pelataran tengah yang disebut ''jaba tengah'' atau ''madya mandala'', memiliki fungsi yang sama dengan ''maha-mandapa''. Sementara pelataran dalam yang disebut ''jero'' atau ''utama mandala'' berfungsi sebagai ruang tersuci dari sebuah Pura. Ketiga pelataran terbuka ini menampung sekumpulan bangunan sesuai fungsinya masing-masing. Di pelataran ''utama mandala'' didirikan bangunan ''[[pelinggih]]'', antara lain ''[[padmasana]]'' dan ''[[pelinggih meru]]'', yang kurang-lebih sama fungsinya dengan garbhagriha dan wilmana di India.
[[Pura]] [[Agama Hindu Bali|Hindu Dharma]] di Indonesia, bukanlah bangunan rumah ibadat yang tertutup seperti [[mandir|mandira]], tetapi berupa pelataran terbuka berbentuk persegi panjang yang dikelilingi tembok seperti kuil-kuil Dravida. Pelataran bertembok ini masih disekat-sekat lagi menjadi tiga pelataran yang berbeda fungsi dan tingkat kesucian. Pelataran depan yang disebut ''jaba pisan'' atau ''nista mandala'', memiliki fungsi yang sama dengan ''ardha mandapa''; pelataran tengah yang disebut ''jaba tengah'' atau ''madya mandala'', memiliki fungsi yang sama dengan ''maha mandapa''; sementara pelataran dalam yang disebut ''jero'' atau ''utama mandala'' berfungsi sebagai ruang tersuci dari sebuah Pura. Ketiga pelataran terbuka ini menampung sekumpulan bangunan sesuai fungsinya masing-masing. Di pelataran ''utama mandala'' didirikan bangunan ''[[pelinggih]]'', antara lain ''[[padmasana]]'' dan ''[[pelinggih meru]]'', yang kurang-lebih sama fungsinya dengan garbhagriha dan wilmana di India.


''Krobongan'', bilik keramat di dalam rumah tradisional Jawa, yang lazimnya terletak di tengah-tengah rumah tinggal (''dalem'' atau ''jero''), juga memperlihatkan adaptasi pribumi Jawa terhadap konsep garbhagriha sebagai titik pusat peribadatan Hindu.
''Krobongan'', yakni bilik keramat di dalam rumah tradisional Jawa, yang lazimnya terletak di tengah-tengah rumah tinggal (''dalem'' atau ''jero''), juga memperlihatkan adaptasi pribumi Jawa terhadap konsep garbhagriha sebagai titik pusat peribadatan Hindu.


== Catatan ==
== Kutipan ==
{{reflist|2}}
{{reflist|2}}


== Rujukan ==
== Rujukan ==
* Hardy, Adam, ''Indian Temple Architecture: Form and Transformation: the Karṇāṭa Drāviḍa Tradition, 7th to 13th Centuries'', 1995, Abhinav Publications, {{ISBN|8170173124}}, 9788170173120, [https://books.google.co.uk/books?id=aU0hCAS2-08C&pg=PA183 buku google]
* George Michell; Monuments of India (Penguin Guides, Jilid 1, 1989)
* George Michell; Monuments of India (Penguin Guides, Jilid 1, 1989)


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
* [http://www.kalakeralam.com/handicrafts/keralatemples.htm Arsitektur Kuil]
* [http://www.kalakeralam.com/handicrafts/keralatemples.htm Arsitektur Kuil] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20180616062127/http://www.kalakeralam.com/handicrafts/keralatemples.htm |date=2018-06-16 }}
* [http://www.art-and-archaeology.com/india/temple1.html Bagan Kuil India Utara]
* [http://www.art-and-archaeology.com/india/temple1.html Bagan Kuil India Utara] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20220705095432/http://art-and-archaeology.com/india/temple1.html |date=2022-07-05 }}


[[Kategori:Arsitektur Hindu]]
[[Kategori:Arsitektur Hindu]]

Revisi terkini sejak 28 Juli 2023 20.40

Umat Hindu berdoa di depan garbhagriha Kuil Chennakesava di Belur, yang ditempati arca dewa Wisnu.

Garbhagriha (bahasa Sanskerta: गर्भगॄह, garbhagṛha) adalah bilik yang paling dikeramatkan di dalam mandira (kuil, pura, dewastana, atau rumah ibadat agama Hindu), tempat persemayaman murti (patung atau lambang) dari dewa utama yang dipuja di kuil itu. Secara harfiah, garbhagriha berarti bilik rahim. Istilah ini berasal dari gabungan dua kata dalam bahasa Sanskerta, yakni garbha yang berarti rahim, dan gṛha yang berarti rumah. Hanya para pendeta atau pemimpin upacara pemujaan (pujari) yang dibenarkan memasuki bilik ini.[1][2]

Meskipun kerap dikaitkan dengan kuil Hindu, garbhagriha juga terdapat dalam kuil-kuil Jaina dan Buddha.

Arsitektur

[sunting | sunting sumber]

Di kuil-kuil bermenara kerucut (wilmana), garbhagriha terletak tepat di bawah menara. Perpaduan garbhagriha dan wilmana merupakan sumbu vertikal utama kuil, lambang poros jagat yang berada di tengah-tengah Gunung Meru. Lazimnya garbhagriha juga merupakan sumbu horisontal utama kuil yang biasanya membujur dari timur ke barat. Pada kuil-kuil yang juga memiliki sumbu diagonal, garbhagriha lazimnya terletak di titik persilangannya.

Lazimnya garbhagriha tidak berjendela dan berpenerangan redup, yang memang disengaja dengan maksud memudahkan pemuja memusatkan pikiran pada rupa sesembahan yang bersemayam di dalamnya. Hanya para pendeta yang diizinkan memasuki garbhagriha untuk melaksanakan upacara pemujaan.

Garbhagriha dalam agama Hindu

[sunting | sunting sumber]
Lingga, lambang dewa Siwa, dalam garbhagriha di Pattadakal.

Dalam seni arsitektur Dravida, garbhagriha dibangun menyerupai miniatur wilmana dengan tambahan-tambahan khas India selatan, misalnya tembok dalam dan tembok luar yang dibangun bersebelahan sehingga membentuk jalur pradaksina mengelilingi garbhagriha. Pintu masuknya disarati dengan hiasan. Garbhagriha dijadikan bangunan terpisah yang jauh lebih sarat lagi hiasannya.[3]

Garbhagriha lebih sering dibangun dalam bentuk persegi di atas pelataran atau lapik bangunan yang terbuat dari batu, lokasinya diperhitungkan sedemikian rupa agar menjadi pusat keseimbangan dan keselarasan karena garbhagriha adalah lambang dari alam sagir atau buana alit. Di tengah-tengahnya disemayamkan arca sesembahan.[4]

Akan tetapi kadang kala, untuk kuil-kuil pemujaan dewi-dewi, garbagriha dibangun dalam bentuk persegi panjang. Misalnya kuil Varahi Deula di Chaurasi.

Tampilan mutakhir dari sebagian besar kuil-kuil ini adalah wilmana berlantai dua dengan sebuah garbhagriha persegi dan sebuah jalur pradaksina di sekelilingnya, sebuah ardha mandapa (pendopo penghubung bagian luar dengan garbhagriha) serta sebuah maha mandapa (balai persembahyangan) yang lebih sempit.[3]

Pura Hindu Dharma di Indonesia, bukanlah bangunan rumah ibadat yang tertutup seperti mandira, tetapi berupa pelataran terbuka berbentuk persegi panjang yang dikelilingi tembok seperti kuil-kuil Dravida. Pelataran bertembok ini masih disekat-sekat lagi menjadi tiga pelataran yang berbeda fungsi dan tingkat kesucian. Pelataran depan yang disebut jaba pisan atau nista mandala, memiliki fungsi yang sama dengan ardha mandapa; pelataran tengah yang disebut jaba tengah atau madya mandala, memiliki fungsi yang sama dengan maha mandapa; sementara pelataran dalam yang disebut jero atau utama mandala berfungsi sebagai ruang tersuci dari sebuah Pura. Ketiga pelataran terbuka ini menampung sekumpulan bangunan sesuai fungsinya masing-masing. Di pelataran utama mandala didirikan bangunan pelinggih, antara lain padmasana dan pelinggih meru, yang kurang-lebih sama fungsinya dengan garbhagriha dan wilmana di India.

Krobongan, yakni bilik keramat di dalam rumah tradisional Jawa, yang lazimnya terletak di tengah-tengah rumah tinggal (dalem atau jero), juga memperlihatkan adaptasi pribumi Jawa terhadap konsep garbhagriha sebagai titik pusat peribadatan Hindu.

  1. ^ "Arsitektur Anak Benua India - Glosarium". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-03-06. Diakses tanggal 2007-01-24. 
  2. ^ "Templenet - Glosarium". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-07. Diakses tanggal 2007-01-29. 
  3. ^ a b "Arsitektur Kuil". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-06-16. Diakses tanggal 2007-01-24. 
  4. ^ Thapar, Binda (2004). Pengantar Arsitektur India. Singapore: Periplus Editions. hlm. 43. 
  • Hardy, Adam, Indian Temple Architecture: Form and Transformation: the Karṇāṭa Drāviḍa Tradition, 7th to 13th Centuries, 1995, Abhinav Publications, ISBN 8170173124, 9788170173120, buku google
  • George Michell; Monuments of India (Penguin Guides, Jilid 1, 1989)

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]