Lompat ke isi

Menara Saidah: Perbedaan antara revisi

Koordinat: 6°14′38″S 106°51′33″E / 6.243809°S 106.859118°E / -6.243809; 106.859118
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
(33 revisi perantara oleh 20 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox building
{{Infobox building
|name = Menara Saidah
| name = Menara Saidah
|image = [[Berkas:Menara Saidah.gif]]
| image = [[Berkas:Menara Saidah.gif]]
|location = [[Jl. Letjen MT. Haryono]] [[Jakarta]], [[Indonesia]]
| location = Jalan MT Haryono<br/>[[Jakarta]], [[Jakarta Selatan]], [[Pancoran]], [[Indonesia]]
| coordinates = {{Coord|-6.243809|106.859118|display=inline,title}}
|latd = -6.243809
| floor_count = 24 lantai (2 basement, 2 semi - basement)
|longd = 106.859118
| start_date = Juli 1995
|coordinates_display= edu
| completion_date = November 1997 (Sebagai Menara Drassindo)
|architectural =
| closing_date = 2007 (Sebagai Menara Saidah)
|roof =
| cost = Rp. 100 Milyar (1997), Rp. 720 Milyar (2020 inflasi)
|top_floor =
| developer = [[Hutama Karya]]
|floor_count = 30
| architect = Ketira Engineering Consultants (arsitektur eksterior)
|start_date = 1995
| height = 94 m
|completion_date = 1998
|developer = [[Hutama Karya]]
|architect =
|structural_engineer=
|main_contractor =
|references =
}}
}}


'''Menara Saidah''' adalah nama sebuah gedung yang berfungsi sebagai pusat perkantoran dan terletak di Jalan Letjen MT Haryono, [[Jakarta]], [[Indonesia]].<ref name=HK>[http://www.hutama-karya.com/project/menara-saidah Situs Hutama Karya: Menara Saidah]. Diakses 2 Juni 2013. (Versi arsip [http://web.archive.org/web/20130425134152/http://www.hutama-karya.com/project/menara-saidah Archieve.org])</ref> Sebelumnya nama gedung ini adalah '''Gedung Grancindo''' dan didirikan lama sebelum kemudian direnovasi besar besaran menjadi Menara Saidah.<ref name=merdeka4>[http://www.merdeka.com/peristiwa/menara-saidah-kisah-kejayaan-yang-singkat.html Situs Merdeka.com: Menara Saidah, kisah kejayaan yang singkat]. Dipublikasikan 25 Mei 2012. Diakses 2 Juni 2013</ref> Nama yang diberikan pada gedung ini diambil dari nama pemiliknya, [[Saidah Abu Bakar Ibrahim]]. Gedung ini diresmikan pada tahun 2001.<ref name=Merdeka1>[http://www.merdeka.com/peristiwa/bagaimana-nasib-menara-saidah-ke-depan.html Situs Merdeka.com: Bagaimana nasib Menara Saidah ke depan?]. Dipublikasikan Sabtu, 26 Mei 2012. Diakses 2 Juni 2013</ref>
'''Menara Saidah''' adalah nama sebuah gedung terbengkalai yang pernah berfungsi sebagai pusat perkantoran, terletak di Jalan MT Haryono, [[Jakarta]], [[Indonesia]] (Sebelumnya nama gedung ini adalah '''Menara Drassindo''')'''.''' Nama yang diberikan pada gedung ini diambil dari nama pemiliknya, [[Saidah Abu Bakar Ibrahim]].


Penyewanya termasuk Kementerian Percepatan Pembangunan Kawasan Timur Indonesia (sekarang berubah nama menjadi [[Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal]]) yang pernah berkantor di lantai 18.<ref name=merdeka4/> Gedung ini juga sempat berfungsi sebagai tempat acara buka bersama artis [[Inneke Koesherawati]] yang menikah dengan salah satu keluarga Saidah, [[Fahmi Darmawansyah]].<ref name=merdeka4/><ref name=SM>[http://www.suaramerdeka.com/harian/0404/03/bud1.htm Suara Merdeka: Memaknai Cincin Kawin 2,12 Karat]. Dipublikasikan Sabtu, 3 April 2004. Diakses 2 Juni 2013</ref><ref name=Jurnal>[http://www.jurnalnet.com/konten.php?nama=BeritaUtama&topik=10&id=395 Jurnal.net: Satu Hati dengan Mertua; Ketika Inneke Perankan Wanita Teraniaya, Mertuanya Ikut Sedih]. Dipublikasikan 16 Oktober 2006</ref>
Penyewanya termasuk Kementerian Percepatan Pembangunan Kawasan Timur Indonesia (sekarang berubah nama menjadi [[Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia|Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal]]) yang pernah berkantor di lantai 18.<ref name="merdeka4">[http://www.merdeka.com/peristiwa/menara-saidah-kisah-kejayaan-yang-singkat.html Situs Merdeka.com: Menara Saidah, kisah kejayaan yang singkat]. Dipublikasikan 25 Mei 2012. Diakses 2 Juni 2013</ref> Gedung ini juga sempat berfungsi sebagai tempat acara buka puasa bersama artis [[Inneke Koesherawati]] yang menikah dengan salah satu keluarga Saidah, [[Fahmi Darmawansyah]].<ref name=merdeka4/><ref name=SM>[http://www.suaramerdeka.com/harian/0404/03/bud1.htm Suara Merdeka: Memaknai Cincin Kawin 2,12 Karat] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20130617202618/http://www.suaramerdeka.com/harian/0404/03/bud1.htm |date=2013-06-17 }}. Dipublikasikan Sabtu, 3 April 2004. Diakses 2 Juni 2013</ref><ref name=Jurnal>[http://www.jurnalnet.com/konten.php?nama=BeritaUtama&topik=10&id=395 Jurnal.net: Satu Hati dengan Mertua; Ketika Inneke Perankan Wanita Teraniaya, Mertuanya Ikut Sedih]. Dipublikasikan 16 Oktober 2006</ref>


== Bangunan dan arsitektur ==
== Bangunan dan arsitektur ==
Kekhasan gedung ini adalah desainnya dengan patung-patung bernuansa [[Romawi]] diimpor dari [[Italia]].<ref name=HK/> Desain interiornya menggunakan "sentuhan [[Las Vegas]]" dengan langit-langit bagian lobi yang nuansanya bisa diganti.<ref name=HK/>
Kekhasan gedung ini adalah desainnya dengan patung-patung bernuansa [[Romawi]] diimpor dari [[Italia]].<ref name="HK">[http://www.hutama-karya.com/project/menara-saidah Situs Hutama Karya: Menara Saidah]. Diakses 2 Juni 2013. (Versi arsip [http://web.archive.org/web/20130425134152/http://www.hutama-karya.com/project/menara-saidah Archieve.org])</ref> Desain interiornya menggunakan "sentuhan [[Las Vegas]]" dengan langit - langit bagian lobi yang nuansanya bisa diganti.<ref name=HK/>
Gedung ini memiliki 24 lantai (2 basement, 2 semi - basement).
Gedung ini memiliki 28 lantai, dibangun pada tahun 1995 hingga 1998 oleh [[Hutama Karya|PT. Hutama Karya]] dan merupakan gedung tinggi pertama yang dibangun oleh kontraktor tersebut.<ref name=HK/> Renovasi besar-besaran ini dilakukan termasuk menambah ketinggian gedung awal yang 15 lantai menjadi 28 lantai.<ref name=merdeka4/>


Gedung ini terletak di Jalan MT Haryono, Jakarta. Lokasinya bersampingan dengan rel kereta yang masuk ke Stasiun Cawang, juga terletak di sebelah utara setelah ''flyover'' Tol Cawang - Grogol.
== Kontroversi ==

=== Bangunan ===
== Sejarah ==
Pada tahun 2007 gedung ini resmi ditutup untuk umum karena pondasi gedung tidak tegak berdiri dan miring beberapa derajat serta dianggap membahayakan keselamatan penghuni gedung.<ref name=Merdeka1>[http://www.merdeka.com/peristiwa/bagaimana-nasib-menara-saidah-ke-depan.html Situs Merdeka.com: Bagaimana nasib Menara Saidah ke depan?]. Dipublikasikan 26 Mei 2012. Diakses 2 Juni 2013</ref>

Konstruksinya dianggap bermasalah sejak awal, namun dari pihak pemilik maupun [[Suku Dinas Pengawasan dan Penertiban Bangunan]] (P2B) tidak ada yang bersedia memberikan penjelasan.<ref name=Merdeka1/> Rahmat, salah satu petugas keamanan yang pernah bekerja selama delapan tahun di gedung tersebut menuturkan pada tahun 2007 pemutusan hubungan kerja dilakukan secara sepihak, dan hingga hari ini ratusan karyawan belum memperoleh pesangon.<ref name=Viva>[http://metro.news.viva.co.id/news/read/236806-kenapa-menara-saidah-dibiarkan-kosong- Situs Vivanews: Kenapa Menara Saidah Dibiarkan Kosong?] Kondisi bangunan Menara Saidah sudah tak terawat, sepi dan tak terhuni. Dipublikasikan 29 Juli 2011. Diakses 2 Juni 2013</ref>
=== Pembangunan dan lelang ===
Gedung ini dibangun pada tahun 1995 hingga 1997 oleh [[Hutama Karya|PT. Hutama Karya]] dan merupakan gedung tinggi pertama yang dibangun oleh kontraktor tersebut.<ref name="HK" /> Pada awalnya, gedung yang belum dibangun ini dimiliki oleh PT. Mustika Ratu atas nama Mooryati Soedibyo. Pada tahun 1995, kepemilikan gedung ini dilelang dan lelang ini dimenangkan oleh anak kelima keluarga Saidah Abu Bakar Ibrahim, dan kemudian berpindah tangan ke anak bungsunya, Fahmi Darmawansyah.<ref name=":0">{{Cite news|url=https://finance.detik.com/properti/d-4727499/fakta-seputar-menara-saidah-gedung-yang-penuh-cerita-horor|title=Fakta Seputar Menara Saidah, Gedung yang Penuh Cerita Horor|last=Yasmin|first=Puti|work=[[Detik.com|detikcom]]|language=id-ID|access-date=2020-02-22}}</ref>

=== Penggunaan ===
Arsip Harian ''Kompas'' mengatakan, gedung ini sempat digunakan sebagai Sekretariat Panitia Pembangunan Umum pada tahun 1999.<ref name=":1">{{Cite news|last=Dzulfaroh|first=Ahmad Naufal|date=2022-01-24|title=Siapa Pemilik Menara Saidah, Benarkah Inneke Koesherawati? Ini Sejarahnya|url=https://www.kompas.com/tren/read/2022/01/24/205900365/siapa-pemilik-menara-saidah-benarkah-inneke-koesherawati-ini-sejarahnya|work=[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2022-01-29|editor-last=Nugroho|editor-first=Rizal Setyo}}</ref>

=== Penutupan dan kontroversi ===
Pada tahun 2007, gedung ini resmi ditutup untuk umum karena pondasi gedung tidak tegak berdiri dan miring beberapa derajat serta dianggap membahayakan keselamatan penghuni gedung.<ref name="Merdeka1">[http://www.merdeka.com/peristiwa/bagaimana-nasib-menara-saidah-ke-depan.html Situs Merdeka.com: Bagaimana nasib Menara Saidah ke depan?]. Dipublikasikan Sabtu, 26 Mei 2012. Diakses 2 Juni 2013</ref>
Konstruksinya dianggap bermasalah sejak awal, namun dari pihak pemilik maupun [[Suku Dinas Pengawasan dan Penertiban Bangunan]] (P2B) tidak ada yang bersedia memberikan penjelasan.<ref name="Merdeka1" /> Rahmat, salah satu petugas keamanan yang pernah bekerja selama delapan tahun di gedung tersebut menuturkan pada tahun 2007 pemutusan hubungan kerja dilakukan secara sepihak, dan hingga hari ini ratusan karyawan belum memperoleh pesangon.<ref name="Viva">[http://metro.news.viva.co.id/news/read/236806-kenapa-menara-saidah-dibiarkan-kosong- Situs Vivanews: Kenapa Menara Saidah Dibiarkan Kosong?] Kondisi bangunan Menara Saidah sudah tak terawat, sepi dan tak terhuni. Dipublikasikan 29 Juli 2011. Diakses 2 Juni 2013</ref>


Karena lokasinya yang strategis banyak penawaran masuk, termasuk dari [[Universitas Satyagama]] pada tahun 2011.<ref name=Viva/> Keterangan yang diberikan oleh salah satu petugas keamanan, Rahmat, pindah tangan pemilik tidak terjadi karena pemilik awal tidak bersedia menunjukkan gambar struktur gedung.<ref name=Merdeka3>[http://www.merdeka.com/peristiwa/menara-saidah-kerap-didatangi-para-calo.html Situs Merdeka.com: Menara Saidah kerap didatangi para calo]. Dipublikasikan 25 Mei 2012. Diakses 2 Juni 2013.</ref>
Karena lokasinya yang strategis banyak penawaran masuk, termasuk dari [[Universitas Satyagama]] pada tahun 2011.<ref name=Viva/> Keterangan yang diberikan oleh salah satu petugas keamanan, Rahmat, pindah tangan pemilik tidak terjadi karena pemilik awal tidak bersedia menunjukkan gambar struktur gedung.<ref name=Merdeka3>[http://www.merdeka.com/peristiwa/menara-saidah-kerap-didatangi-para-calo.html Situs Merdeka.com: Menara Saidah kerap didatangi para calo]. Dipublikasikan 25 Mei 2012. Diakses 2 Juni 2013.</ref>


Menara Saidah pada tahun 2012 oleh pemilik kemudian diserahkan dalam pengawasan Polsek Cawang, Jakarta Timur di mana setiap pagi polisi dari Cawang datang, dan menandatangan daftar.<ref name=Merdeka3/> Masalah keamanan, termasuk kebakaran sepenuhnya tanggung jawab polisi.<ref name=Merdeka3/>
Menara Saidah pada tahun 2012 oleh pemilik kemudian diserahkan ke dalam pengawasan Polisi Sektor Cawang, Jakarta Timur. Setiap pagi polisi dari Cawang datang, dan menandatangani daftar.<ref name=Merdeka3/> Masalah keamanan, termasuk kebakaran, sepenuhnya menjadi tanggung jawab polisi.<ref name=Merdeka3/>

Pada tahun 2012 gedung dalam keadaan tidak terawat karena jalan akses masuk dan keluar gedung sudah banyak yang pecah, dalam keadaan gelap, dan hanya taman depannya yang masih dibersihkan dengan menyewa jasa petugas kebersihan jalan raya.<ref name=Merdeka6>[http://www.merdeka.com/peristiwa/dicari-satpam-penjaga-menara-saidah.html Situs Merdeka.com: Dicari, satpam penjaga Menara Saidah]. Dipublikasikan 25 Mei 2013. Diakses 2 Juni 2013</ref> Ketidakjelasan status gedung ini mengakibatkan masyarakat yang tinggal di sekitarnya khawatir dan takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.<ref name=merdeka5>[http://www.merdeka.com/peristiwa/konstruksi-menara-saidah-bermasalah-sejak-awal.html Merdeka.com: Konstruksi Menara Saidah bermasalah sejak awal]. Dipublikasikan 25 Mei 2012. Diakses 2 Juni 2013</ref> Lurah setempat, Shalih Nopiansyar, mengatakan permintaan bertemu dengan pemilik terkait kelangsungan bangunan tidak berhasil, begitu pula pihak yang tertarik membeli gedung yang selalu terhenti di tengah jalan dan tidak ada kabar lagi.<ref name=Viva/> Pemerintah daerah setempat pun belum menerima laporan mengenai rencana terkait bangunan Menara Saidah.<ref name=Viva/>

Dua pengamat perkotaan, [[Yayat Supriyatna]]<ref name=merdeka5/> dan [[Nirwono Joga]]<ref name=Tempo4>[http://www.tempo.co/read/news/2013/05/13/083480090/Menara-Saidah-Miring-Pemda-Jakarta-Ikut-Salah Tempo: Menara Saidah Miring, Pemda Jakarta Ikut Salah]{{Pranala mati|date=Desember 2022 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> menyatakan bahwa Pemerintah (Dinas P2B) dan pemilik harus bertanggung jawab terhadap pembiaran gedung.

Nirwono menyatakan miringnya Menara Saidah dapat dikategorikan sebagai gagal pembangunan akibat terjadinya kemiringan atau keteledoran.<ref name=Tempo4/>

Menurut Yayat, Dinas P2B tidak segera bertindak pada pemilik yang terkesan membiarkan.<ref name=merdeka5/> Padahal tidak boleh melakukan pembiaran hanya karena alasan rugi.<ref name=merdeka5/> Sementara Nirwono berpendapat bahwa Dinas P2B seharusnya memerintahkan pemilik gedung untuk segera membongkar dan merenovasi agar gedung aman untuk digunakan. Pemerintah tidak pernah tegas terhadap perencana, pengawas, dan pelaksana gedung yang bermasalah.<ref name=Tempo4/> Selama ini kecelakaan karena faktor struktur gedung tidak pernah diproses hukum sampai ke pengadilan. Pemilik gedung juga tidak terlalu mengindahkan syarat-syarat pendirian gedung sesuai dengan aturan.<ref name=Tempo4/> Walaupun dilakukan audit bangunan, apabila ada korban pun kasus selesai setelah memberikan uang kerohiman, dan tidak diproses hukum.<ref name=Tempo4/> Sementara Yayat menyatakan kasus Menara Saidah sebagai pelajaran dalam proyek pembangunan gedung lainnya dalam melakukan pengawasan yang baik, termasuk juga konstruksinya.<ref name=merdeka5/>

Pihak pengelola Menara Saidah, Dami Okta (Manajer Umum) [[Gamlindo Nusa|PT Gamlindo Nusa]], membantah pemberitaan Tempo pada tahun 2013 bahwa gedung itu miring.<ref name=Tempo2>[http://www.tempo.co/read/news/2013/05/15/083480545/Pengelola-Sengaja-Kosongkan-Gedung-Menara-Saidah Tempo: Pengelola Menara Saidah: Gedung Itu Tidak Miring]{{Pranala mati|date=Desember 2022 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Menurut mereka, gedung itu sengaja dikosongkan sampai masa sewa penyewa habis dan skema penyewaan pada calon penyewa berikutnya adalah satu gedung secara keseluruhan.<ref name=Tempo2/>


Gedung ini dikabarkan sempat direnovasi pada tahun 2015, akan tetapi pengerjaan dihentikan setelah dua bulan.<ref name=":1" />
Pada tahun 2012 gedung dalam keadaan tidak terawat karena jalan akses masuk dan keluar gedung sudah banyak yang pecah, dalam keadaan gelap, dan hanya taman depannya yang masih dibersihkan menyewa jasa petugas kebersihan jalan raya.<ref name=Merdeka6>[http://www.merdeka.com/peristiwa/dicari-satpam-penjaga-menara-saidah.html Situs Merdeka.com: Dicari, satpam penjaga Menara Saidah]. Dipublikasikan 25 Mei 2013. Diakses 2 Juni 2013</ref> Ketidak jelasan status gedung ini mengakibatkan masyarakat yang tinggal disekitar khawatir dan takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.<ref name=merdeka5>[http://www.merdeka.com/peristiwa/konstruksi-menara-saidah-bermasalah-sejak-awal.html Merdeka.com: Konstruksi Menara Saidah bermasalah sejak awal]. Dipublikasikan 25 Mei 2012. Diakses 2 Juni 2013</ref> Lurah setempat, Shalih Nopiansyar, mengatakan permintaan bertemu dengan pemilik terkait kelangsungan bangunan tidak berhasil, begitu pula pihak yang tertarik membeli gedung yang selalu terhenti di tengah jalan dan tak ada kabar lagi.<ref name=Viva/> Pemda setempatpun belum menerima laporan mengenai rencana terkait bangunan Menara Saidah.<ref name=Viva/>


==== Manajemen buruk ====
Dua pengamat pengamat perkotaan, Yayat Supriyatna <ref name=merdeka5/> dan Nirwono Joga <ref name=Tempo4>[http://www.tempo.co/read/news/2013/05/13/083480090/Menara-Saidah-Miring-Pemda-Jakarta-Ikut-Salah Tempo: Menara Saidah Miring, Pemda Jakarta Ikut Salah]</ref> menyatakan bahwa Pemerintah (Dinas P2B) dan pemilik harus bertanggung jawab terhadap pembiaran gedung.
Pada tahun 2012 situs web ''Merdeka.com'' mencatat bahwa Menara Saidah dikelola oleh beberapa perusahaan berbeda namun masih di dalam [[Merial Group]]; Diantaranya [[Merial Esa|PT Merial Esa]] dan [[Merial Medika|PT Merial Medika]],<ref name="merdeka4" />
Banyaknya pihak yang ikut mengelola gedung, termasuk kakak-adiknya, juga ikut mengelola, membuat harga sewa menjadi tinggi.<ref name="merdeka4" />


Pada tahun 2013 Kepala Suku Dinas [[Dinas Pengawasan dan Penertiban Bangunan|P2B]] [[Putu Indiana]] membantah adanya kegagalan konstruksi dan menyatakan terbengkalainya Menara Saidah dikarenakan masalah internal manajemen yang tidak dikelola dengan baik dan kisruh kepemilikan.<ref name="Tempo3">[http://www.tempo.co/read/news/2013/05/14/214480347/Ini-Kata-Dinas-P2B-tentang-Menara-Saidah-Miring Tempo: Ini Kata Dinas P2B tentang Menara Saidah Miring]{{Pranala mati|date=Desember 2022 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}. Dipublikasikan 14 Mei 2013.Diakses 2 Juni 2013</ref> Pengecekan kemiringan bangunan menurut Putu dilakukan menggunakan alat ukur bernama [[teodolit]], dan dikonfirmasi tidak miring oleh Kepala Suku Dinas P2B Jakarta Selatan.<ref name="Tempo3" />
Nirwono menyatakan miringnya Menara Saidah dapat dikategorikan sebagai gagal bangunan di mana terjadinya kemiringan atau masalah sedikit sudah dikategorikan gagal bangunan karena ada keteledoran.<ref name=Tempo4/>


=== Pemprov DKI Jakarta ===
Menurut Yayat Dinas P2B yang tidak segera bertindak pada Pemilik yangterkesan membiarkan.<ref name=merdeka5/> Padahal tidak boleh melakukan pembiaran hanya karena alasan rugi.<ref name=merdeka5/> Sementara Nirwono berpendapat bahwa Dinas P2B seharusnya memerintahkan pemilik gedung untuk segera membongkar dan merenovasi agar gedung aman untuk digunakan. Pemerintah tidak pernah tegas terhadap perencana, pengawas, dan pelaksana gedung yang bermasalah.<ref name=Tempo4/> Selama ini kecelakaan karena faktor struktur gedung tidak pernah diproses hukum sampai ke pengadilan karenanya pemilik gedung juga tidak terlalu mengindahkan syarat-syarat pendirian gedung sesuai dengan aturan.<ref name=Tempo4/> Walaupun dilakukan audit bangunan, apabila ada korban pun kasus selesai setelah memberikan uang kerohiman, dan tidak diproses hukum.<ref name=Tempo4/> Sementara Yayat menyatakan kasus Menara Saidah sebagai pelajaran dalam proyek pembangunan gedung lainnya dalam melakukan pengawasan yang baik, termasuk juga konstruksinya.<ref name=merdeka5/>
Djarot Saiful Hidayat, mantan wakil gubernur DKI Jakarta, pada tahun 2016 menyatakan niatnya untuk mengambil alih Menara Saidah ke dalam pemanfaatan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.<ref>{{Cite news|url=https://wartakota.tribunnews.com/2016/10/17/daripada-jadi-rumah-hantu-wagub-dki-menara-saedah-akan-diambil-alih-pemprov-dki|title=Daripada Jadi Rumah Hantu, Wagub DKI: Menara Saidah Akan Diambil Alih Pemprov DKI|work=[[Tribunnews|Tribunnews.com]]|language=id|access-date=2020-02-22|last=Suprapto}}</ref>


=== Longsor tanah ===
Pihak pengelola Gedung Menara Saidah, Dami Okta (Manajer Umum) [[Gamlindo Nusa|PT Gamlindo Nusa]], membantah pemberitaan Tempo pada tahun 2013 bahwa gedung itu miring.<ref name=Tempo2>[http://www.tempo.co/read/news/2013/05/15/083480545/Pengelola-Sengaja-Kosongkan-Gedung-Menara-Saidah Tempo: Pengelola Menara Saidah: Gedung Itu Tidak Miring]</ref> Menurut mereka, gedung itu sengaja dikosongkan sampai masa sewa penyewa habis dan skema penyewaan pada calon penyewa berikutnya adalah satu gedung secara keseluruhan.<ref name=Tempo2/>
Pada Kamis, 12 Oktober 2017, terjadi longsoran dari dinding penahan tanah yang ada di depan Menara Saidah. Longsoran ini masuk ke dalam area pekerjaan ''light rail transit'' (LRT) Jakarta yang sedang dikonstruksi PT. Adhi Karya. Sekretaris perusahaan, Ki Syahgolang, menyatakan bahwa longsoran ini tidak berdampak terhadap tiang maupun fondasi LRT. Pihaknya kemudian menutup lereng di sisi gedung ini serta membersihkan tanah yang longsor ke dalam area pekerjaan LRT.<ref>{{Cite news|url=https://www.viva.co.id/berita/metro/966600-longsor-depan-menara-saidah-ini-penjelasan-pt-adhi-karya|title=Longsor Depan Menara Saidah, Ini Penjelasan PT Adhi Karya|last=Pribadi|first=Toto|date=2017-10-13|work=[[VIVA.co.id]]|language=id|access-date=2020-02-22}}</ref>


=== Manajemen buruk ===
== Dalam budaya populer ==
Pada tahun 2013 Kepala Suku Dinas [[Dinas Pengawasan dan Penertiban Bangunan|P2B]] [[Putu Indiana]] membantah adanya kegagalan konstruksi dan menyatakan terbengkalainya Menara Saidah dikarenakan masalah internal manajemen yang tidak dikelola dengan baik dan kisruh kepemilikan.<ref name=Tempo3>[http://www.tempo.co/read/news/2013/05/14/214480347/Ini-Kata-Dinas-P2B-tentang-Menara-Saidah-Miring Tempo: Ini Kata Dinas P2B tentang Menara Saidah Miring]. Dipublikasikan 14 Mei 2013.Diakses 2 Juni 2013</ref> Pengecekan kemiringan bangunan menurut Putu dilakukan menggunakan alat ukur bernama [[teodolit]], dan dikonfirmasi tidak miring oleh Kepala Suku Dinas P2B Jakarta Selatan.<ref name=Tempo3/>


=== Cerita hantu ===
Pada tahun 2012 Situs Merdeka.com mencatat bahwa Menara Saidah dikelola oleh beberapa perusahaan berbeda namun masih di dalam [[Merial Group]]; Diantaranya [[Merial Esa|PT Merial Esa]] dan [[Merial Medika|PT Merial Medika]],<ref name=merdeka4/>
Gedung ini merupakan lokasi utama dari berbagai cerita hantu yang beredar dalam kisah populer masyarakat Jakarta. Antara lain, ''CNNIndonesia.com'' melansir bahwa terdapat mitos dasar gedung tersebut merupakan "tempat tinggal kuntilanak merah dan koloni siluman". Daud, seorang paranormal yang diwawancarai, mengatakan bahwa kuntilanak tersebut adalah korban kecelakaan kereta dari rel yang berada di dekat menara. Sementara koloni siluman yang ada di dasar gedung merupakan bagian dari praktik pesugihan orang-orang yang menganggap keramat menara itu. Kisah di koran digital itu sendiri pun ditulis lantaran ada gosip terkait pesanan ojek daring yang didapat dari menara terbengkalai itu.<ref>{{Cite news|url=https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20191030194323-269-444277/misteri-kuntilanak-merah-di-menara-saidah|title=Misteri Kuntilanak Merah di Menara Saidah|last=Fajriyah|first=Titi|date=|work=[[CNN Indonesia]]|language=id-ID|access-date=2020-02-22}}</ref>
Banyaknya pihak yang ikut mengelola gedung, termasuk Kakak-adiknya, juga ikut mengelola, membuat harga sewa menjadi tinggi.<ref name=merdeka4/>


== Rujukan ==
== Rujukan ==
{{reflist}}
{{reflist}}
12m


[[Kategori:Bangunan dan struktur di Jakarta]]
[[Kategori:Bangunan dan struktur di Jakarta]]
[[Kategori:Menara di Indonesia]]
[[Kategori:Menara miring]]

Revisi per 3 Agustus 2023 05.59

Menara Saidah
Peta
Informasi umum
LokasiJalan MT Haryono
Jakarta, Jakarta Selatan, Pancoran, Indonesia
Koordinat6°14′38″S 106°51′33″E / 6.243809°S 106.859118°E / -6.243809; 106.859118
Mulai dibangunJuli 1995
RampungNovember 1997 (Sebagai Menara Drassindo)
Ditutup2007 (Sebagai Menara Saidah)
BiayaRp. 100 Milyar (1997), Rp. 720 Milyar (2020 inflasi)
Tinggi94 m
Data teknis
Jumlah lantai24 lantai (2 basement, 2 semi - basement)
Desain dan konstruksi
ArsitekKetira Engineering Consultants (arsitektur eksterior)
PengembangHutama Karya

Menara Saidah adalah nama sebuah gedung terbengkalai yang pernah berfungsi sebagai pusat perkantoran, terletak di Jalan MT Haryono, Jakarta, Indonesia (Sebelumnya nama gedung ini adalah Menara Drassindo). Nama yang diberikan pada gedung ini diambil dari nama pemiliknya, Saidah Abu Bakar Ibrahim.

Penyewanya termasuk Kementerian Percepatan Pembangunan Kawasan Timur Indonesia (sekarang berubah nama menjadi Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal) yang pernah berkantor di lantai 18.[1] Gedung ini juga sempat berfungsi sebagai tempat acara buka puasa bersama artis Inneke Koesherawati yang menikah dengan salah satu keluarga Saidah, Fahmi Darmawansyah.[1][2][3]

Bangunan dan arsitektur

Kekhasan gedung ini adalah desainnya dengan patung-patung bernuansa Romawi diimpor dari Italia.[4] Desain interiornya menggunakan "sentuhan Las Vegas" dengan langit - langit bagian lobi yang nuansanya bisa diganti.[4] Gedung ini memiliki 24 lantai (2 basement, 2 semi - basement).

Gedung ini terletak di Jalan MT Haryono, Jakarta. Lokasinya bersampingan dengan rel kereta yang masuk ke Stasiun Cawang, juga terletak di sebelah utara setelah flyover Tol Cawang - Grogol.

Sejarah

Pembangunan dan lelang

Gedung ini dibangun pada tahun 1995 hingga 1997 oleh PT. Hutama Karya dan merupakan gedung tinggi pertama yang dibangun oleh kontraktor tersebut.[4] Pada awalnya, gedung yang belum dibangun ini dimiliki oleh PT. Mustika Ratu atas nama Mooryati Soedibyo. Pada tahun 1995, kepemilikan gedung ini dilelang dan lelang ini dimenangkan oleh anak kelima keluarga Saidah Abu Bakar Ibrahim, dan kemudian berpindah tangan ke anak bungsunya, Fahmi Darmawansyah.[5]

Penggunaan

Arsip Harian Kompas mengatakan, gedung ini sempat digunakan sebagai Sekretariat Panitia Pembangunan Umum pada tahun 1999.[6]

Penutupan dan kontroversi

Pada tahun 2007, gedung ini resmi ditutup untuk umum karena pondasi gedung tidak tegak berdiri dan miring beberapa derajat serta dianggap membahayakan keselamatan penghuni gedung.[7] Konstruksinya dianggap bermasalah sejak awal, namun dari pihak pemilik maupun Suku Dinas Pengawasan dan Penertiban Bangunan (P2B) tidak ada yang bersedia memberikan penjelasan.[7] Rahmat, salah satu petugas keamanan yang pernah bekerja selama delapan tahun di gedung tersebut menuturkan pada tahun 2007 pemutusan hubungan kerja dilakukan secara sepihak, dan hingga hari ini ratusan karyawan belum memperoleh pesangon.[8]

Karena lokasinya yang strategis banyak penawaran masuk, termasuk dari Universitas Satyagama pada tahun 2011.[8] Keterangan yang diberikan oleh salah satu petugas keamanan, Rahmat, pindah tangan pemilik tidak terjadi karena pemilik awal tidak bersedia menunjukkan gambar struktur gedung.[9]

Menara Saidah pada tahun 2012 oleh pemilik kemudian diserahkan ke dalam pengawasan Polisi Sektor Cawang, Jakarta Timur. Setiap pagi polisi dari Cawang datang, dan menandatangani daftar.[9] Masalah keamanan, termasuk kebakaran, sepenuhnya menjadi tanggung jawab polisi.[9]

Pada tahun 2012 gedung dalam keadaan tidak terawat karena jalan akses masuk dan keluar gedung sudah banyak yang pecah, dalam keadaan gelap, dan hanya taman depannya yang masih dibersihkan dengan menyewa jasa petugas kebersihan jalan raya.[10] Ketidakjelasan status gedung ini mengakibatkan masyarakat yang tinggal di sekitarnya khawatir dan takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.[11] Lurah setempat, Shalih Nopiansyar, mengatakan permintaan bertemu dengan pemilik terkait kelangsungan bangunan tidak berhasil, begitu pula pihak yang tertarik membeli gedung yang selalu terhenti di tengah jalan dan tidak ada kabar lagi.[8] Pemerintah daerah setempat pun belum menerima laporan mengenai rencana terkait bangunan Menara Saidah.[8]

Dua pengamat perkotaan, Yayat Supriyatna[11] dan Nirwono Joga[12] menyatakan bahwa Pemerintah (Dinas P2B) dan pemilik harus bertanggung jawab terhadap pembiaran gedung.

Nirwono menyatakan miringnya Menara Saidah dapat dikategorikan sebagai gagal pembangunan akibat terjadinya kemiringan atau keteledoran.[12]

Menurut Yayat, Dinas P2B tidak segera bertindak pada pemilik yang terkesan membiarkan.[11] Padahal tidak boleh melakukan pembiaran hanya karena alasan rugi.[11] Sementara Nirwono berpendapat bahwa Dinas P2B seharusnya memerintahkan pemilik gedung untuk segera membongkar dan merenovasi agar gedung aman untuk digunakan. Pemerintah tidak pernah tegas terhadap perencana, pengawas, dan pelaksana gedung yang bermasalah.[12] Selama ini kecelakaan karena faktor struktur gedung tidak pernah diproses hukum sampai ke pengadilan. Pemilik gedung juga tidak terlalu mengindahkan syarat-syarat pendirian gedung sesuai dengan aturan.[12] Walaupun dilakukan audit bangunan, apabila ada korban pun kasus selesai setelah memberikan uang kerohiman, dan tidak diproses hukum.[12] Sementara Yayat menyatakan kasus Menara Saidah sebagai pelajaran dalam proyek pembangunan gedung lainnya dalam melakukan pengawasan yang baik, termasuk juga konstruksinya.[11]

Pihak pengelola Menara Saidah, Dami Okta (Manajer Umum) PT Gamlindo Nusa, membantah pemberitaan Tempo pada tahun 2013 bahwa gedung itu miring.[13] Menurut mereka, gedung itu sengaja dikosongkan sampai masa sewa penyewa habis dan skema penyewaan pada calon penyewa berikutnya adalah satu gedung secara keseluruhan.[13]

Gedung ini dikabarkan sempat direnovasi pada tahun 2015, akan tetapi pengerjaan dihentikan setelah dua bulan.[6]

Manajemen buruk

Pada tahun 2012 situs web Merdeka.com mencatat bahwa Menara Saidah dikelola oleh beberapa perusahaan berbeda namun masih di dalam Merial Group; Diantaranya PT Merial Esa dan PT Merial Medika,[1] Banyaknya pihak yang ikut mengelola gedung, termasuk kakak-adiknya, juga ikut mengelola, membuat harga sewa menjadi tinggi.[1]

Pada tahun 2013 Kepala Suku Dinas P2B Putu Indiana membantah adanya kegagalan konstruksi dan menyatakan terbengkalainya Menara Saidah dikarenakan masalah internal manajemen yang tidak dikelola dengan baik dan kisruh kepemilikan.[14] Pengecekan kemiringan bangunan menurut Putu dilakukan menggunakan alat ukur bernama teodolit, dan dikonfirmasi tidak miring oleh Kepala Suku Dinas P2B Jakarta Selatan.[14]

Pemprov DKI Jakarta

Djarot Saiful Hidayat, mantan wakil gubernur DKI Jakarta, pada tahun 2016 menyatakan niatnya untuk mengambil alih Menara Saidah ke dalam pemanfaatan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.[15]

Longsor tanah

Pada Kamis, 12 Oktober 2017, terjadi longsoran dari dinding penahan tanah yang ada di depan Menara Saidah. Longsoran ini masuk ke dalam area pekerjaan light rail transit (LRT) Jakarta yang sedang dikonstruksi PT. Adhi Karya. Sekretaris perusahaan, Ki Syahgolang, menyatakan bahwa longsoran ini tidak berdampak terhadap tiang maupun fondasi LRT. Pihaknya kemudian menutup lereng di sisi gedung ini serta membersihkan tanah yang longsor ke dalam area pekerjaan LRT.[16]

Dalam budaya populer

Cerita hantu

Gedung ini merupakan lokasi utama dari berbagai cerita hantu yang beredar dalam kisah populer masyarakat Jakarta. Antara lain, CNNIndonesia.com melansir bahwa terdapat mitos dasar gedung tersebut merupakan "tempat tinggal kuntilanak merah dan koloni siluman". Daud, seorang paranormal yang diwawancarai, mengatakan bahwa kuntilanak tersebut adalah korban kecelakaan kereta dari rel yang berada di dekat menara. Sementara koloni siluman yang ada di dasar gedung merupakan bagian dari praktik pesugihan orang-orang yang menganggap keramat menara itu. Kisah di koran digital itu sendiri pun ditulis lantaran ada gosip terkait pesanan ojek daring yang didapat dari menara terbengkalai itu.[17]

Rujukan

  1. ^ a b c d Situs Merdeka.com: Menara Saidah, kisah kejayaan yang singkat. Dipublikasikan 25 Mei 2012. Diakses 2 Juni 2013
  2. ^ Suara Merdeka: Memaknai Cincin Kawin 2,12 Karat Diarsipkan 2013-06-17 di Wayback Machine.. Dipublikasikan Sabtu, 3 April 2004. Diakses 2 Juni 2013
  3. ^ Jurnal.net: Satu Hati dengan Mertua; Ketika Inneke Perankan Wanita Teraniaya, Mertuanya Ikut Sedih. Dipublikasikan 16 Oktober 2006
  4. ^ a b c Situs Hutama Karya: Menara Saidah. Diakses 2 Juni 2013. (Versi arsip Archieve.org)
  5. ^ Yasmin, Puti. "Fakta Seputar Menara Saidah, Gedung yang Penuh Cerita Horor". detikcom. Diakses tanggal 2020-02-22. 
  6. ^ a b Dzulfaroh, Ahmad Naufal (2022-01-24). Nugroho, Rizal Setyo, ed. "Siapa Pemilik Menara Saidah, Benarkah Inneke Koesherawati? Ini Sejarahnya". Kompas.com. Diakses tanggal 2022-01-29. 
  7. ^ a b Situs Merdeka.com: Bagaimana nasib Menara Saidah ke depan?. Dipublikasikan Sabtu, 26 Mei 2012. Diakses 2 Juni 2013
  8. ^ a b c d Situs Vivanews: Kenapa Menara Saidah Dibiarkan Kosong? Kondisi bangunan Menara Saidah sudah tak terawat, sepi dan tak terhuni. Dipublikasikan 29 Juli 2011. Diakses 2 Juni 2013
  9. ^ a b c Situs Merdeka.com: Menara Saidah kerap didatangi para calo. Dipublikasikan 25 Mei 2012. Diakses 2 Juni 2013.
  10. ^ Situs Merdeka.com: Dicari, satpam penjaga Menara Saidah. Dipublikasikan 25 Mei 2013. Diakses 2 Juni 2013
  11. ^ a b c d e Merdeka.com: Konstruksi Menara Saidah bermasalah sejak awal. Dipublikasikan 25 Mei 2012. Diakses 2 Juni 2013
  12. ^ a b c d e Tempo: Menara Saidah Miring, Pemda Jakarta Ikut Salah[pranala nonaktif permanen]
  13. ^ a b Tempo: Pengelola Menara Saidah: Gedung Itu Tidak Miring[pranala nonaktif permanen]
  14. ^ a b Tempo: Ini Kata Dinas P2B tentang Menara Saidah Miring[pranala nonaktif permanen]. Dipublikasikan 14 Mei 2013.Diakses 2 Juni 2013
  15. ^ Suprapto. "Daripada Jadi Rumah Hantu, Wagub DKI: Menara Saidah Akan Diambil Alih Pemprov DKI". Tribunnews.com. Diakses tanggal 2020-02-22. 
  16. ^ Pribadi, Toto (2017-10-13). "Longsor Depan Menara Saidah, Ini Penjelasan PT Adhi Karya". VIVA.co.id. Diakses tanggal 2020-02-22. 
  17. ^ Fajriyah, Titi. "Misteri Kuntilanak Merah di Menara Saidah". CNN Indonesia. Diakses tanggal 2020-02-22.