Sungai Jagir: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
+Peta; |
||
(5 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
'''Kali Jagir''' adalah merupakan salah satu anak [[Sungai Mas]] dan merupakan sungai buatan pada zaman penjajahan Belanda yang mengalir ke arah timur di [[Kota Surabaya]]. Kali Jangir terletak di sepanjang Jl. Jagir Wonokromo. Zaman dahulu, Kali Jagir berair jernih, sehingga banyak juga dimanfaatkan masyarakat untuk MCK, atau sekadar berenang. Namun sayang, akibat pencemaran air Kali Jagir berwarna keruh, dan saat ini Pemkot Surabaya telah memulai membersihkan Kali Jagir. |
'''Kali Jagir''' adalah merupakan salah satu anak [[Sungai Mas]] dan merupakan sungai buatan pada zaman penjajahan Belanda yang mengalir ke arah timur di [[Kota Surabaya]]. Kali Jangir terletak di sepanjang Jl. Jagir Wonokromo. Zaman dahulu, Kali Jagir berair jernih, sehingga banyak juga dimanfaatkan masyarakat untuk MCK, atau sekadar berenang. Namun sayang, akibat pencemaran air Kali Jagir berwarna keruh, dan saat ini Pemkot Surabaya telah memulai membersihkan Kali Jagir.<mapframe latitude="-7.306282" longitude="112.787018" zoom="13" width="full" height="300" text="Kali Jagir, Surabaya">{ |
||
"type": "FeatureCollection", |
|||
"features": [ |
|||
⚫ | Di sungai ini juga terdapat Pintu Air peninggalan penjajah Belanda yang saat ini masih dipergunakan untuk pengaturan debit air [[Kali Mas]], yaitu pecahan [[Sungai Brantas]] di kota Surabaya untuk dibuang ke Kali Jagir. Letak pintu air tersebut tepat di sebelah Stasiun Kereta Api Wonokromo dan PDAM Surabaya. Air dari Kali Jagir juga diolah menjadi Air PAM dan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga Surabaya. |
||
{ |
|||
"type": "Feature", |
|||
"properties": { |
|||
"marker-symbol": "dam", |
|||
"marker-color": "0050d0", |
|||
"title": "Bendung Kali Jagir" |
|||
}, |
|||
"geometry": { |
|||
"type": "Point", |
|||
"coordinates": [ 112.74129, -7.300693 ] |
|||
} |
|||
}, |
|||
{ |
|||
"type": "Feature", |
|||
"properties": { |
|||
"marker-symbol": "m", |
|||
"marker-color": "0050d0", |
|||
"title": "Muara Kali Jagir" |
|||
}, |
|||
"geometry": { |
|||
"type": "Point", |
|||
"coordinates": [ 112.844661, -7.304723 ] |
|||
} |
|||
}, |
|||
{ |
|||
"type": "Feature", |
|||
"properties": {"stroke":"#0050d0", "stroke-width":4, "title":"Kali Jagir"}, |
|||
"geometry": { |
|||
"type": "LineString", |
|||
"coordinates": [ |
|||
[ 112.738241, -7.299898 ], |
|||
[ 112.779103, -7.310781 ], |
|||
[ 112.78074, -7.310794 ], |
|||
[ 112.790723, -7.307638 ], |
|||
[ 112.792438, -7.307497 ], |
|||
[ 112.79505, -7.30793 ], |
|||
[ 112.798879, -7.307893 ], |
|||
[ 112.802762, -7.307529 ], |
|||
[ 112.804308, -7.307878 ], |
|||
[ 112.806157, -7.308796 ], |
|||
[ 112.807254, -7.308808 ], |
|||
[ 112.808273, -7.308186 ], |
|||
[ 112.808562, -7.307044 ], |
|||
[ 112.806129, -7.304518 ], |
|||
[ 112.805957, -7.302727 ], |
|||
[ 112.806569, -7.301349 ], |
|||
[ 112.807558, -7.300149 ], |
|||
[ 112.808769, -7.299171 ], |
|||
[ 112.810094, -7.29874 ], |
|||
[ 112.811756, -7.299072 ], |
|||
[ 112.813247, -7.300204 ], |
|||
[ 112.815677, -7.301152 ], |
|||
[ 112.817399, -7.302004 ], |
|||
[ 112.819078, -7.303646 ], |
|||
[ 112.820204, -7.305283 ], |
|||
[ 112.821637, -7.306723 ], |
|||
[ 112.826285, -7.307223 ], |
|||
[ 112.833802, -7.30888 ], |
|||
[ 112.839591, -7.310396 ], |
|||
[ 112.840942, -7.308706 ], |
|||
[ 112.841916, -7.306704 ], |
|||
[ 112.844804, -7.304446 ] |
|||
] |
|||
} |
|||
} |
|||
] |
|||
⚫ | }</mapframe>Di sungai ini juga terdapat Pintu Air peninggalan penjajah Belanda yang saat ini masih dipergunakan untuk pengaturan debit air [[Kali Mas]], yaitu pecahan [[Sungai Brantas]] di kota Surabaya untuk dibuang ke Kali Jagir. Letak pintu air tersebut tepat di sebelah Stasiun Kereta Api Wonokromo dan PDAM Surabaya. Air dari Kali Jagir juga diolah menjadi Air PAM dan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga Surabaya. |
||
Dalam Kali Jagir, terdapat juga berbagai macam sumber daya, di antaranya ikan air tawar, yang terkenal salah satunya ialah Iwak Keting, ada juga udang. Setiap beberapa periode (beberapa bulan) sekali diadakan pembuangan endapan lumpur dari PDAM atau yang sering disebut warga sebagai "pengglontoran" ke aliran Kali Jagir, biasanya ini menyebabkan ikan, udang, serta beberapa jenis hewan air tawar lainnya mabuk, ini dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk mendapat ikan tanpa bersusah payah, hanya dengan menggunakan jaring maka akan terjaring ikan-ikan yang mabuk tadi. |
Dalam Kali Jagir, terdapat juga berbagai macam sumber daya, di antaranya ikan air tawar, yang terkenal salah satunya ialah Iwak Keting, ada juga udang. Setiap beberapa periode (beberapa bulan) sekali diadakan pembuangan endapan lumpur dari PDAM atau yang sering disebut warga sebagai "pengglontoran" ke aliran Kali Jagir, biasanya ini menyebabkan ikan, udang, serta beberapa jenis hewan air tawar lainnya mabuk, ini dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk mendapat ikan tanpa bersusah payah, hanya dengan menggunakan jaring maka akan terjaring ikan-ikan yang mabuk tadi. |
||
Jika kita menyisiri Kali Jagir ke arah [[timur]], akan kita temui sebuah jembatan yang terkenal dengan nama "Tretek Ijo", yang berarti Jembatan Hijau. Kemungkinan nama ini diambil dari warna jembatan yang memang bercat hijau, dikarenakan juga jembatan tersebut merupakan jembatan yang dibangun dengan konstruksi jembatan zeni tentara yang bewarna hijau (sekarang jembatan tersebut telah dibongkar). Menurut mitos masayarakat sekitar, di bawah jembatan ini banyak bercokol makhluk halus yang berwujud buaya, |
Jika kita menyisiri Kali Jagir ke arah [[timur]], akan kita temui sebuah jembatan yang terkenal dengan nama "Tretek Ijo", yang berarti Jembatan Hijau. Kemungkinan nama ini diambil dari warna jembatan yang memang bercat hijau, dikarenakan juga jembatan tersebut merupakan jembatan yang dibangun dengan konstruksi jembatan zeni tentara yang bewarna hijau (sekarang jembatan tersebut telah dibongkar). Menurut mitos masayarakat sekitar, di bawah jembatan ini banyak bercokol makhluk halus yang berwujud buaya, tetapi berwarna putih, sehingga masyarakat menamakannya "Boyo Putih". |
||
Melalui Kali Jagir inilah, pernah ada seorang tokoh yang dikenal sebagai "Pak Pesek" sang penyelamat yang dikenal banyak orang. Menurut cerita masyarakat sekitar, |
Melalui Kali Jagir inilah, pernah ada seorang tokoh yang dikenal sebagai "Pak Pesek" sang penyelamat yang dikenal banyak orang. Menurut cerita masyarakat sekitar, dialah yang menjadi pawang Kali Jagir dan Kali Mas di sekitar Wonokromo, sehingga jika ada seseorang yang hanyut di Kali Jagir dan [[Kali Mas]], dia biasanya ditunjuk untuk mencari sang koban. Konon dia memiliki kemampuan menyelam dalam waktu yang cukup lama yaitu sampai berjam-jam tanpa alat bantu, dan menguasai semua [[buaya]] dan [[makhluk halus]] di sungai dan dalam pencarian orang hilang di sungai buaya dan makhluk halus dipanggil untuk membantu pencarian sampai ditemukan. |
||
[[Kategori:Sungai di Jawa Timur|Jagir]] |
[[Kategori:Sungai di Jawa Timur|Jagir]] |
||
[[Kategori:DAS Brantas]] |
Revisi terkini sejak 8 Agustus 2023 11.19
Kali Jagir adalah merupakan salah satu anak Sungai Mas dan merupakan sungai buatan pada zaman penjajahan Belanda yang mengalir ke arah timur di Kota Surabaya. Kali Jangir terletak di sepanjang Jl. Jagir Wonokromo. Zaman dahulu, Kali Jagir berair jernih, sehingga banyak juga dimanfaatkan masyarakat untuk MCK, atau sekadar berenang. Namun sayang, akibat pencemaran air Kali Jagir berwarna keruh, dan saat ini Pemkot Surabaya telah memulai membersihkan Kali Jagir.
Di sungai ini juga terdapat Pintu Air peninggalan penjajah Belanda yang saat ini masih dipergunakan untuk pengaturan debit air Kali Mas, yaitu pecahan Sungai Brantas di kota Surabaya untuk dibuang ke Kali Jagir. Letak pintu air tersebut tepat di sebelah Stasiun Kereta Api Wonokromo dan PDAM Surabaya. Air dari Kali Jagir juga diolah menjadi Air PAM dan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga Surabaya.
Dalam Kali Jagir, terdapat juga berbagai macam sumber daya, di antaranya ikan air tawar, yang terkenal salah satunya ialah Iwak Keting, ada juga udang. Setiap beberapa periode (beberapa bulan) sekali diadakan pembuangan endapan lumpur dari PDAM atau yang sering disebut warga sebagai "pengglontoran" ke aliran Kali Jagir, biasanya ini menyebabkan ikan, udang, serta beberapa jenis hewan air tawar lainnya mabuk, ini dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk mendapat ikan tanpa bersusah payah, hanya dengan menggunakan jaring maka akan terjaring ikan-ikan yang mabuk tadi.
Jika kita menyisiri Kali Jagir ke arah timur, akan kita temui sebuah jembatan yang terkenal dengan nama "Tretek Ijo", yang berarti Jembatan Hijau. Kemungkinan nama ini diambil dari warna jembatan yang memang bercat hijau, dikarenakan juga jembatan tersebut merupakan jembatan yang dibangun dengan konstruksi jembatan zeni tentara yang bewarna hijau (sekarang jembatan tersebut telah dibongkar). Menurut mitos masayarakat sekitar, di bawah jembatan ini banyak bercokol makhluk halus yang berwujud buaya, tetapi berwarna putih, sehingga masyarakat menamakannya "Boyo Putih".
Melalui Kali Jagir inilah, pernah ada seorang tokoh yang dikenal sebagai "Pak Pesek" sang penyelamat yang dikenal banyak orang. Menurut cerita masyarakat sekitar, dialah yang menjadi pawang Kali Jagir dan Kali Mas di sekitar Wonokromo, sehingga jika ada seseorang yang hanyut di Kali Jagir dan Kali Mas, dia biasanya ditunjuk untuk mencari sang koban. Konon dia memiliki kemampuan menyelam dalam waktu yang cukup lama yaitu sampai berjam-jam tanpa alat bantu, dan menguasai semua buaya dan makhluk halus di sungai dan dalam pencarian orang hilang di sungai buaya dan makhluk halus dipanggil untuk membantu pencarian sampai ditemukan.