Lompat ke isi

Poitiers: Perbedaan antara revisi

Koordinat: 46°35′N 0°20′E / 46.58°N 0.34°E / 46.58; 0.34
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
A154 (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(2 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan)
Baris 11: Baris 11:


== Sejarah ==
== Sejarah ==
Poitiers didirikan sebelum pengaruh [[Romawi]] oleh suku bangsa [[Pictone]]. Poitiers adalah ibu kota [[Poitou]], wilayah yang diperintah oleh [[Pangeran Poitiers|para Pangeran Poitiers]]. [[Pertempuran Poitiers (1356)|Pertempuran Poitiers]] meletus di Poitiers pada [[19 September]] [[1356]], pada [[Perang Seratus Tahun]]. Sebuah perang yang lain terjadi sebelumnya, yaitu kemenangan yang menentukan oleh [[orang Kristen]] atas [[Muslim|orang Muslim]] juga terjadi di sini pada [[10 Oktober]] [[732]] — pertempuran ini lebih dikenal sebagai [[Pertempuran Tours]].
Poitiers didirikan sebelum pengaruh [[Romawi]] oleh suku bangsa [[Pictone]]. Poitiers adalah ibu kota [[Poitou]], wilayah yang diperintah oleh [[Pangeran Poitiers|para Pangeran Poitiers]]. [[Pertempuran Poitiers (1356)|Pertempuran Poitiers]] meletus di Poitiers pada [[19 September]] [[1356]], pada [[Perang Seratus Tahun]]. Sebuah perang yang lain terjadi sebelumnya, yaitu kemenangan yang menentukan oleh [[orang Kristen]] atas [[Muslim|orang Muslim]] juga terjadi di sini pada [[10 Oktober]] [[732]] — pertempuran ini lebih dikenal sebagai [[Pertempuran Tours]].{{butuh rujukan}}

[[Charles VII dari Prancis|Raja Charles VII]] mendirikan [[Universitas Poitiers]] pada [[1432]].


[[Charles VII dari Prancis|Raja Charles VII]] mendirikan [[Universitas Poitiers]] pada [[1432]].{{butuh rujukan}}
=== Tahun 1500-an ===
=== Tahun 1500-an ===
Tipe organisasi politik yang ada di Poitiers pada masa akhir Abad Pertengahan / awal Abad Modern dapat dilihat melalui pidato yang disampaikan pada 14 Juli 1595 oleh Maurice Roatin, wali kota Poitiers. Ia membandingkannya dengan negara Romawi, yang mengkombinasikan tiga bentuk pemerintahan: monarki (pemerintahan oleh satu orang), aristokrasi (pemerintahan oleh sedikit orang), dan demokrasi (pemerintahan oleh banyak orang). Ia mengatakan bahwa jabatan konsul Romawi sebanding dengan jabatan wali kota Poitiers, senat sama dengan pemerintah kota dan ''échevins'', serta unsur demokratis di Roma sama dengan kenyataan bahwa masalah-masalah yang paling penting "tidak dapat diputuskan kecuali melalui nasihat dari ''Mois et Cent'' [dewan yang luas].[[#Notes|<sup>1</sup>]] Wali kota tampaknya adalah seorang penganjur konstitusi campuran; kita harus mencatat bahwa tidak semua orang Prancis pada 1595 akan setuju dengannya, setidak-tidaknya di depan publik. Banyak yang lebih menyukai monarki absolut. Kita juga harus mencatat bahwa unsur-unsur demokratisnya tidaklah sekuat apa yang mungkin disiratkan oleh kata-kata sang wali kota. pada kenyataannya, Poitiers serupa dengan kota-kota Prancis yang lain: Paris, Nantes, Marseille, Limogues, La Rochelle, Dijon, dalam arti bahwa dewan pemerintahan kota (''corps de ville'') "sangat eksklusif dan oligarkis": sejumlah kecil kelompok profesional dan keluarga menguasai sebagian besar jabatan kota. Di Poitiers banyak dari posisi-posisi ini diberikan seumur hidup kepada si pemegang jabatan.[[#Notes|<sup>2</sup>]]
Tipe organisasi politik yang ada di Poitiers pada masa akhir Abad Pertengahan / awal Abad Modern dapat dilihat melalui pidato yang disampaikan pada 14 Juli 1595 oleh Maurice Roatin, wali kota Poitiers. Ia membandingkannya dengan negara Romawi, yang mengkombinasikan tiga bentuk pemerintahan: monarki (pemerintahan oleh satu orang), aristokrasi (pemerintahan oleh sedikit orang), dan demokrasi (pemerintahan oleh banyak orang). Ia mengatakan bahwa jabatan konsul Romawi sebanding dengan jabatan wali kota Poitiers, senat sama dengan pemerintah kota dan ''échevins'', serta unsur demokratis di Roma sama dengan kenyataan bahwa masalah-masalah yang paling penting "tidak dapat diputuskan kecuali melalui nasihat dari ''Mois et Cent'' [dewan yang luas].[[#Notes|<sup>1</sup>]] Wali kota tampaknya adalah seorang penganjur konstitusi campuran; kita harus mencatat bahwa tidak semua orang Prancis pada 1595 akan setuju dengannya, setidak-tidaknya di depan publik. Banyak yang lebih menyukai monarki absolut. Kita juga harus mencatat bahwa unsur-unsur demokratisnya tidaklah sekuat apa yang mungkin disiratkan oleh kata-kata sang wali kota. pada kenyataannya, Poitiers serupa dengan kota-kota Prancis yang lain: Paris, Nantes, Marseille, Limogues, La Rochelle, Dijon, dalam arti bahwa dewan pemerintahan kota (''corps de ville'') "sangat eksklusif dan oligarkis": sejumlah kecil kelompok profesional dan keluarga menguasai sebagian besar jabatan kota. Di Poitiers banyak dari posisi-posisi ini diberikan seumur hidup kepada si pemegang jabatan.[[#Notes|<sup>2</sup>]]


Pemerintah koat di Poitiers mendasarkan klaim-klaim legitimasinya pada teori pemerintahan di mana wali kota dan ''échevins'' memegang yurisdiksi urusan-urusan kota [[fief|sebagai vasal]] dari raja. Artinya, mereka bersumpah setia dan berjanji mendukungnya, dan sebagai ganjarannya, raja memberikan kepada mereka kekuasaan setempat.
Pemerintah kota di Poitiers mendasarkan klaim-klaim legitimasinya pada teori pemerintahan di mana wali kota dan ''échevins'' memegang yurisdiksi urusan-urusan kota [[fief|sebagai vasal]] dari raja. Artinya, mereka bersumpah setia dan berjanji mendukungnya, dan sebagai ganjarannya, raja memberikan kepada mereka kekuasaan setempat.
<!--This gave them the advantage of being able to claim that any townsperson who challenged their authority was being disloyal to the king. Every year the mayor and the 24 ''échevins'' would swear an oath of allegiance "between the hands" of the king or his representative, usually the lieutenant général or the sénécheusée. For example, in 1567, when Maxient Poitevin was mayor, king Henry III came for a visit, and, although some townspeople grumbled about the licentious behaviour of his entourage, Henry smoothed things over with a warm speech acknowledging their allegiance and thanking them for it.[[#Notes|<sup>2</sup>]] -->
<!--This gave them the advantage of being able to claim that any townsperson who challenged their authority was being disloyal to the king. Every year the mayor and the 24 ''échevins'' would swear an oath of allegiance "between the hands" of the king or his representative, usually the lieutenant général or the sénécheusée. For example, in 1567, when Maxient Poitevin was mayor, king Henry III came for a visit, and, although some townspeople grumbled about the licentious behaviour of his entourage, Henry smoothed things over with a warm speech acknowledging their allegiance and thanking them for it.[[#Notes|<sup>2</sup>]] -->



Revisi terkini sejak 17 Agustus 2023 05.38

Poitiers
Poetàe
Pusat bersejarah Poitiers dengan Gereja Saint-Radegund, Katedral Poitiers dan Istana Poitiers
Pusat bersejarah Poitiers dengan Gereja Saint-Radegund, Katedral Poitiers dan Istana Poitiers
Lambang kebesaran Poitiers
Poitiers di Prancis
Poitiers
Poitiers
Lokasi di Region Nouvelle-Aquitaine
Poitiers di Nouvelle-Aquitaine
Poitiers
Poitiers
Koordinat: 46°35′N 0°20′E / 46.58°N 0.34°E / 46.58; 0.34
NegaraPrancis
RegionNouvelle-Aquitaine
DepartemenVienne
ArondisemenPoitiers
KantonPoitiers-1, 2, 3, 4 and 5
AntarkomuneDU Grand Poitiers
Pemerintahan
 • Wali kota (2020–2026) Léonore Moncond'huy (The Greens)
Luas
 • Land142,11 km2 (1,626 sq mi)
 • Populasi2
90.033
 • Kepadatan Populasi221/km2 (55/sq mi)
Kode INSEE/pos
86194 / 86000
Ketinggian65–144 m (213–472 ft)
(rerata 75 m or 246 ft)
Situs webpoitiers.fr (dalam bahasa Prancis)
1 Data Pendaftaran Tanah Prancis, tak termasuk danau, kolam, gletser > 1 km² (0.386 mi² atau 247 ekar) dan muara sungai. 2 Population sans doubles comptes: penghitungan tunggal penduduk di komune lain (e.g. mahasiswa dan personil militer).
Kota Poitiers dengan banyak gereja dari abad pertengahan, dilihat dari "Les Dunes".

Poitiers adalah sebuah kota yang terletak di bagian barat tengah Prancis. Ia juga merupakan sebuah komun dan ibu kota (préfecture) dari département Vienne serta dari Poitou-Charentes région. Poitiers terletak di tepi Sungai Clain.

Letak Poitiers strategis di Seuil du Poitou, sebuah zona dangkal yang menghubungkan Armorican dengan Massif Central serta menghubungkan Basin Aquitaine dengan Basin Paris. Lokasi Poitiers adalah sebuah tanjung yang luas antara lembah Boivre dan lembah Clain.

Penduduk dan demografi

[sunting | sunting sumber]

Penduduk Poitiers dikenal pula sebagai Poitevins atau Poitevines,[1] meskipun denominasi ini dapat digunakan untuk siapa saja dari provinsi Poitou.

Populasi historis
Tahun Jumlah
Pend.
  
±% p.a.  
1793 18.284—    
1800 18.223−0.05%
1806 21.465+2.77%
1821 21.315−0.05%
1831 23.128+0.82%
1836 22.000−1.00%
1841 22.376+0.34%
1846 26.764+3.65%
1851 29.277+1.81%
1856 30.873+1.07%
1861 30.563−0.20%
1866 31.034+0.31%
1872 30.036−0.54%
1876 33.253+2.58%
1881 36.210+1.72%
1886 36.878+0.37%
1891 37.497+0.33%
1896 38.518+0.54%
Tahun Jumlah
Pend.
  
±% p.a.  
1901 39.886+0.70%
1906 39.302−0.29%
1911 41.242+0.97%
1921 37.663−0.90%
1926 42.347+2.37%
1931 41.546−0.38%
1936 44.235+1.26%
1946 48.546+0.93%
1954 52.633+1.02%
1962 62.178+2.11%
1968 70.681+2.16%
1975 81.313+2.02%
1982 79.350−0.35%
1990 78.894−0.07%
1999 83.448+0.63%
2007 89.253+0.84%
2012 87.646−0.36%
2017 88.291+0.15%
Sumber: EHESS[2] and INSEE (1968-2017)[3]

Poitiers didirikan sebelum pengaruh Romawi oleh suku bangsa Pictone. Poitiers adalah ibu kota Poitou, wilayah yang diperintah oleh para Pangeran Poitiers. Pertempuran Poitiers meletus di Poitiers pada 19 September 1356, pada Perang Seratus Tahun. Sebuah perang yang lain terjadi sebelumnya, yaitu kemenangan yang menentukan oleh orang Kristen atas orang Muslim juga terjadi di sini pada 10 Oktober 732 — pertempuran ini lebih dikenal sebagai Pertempuran Tours.[butuh rujukan]

Raja Charles VII mendirikan Universitas Poitiers pada 1432.[butuh rujukan]

Tahun 1500-an

[sunting | sunting sumber]

Tipe organisasi politik yang ada di Poitiers pada masa akhir Abad Pertengahan / awal Abad Modern dapat dilihat melalui pidato yang disampaikan pada 14 Juli 1595 oleh Maurice Roatin, wali kota Poitiers. Ia membandingkannya dengan negara Romawi, yang mengkombinasikan tiga bentuk pemerintahan: monarki (pemerintahan oleh satu orang), aristokrasi (pemerintahan oleh sedikit orang), dan demokrasi (pemerintahan oleh banyak orang). Ia mengatakan bahwa jabatan konsul Romawi sebanding dengan jabatan wali kota Poitiers, senat sama dengan pemerintah kota dan échevins, serta unsur demokratis di Roma sama dengan kenyataan bahwa masalah-masalah yang paling penting "tidak dapat diputuskan kecuali melalui nasihat dari Mois et Cent [dewan yang luas].1 Wali kota tampaknya adalah seorang penganjur konstitusi campuran; kita harus mencatat bahwa tidak semua orang Prancis pada 1595 akan setuju dengannya, setidak-tidaknya di depan publik. Banyak yang lebih menyukai monarki absolut. Kita juga harus mencatat bahwa unsur-unsur demokratisnya tidaklah sekuat apa yang mungkin disiratkan oleh kata-kata sang wali kota. pada kenyataannya, Poitiers serupa dengan kota-kota Prancis yang lain: Paris, Nantes, Marseille, Limogues, La Rochelle, Dijon, dalam arti bahwa dewan pemerintahan kota (corps de ville) "sangat eksklusif dan oligarkis": sejumlah kecil kelompok profesional dan keluarga menguasai sebagian besar jabatan kota. Di Poitiers banyak dari posisi-posisi ini diberikan seumur hidup kepada si pemegang jabatan.2

Pemerintah kota di Poitiers mendasarkan klaim-klaim legitimasinya pada teori pemerintahan di mana wali kota dan échevins memegang yurisdiksi urusan-urusan kota sebagai vasal dari raja. Artinya, mereka bersumpah setia dan berjanji mendukungnya, dan sebagai ganjarannya, raja memberikan kepada mereka kekuasaan setempat.

Pada masa ini, wali kota Poitiers didahului oleh para sersan, ke manapun ia pergi, berkonsultasi dengan dewan pertimbangan, melaksanakan keputusan-keputusan mereka, "mendengarkan kasus-kasus sipil dan kriminal pada tingkat pertama", berusaha memastikan bahwa pasokan makanan mencukupi, mengunjungi pasar-pasar. 2

Pada 1500-an Poitiers menimbulkan kesan kepada para pengunjung karena ukurannya yang luas dan ciri-ciri kota yang penting, termasuk "istana kerajaan, universitas, toko-toko percetakan yang berkembang, lembaga-lembaga keagamaan yang kaya, katedral, berbagai gereja, pasar-pasar, arsitektur setempat yang indah, perbentengan yang luas, dan berbagai château."3

Aneka rupa

[sunting | sunting sumber]

Poitiers adalah tempat kelahiran filsuf Prancis yang berpengaruh pada abad ke-20 Michel Foucault.

Banyak orang Acadia atau Cajun yang hidup di Amerika Utara dapat menelusuri garis keturunan mereka ke wilayah ini karena leluhur mereka meninggalkan tempat ini pada abad ke-17.

Kota kembar

[sunting | sunting sumber]

Poitiers menjalin hubungan kota kembar dengan:

  1. Archives communales de Poitiers, reg. 54, pp. 211–213; dalam Harry J. Bernstein, Between Crown and Community: Politics and Civic Culture in Sixteenth-Century Poitiers. 2004, Ithica N.Y., USA: Cornell University Press, h. 22.
  2. Harry J. Bernstein, Between Crown and Community: Politics and Civic Culture in Sixteenth-Century Poitiers. 2004, Ithica N.Y., USA: Cornell University Press, h. 22-30.
  3. ibid., h. 2.

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Mould, Michael (2011). The Routledge Dictionary of Cultural References in Modern French. Britania Raya: Taylor & Francis. hlm. 266. ISBN 9781136825736. 
  2. ^ Templat:Cassini-Ehess
  3. ^ Population en historique depuis 1968, INSEE