Lompat ke isi

Hamengkubuwana V: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Wagino Bot (bicara | kontrib)
(20 revisi perantara oleh 11 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 22: Baris 22:
* GKR Ratu Kencono {{small|(Ibu)}}
* GKR Ratu Kencono {{small|(Ibu)}}
* Pangeran Mangkubumi {{small|(Saudara kakek)}}
* Pangeran Mangkubumi {{small|(Saudara kakek)}}
* [[Pangeran Diponegoro]] {{small|(Saudara kakek)}}
* [[Pangeran Diponegoro]] {{small|(Saudara ayah)}}
| reg-type = Wali raja<ref name="bio"/>
| reg-type = Wali raja<ref name="bio"/>


Baris 31: Baris 31:
| death_place = [[Kraton Yogyakarta Hadiningrat|Kraton Yogyakarta]], [[Yogyakarta]]<ref name="bio"/>
| death_place = [[Kraton Yogyakarta Hadiningrat|Kraton Yogyakarta]], [[Yogyakarta]]<ref name="bio"/>
| burial_place = [[Pemakaman Imogiri|Astana Besiyaran, Imogiri]], [[Yogyakarta]]
| burial_place = [[Pemakaman Imogiri|Astana Besiyaran, Imogiri]], [[Yogyakarta]]
| spouse = Gusti Kanjeng Ratu Kencana
| spouse =* Gusti Kanjeng Ratu Kencana
Gusti Kanjeng Ratu Kedhaton
* Gusti Kanjeng Ratu Kedhaton
| spouse-type =Permaisuri
| spouse-type =Permaisuri
| consort =
| consort =
Baris 47: Baris 47:
| house =[[Wangsa Mataram|Mataram]]
| house =[[Wangsa Mataram|Mataram]]
| father = [[Hamengkubuwana IV|Sultan Hamengkubuwana IV]]
| father = [[Hamengkubuwana IV|Sultan Hamengkubuwana IV]]
| mother = GKR Kencono<ref name="bio">[https://www.kratonjogja.id/raja-raja/6/sri-sultan-hamengku-buwono-v ''Biografi singkat HB V'']. Website resmi kraton Yogyakarta. 2019. Diakses tanggal 20/07/2019</ref>
| mother = GKR Kencono<ref name="bio">[https://www.kratonjogja.id/raja-raja/6/sri-sultan-hamengku-buwono-v ''Biografi singkat HB V''] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20200807200615/https://www.kratonjogja.id/raja-raja/6/sri-sultan-hamengku-buwono-v |date=2020-08-07 }}. Website resmi kraton Yogyakarta. 2019. Diakses tanggal 20/07/2019</ref>
| religion =Islam
| religion =Islam
| occupation =
| occupation =
Baris 58: Baris 58:


== Riwayat pemerintahan ==
== Riwayat pemerintahan ==
Nama asli Sri Sultan Hamengkubuwana V adalah '''Gusti Raden Mas Gathot Menol''', putra keenam [[Hamengkubuwana IV]] yang lahir pada tanggal [[24 Januari]] [[1820]] dari permaisuri '''Gusti Kangjeng Ratu Kencono'''. Sewaktu dewasa ia bergelar [[Pangeran Mangkubumi]]. Ia juga pernah mendapat pangkat [[Letnan Kolonel]] tahun [[1839]] dan [[Kolonel]] tahun [[1847]] dari pemerintah [[Hindia Belanda]]. Melihat tahun pemerintahannya dimulai tahun 1823 sedang lahirnya adalah tahun 1820 maka [[Sultan Hamengku Buwono V]] waktu permulaan bertakhta baru berumur 3 (tiga) tahun.
Nama asli Sri Sultan Hamengkubuwana V adalah '''Gusti Raden Mas Gathot Menol''', putra keenam [[Hamengkubuwana IV]] yang lahir pada tanggal [[24 Januari]] [[1820]] dari permaisuri '''Gusti Kanjeng Ratu Kencono'''. Sewaktu dewasa ia bergelar [[Pangeran Mangkubumi]]. Ia juga pernah mendapat pangkat [[Letnan Kolonel]] tahun [[1839]] dan [[Kolonel]] tahun [[1847]] dari pemerintah [[Hindia Belanda]]. Melihat tahun pemerintahannya dimulai tahun 1823 sedang lahirnya adalah tahun 1820 maka [[Sultan Hamengku Buwono V]] waktu permulaan bertakhta baru berumur 3 (tiga) tahun.


Hamengkubuwana V sendiri mendekatkan hubungan Keraton Yogyakarta dengan pemerintahan [[Hindia Belanda]] yang berada di bawah [[Kerajaan Belanda]], untuk melakukan taktik [[perang pasif]], di mana ia menginginkan perlawanan tanpa pertumpahan darah. Sri Sultan Hamengkubuwana V mengharapkan dengan dekatnya pihak keraton Yogyakarta dengan pemerintahan Belanda akan ada kerja sama yang saling menguntungkan antara pihak keraton dan Belanda, sehingga kesejahteraan dan keamanan rakyat Yogyakarta dapat terpelihara.
Hamengkubuwana V sendiri mendekatkan hubungan Keraton Yogyakarta dengan pemerintahan [[Hindia Belanda]] yang berada di bawah [[Kerajaan Belanda]], untuk melakukan taktik [[perang pasif]], di mana ia menginginkan perlawanan tanpa pertumpahan darah. Sri Sultan Hamengkubuwana V mengharapkan dengan dekatnya pihak keraton Yogyakarta dengan pemerintahan Belanda akan ada kerja sama yang saling menguntungkan antara pihak keraton dan Belanda, sehingga kesejahteraan dan keamanan rakyat Yogyakarta dapat terpelihara.


Kebijakan Hamengkubuwana V tersebut ditanggapi dengan tentangan oleh beberapa kanjeng [[abdi dalem]] dan adik Sultan HB V sendiri, yaitu Gusti Raden Mas Mustojo (nantinya naik takhta bergelar [[Hamengkubuwana VI]]). Mereka menganggap tindakan Sultan HB V adalah tindakan yang mempermalukan Keraton Yogyakarta sebagai pengecut, sehingga dukungan terhadap Sultan Hamengkubuwana V pun berkurang dan banyak yang memihak adik sultan untuk menggantikan sultan dengan GRM Mustojo. Keadaan semakin menguntungkan GRM Mustojo setelah ia berhasil mempersunting putri [[Kesultanan Brunai]] dan menjalin ikatan persaudaraan dengan Kesultanan Brunai. Kekuasaan Sultan Hamengkubuwana V semakin terpojok setelah timbul konflik di dalam tubuh keraton yang melibatkan istri ke-5 sultan sendiri, [[Kanjeng Mas Hemawati|Kangjeng Mas Hemawati]]. Sri Sultan Hamengkubuwana V hanya mendapatkan dukungan dari rakyat yang merasakan pemerintahan yang aman dan tenteram selama masa pemerintahannya.
Kebijakan Hamengkubuwana V tersebut ditanggapi dengan tentangan oleh beberapa kanjeng [[abdi dalem]] dan adik Sultan HB V sendiri, yaitu Gusti Raden Mas Mustojo (nantinya naik takhta bergelar [[Hamengkubuwana VI]]). Mereka menganggap tindakan Sultan HB V adalah tindakan yang mempermalukan Keraton Yogyakarta sebagai pengecut, sehingga dukungan terhadap Sultan Hamengkubuwana V pun berkurang dan banyak yang memihak adik sultan untuk menggantikan sultan dengan GRM Mustojo. Keadaan semakin menguntungkan GRM Mustojo setelah ia berhasil mempersunting putri [[Kesultanan Brunai]] dan menjalin ikatan persaudaraan dengan Kesultanan Brunai. Kekuasaan Sultan Hamengkubuwana V semakin terpojok setelah timbul konflik di dalam tubuh keraton yang melibatkan istri ke-5 sultan sendiri, [[Kanjeng Mas Hemawati]]. Sri Sultan Hamengkubuwana V hanya mendapatkan dukungan dari rakyat yang merasakan pemerintahan yang aman dan tenteram selama masa pemerintahannya.


Sri Sultan Hamengkubuwana V wafat pada tahun [[1855]] dalam sebuah peristiwa yang hanya sedikit diketahui orang, peristiwa itu dikenal dengan peristiwa ''wereng saketi tresno'' ({{lang-id|wafat oleh yang dicinta}}), Sri Sultan meninggal setelah ditikam oleh istri ke-5-nya, yaitu Kangjeng Mas Hemawati, yang sampai sekarang tidak diketahui apa penyebab istrinya berani membunuh Sultan, suaminya.<ref name="hbV">[https://tirto.id/tragedi-hamengkubuwana-v-sultan-jawa-yang-dibunuh-istrinya-sendiri-cp46 ''Tragedi pembunuhan Hamengkubuwana V'']. tirto.id. 5 Juni 2019. Diakses tanggal 22/07/2019</ref>
Sri Sultan Hamengkubuwana V wafat pada tahun [[1855]] dalam sebuah peristiwa yang hanya sedikit diketahui orang, peristiwa itu dikenal dengan peristiwa ''wereng saketi tresno'' ({{lang-id|wafat oleh yang dicinta}}), Sri Sultan meninggal setelah ditikam oleh istri ke-5-nya, yaitu Kanjeng Mas Hemawati, yang sampai sekarang tidak diketahui apa penyebab istrinya berani membunuh Sultan, suaminya.<ref name="hbV">[https://tirto.id/tragedi-hamengkubuwana-v-sultan-jawa-yang-dibunuh-istrinya-sendiri-cp46 ''Tragedi pembunuhan Hamengkubuwana V''] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20190615114344/https://tirto.id/tragedi-hamengkubuwana-v-sultan-jawa-yang-dibunuh-istrinya-sendiri-cp46 |date=2019-06-15 }}. tirto.id. 5 Juni 2019. Diakses tanggal 22/07/2019</ref>


Ketika insiden pembunuhan itu terjadi, permaisuri Sultan HB V yakni Kanjeng Ratu Sekar Kedaton, sedang hamil tua. 13 hari pasca sultan tewas, lahirlah anak yang dikandungnya itu dan seharusnya menjadi penerus tahta Yogyakarta. Putra mahkota Sultan HB V tersebut diberi nama Raden Mas Kanjeng Gusti [[Timur Muhammad]].
Ketika insiden pembunuhan itu terjadi, permaisuri Sultan HB V yakni Kanjeng Ratu Sekar Kedaton, sedang hamil tua. 13 hari pasca sultan tewas, lahirlah anak yang dikandungnya itu dan seharusnya menjadi penerus tahta Yogyakarta. Putra mahkota Sultan HB V tersebut diberi nama Raden Mas Kanjeng Gusti [[Timur Muhammad]].
Baris 92: Baris 92:
# Bendara Raden Ajeng Rabingu<br>lahir dari BRAy. Panukmawati, meninggal muda
# Bendara Raden Ajeng Rabingu<br>lahir dari BRAy. Panukmawati, meninggal muda
# Bendara Raden Ajeng Humissalamah<br>lahir dari BRAy. Ratna Sri Wulan, meninggal muda
# Bendara Raden Ajeng Humissalamah<br>lahir dari BRAy. Ratna Sri Wulan, meninggal muda
# Bendara Raden Ayu Hadiwinata<br>lahir dari BRAy. Panukmawati. Menikah dengan Gusti Pangeran Harya Hadiwinata, putra keenam [[Hamengkubuwana VI]]
# Bendara Raden Ayu Hadiwinata<br>lahir dari BRAy. Panukmawati. Menikah dengan Bendara Pangeran Harya Hadiwinata, putra keenam [[Hamengkubuwana VI]]
# Bendara Raden Ajeng Sukinah<br>lahir dari BRAy. Ratna Sri Wulan. Menikah dengan Gusti Pangeran Harya Mangkubumi, putra kelima Hamengkubuwana VI. Ia adalah ibu Raden Ajeng Siti Katina, istri pertama [[Hamengkubuwana VIII]]
# Bendara Raden Ajeng Sukinah<br>lahir dari BRAy. Ratna Sri Wulan. Menikah dengan Gusti Pangeran Harya Mangkubumi/Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Mangkubumi, putra kelima Hamengkubuwana VI


== Kepustakaan ==
== Kepustakaan ==
Baris 102: Baris 102:
== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
{{reflist}}
{{reflist}}
* {{en}} [http://www.4dw.net/royalark/Indonesia/yogya6.htm HB V - Genealogy]
* {{en}} [http://www.4dw.net/royalark/Indonesia/yogya6.htm HB V - Genealogy] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080616033425/http://www.4dw.net/royalark/Indonesia/yogya6.htm |date=2008-06-16 }}


{{S-start}}
{{S-start}}
Baris 112: Baris 112:
{{Hamengkubuwana}}
{{Hamengkubuwana}}


{{Sultan-bio-stub}}
<!-- Bantulah wikipedia menambahkan templat ini pada halaman tokoh muslim yang belum terhimpun di dalam --Kategori:Semua artikel biografi tokoh muslim -- Lihat Templat:Lifetime-Tokoh-Muslim -->
<!-- Bantulah wikipedia menambahkan templat ini pada halaman tokoh muslim yang belum terhimpun di dalam --Kategori:Semua artikel biografi tokoh muslim -- Lihat Templat:Lifetime-Tokoh-Muslim -->
{{Lifetime-Tokoh-Muslim
{{Lifetime-Tokoh-Muslim
|sort = {{PAGENAME}}
|sort = Hamengkubuwana V
|hari_lahir =
|hari_lahir =
|tgl_lahir_h =
|tgl_lahir_h =
Baris 137: Baris 136:
}}
}}


[[Kategori:Tokoh yang dibunuh]]
[[Kategori:Tokoh yang dibunuh di Nusantara]]
[[Kategori:Sultan Yogyakarta]]
[[Kategori:Sultan Yogyakarta]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]

Revisi per 28 Agustus 2023 02.49

Hamengkubuwana V
ꦲꦩꦼꦁꦏꦸꦨꦸꦮꦤ꧇꧕꧇
Sri Sultan Hamengkubuwana V
Sri Sultan Hamengkubuwana V
Sultan Yogyakarta
ke-5
Bertakhta19 Desember 1823 - 5 Juni 1855
Penobatan1823
(Umur 3 tahun)[1]
PendahuluSultan Hamengkubuwana IV
PenerusSultan Hamengkubuwana VI
Wali raja[1]
  • Ratu Ageng (Nenek)
  • GKR Ratu Kencono (Ibu)
  • Pangeran Mangkubumi (Saudara kakek)
  • Pangeran Diponegoro (Saudara ayah)
KelahiranGusti Raden Mas Gathot Menol
24 Januari 1820 (Senin Kliwon, 7 Rabiul Akir Alip 1747)
Kraton Yogyakarta, Yogyakarta
Kematian5 Juni 1855(1855-06-05) (umur 34)
Kraton Yogyakarta, Yogyakarta[1]
Pemakaman
Permaisuri
  • Gusti Kanjeng Ratu Kencana
  • Gusti Kanjeng Ratu Kedhaton
KeturunanGusti Raden Mas Timur Muhammad
Nama lengkap
Ngarsa Dalem Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun Kanjeng Sultan Hamengkubuwana Senapati-ing-Ngalaga 'Abdurrahman Sayyidin Panatagama Khalifatullah ingkang Jumeneng Kaping Gangsal ing Ngayogyakarta Hadiningrat
WangsaMataram
AyahSultan Hamengkubuwana IV
IbuGKR Kencono[1]
AgamaIslam

Sri Sultan Hamengkubuwana V (bahasa Jawa: Sri Sultan Hamengkubuwono V, 24 Januari 1820 – 5 Juni 1855) adalah sultan kelima Kesultanan Yogyakarta, yang berkuasa tanggal 19 Desember 1823 - 17 Agustus 1826, dan kemudian dari 17 Januari 1828 - 5 Juni 1855 yang diselingi oleh pemerintahan Hamengkubuwana II karena ketidakstabilan politik dalam Kesultanan Yogyakarta saat itu.

Riwayat pemerintahan

Nama asli Sri Sultan Hamengkubuwana V adalah Gusti Raden Mas Gathot Menol, putra keenam Hamengkubuwana IV yang lahir pada tanggal 24 Januari 1820 dari permaisuri Gusti Kanjeng Ratu Kencono. Sewaktu dewasa ia bergelar Pangeran Mangkubumi. Ia juga pernah mendapat pangkat Letnan Kolonel tahun 1839 dan Kolonel tahun 1847 dari pemerintah Hindia Belanda. Melihat tahun pemerintahannya dimulai tahun 1823 sedang lahirnya adalah tahun 1820 maka Sultan Hamengku Buwono V waktu permulaan bertakhta baru berumur 3 (tiga) tahun.

Hamengkubuwana V sendiri mendekatkan hubungan Keraton Yogyakarta dengan pemerintahan Hindia Belanda yang berada di bawah Kerajaan Belanda, untuk melakukan taktik perang pasif, di mana ia menginginkan perlawanan tanpa pertumpahan darah. Sri Sultan Hamengkubuwana V mengharapkan dengan dekatnya pihak keraton Yogyakarta dengan pemerintahan Belanda akan ada kerja sama yang saling menguntungkan antara pihak keraton dan Belanda, sehingga kesejahteraan dan keamanan rakyat Yogyakarta dapat terpelihara.

Kebijakan Hamengkubuwana V tersebut ditanggapi dengan tentangan oleh beberapa kanjeng abdi dalem dan adik Sultan HB V sendiri, yaitu Gusti Raden Mas Mustojo (nantinya naik takhta bergelar Hamengkubuwana VI). Mereka menganggap tindakan Sultan HB V adalah tindakan yang mempermalukan Keraton Yogyakarta sebagai pengecut, sehingga dukungan terhadap Sultan Hamengkubuwana V pun berkurang dan banyak yang memihak adik sultan untuk menggantikan sultan dengan GRM Mustojo. Keadaan semakin menguntungkan GRM Mustojo setelah ia berhasil mempersunting putri Kesultanan Brunai dan menjalin ikatan persaudaraan dengan Kesultanan Brunai. Kekuasaan Sultan Hamengkubuwana V semakin terpojok setelah timbul konflik di dalam tubuh keraton yang melibatkan istri ke-5 sultan sendiri, Kanjeng Mas Hemawati. Sri Sultan Hamengkubuwana V hanya mendapatkan dukungan dari rakyat yang merasakan pemerintahan yang aman dan tenteram selama masa pemerintahannya.

Sri Sultan Hamengkubuwana V wafat pada tahun 1855 dalam sebuah peristiwa yang hanya sedikit diketahui orang, peristiwa itu dikenal dengan peristiwa wereng saketi tresno (bahasa Indonesia: wafat oleh yang dicinta), Sri Sultan meninggal setelah ditikam oleh istri ke-5-nya, yaitu Kanjeng Mas Hemawati, yang sampai sekarang tidak diketahui apa penyebab istrinya berani membunuh Sultan, suaminya.[2]

Ketika insiden pembunuhan itu terjadi, permaisuri Sultan HB V yakni Kanjeng Ratu Sekar Kedaton, sedang hamil tua. 13 hari pasca sultan tewas, lahirlah anak yang dikandungnya itu dan seharusnya menjadi penerus tahta Yogyakarta. Putra mahkota Sultan HB V tersebut diberi nama Raden Mas Kanjeng Gusti Timur Muhammad.

Seperti yang telah diperkirakan, Raden Mas Mustojo dinobatkan sebagai Raja Yogyakarta berikutnya, bergelar Sri Sultan Hamengkubuwana VI kendati mulanya hanya sementara sembari menunggu putra mahkota sudah siap memimpin sebagai sultan. Namun, yang terjadi kemudian bukan sesuai kesepakatan. Setelah Sultan HB VI wafat pada 20 Juli 1877, yang dinaikkan ke singgasana justru anaknya sendiri, yakni Gusti Raden Mas Murtejo atau yang kemudian bergelar Sri Sultan Hamengkubuwana VII (1839-1931).

Hal ini tentu saja mendapat tentangan dari permaisuri Sultan HB V, Ratu Sekar Kedaton, dan Gusti Timur Muhammad yang seharusnya naik tahta. Keduanya lalu ditangkap dengan tudingan telah melakukan pembangkangan terhadap raja dan istana. Hukuman pun dijatuhkan, sekaligus untuk menghapus trah Sultan HB V demi melanggengkan kekuasaan Sultan HB VII beserta keturunannya nanti. Ratu Sekar Kedaton dan Gusti Timur Muhammad harus menjalani hukuman buang ke Manado, Sulawesi Utara, hingga keduanya meninggal dunia di sana.[2]

Kehidupan Pribadi

Permaisuri
(garwa padmi)

  1. Gusti Kanjeng Ratu Kencana
    lahir sebagai Raden Ajeng Suradinah, putri Kanjeng Pangeran Harya Purwanegara dan Gusti Kanjeng Ratu Anom. Kakek dari pihak ibu adalah Hamengkubuwana II. Ia dikenal sebagai Kanjeng Ratu Sasi setelah bercerai
  2. Gusti Kanjeng Ratu Sekar Kedhaton
    lahir sebagai Raden Ajeng Andaliyah, putri Bendara Pangeran Harya Hadinegara atau Bendara Pangeran Harya Suryaning-Ngalaga. Kakek dari pihak ayah adalah Hamengkubuwana III. Dibuang ke Manado setelah suaminya meninggal

Selir
(garwa ampeyan)

  1. Bendara Raden Ayu Dewaningsih
  2. Bendara Raden Ayu Panukmawati
  3. Bendara Raden Ayu Ratna Sri Wulan

Anak

  1. Bendara Raden Mas Sepuh
    lahir dari BRAy. Dewaningsih, meninggal muda
  2. Gusti Raden Mas Timur Muhammad
    lahir dari GKR. Kedhaton. Bergelar Kanjeng Bendara Pangeran Harya Suryaning-Ngalaga
  3. Gusti Bendara Raden Ayu Hangabehi
    lahir dari BRAy. Dewaningsih. Menikah dengan Hamengkubuwana VI kemudian bercerai lalu menikah lagi dengan Kanjeng Raden Tumenggung Ganda Kusuma
  4. Bendara Raden Ajeng Timur
    lahir dari BRAy. Dewaningsih, meninggal muda
  5. Bendara Raden Ajeng Suwarti
    lahir dari BRAy. Panukmawati, meninggal muda
  6. Bendara Raden Ajeng Rabingu
    lahir dari BRAy. Panukmawati, meninggal muda
  7. Bendara Raden Ajeng Humissalamah
    lahir dari BRAy. Ratna Sri Wulan, meninggal muda
  8. Bendara Raden Ayu Hadiwinata
    lahir dari BRAy. Panukmawati. Menikah dengan Bendara Pangeran Harya Hadiwinata, putra keenam Hamengkubuwana VI
  9. Bendara Raden Ajeng Sukinah
    lahir dari BRAy. Ratna Sri Wulan. Menikah dengan Gusti Pangeran Harya Mangkubumi/Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Mangkubumi, putra kelima Hamengkubuwana VI

Kepustakaan

  • M.C. Ricklefs. 1991. Sejarah Indonesia Modern (terj.). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
  • Purwadi. 2007. Sejarah Raja-Raja Jawa. Yogyakarta: Media Ilmu
  • Fredy Heryanto. 2007. Mengenal Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat

Pranala luar

  1. ^ a b c d Biografi singkat HB V Diarsipkan 2020-08-07 di Wayback Machine.. Website resmi kraton Yogyakarta. 2019. Diakses tanggal 20/07/2019
  2. ^ a b Tragedi pembunuhan Hamengkubuwana V Diarsipkan 2019-06-15 di Wayback Machine.. tirto.id. 5 Juni 2019. Diakses tanggal 22/07/2019
Gelar kebangsawanan
Didahului oleh:
Hamengkubuwana IV
Raja Kesultanan Yogyakarta
1823-1826
Diteruskan oleh:
Hamengkubuwana II
Didahului oleh:
Hamengkubuwana II
Raja Kesultanan Yogyakarta
1828-1855
Diteruskan oleh:
Hamengkubuwana VI