Lompat ke isi

Belajar sosial: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Xqbot (bicara | kontrib)
k bot Mengubah: ko:관찰 학습
Menghapus Download_1_-removebg-preview.png karena telah dihapus dari Commons oleh Taivo; alasan: Fair use material is not permitted on Wikimedia Commons (F2): s
 
(8 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 2: Baris 2:


Banyak yang secara salah menyamakan belajar observasional dengan belajar melalui imitasi. Kedua istilah ini berbeda dalam arti bahwa belajar observasional mengarah pada perubahan perilaku akibat mengamati model. Ini tidak selalu berarti bahwa perilaku yang ditunjukkan orang lain diduplikasi. Bisa saja si pengamat justru melakukan sesuatu yang sebaliknya dari yang dilakukan model karena ia telah mempelajari konsekuensi dari perilaku tersebut pada si model. Dalam hal ini adalah belajar untuk tidak melakukan sesuatu dan ini berarti terjadi belajar observasional tanpa adanya imitasi.
Banyak yang secara salah menyamakan belajar observasional dengan belajar melalui imitasi. Kedua istilah ini berbeda dalam arti bahwa belajar observasional mengarah pada perubahan perilaku akibat mengamati model. Ini tidak selalu berarti bahwa perilaku yang ditunjukkan orang lain diduplikasi. Bisa saja si pengamat justru melakukan sesuatu yang sebaliknya dari yang dilakukan model karena ia telah mempelajari konsekuensi dari perilaku tersebut pada si model. Dalam hal ini adalah belajar untuk tidak melakukan sesuatu dan ini berarti terjadi belajar observasional tanpa adanya imitasi.
[[Berkas:Teori Bandura.jpg|jmpl]]

Walau belajar observasional dapat terjadi dalam setiap tahapa kehidupan, tapi terutama terjadi saat pada [[anak|anak-anak]], karena pada saat itu [[otoritas]] dianggap penting. Penelitian Bandura mengenai boneka Bobo merupakan demonstrasi dari belajar observasional dan ditunjukkan bahwa anak cenderung terlibat dalam perlakuan yang bengis terhadap boneka setelah melihat orang [[dewasa]] di televisi melakukan hal tersebut pada boneka yang sama. Bagimanapun, anak mungkin akan melakukan peniruan bila perilaku model mendapat penguatan. Permasalahannya, seperti diteliti oleh Otto Larson (1968), bahwa 56% karakter dalam acara [[televisi]] anak mencapai tujuannya melalui tindakan [[kekerasan]].
Walau belajar observasional dapat terjadi dalam setiap tahapa kehidupan, tetapi terutama terjadi saat pada [[anak|anak-anak]], karena pada saat itu [[otoritas]] dianggap penting. Penelitian Bandura mengenai boneka Bobo merupakan demonstrasi dari belajar observasional dan ditunjukkan bahwa anak cenderung terlibat dalam perlakuan yang bengis terhadap boneka setelah melihat orang [[dewasa]] di televisi melakukan hal tersebut pada boneka yang sama. Bagimanapun, anak mungkin akan melakukan peniruan bila perilaku model mendapat penguatan. Permasalahannya, seperti diteliti oleh Otto Larson (1968), bahwa 56% karakter dalam acara [[televisi]] anak mencapai tujuannya melalui tindakan [[kekerasan]].<ref>Bandura, A., & Huston, A. C. (1961). Identification as a process of incidental learning. Journal of Abnormal and Social Psychology, 63, 311-318.</ref>


== Catatan ==
== Catatan ==
Baris 11: Baris 11:
* Bandura, Albert, Ross, Dorothea, & Ross, Sheila A. (1961). Transmission of aggressions through imitation of aggressive models. ''Journal of Abnormal and Social Psychology'', 63, 575-582 [http://psychclassics.yorku.ca/Bandura/bobo.htm Full text]
* Bandura, Albert, Ross, Dorothea, & Ross, Sheila A. (1961). Transmission of aggressions through imitation of aggressive models. ''Journal of Abnormal and Social Psychology'', 63, 575-582 [http://psychclassics.yorku.ca/Bandura/bobo.htm Full text]
* Bandura, A. (1977) ''Social Learning Theory''. New Jersey: Prentice Hall. Hardback: ISBN 0-13-816744-3, Paperback: ISBN 0-13-816751-6
* Bandura, A. (1977) ''Social Learning Theory''. New Jersey: Prentice Hall. Hardback: ISBN 0-13-816744-3, Paperback: ISBN 0-13-816751-6
* [http://www.vicariouslearning.com/blog/ Vicarious Learning Blog]: Vicarious Learning, Observational Learning, Knowledge Management and eLearning.
* [http://www.vicariouslearning.com/blog/ Vicarious Learning Blog] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20071216070424/http://www.vicariouslearning.com/blog/ |date=2007-12-16 }}: Vicarious Learning, Observational Learning, Knowledge Management and eLearning.



{{psikologi-stub}}
{{psikologi-stub}}


[[Kategori:Belajar]]
[[cs:Sociální učení]]
[[de:Lernen am Modell]]
[[en:Observational learning]]
[[ko:관찰 학습]]
[[zh:观察学习]]

Revisi terkini sejak 28 Agustus 2023 08.44

Belajar sosial (juga dikenal sebagai belajar observasional atau belajar vicarious atau belajar dari model) adalah proses belajar yang muncul sebagai fungsi dari pengamatan, penguasaan dan, dalam kasus proses belajar imitasi, peniruan perilaku orang lain. Jenis belajar ini banyak diasosiasikan dengan penelitian Albert Bandura, yang membuat teori belajar sosial. Di dalamnya ada proses belajar meniru atau menjadikan model tindakan orang lain melalui pengamatan terhadap orang tersebut. Penelitian lebih lanjut menunjukkan adanya hubungan antara belajar sosial dengan belajar melalui pengkondisian klasik dan operant.[1]

Banyak yang secara salah menyamakan belajar observasional dengan belajar melalui imitasi. Kedua istilah ini berbeda dalam arti bahwa belajar observasional mengarah pada perubahan perilaku akibat mengamati model. Ini tidak selalu berarti bahwa perilaku yang ditunjukkan orang lain diduplikasi. Bisa saja si pengamat justru melakukan sesuatu yang sebaliknya dari yang dilakukan model karena ia telah mempelajari konsekuensi dari perilaku tersebut pada si model. Dalam hal ini adalah belajar untuk tidak melakukan sesuatu dan ini berarti terjadi belajar observasional tanpa adanya imitasi.

Walau belajar observasional dapat terjadi dalam setiap tahapa kehidupan, tetapi terutama terjadi saat pada anak-anak, karena pada saat itu otoritas dianggap penting. Penelitian Bandura mengenai boneka Bobo merupakan demonstrasi dari belajar observasional dan ditunjukkan bahwa anak cenderung terlibat dalam perlakuan yang bengis terhadap boneka setelah melihat orang dewasa di televisi melakukan hal tersebut pada boneka yang sama. Bagimanapun, anak mungkin akan melakukan peniruan bila perilaku model mendapat penguatan. Permasalahannya, seperti diteliti oleh Otto Larson (1968), bahwa 56% karakter dalam acara televisi anak mencapai tujuannya melalui tindakan kekerasan.[2]

  1. ^ Westen, D., Burton, L. & Kowalski, R. (2006) Psychology: Australian and New Zealand Edition. Milton, QLD. John Wiley and Sons.
  2. ^ Bandura, A., & Huston, A. C. (1961). Identification as a process of incidental learning. Journal of Abnormal and Social Psychology, 63, 311-318.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  • Bandura, Albert, Ross, Dorothea, & Ross, Sheila A. (1961). Transmission of aggressions through imitation of aggressive models. Journal of Abnormal and Social Psychology, 63, 575-582 Full text
  • Bandura, A. (1977) Social Learning Theory. New Jersey: Prentice Hall. Hardback: ISBN 0-13-816744-3, Paperback: ISBN 0-13-816751-6
  • Vicarious Learning Blog Diarsipkan 2007-12-16 di Wayback Machine.: Vicarious Learning, Observational Learning, Knowledge Management and eLearning.