Lompat ke isi

Nurdin Muhayat: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Karir +Karier)
Wagino Bot (bicara | kontrib)
 
(26 revisi perantara oleh 19 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox Officeholder
{{Infobox Officeholder
|honorific-prefix = <small>Drs. H.</small>
|honorific-prefix = <small>Drs. H.</small>
|honorific-suffix = <small>(Sultan Pengirang Sampurna Jaya)</small>
|honorific-suffix = <small>(Suttan Pengiran Sampurna Jaya)</small>
|name = Nurdin Muhayat
|name = Drs. H. A. Nurdin Muhayat
|image =
|image =
|imagesize =
|imagesize =
|caption =
|caption =
|office = [[Daftar Wali Kota Bandar Lampung|Walikota Bandar Lampung]]
|office = [[Daftar Wali Kota Bandar Lampung|Wali kota Bandar Lampung]]
|president = [[Soeharto]]
|president = [[Soeharto]]
|governor =[[Yasir Hadibroto]]<br/>[[Poedjono Pranyoto]]
|governor =[[Yasir Hadibroto]]<br/>[[Poedjono Pranyoto]]
|order = 7
|order = Ke-7
|term_start = [[1986]]
|term_start = [[1986]]
|term_end = [[1995]]
|term_end = [[1995]]
|deputy =
|deputy =
|predecessor = [[Zulkarnain Subing]]
|predecessor = [[Zulkarnain Subing]]
|successor = [[Suharto (walikota)|Suharto]]
|successor = [[Suharto (wali kota)|Suharto]]
|appointed =
|appointed =
|birth_date = {{Birth date and age|1939|01|20|mf=y}}
|birth_date = {{Birth date|1939|01|20}}
|birth_place = {{negara|Hindia Belanda}} [[Tanjungkarang]], [[Lampung]]
|birth_place = {{negara|Belanda}} [[Tanjungkarang]], [[Lampung]]
|death_date =
|death_date = {{Death date and age|2018|01|22|1939|01|20|}}
|death_place =
|death_place = {{Negara|Indonesia}} [[Bandar Lampung]], [[Lampung]]
|nationality = {{INA}}
|nationality = {{INA}}
|party =
|party =
|spouse = Suhanaini Gustimego
|spouse = [[Zuhanaini P. Gustimigo]]
|relations =
|relations =
|children = 6
|children = Enam (6)
|alma_mater = [[Universitas Padjajaran]]
|alma_mater = [[Universitas Padjajaran]]
|occupation = [[Politisi]]<br>[[Pegawai Negeri Sipil]]
|occupation = [[Politisi]]<br>[[Pegawai Negeri Sipil]]
Baris 33: Baris 33:
|footnotes =
|footnotes =
}}
}}
'''Nurdin Muhayat''' ({{lahirmati|[[Tanjungkarang]], [[Lampung]]|20|1|1939}}) adalah walikota [[Bandar Lampung]] periode 1986 - 1995.
'''Drs. H. Ahmad Nurdin Muhayat''' ({{lahirmati|[[Tanjungkarang]], [[Lampung]]|20|1|1939|[[Kota Bandar Lampung]]|29|10|2018}}) adalah Wali kota [[Bandar Lampung]] periode 1986 - 1995.


== Masa Kecil dan Pendidikan ==
== Masa Kecil dan Pendidikan ==
Nurdin Muhayat dilahirkan pada tanggal 20 Januari 1939. Ia merupakan putra sulung dari dua bersaudara bersama adiknya Suastini Muhayat. Ayahnya Hi. Muhayat merupakan tokoh adat di Gunung Sugih bergelar Suttan Tuan Suttan dan Ibunya Hj. Harimbi dengan gelar Suhunan Suttan.
Nurdin Muhayat dilahirkan pada hari Jumat, tanggal [[20 Januari]] [[1939]]. Ia merupakan putra sulung dari tiga bersaudara bersama adiknya [[Swastini Muhayat]] dan [[Lukman Muhayat]] (wafat saat kecil di [[Gisting, Tanggamus]]). Ayahnya, [[Muhayat|Hi. Muhayat]] merupakan seorang tokoh adat di [[Gunung Sugih, Lampung Tengah]], bergelar Suttan Tuan Suttan dan Ibunya, [[Harimbi|Hj. Harimbi]], dengan gelar Suhunan Suttan.


Sejak kecil dia mengenyam pendidikan di Tanjung Karang, mulai dari Sekolah Rakyat, Sekolah Lanjutan Pertama, hingga bangku pendidikan Sekolah Menengah Atas. Pada tahun 1960 dia melanjutkan pendidikan ke Bandung menjalankan pendidikannya di Perguruan Tinggi Fakultas Ekonomi Universitas Padjajaran hingga selesai pada tahun 1965.
Sejak kecil Nurdin Muhayat mengenyam pendidikan di [[Tanjung Karang]], mulai dari Sekolah Rakyat, Sekolah Lanjutan Pertama, hingga bangku pendidikan Sekolah Menengah Atas. Pada tahun [[1960]] Nurdin melanjutkan pendidikannya ke Bandung di Perguruan Tinggi Fakultas Ekonomi [[Universitas Padjajaran]] hingga selesai pada tahun [[1965]].


== Kehidupan Pribadi ==
== Kehidupan Pribadi ==
Pada tanggal 17 September 1967 dia menikah dengan gadis pujaan hatinya yaitu Suhanaini Gustimego yang merupakan putri dari H. MZ Gustimego dan Hj. Abibah Gelana. Dari pernikahannya dia dikaruniai 6 orang anak. H. Nurdin Muhayat merupakan seorang suami dan ayah yang sangat sayang pada keluarga dan anak-anaknya, dia selalu mendidik anak-anaknya dengan penuh disiplin.
Pada tanggal [[17 September]] [[1967]] Nurdin Muhayat menikah dengan gadis pujaan hatinya, [[Zuhanaini Paksi Gustimigo]], putri sulung dari [[M. Zubier Gustimigo|H. M. Zubier Gustimigo]] dan [[Habibah Delagan|Hj. Habibah Oelangan]]. Dari pernikahan itu, mereka dikaruniai enam (6) orang anak. Nurdin Muhayat merupakan seorang suami dan ayah yang sangat menyayangi keluarga dan anak-anaknya.


== Karier ==
== Karier ==
Drs. H. A Nurdin Muhayat mengawali kariernya di Birokrasi pada tahun [[1963]] sebagai Asisten Perguruan Tinggi Fakultas Ekonomi [[Universitas Padjajaran]].
Drs. H. A Nurdin Muhayat mengawali karirnya di Birokrasi pada tahun 1963 sebagai Asisten Perguruan Tinggi Fakultas Ekonomi Universitas Padjajaran pada tahun 1965 dengan pangkat Letnan I, ia bekerja sebagai Staf Angkatan Bersenjata Wajib Militer HANKAM di Jakarta, kemudian menjadi Pegawai Daerah Pemda Provinsi Lampung, dan menjadi Kabag Komunikasi pada Biro Perekonomian tahun 1968, lalu menjabat sebagai Direktur pada Perusahaan Daerah Wahana Raharja tahun 1969, Kepala Direktorat Perekonomian tahun 1972, menjabat sebagai Wakil Ketua BKPM di Provinsi Lampung, lalu pada tahun 1986 dia dipercaya menjadi Walikotamadya Karya Tingkat I Bandar Lampung pada tanggal 3 Juni 1986. Untuk kedua kalinya ia menjabat sebagai Walikota Bandar Lampung pada tanggal 17 Mei 1991.


Pada tahun [[1965]] dengan pangkat Letnan I, Nurdin bekerja sebagai Staf Angkatan Bersenjata Wajib Militer HANKAM di [[Jakarta]], kemudian menjadi Pegawai Daerah Pemda Provinsi Lampung, dan menjadi Kabag Komunikasi pada Biro Perekonomian tahun 1968. Setelah itu, Nurdin menjabat sebagai Direktur pada Perusahaan Daerah Wahana Raharja tahun 1969, Kepala Direktorat Perekonomian tahun 1972, dan menjabat sebagai Wakil Ketua BKPM di Provinsi Lampung.
Kariernya di Birokrasi terus memuncak hingga tahun 1995 ia diangkat sebagai Sekretaris Wilayah Daerah Tingkat I Provinsi Lampung. Saat memimpin sebagai Walikota Bandar Lampung banyak prestasi-prestasi yang telah dibukukan oleh H. Nurdin Muhayat, tidak hanya di Provinsi Lampung tetapi juga di tingkat Nasional. Pada masa kepemimpinannya pula Bandar Lampung dihiasi dengan taman-taman kota yang hijau dan asri yang tersebar di pusat dan sudut kota.<ref>http://uwo-putri.blogspot.com/2012/05/tugas-biografi-bahasa-indonesia.html</ref>


Pada tahun 1986, Nurdin dipercaya menjadi Wali kotamadya Karya Tingkat I Bandar Lampung pada tanggal 3 Juni 1986. Untuk kedua kalinya Nurdin dilantik menjabat sebagai Wali kota Bandar Lampung pada tanggal 17 Mei 1991. Kariernya di Birokrasi terus memuncak hingga tahun 1995 ia diangkat sebagai Sekretaris Wilayah Daerah Tingkat I Provinsi Lampung.
== Dipenjara ==

Setelah menjadi DPO pada tahun 2004, akhirnya ia ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi dana APBD berjumlah Rp. 1,7 M. Ia ditahan pada tanggal [[24 Oktober]] [[2004]] di Lembaga Permasyarakatan Rajabasa. Kepala Kejaksaan Negeri Bandar Lampung, Abdul Taufik mengatakan penahanan Nurdin Muhayat tersebut berdasarkan rekomendasi dari tim dokter Rumah Sakit Islam Jakarta, yang menyatakan kesehatan mantan Walikota Bandar Lampung tersebut sudah berangsur membaik. Mantan Walikota Bandar Lampung, Nurdin Muhayat pada tanggal 16 Agustus 2004 diputuskan bersalah atas kasus korupsi penyimpangan dana APBD. Pada tingkat Pengadilan Negeri, Nurdin Muhayat divonvis 1 tahun penjara. Sedangkan pada putusan banding di tingkat pengadilan tinggi, terdakwa divonis 7 tahun penjara.Keputusan Mahkamah Agung menguatkan keputusan Pengadilan Tinggi Negeri Bandar Lampung yang memvonis 1 tahun penjara ditambah denda 5 juta rupiah subsider 36.Selain itu barang bukti uang 1 milyar 670 juta rupiah milik terpidana di Bank Pembangunan Daerah Lampung disita dan dikembalikan ke kas negara.<ref>http://news.liputan6.com/read/88583/mantan-wali-kota-bandar-lampung-menjalani-hukuman</ref><ref>http://m.indosiar.com/fokus/mantan-walikota-bandar-lampung-di-penjara_29041.html</ref>
Saat memimpin sebagai Wali kota Bandar Lampung banyak prestasi-prestasi yang telah dibukukan oleh Nurdin Muhayat, tidak hanya di Provinsi Lampung tetapi juga di tingkat Nasional. Pada masa kepemimpinannya pula Bandar Lampung dihiasi dengan taman-taman kota yang hijau dan asri yang tersebar di pusat dan sudut kota.<ref>http://uwo-putri.blogspot.com/2012/05/tugas-biografi-bahasa-indonesia.html</ref> Nurdin mempersembahkan penghargaan Adipura yang pertama bagi Kotamadya Bandar Lampung pada tanggal 5 Juni 1995. Penghargaan bagi Kota Besar Terbersih se-Indonesia ini kemudian diabadikan di Tugu Adipura yang terletak di pusat kota Bandar Lampung.


== Referensi ==
== Referensi ==


{{reflist}}
{{reflist}}

[[Kategori:Politikus Indonesia]]
[[Kategori:Alumni Universitas Padjadjaran]]
[[Kategori:Lampung]]
[[Kategori:Kota Bandar Lampung]]
[[Kategori:Tokoh Lampung]]
[[Kategori:Tokoh dari Bandar Lampung]]
[[Kategori:Wali Kota Bandar Lampung]]

Revisi terkini sejak 28 Agustus 2023 22.44

Drs. H.
Drs. H. A. Nurdin Muhayat
(Suttan Pengiran Sampurna Jaya)
[[Wali kota Bandar Lampung]] Ke-7
Masa jabatan
1986 – 1995
PresidenSoeharto
GubernurYasir Hadibroto
Poedjono Pranyoto
Sebelum
Pengganti
Suharto
Sebelum
Informasi pribadi
Lahir(1939-01-20)20 Januari 1939
Belanda Tanjungkarang, Lampung
Meninggal22 Januari 2018(2018-01-22) (umur 79)
Indonesia Bandar Lampung, Lampung
Kebangsaan Indonesia
Suami/istriZuhanaini P. Gustimigo
AnakEnam (6)
AlmamaterUniversitas Padjajaran
PekerjaanPolitisi
Pegawai Negeri Sipil
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Drs. H. Ahmad Nurdin Muhayat (20 Januari 1939 – 29 Oktober 2018) adalah Wali kota Bandar Lampung periode 1986 - 1995.

Masa Kecil dan Pendidikan

[sunting | sunting sumber]

Nurdin Muhayat dilahirkan pada hari Jumat, tanggal 20 Januari 1939. Ia merupakan putra sulung dari tiga bersaudara bersama adiknya Swastini Muhayat dan Lukman Muhayat (wafat saat kecil di Gisting, Tanggamus). Ayahnya, Hi. Muhayat merupakan seorang tokoh adat di Gunung Sugih, Lampung Tengah, bergelar Suttan Tuan Suttan dan Ibunya, Hj. Harimbi, dengan gelar Suhunan Suttan.

Sejak kecil Nurdin Muhayat mengenyam pendidikan di Tanjung Karang, mulai dari Sekolah Rakyat, Sekolah Lanjutan Pertama, hingga bangku pendidikan Sekolah Menengah Atas. Pada tahun 1960 Nurdin melanjutkan pendidikannya ke Bandung di Perguruan Tinggi Fakultas Ekonomi Universitas Padjajaran hingga selesai pada tahun 1965.

Kehidupan Pribadi

[sunting | sunting sumber]

Pada tanggal 17 September 1967 Nurdin Muhayat menikah dengan gadis pujaan hatinya, Zuhanaini Paksi Gustimigo, putri sulung dari H. M. Zubier Gustimigo dan Hj. Habibah Oelangan. Dari pernikahan itu, mereka dikaruniai enam (6) orang anak. Nurdin Muhayat merupakan seorang suami dan ayah yang sangat menyayangi keluarga dan anak-anaknya.

Drs. H. A Nurdin Muhayat mengawali kariernya di Birokrasi pada tahun 1963 sebagai Asisten Perguruan Tinggi Fakultas Ekonomi Universitas Padjajaran.

Pada tahun 1965 dengan pangkat Letnan I, Nurdin bekerja sebagai Staf Angkatan Bersenjata Wajib Militer HANKAM di Jakarta, kemudian menjadi Pegawai Daerah Pemda Provinsi Lampung, dan menjadi Kabag Komunikasi pada Biro Perekonomian tahun 1968. Setelah itu, Nurdin menjabat sebagai Direktur pada Perusahaan Daerah Wahana Raharja tahun 1969, Kepala Direktorat Perekonomian tahun 1972, dan menjabat sebagai Wakil Ketua BKPM di Provinsi Lampung.

Pada tahun 1986, Nurdin dipercaya menjadi Wali kotamadya Karya Tingkat I Bandar Lampung pada tanggal 3 Juni 1986. Untuk kedua kalinya Nurdin dilantik menjabat sebagai Wali kota Bandar Lampung pada tanggal 17 Mei 1991. Kariernya di Birokrasi terus memuncak hingga tahun 1995 ia diangkat sebagai Sekretaris Wilayah Daerah Tingkat I Provinsi Lampung.

Saat memimpin sebagai Wali kota Bandar Lampung banyak prestasi-prestasi yang telah dibukukan oleh Nurdin Muhayat, tidak hanya di Provinsi Lampung tetapi juga di tingkat Nasional. Pada masa kepemimpinannya pula Bandar Lampung dihiasi dengan taman-taman kota yang hijau dan asri yang tersebar di pusat dan sudut kota.[1] Nurdin mempersembahkan penghargaan Adipura yang pertama bagi Kotamadya Bandar Lampung pada tanggal 5 Juni 1995. Penghargaan bagi Kota Besar Terbersih se-Indonesia ini kemudian diabadikan di Tugu Adipura yang terletak di pusat kota Bandar Lampung.

Referensi

[sunting | sunting sumber]