Bronkientasis: Perbedaan antara revisi
k Robot: Cosmetic changes |
Wagino Bot (bicara | kontrib) k Bot: Merapikan artikel |
||
(17 revisi perantara oleh 16 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{rapikan}} |
{{rapikan}} |
||
{{penyangkalan-medis}} |
|||
[[Berkas:Bronchiectasis (3705143401).jpg|jmpl|Organ paru-paru penderita '''Bronkientasis''']] |
|||
'''Bronkientasis''' adalah suatu kerusakan dan pembesaran (dilatasi) abnormal dari saluran pernapasan yang besar. |
|||
Bronkientasis dapat disebabkan oleh berbagai macam penyakit, dapat terjadi melalui berbagai cara dan merupakan akibat dari beberapa keadaan yang mengenai dinding [[bronkial]], baik secara langsung maupun tidak, yang mengganggu sistem pertahanannya. Keadaan ini mungkin menyebar luas, atau mungkin muncul di satu atau dua tempat pada saluran pernapasan. |
|||
'''Bronkientasis''' adalah suatu perusakan dan pelebaran (dilatasi) abnormal dari saluran pernafasan yang besar. |
|||
Secara khusus, bronkientasis menyebabkan pembesaran pada [[bronkus]] yang berukuran sedang, tetapi bronkus berukuran kecil yang berada dibawahnya sering membentuk [[jaringan parut]] dan menyempit. Kadang-kadang '''bronkientasis''' terjadi pada bronkus yang lebih besar, seperti yang terjadi pada aspergilosis bronkopulmoner alergika (suatu keadaan yang disebabkan oleh adanya respon [[imunologis]] terhadap jamur [[Aspergillus]]). |
|||
Bronkiektasis bukan merupakan penyakit tunggal, dapat terjadi melalui berbagai cara dan merupakan akibat dari beberapa keadaan yang mengenai dinding bronkial, baik secara langsung maupun tidak, yang mengganggu sistem pertahanannya. |
|||
Keadaan ini mungkin menyebar luas, atau mungkin muncul di satu atau dua tempat. |
|||
Dalam keadaan normal, dinding bronkus terbuat dari beberapa lapisan yang ketebalan dan komposisinya bervariasi pada setiap bagian dari saluran pernapasan. Lapisan dalam (mukosa) dan daerah dibawahnya ([[submukosa]]) mengandung sel-sel yang melindungi saluran pernapasan dan paru-paru dari zat-zat yang berbahaya. Sel-sel ini terdiri dari: |
|||
Secara khusus, bronkiektasis menyebabkan pembesaran pada bronkus yang berukuran sedang, tetapi bronkus berukuran kecil yang berada dibawahnya sering membentuk jaringan parut dan menyempit. |
|||
* sel penghasil lendir |
|||
Kadang-kadang bronkiektasis terjadi pada bronkus yang lebih besar, seperti yang terjadi pada aspergilosis bronkopulmoner alergika (suatu keadaan yang disebabkan oleh adanya respon imunologis terhadap jamur Aspergillus). |
|||
* sel bersilia, yang memiliki rambut getar untuk membantu menyapu partikel-partikel dan lendir ke bagian atas atau keluar dari saluran pernapasan |
|||
* sel-sel lainnya yang berperan dalam kekebalan dan sistem pertahanan tubuh, melawan organisme dan zat-zat yang berbahaya lainnya. |
|||
Struktur saluran pernapasan dibentuk oleh serat elastis, otot dan lapisan kartilago (tulang rawan), yang memungkinkan bervariasinya diameter saluran pernapasan sesuai kebutuhan. Pembuluh darah dan jaringan limfoid berfungsi sebagai pemberi zat makanan dan sistem pertahanan untuk dinding bronkus. |
|||
Dalam keadaan normal, dinding bronkus terbuat dari beberapa lapisan yang ketebalan dan komposisinya bervariasi pada setiap bagian dari saluran pernapasan. |
|||
Lapisan dalam (mukosa) dan daerah dibawahnya (submukosa) mengandung sel-sel yang melindungi saluran pernafasan dan paru-paru dari zat-zat yang berbahaya. Sel-sel ini terdiri dari: |
|||
- sel penghasil lendir |
|||
- sel bersilia, yang memiliki rambut getar untuk membantu menyapu partikel-partikel dan lendir ke bagian atas atau keluar dari saluran pernafasan |
|||
- sel-sel lainnya yang berperan dalam kekebalan dan sistem pertahanan tubuh, melawan organisme dan zat-zat yang berbahaya lainnya. |
|||
Pada bronkientasis, daerah dinding bronkus rusak dan mengalami peradangan kronis, dimana sel bersilia rusak dan pembentukan lendir meningkat. Ketegangan dinding bronkus yang normal juga hilang. Area yang terkena menjadi lebar dan lemas dan membentuk kantung yang menyerupai balon kecil. Penambahan lendir menyebabkan kuman berkembang biak, yang sering menyumbat bronkus dan memicu penumpukan sekresi yang terinfeksi dan kemudian merusak dinding bronkus. |
|||
Struktur saluran pernafasan dibentuk oleh serat elastis, otot dan lapisan kartilago (tulang rawan), yang memungkinkan bervariasinya diameter saluran pernafasan sesuai kebutuhan. |
|||
Pembuluh darah dan jaringan limfoid berfungsi sebagai pemberi zat makanan dan sistem pertahanan untuk dinding bronkus. |
|||
Peradangan dapat meluas ke kantong udara kecil ([[alveoli]]) dan menyebabkan bronkopneumonia, jaringan parut dan hilangnya fungsi jaringan [[paru-paru]]. Pada kasus yang berat, jaringan parut dan hilangnya pembuluh darah paru-paru dapat melukai [[jantung]]. |
|||
Pada bronkiektasis, daerah dinding bronkus rusak dan mengalami peradangan kronis, dimana sel bersilia rusak dan pembentukan lendir meningkat. Ketegangan dinding bronkus yang normal juga hilang. |
|||
Area yang terkena menjadi lebar dan lemas dan membentuk kantung yang menyerupai balon kecil. |
|||
Penambahan lendir menyebabkan kuman berkembang biak, yang sering menyumbat bronkus dan memicu penumpukan sekresi yang terinfeksi dan kemudian merusak dinding bronkus. |
|||
Peradangan dan peningkatan pembuluh darah pada dinding bronkus juga dapat menyebabkan batuk darah. Penyumbatan pada [[saluran pernapasan]] yang rusak dapat menyebabkan rendahnya kadar oksigen dalam darah. |
|||
Peradangan dapat meluas ke kantong udara kecil (alveoli) dan menyebabkan bronkopneumonia, jaringan parut dan hilangnya fungsi jaringan paru-paru. |
|||
Pada kasus yang berat, jaringan parut dan hilangnya pembuluh darah paru-paru dapat melukai jantung. |
|||
== Penyebab == |
|||
Peradangan dan peningkatan pembuluh darah pada dinding bronkus juga dapat menyebabkan batuk darah. |
|||
Bronkientasis bisa disebabkan oleh: |
|||
Penyumbatan pada saluran pernafasan yang rusak dapat menyebabkan rendahnya kadar oksigen dalam darah. |
|||
# Infeksi pernapasan |
|||
Sistem pernafasan |
|||
#* Campak |
|||
#* Pertusis |
|||
PENYEBAB |
|||
#* Infeksi adenovirus |
|||
#* Infeksi bakteri contohnya Klebsiella, Staphylococcus atau Pseudomonas |
|||
Bronkiektasis bisa disebabkan oleh: |
|||
#* Tuberkulosa |
|||
#* Infeksi jamur |
|||
#* Infeksi mikoplasma |
|||
- Campak |
|||
# Penyumbatan bronkus |
|||
- Pertusis |
|||
#* Benda asing yang terisap |
|||
- Infeksi adenovirus |
|||
#* Pembesaran kelenjar getah bening |
|||
- Infeksi bakteri contohnya Klebsiella, Staphylococcus atau Pseudomonas br>- Influenza |
|||
#* Tumor paru |
|||
- Tuberkulosa |
|||
#* Sumbatan oleh lendir |
|||
- Infeksi jamur |
|||
# Cedera penghirupan |
|||
- Infeksi mikoplasma |
|||
#* Cedera karena asap, gas atau partikel beracun |
|||
#* Menghirup getah lambung dan partikel makanan |
|||
2. Penyumbatan bronkus |
|||
# Keadaan genetik |
|||
- Benda asing yang terisap |
|||
#* Fibrosis kistik |
|||
- Pembesaran kelenjar getah bening |
|||
#* Diskinesia silia, termasuk sindroma Kartagener |
|||
- Tumor paru |
|||
#* Kekurangan alfa-1-antitripsin |
|||
- Sumbatan oleh lendir |
|||
# Kelainan imunologik |
|||
#* Sindroma kekurangan imunoglobulin |
|||
3. Cedera penghirupan |
|||
#* Disfungsi sel darah putih |
|||
- Cedera karena asap, gas atau partikel beracun |
|||
#* Kekurangan koplemen |
|||
- Menghirup getah lambung dan partikel makanan |
|||
#* Kelainan autoimun atau hiperimun tertentu seperti rematoid artritis, kolitis ulserativa |
|||
# Keadaan lain |
|||
#* Penyalahgunaan obat (misalnya heroin) |
|||
- Fibrosis kistik |
|||
#* Infeksi HIV |
|||
- Diskinesia silia, termasuk sindroma Kartagener |
|||
#* Sindroma Young (azoospermia obstruktif) |
|||
- Kekurangan alfa-1-antitripsin |
|||
#* Sindroma Marfan. |
|||
5. Kelainan imunologik |
|||
- Sindroma kekurangan imunoglobulin |
|||
- Disfungsi sel darah putih |
|||
- Kekurangan koplemen |
|||
- Kelainan autoimun atau hiperimun tertentu seperti rematoid artritis, kolitis ulserativa |
|||
6. Keadaan lain |
|||
- Penyalahgunaan obat (misalnya heroin) |
|||
- Infeksi HIV |
|||
- Sindroma Young (azoospermia obstruktif) |
|||
- Sindroma Marfan. |
|||
GEJALA |
|||
== Gejala == |
|||
Gejalanya bisa berupa: |
Gejalanya bisa berupa: |
||
- batuk menahun dengan banyak dahak yang berbau busuk |
- batuk menahun dengan banyak dahak yang berbau busuk |
||
- batuk darah |
- batuk darah |
||
- batuk semakin memburuk jika penderita berbaring miring |
- batuk semakin memburuk jika penderita berbaring miring |
||
- sesak |
- sesak napas yang semakin memburuk jika penderita melakukan aktivitas |
||
- penurunan berat badan |
- penurunan berat badan |
||
- lelah |
- lelah |
||
- clubbing fingers (jari-jari tangan menyerupai tabuh genderang) |
- ''clubbing fingers'' (jari-jari tangan menyerupai tabuh genderang) |
||
- wheezing (bunyi |
- ''wheezing'' (bunyi napas mengi/bengek) |
||
- warna kulit kebiruan |
- warna kulit kebiruan |
||
- pucat |
- pucat |
||
- bau mulut. |
- bau mulut. |
||
== Diagnosa == |
|||
DIAGNOSA |
|||
Pada pemeriksaan fisik dengan menggunakan stetoskop, biasanya di paru-paru bagian bawah akan terdengar suara ronki. |
Pada pemeriksaan fisik dengan menggunakan stetoskop, biasanya di paru-paru bagian bawah akan terdengar suara ronki. |
||
Baris 95: | Baris 78: | ||
# Hitung jenis darah |
# Hitung jenis darah |
||
# Pemeriksaan keringat atau pemeriksaan fibrosis kistik lainnya |
# Pemeriksaan keringat atau pemeriksaan fibrosis kistik lainnya |
||
# |
# Analisis serum immunoglobulin |
||
# Serum presipitin (pemeriksaan untuk antibodi jamur, aspergillus) |
# Serum presipitin (pemeriksaan untuk antibodi jamur, aspergillus) |
||
# Tes PPD untuk infeksi TBC. |
# Tes PPD untuk infeksi TBC. |
||
== Pengobatan == |
|||
PENGOBATAN |
|||
Tujuan dari pengobatan adalah mengendalikan infeksi dan pembentukan dahak,membebaskan penyumbatan saluran pernapasan serta mencegah komplikasi. |
|||
Tujuan dari pengobatan adalah mengendalikan infeksi dan pembentukan dahak,membebaskan penyumbatan saluran pernafasan serta mencegah komplikasi. |
|||
Drainase postural yang dilakukan secara teratur setiap hari, merupakan bagian dari pengobatan untuk membuang dahak. |
Drainase postural yang dilakukan secara teratur setiap hari, merupakan bagian dari pengobatan untuk membuang dahak. |
||
Seorang terapis |
Seorang terapis pernapasan bisa mengajarkan cara melakukan drainase postural dan batuk yang efektif. |
||
Untuk mengatasi infeksi |
Untuk mengatasi infeksi sering kali diberikan antibiotik, bronkodilator dan [[ekspektoran]]. |
||
Pengangkatan paru melalui pembedahan dilakukan pada penderita yang tidak memberikan respon terhadap pemberian obat atau pada penderita yang mengalami perdarahan hebat. |
Pengangkatan paru melalui pembedahan dilakukan pada penderita yang tidak memberikan respon terhadap pemberian obat atau pada penderita yang mengalami perdarahan hebat. |
||
== Pencegahan == |
|||
PENCEGAHAN |
|||
Imunisasi campak dan pertusis pada masa kanak-kanak membantu menurunkan angka kejadian bronkientasis. |
|||
Imunisasi campak dan pertusis pada masa kanak-kanak membantu menurunkan angka kejadian bronkiektasis. |
|||
Vaksin influenza berkala membantu mencegah kerusakan bronkus oleh virus flu. |
Vaksin influenza berkala membantu mencegah kerusakan bronkus oleh virus flu. |
||
Vaksin pneumokok membantu mencegah komplikasi berat dari pneumonnia pneumokok. |
Vaksin pneumokok membantu mencegah komplikasi berat dari pneumonnia pneumokok. |
||
Minum antibiotik dini saat infeksi juga mencegah bronkiektasis atau memburuknya penyakit. |
Minum [[antibiotik]] dini saat infeksi juga mencegah bronkiektasis atau memburuknya penyakit. |
||
Pengobatan dengan imunoglobulin pada sindroma kekurangan imunoglobulin mencegah infeksi berulang yang telah mengalami komplikasi. |
Pengobatan dengan imunoglobulin pada sindroma kekurangan imunoglobulin mencegah infeksi berulang yang telah mengalami komplikasi. |
||
Penggunaan anti peradangan yang tepat (seperti kortikosteroid), terutama pada penderita bronkopneumonia alergika aspergilosis, bisa mencegah kerusakan bronkus yang akan menyebabkan terjadinya |
Penggunaan anti peradangan yang tepat (seperti [[kortikosteroid]]), terutama pada penderita [[bronkopneumonia alergika aspergilosis]], bisa mencegah kerusakan bronkus yang akan menyebabkan terjadinya bronkientasis. |
||
Menghindari udara beracun, asap (termasuk asap rokok) dan serbuk yang berbahaya (seperti bedak atau silika) juga mencegah |
Menghindari udara beracun, asap (termasuk asap rokok) dan serbuk yang berbahaya (seperti bedak atau [[silika]]) juga mencegah bronkientasis atau mengurangi beratnya penyakit. |
||
Masuknya benda asing ke saluran |
Masuknya benda asing ke saluran pernapasan dapat dicegah dengan: |
||
- memperhatikan apa yang dimasukkan anak ke dalam mulutnya |
|||
- Memperhatikan apa yang dimasukkan anak ke dalam mulutnya |
|||
- menghindari kelebihan dosis obat dan alkohol |
|||
- mencari pengobatan medis untuk gejala neurologis (seperti penurunan kesadaran) atau gejala saluran pencernaan (seperti regurgitasi atau batuk setelah makan). |
|||
- Menghindari kelebihan dosis obat dan alkohol |
|||
- Mencari pengobatan medis untuk gejala neurologis (seperti penurunan kesadaran) atau gejala saluran pencernaan (seperti regurgitasi atau batuk setelah makan). |
|||
Tetes minyak atau tetes mineral untuk mulut atau hidung jangan digunakan menjelang tidur karena dapat masuk ke dalam paru. |
Tetes minyak atau tetes mineral untuk mulut atau hidung jangan digunakan menjelang tidur karena dapat masuk ke dalam paru. |
||
Bronkoskopi dapat |
[[Bronkoskopi]] dapat digunakan untuk menemukan dan mengobati penyumbatan bronkus sebelum timbulnya kerusakan yang berat. |
||
{{Authority control}} |
|||
[[Kategori:Penyakit pernapasan]] |
[[Kategori:Penyakit pernapasan]] |
||
{{Medis-stub}} |
Revisi terkini sejak 30 Agustus 2023 02.50
artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia. |
Artikel ini memberikan informasi dasar tentang topik kesehatan. |
Bronkientasis adalah suatu kerusakan dan pembesaran (dilatasi) abnormal dari saluran pernapasan yang besar.
Bronkientasis dapat disebabkan oleh berbagai macam penyakit, dapat terjadi melalui berbagai cara dan merupakan akibat dari beberapa keadaan yang mengenai dinding bronkial, baik secara langsung maupun tidak, yang mengganggu sistem pertahanannya. Keadaan ini mungkin menyebar luas, atau mungkin muncul di satu atau dua tempat pada saluran pernapasan.
Secara khusus, bronkientasis menyebabkan pembesaran pada bronkus yang berukuran sedang, tetapi bronkus berukuran kecil yang berada dibawahnya sering membentuk jaringan parut dan menyempit. Kadang-kadang bronkientasis terjadi pada bronkus yang lebih besar, seperti yang terjadi pada aspergilosis bronkopulmoner alergika (suatu keadaan yang disebabkan oleh adanya respon imunologis terhadap jamur Aspergillus).
Dalam keadaan normal, dinding bronkus terbuat dari beberapa lapisan yang ketebalan dan komposisinya bervariasi pada setiap bagian dari saluran pernapasan. Lapisan dalam (mukosa) dan daerah dibawahnya (submukosa) mengandung sel-sel yang melindungi saluran pernapasan dan paru-paru dari zat-zat yang berbahaya. Sel-sel ini terdiri dari:
- sel penghasil lendir
- sel bersilia, yang memiliki rambut getar untuk membantu menyapu partikel-partikel dan lendir ke bagian atas atau keluar dari saluran pernapasan
- sel-sel lainnya yang berperan dalam kekebalan dan sistem pertahanan tubuh, melawan organisme dan zat-zat yang berbahaya lainnya.
Struktur saluran pernapasan dibentuk oleh serat elastis, otot dan lapisan kartilago (tulang rawan), yang memungkinkan bervariasinya diameter saluran pernapasan sesuai kebutuhan. Pembuluh darah dan jaringan limfoid berfungsi sebagai pemberi zat makanan dan sistem pertahanan untuk dinding bronkus.
Pada bronkientasis, daerah dinding bronkus rusak dan mengalami peradangan kronis, dimana sel bersilia rusak dan pembentukan lendir meningkat. Ketegangan dinding bronkus yang normal juga hilang. Area yang terkena menjadi lebar dan lemas dan membentuk kantung yang menyerupai balon kecil. Penambahan lendir menyebabkan kuman berkembang biak, yang sering menyumbat bronkus dan memicu penumpukan sekresi yang terinfeksi dan kemudian merusak dinding bronkus.
Peradangan dapat meluas ke kantong udara kecil (alveoli) dan menyebabkan bronkopneumonia, jaringan parut dan hilangnya fungsi jaringan paru-paru. Pada kasus yang berat, jaringan parut dan hilangnya pembuluh darah paru-paru dapat melukai jantung.
Peradangan dan peningkatan pembuluh darah pada dinding bronkus juga dapat menyebabkan batuk darah. Penyumbatan pada saluran pernapasan yang rusak dapat menyebabkan rendahnya kadar oksigen dalam darah.
Penyebab
[sunting | sunting sumber]Bronkientasis bisa disebabkan oleh:
- Infeksi pernapasan
- Campak
- Pertusis
- Infeksi adenovirus
- Infeksi bakteri contohnya Klebsiella, Staphylococcus atau Pseudomonas
- Tuberkulosa
- Infeksi jamur
- Infeksi mikoplasma
- Penyumbatan bronkus
- Benda asing yang terisap
- Pembesaran kelenjar getah bening
- Tumor paru
- Sumbatan oleh lendir
- Cedera penghirupan
- Cedera karena asap, gas atau partikel beracun
- Menghirup getah lambung dan partikel makanan
- Keadaan genetik
- Fibrosis kistik
- Diskinesia silia, termasuk sindroma Kartagener
- Kekurangan alfa-1-antitripsin
- Kelainan imunologik
- Sindroma kekurangan imunoglobulin
- Disfungsi sel darah putih
- Kekurangan koplemen
- Kelainan autoimun atau hiperimun tertentu seperti rematoid artritis, kolitis ulserativa
- Keadaan lain
- Penyalahgunaan obat (misalnya heroin)
- Infeksi HIV
- Sindroma Young (azoospermia obstruktif)
- Sindroma Marfan.
Gejala
[sunting | sunting sumber]Gejalanya bisa berupa: - batuk menahun dengan banyak dahak yang berbau busuk - batuk darah - batuk semakin memburuk jika penderita berbaring miring - sesak napas yang semakin memburuk jika penderita melakukan aktivitas - penurunan berat badan - lelah - clubbing fingers (jari-jari tangan menyerupai tabuh genderang) - wheezing (bunyi napas mengi/bengek) - warna kulit kebiruan - pucat - bau mulut.
Diagnosa
[sunting | sunting sumber]Pada pemeriksaan fisik dengan menggunakan stetoskop, biasanya di paru-paru bagian bawah akan terdengar suara ronki.
Pemeriksaan yang biasa dilakukan:
- Rontgen dada
- CT scan dada
- Biakan dahak
- Hitung jenis darah
- Pemeriksaan keringat atau pemeriksaan fibrosis kistik lainnya
- Analisis serum immunoglobulin
- Serum presipitin (pemeriksaan untuk antibodi jamur, aspergillus)
- Tes PPD untuk infeksi TBC.
Pengobatan
[sunting | sunting sumber]Tujuan dari pengobatan adalah mengendalikan infeksi dan pembentukan dahak,membebaskan penyumbatan saluran pernapasan serta mencegah komplikasi.
Drainase postural yang dilakukan secara teratur setiap hari, merupakan bagian dari pengobatan untuk membuang dahak. Seorang terapis pernapasan bisa mengajarkan cara melakukan drainase postural dan batuk yang efektif.
Untuk mengatasi infeksi sering kali diberikan antibiotik, bronkodilator dan ekspektoran.
Pengangkatan paru melalui pembedahan dilakukan pada penderita yang tidak memberikan respon terhadap pemberian obat atau pada penderita yang mengalami perdarahan hebat.
Pencegahan
[sunting | sunting sumber]Imunisasi campak dan pertusis pada masa kanak-kanak membantu menurunkan angka kejadian bronkientasis.
Vaksin influenza berkala membantu mencegah kerusakan bronkus oleh virus flu. Vaksin pneumokok membantu mencegah komplikasi berat dari pneumonnia pneumokok.
Minum antibiotik dini saat infeksi juga mencegah bronkiektasis atau memburuknya penyakit.
Pengobatan dengan imunoglobulin pada sindroma kekurangan imunoglobulin mencegah infeksi berulang yang telah mengalami komplikasi.
Penggunaan anti peradangan yang tepat (seperti kortikosteroid), terutama pada penderita bronkopneumonia alergika aspergilosis, bisa mencegah kerusakan bronkus yang akan menyebabkan terjadinya bronkientasis.
Menghindari udara beracun, asap (termasuk asap rokok) dan serbuk yang berbahaya (seperti bedak atau silika) juga mencegah bronkientasis atau mengurangi beratnya penyakit.
Masuknya benda asing ke saluran pernapasan dapat dicegah dengan:
- Memperhatikan apa yang dimasukkan anak ke dalam mulutnya
- Menghindari kelebihan dosis obat dan alkohol
- Mencari pengobatan medis untuk gejala neurologis (seperti penurunan kesadaran) atau gejala saluran pencernaan (seperti regurgitasi atau batuk setelah makan).
Tetes minyak atau tetes mineral untuk mulut atau hidung jangan digunakan menjelang tidur karena dapat masuk ke dalam paru.
Bronkoskopi dapat digunakan untuk menemukan dan mengobati penyumbatan bronkus sebelum timbulnya kerusakan yang berat.