Lompat ke isi

Parwati: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Thijs!bot (bicara | kontrib)
k bot Menambah: ar:پارڤاتي
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Merapikan artikel
 
(85 revisi perantara oleh 44 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox deity<!--Wikipedia:WikiProject Hindu mythology-->
{{Hindu Dewa Infobox|
| type = Hindu
| Image = Parvati Ganesha.jpg
| image = Parvati Ganesha.jpg
| Nama = Parwati
| name = Parwati
| Caption = Parwati menyusui bayi [[Ganesha]]. Lukisan dari India, dibuat sekitar abad ke-19.
| caption = Dewi Parwati dengan bayi putra, [[Ganesa]].
| Devanagari = पार्वती
| script_name = Devanagari
| Ejaan_Sansekerta = Pārvatī
| script = पार्वती
| Pasangan = [[Siwa]]
| Sanskrit_transliteration = Pārvatī
| Tempat = [[Himalaya]], [[Kailasha]]
| affiliation = [[Dewi]], [[Tridewi]], [[Sakti]], [[Daksayani]], [[Adi]]<nowiki> Parashakti]], </nowiki>[[Tridewi]], [[Mahadewi]]
| Senjata = Trisula, Cakra, Sangkala
| siblings = {{unbulleted list|[[Gangga (Hindu)|Gangga]] (saudara perempuan) [[Wisnu]] (saudara laki-laki)
| Wahana = [[Singa]], atau [[macan]]
<ref name=wjw295>William J. Wilkins, [https://archive.org/stream/hindumythologyve00inwilk#page/294/mode/2up Uma – Parvati], Hindu Mythology – Vedic and Puranic, Thacker Spink London, pp 295</ref>}}
| deity_of = Dewi Ibu,<ref name=holt180>{{cite book|author=James D. Holt|title=Religious Education in the Secondary School: An Introduction to Teaching, Learning and the World Religions|url=https://books.google.com/books?id=q1WcBQAAQBAJ&pg=PA180|year=2014|publisher=Routledge|isbn=978-1-317-69874-6|page=180}}</ref><br>Dewi Kekuatan, Energi, Pengabdian, Pernikahan, Keibuan, Anak-anak, Kesuburan, Cinta, dan Harmoni<ref name="David Kinsley 49–50">{{cite book|author=David Kinsley|title=Hindu Goddesses: Visions of the Divine Feminine in the Hindu Religious Tradition|url=https://archive.org/details/hindugoddessesvi0000kins|url-access=registration|date=19 July 1988|publisher=University of California Press|isbn=978-0-520-90883-3|pages=[https://archive.org/details/hindugoddessesvi0000kins/page/49 49]–50}}</ref>
| abode = [[Gunung Kailash]]
| consort = [[Siwa]]
| parents = {{unbulleted list|[[Himawan]] (ayah)|Maināvati<!-- Mēṉā or Maiṉāvati, both are in use for name of Parvati's mother among different Hindu traditions --> (ibu)<ref>{{cite book | url=https://books.google.com/books?id=p6KumJp_wNgC | title=The Triumph of the Goddess: The Canonical Models and Theological Visions of the Devi-Bhagavata Purana | publisher=SUNY Press | author=C. Mackenzie Brown | year=1990| isbn=9780791403648 }}</ref><ref name = Maina>{{cite book | url=https://books.google.com/books?id=s3jXAAAAMAAJ | title=Śaivism Under the Imperial Cōl̲as as Revealed Through Their Monuments | author=Sita Narasimhan | year=2006 | page=100 | isbn=9788188934324}}</ref>}}
| children = [[Kala]], [[Ganesa]], [[Kartikeya]], [[Dewa Srani|Srani]], [[Agni]] (laki-laki), [[Asokasundari]] (perempuan)
[[Manasa]] ( perempuan)
| mount = [[Singa]] dan [[Harimau]]
| mantra = [[Om Pārvatyai Namaha]]
| festivals = [[Navaratri]], [[Bathukamma]], Gauri Puja, [[Atla Tadde]], [[Teej]], [[Thiruvathira]], [[Gowri Habba]]
| member_of =[[Tridewi]]
| other_names = <!--No more names, Only significant ones should be added--->Uma, Gauri, Haimavati, Girinandini, Aparna, Urvi, Shakti, Adi shakti, Ambika, Anadi .
| texts = [[Purana]], [[Mahabharata]], [[Ramayana]], [[Purana]]
| region = Hindu
| day = Selasa
}}
}}
'''Parwati''' ([[Sanskerta]]: पार्वती; ''Pārvatī'') adalah salah satu [[Dewa (Hindu)|dewi]] dalam [[agama Hindu]]. Menurut [[mitologi Hindu]], Parwati merupakan puteri dari raja gunung bernama [[Himawan]], dan seorang [[apsari]] bernama [[Mena]]. Parwati dianggap sebagai pasangan kedua dari [[Siwa]], Dewa pelebur dan penghancur dalam agama Hindu. Parwati juga merupakan ibu dari [[Ganesha]] dan [[Kartikeya]] (Skanda). Beberapa aliran meyakininya sebagai adik dari [[Wisnu]] dan banyak pengikut aliran filsafat [[Shakta]] meyakininya sebagai dewi yang utama. Dalam [[susastra Hindu]], Parwati juga dihormati sebagai perwujudan dari [[Sakti]] atau [[Durga]].
'''Parwati''' {{Sanskerta|पार्वती|Pārvatī}} alias '''Uma''' {{Sanskerta|उमा|Umā}} atau '''Gauri''' {{Sanskerta|गौरी|Gaurī}} adalah salah satu [[Dewa (Hindu)|dewi]] dalam [[agama Hindu]]. Menurut [[mitologi Hindu]], Parwati merupakan puteri dari raja gunung dari [[Himalaya]] bernama [[Himawan]], dan seorang [[apsari]] bernama [[Mena]]. Parwati dianggap sebagai pasangan kedua dari [[Siwa]], Dewa pelebur dan penghancur dalam agama Hindu. Dalam perjalanan menuju Dewa Siwa, Parvati sering kali mendapat kesulitan. Namun, Parvati selalu tertolong oleh para Dewa. Parvati mempunyai putra, yang menjadi dewa besar di Agama Hindu, yaitu [[Ganesa]] dan [[Agni]]. Namun, beberapa meyakini, bahwa Agni bukan anak Parvati, melainkan Kartikeya lah anak dari Parwati. Dewi Parwati sering disamakan dengan istri Siwa yang lain, yaitu [[Durga]], [[Uma]], [[Adi Shakti]], [[Sati]], dan [[Dewi Kali]].

Beberapa aliran meyakini Parwati sebagai adik dari [[Wisnu]] dan adik dari [[Gangga]] banyak pengikut aliran filsafat [[Shakta]] meyakininya sebagai dewi yang utama. Dalam [[susastra Hindu]], Parwati juga dihormati sebagai perwujudan dari [[Sakti]] atau [[Durga]].


Dalam [[bahasa Sanskerta]], kata ''Pārvatī'' berarti "mata air pegunungan". Parwati juga dikenal dengan berbagai nama, antara lain: Umā, Gaurī, Iswarī, Durgā, Ambikā, Girijā, dan lain lain.
Dalam [[bahasa Sanskerta]], kata ''Pārvatī'' berarti "mata air pegunungan". Parwati juga dikenal dengan berbagai nama, antara lain: Umā, Gaurī, Iswarī, Durgā, Ambikā, Girijā, dan lain lain.

Dalam beberapa foto, Dewi Parwati sering digambarkan memegang Bunga Teratai dan Koin Emas. Dalam beberapa foto yang lain, Dewi Parwati juga sering digambarkan memegang Kapak kecil dan ditemani 2 gajah, dan duduk bersama Siwa dan Ganesha. Parvati juga merupakan perwujudan dari Durga, yang bersenjatakan [[Trisula]], [[Cakra]], dan [[Sangkakala]], serta menaiki wahana [[Singa]] atau [[Harimau]].

== Pewayangan Jawa ==
Dalam budaya Jawa, Parwati diadaptasi sebagai tokoh [[pewayangan]] yang lebih umum disebut '''Dewi Uma'''. Ia menjadi permaisuri dari [[Batara Guru]]. Dan ia juga merupakan versi pewayangan dari dewi Parwati.<ref name="harjo">{{cite book|title=Sejarah Wayang Purwa|author=Hardjowirogo|publisher=Balai Pustaka|location=Jakarta|year=1982}}</ref> [[Dewi]] ini dikenal sebagai dewi yang sakti.<ref name="pwdi">{{cite web|url=http://pdwi.org/index.php?option=com_content&view=article&id=442:umayi-dewi&catid=79:wayang-purwa&Itemid=192|title=Umayi, Dewi|publisher=Pusat Data Wayang Indonesia|accessdate=14 Mei 2014}}{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Ia adalah putri [[Umaran]], seorang kaya raya di Merut.<ref name="pwdi"/> Ibunya bernama [[Dewi Nurweni]], putri Prabu Nurangin, raja [[jin]] di Kalingga.<ref name="pwdi"/> Dewi Umayi mempunyai adik kandung bernama [[Dewi Umarakti]]/Umaranti.<ref name="pwdi"/> Dewi Uma dikenal juga sebagai Dewi Umayi yang memiliki [[kesaktian]] sangat tinggi.<ref name="pwdi"/> Karena kesaktiannya Dewi Uma dipuja oleh banyak orang.<ref name="harjo"/> Namun, dia akhirnya dikalahkan oleh Batara Guru dan akhirnya dijadikan permaisuri.<ref name="harjo"/>

Dewi Umayi lahir dalam wujud bayangan yang ada dalam [[cahaya]] dan tidak dapat dilihat kasatmata.<ref name="pwdi"/> Berkat kesaktian Sanghyang Manikmaya yang berubah wujud hingga mempunyai tangan yang sangat banyak.<ref name="pwdi"/> Cahaya itu akhirnya dapat ditangkap dan berubah wujud menjadi bayi perempuan berkelamin [[ganda]].<ref name="pwdi"/> Bayi tersebut kemudian diubah menjadi perempuan sempurna.<ref name="pwdi"/> Dewi Umayi kemudian menjadi permaisuri pertama Sanghyang Manikmaya dan berputra enam orang masing-masing bernama; Bathara Sambo, Bathara Brahma, Bathara Indra, Batahra Bayu, Bathara Wisnu dan Bathara Kala.<ref name="pwdi"/>

Dewi Uma berkuasa di [[Suralaya]] dan memerintah semua dewi setelah menjadi permaisuri Batara Guru.<ref name="harjo"/> Kekuasaan Dewi Uma mengimbangi kekuasaan Batara Guru yang menjadi pemimpin seluruh [[dewa]].<ref name="harjo"/> Pada suatu ketika terjadi pertengkaran antara Dewi Uma dan Batara Guru.<ref name="harjo"/> Dewi Uma kemudian disumpahi oleh Batara Guru menjadi raksasa.<ref name="harjo"/><ref name="durga">{{cite book|title=Durga Umayi|author=Y.B. Mangunwijaya|publisher=Grafiti|location=Jakarta|year=1991|isbn=979-444-116-3}}</ref> Sementara Dewi Uma menyumpahi Batara Guru yang kemudian mempunyai taring seperti raksasa.<ref name="harjo"/> Kisah antara kedua dewi ini menunjukkan bahwa sebenarnya tidak ada perbedaan kesaktian antara perempuan dan laki-laki.<ref name="harjo"/><ref name="sri">{{cite book|title=Wayang dan Karakter Wanita|author=Sri Mulyono|publisher=Gunung Agung|location=Jakarta|year=1978}}</ref> Setelah dikutuk Dewi Uma berubah menjadi Batari Durga yang berkuasa di istana [[Setragandamayit]].<ref name="harjo"/>

Dewi Umayi berwatak sabar, perasaannya halus serta tajam.<ref name="pwdi"/> Pendiriannya sangat teguh dan mempunyai prinsip yang kuat.<ref name="pwdi"/> Ia berbakti kepada suaminya.<ref name="pwdi"/> Walaupun perasaannya halus dia akan memberontak ketika hak dan martabatnya tidak diindahkan.<ref name="pwdi"/>

Batari Durga adalah wujud Dewi Uma setelah dikutuk oleh Bathara Guru. Batari Durga dititahkan untuk menjadi istri [[Batara Kala]].<ref name="harjo"/> Batari Durga menjadi ratu [[Setragandamayit]], yang artinya istana pengasingan berbau [[mayat]].<ref name="harjo"/> Kekuasaan yang dimiliki Batari Durga adalah memberikan segala bentuk perilaku jahat kepada orang yang memujanya.<ref name="harjo"/>
Batari adalah sebutan untuk dewa perempuan. Batari Durga mempunyai muka raksasa, bermata iblis, berhidung besar dan bermulut lebar.<ref name="harjo"/> Sanggulnya berbentuk burung garuda menghadap ke belakang. Kalungnya rantai dan hanya tangan depannya saja yang dapat digerakkan.<ref name="harjo"/> Di sini dia memiliki seorang putra bernama Narasinga..<ref name="pwdi2">{{cite web|url=http://pdwi.org/index.php?option=com_content&view=article&id=778:narasinga&catid=79:wayang-purwa&Itemid=192|title=Narasinga|publisher=Pusat Data Wayang Indonesia|accessdate=14 Mei 2014}}{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>


== Lihat pula ==
== Lihat pula ==
* [[Siwa]]
* [[Siwa]]
* [[Ganesha]]
* [[Ganesha]]
* [[Kartikeya]]


==Catatan==
{{Reflist}}


==Referensi==
{{hindu Dewa}}
* Kinsley, David R. ''Hindu Goddesses: Vision of the Divine Feminine in the Hindu Religious Traditions''. University of California Press. 1986. ({{ISBN|81-208-0379-5}})
* [[Vans Kennedy]], ''Researches Into the Nature and Affinity of Ancient and Hindu Mythology''; Published 1831; Printed for Longman, Rees, Orme, Brown, and Green; 494 pages; Original from Harvard University; Digitized 11 July 2005 [https://archive.org/details/researchesinton00kenngoog]
* William J. Wilkins, [https://archive.org/stream/hindumythologyve00inwilk#page/292/mode/2up Uma – Parvati], ''Hindu Mythology, Vedic and Puranic''; Republished 2001 (first published 1882); Adamant Media Corporation; 463 pages; {{ISBN|1-4021-9308-4}}
* Wendy Doniger O'Flaherty, ''Śiva, the Erotic Ascetic''
* Charles Coleman, ''Mythology of the Hindus''
* Karen Tate, ''Sacred Places of Goddess: 108 Destinations''
* Srivastava, A. L. (2004). Umā-Maheśvara: An iconographic study of the divine couple. Kasganj, U: Sukarkshetra Shodh Sansthana.


==Bacaan lanjutan==
{{hindu-stub}}
* Pereira, Jose. "ŚIVA AND PARVATI AT DICE: IDENTIFICATION OF A PANEL AT ELEPHANTA." Proceedings of the Indian History Congress 21 (1958): 117-25. www.jstor.org/stable/44145178.

==Pranala luar==
{{Sister project links|n=no|b=no|v=no|s=no}}
* [https://www.britannica.com/topic/Parvati Parvati] at Encyclopædia Britannica

{{Authority control}}

{{hindu Dewa}}


[[Kategori:Dewi Hindu]]
[[Kategori:Dewi Hindu]]



[[ar:پارڤاتي]]
{{hindu-stub}}
[[bg:Парвати]]
[[ca:Parvati]]
[[da:Parvati]]
[[de:Parvati]]
[[en:Parvati]]
[[es:Párvati]]
[[fi:Parvati]]
[[fr:Pârvatî]]
[[he:פרוואטי]]
[[hi:पार्वती]]
[[it:Parvati]]
[[ja:パールヴァティー]]
[[ka:პარვატი]]
[[kn:ಪಾರ್ವತಿ]]
[[lt:Parvati]]
[[ml:പാര്‍വ്വതി]]
[[mr:पार्वती]]
[[nl:Parvati]]
[[nn:Parvati]]
[[no:Parvati]]
[[pl:Parwati]]
[[pt:Parvati]]
[[ru:Парвати]]
[[simple:Parvati]]
[[sv:Parvati]]
[[ta:பார்வதி]]
[[te:పార్వతి]]
[[tr:Parvati]]
[[ur:پاروتی]]
[[zh:帕尔瓦蒂]]

Revisi terkini sejak 2 September 2023 03.50

Parwati
Dewi Ibu,[1]
Dewi Kekuatan, Energi, Pengabdian, Pernikahan, Keibuan, Anak-anak, Kesuburan, Cinta, dan Harmoni[2]
Anggota Tridewi
Dewi Parwati dengan bayi putra, Ganesa.
Nama lainUma, Gauri, Haimavati, Girinandini, Aparna, Urvi, Shakti, Adi shakti, Ambika, Anadi .
IASTPārvatī
Devanagariपार्वती
AfiliasiDewi, Tridewi, Sakti, Daksayani, Adi Parashakti]], Tridewi, Mahadewi
KediamanGunung Kailash
MantraOm Pārvatyai Namaha
HariSelasa
WahanaSinga dan Harimau
PustakaPurana, Mahabharata, Ramayana, Purana
WilayahHindu
FestivalNavaratri, Bathukamma, Gauri Puja, Atla Tadde, Teej, Thiruvathira, Gowri Habba
Informasi pribadi
Siwa
AnakKala, Ganesa, Kartikeya, Srani, Agni (laki-laki), Asokasundari (perempuan) Manasa ( perempuan)
Orang tua
Saudara

Parwati (Dewanagari: पार्वती; ,IASTPārvatī, पार्वती) alias Uma (Dewanagari: उमा; ,IASTUmā, उमा) atau Gauri (Dewanagari: गौरी; ,IASTGaurī, गौरी) adalah salah satu dewi dalam agama Hindu. Menurut mitologi Hindu, Parwati merupakan puteri dari raja gunung dari Himalaya bernama Himawan, dan seorang apsari bernama Mena. Parwati dianggap sebagai pasangan kedua dari Siwa, Dewa pelebur dan penghancur dalam agama Hindu. Dalam perjalanan menuju Dewa Siwa, Parvati sering kali mendapat kesulitan. Namun, Parvati selalu tertolong oleh para Dewa. Parvati mempunyai putra, yang menjadi dewa besar di Agama Hindu, yaitu Ganesa dan Agni. Namun, beberapa meyakini, bahwa Agni bukan anak Parvati, melainkan Kartikeya lah anak dari Parwati. Dewi Parwati sering disamakan dengan istri Siwa yang lain, yaitu Durga, Uma, Adi Shakti, Sati, dan Dewi Kali.

Beberapa aliran meyakini Parwati sebagai adik dari Wisnu dan adik dari Gangga banyak pengikut aliran filsafat Shakta meyakininya sebagai dewi yang utama. Dalam susastra Hindu, Parwati juga dihormati sebagai perwujudan dari Sakti atau Durga.

Dalam bahasa Sanskerta, kata Pārvatī berarti "mata air pegunungan". Parwati juga dikenal dengan berbagai nama, antara lain: Umā, Gaurī, Iswarī, Durgā, Ambikā, Girijā, dan lain lain.

Dalam beberapa foto, Dewi Parwati sering digambarkan memegang Bunga Teratai dan Koin Emas. Dalam beberapa foto yang lain, Dewi Parwati juga sering digambarkan memegang Kapak kecil dan ditemani 2 gajah, dan duduk bersama Siwa dan Ganesha. Parvati juga merupakan perwujudan dari Durga, yang bersenjatakan Trisula, Cakra, dan Sangkakala, serta menaiki wahana Singa atau Harimau.

Pewayangan Jawa

[sunting | sunting sumber]

Dalam budaya Jawa, Parwati diadaptasi sebagai tokoh pewayangan yang lebih umum disebut Dewi Uma. Ia menjadi permaisuri dari Batara Guru. Dan ia juga merupakan versi pewayangan dari dewi Parwati.[6] Dewi ini dikenal sebagai dewi yang sakti.[7] Ia adalah putri Umaran, seorang kaya raya di Merut.[7] Ibunya bernama Dewi Nurweni, putri Prabu Nurangin, raja jin di Kalingga.[7] Dewi Umayi mempunyai adik kandung bernama Dewi Umarakti/Umaranti.[7] Dewi Uma dikenal juga sebagai Dewi Umayi yang memiliki kesaktian sangat tinggi.[7] Karena kesaktiannya Dewi Uma dipuja oleh banyak orang.[6] Namun, dia akhirnya dikalahkan oleh Batara Guru dan akhirnya dijadikan permaisuri.[6]

Dewi Umayi lahir dalam wujud bayangan yang ada dalam cahaya dan tidak dapat dilihat kasatmata.[7] Berkat kesaktian Sanghyang Manikmaya yang berubah wujud hingga mempunyai tangan yang sangat banyak.[7] Cahaya itu akhirnya dapat ditangkap dan berubah wujud menjadi bayi perempuan berkelamin ganda.[7] Bayi tersebut kemudian diubah menjadi perempuan sempurna.[7] Dewi Umayi kemudian menjadi permaisuri pertama Sanghyang Manikmaya dan berputra enam orang masing-masing bernama; Bathara Sambo, Bathara Brahma, Bathara Indra, Batahra Bayu, Bathara Wisnu dan Bathara Kala.[7]

Dewi Uma berkuasa di Suralaya dan memerintah semua dewi setelah menjadi permaisuri Batara Guru.[6] Kekuasaan Dewi Uma mengimbangi kekuasaan Batara Guru yang menjadi pemimpin seluruh dewa.[6] Pada suatu ketika terjadi pertengkaran antara Dewi Uma dan Batara Guru.[6] Dewi Uma kemudian disumpahi oleh Batara Guru menjadi raksasa.[6][8] Sementara Dewi Uma menyumpahi Batara Guru yang kemudian mempunyai taring seperti raksasa.[6] Kisah antara kedua dewi ini menunjukkan bahwa sebenarnya tidak ada perbedaan kesaktian antara perempuan dan laki-laki.[6][9] Setelah dikutuk Dewi Uma berubah menjadi Batari Durga yang berkuasa di istana Setragandamayit.[6]

Dewi Umayi berwatak sabar, perasaannya halus serta tajam.[7] Pendiriannya sangat teguh dan mempunyai prinsip yang kuat.[7] Ia berbakti kepada suaminya.[7] Walaupun perasaannya halus dia akan memberontak ketika hak dan martabatnya tidak diindahkan.[7]

Batari Durga adalah wujud Dewi Uma setelah dikutuk oleh Bathara Guru. Batari Durga dititahkan untuk menjadi istri Batara Kala.[6] Batari Durga menjadi ratu Setragandamayit, yang artinya istana pengasingan berbau mayat.[6] Kekuasaan yang dimiliki Batari Durga adalah memberikan segala bentuk perilaku jahat kepada orang yang memujanya.[6] Batari adalah sebutan untuk dewa perempuan. Batari Durga mempunyai muka raksasa, bermata iblis, berhidung besar dan bermulut lebar.[6] Sanggulnya berbentuk burung garuda menghadap ke belakang. Kalungnya rantai dan hanya tangan depannya saja yang dapat digerakkan.[6] Di sini dia memiliki seorang putra bernama Narasinga..[10]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ James D. Holt (2014). Religious Education in the Secondary School: An Introduction to Teaching, Learning and the World Religions. Routledge. hlm. 180. ISBN 978-1-317-69874-6. 
  2. ^ David Kinsley (19 July 1988). Hindu Goddesses: Visions of the Divine Feminine in the Hindu Religious TraditionPerlu mendaftar (gratis). University of California Press. hlm. 49–50. ISBN 978-0-520-90883-3. 
  3. ^ William J. Wilkins, Uma – Parvati, Hindu Mythology – Vedic and Puranic, Thacker Spink London, pp 295
  4. ^ C. Mackenzie Brown (1990). The Triumph of the Goddess: The Canonical Models and Theological Visions of the Devi-Bhagavata Purana. SUNY Press. ISBN 9780791403648. 
  5. ^ Sita Narasimhan (2006). Śaivism Under the Imperial Cōl̲as as Revealed Through Their Monuments. hlm. 100. ISBN 9788188934324. 
  6. ^ a b c d e f g h i j k l m n o Hardjowirogo (1982). Sejarah Wayang Purwa. Jakarta: Balai Pustaka. 
  7. ^ a b c d e f g h i j k l m n "Umayi, Dewi". Pusat Data Wayang Indonesia. Diakses tanggal 14 Mei 2014. [pranala nonaktif permanen]
  8. ^ Y.B. Mangunwijaya (1991). Durga Umayi. Jakarta: Grafiti. ISBN 979-444-116-3. 
  9. ^ Sri Mulyono (1978). Wayang dan Karakter Wanita. Jakarta: Gunung Agung. 
  10. ^ "Narasinga". Pusat Data Wayang Indonesia. Diakses tanggal 14 Mei 2014. [pranala nonaktif permanen]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  • Kinsley, David R. Hindu Goddesses: Vision of the Divine Feminine in the Hindu Religious Traditions. University of California Press. 1986. (ISBN 81-208-0379-5)
  • Vans Kennedy, Researches Into the Nature and Affinity of Ancient and Hindu Mythology; Published 1831; Printed for Longman, Rees, Orme, Brown, and Green; 494 pages; Original from Harvard University; Digitized 11 July 2005 [1]
  • William J. Wilkins, Uma – Parvati, Hindu Mythology, Vedic and Puranic; Republished 2001 (first published 1882); Adamant Media Corporation; 463 pages; ISBN 1-4021-9308-4
  • Wendy Doniger O'Flaherty, Śiva, the Erotic Ascetic
  • Charles Coleman, Mythology of the Hindus
  • Karen Tate, Sacred Places of Goddess: 108 Destinations
  • Srivastava, A. L. (2004). Umā-Maheśvara: An iconographic study of the divine couple. Kasganj, U: Sukarkshetra Shodh Sansthana.

Bacaan lanjutan

[sunting | sunting sumber]
  • Pereira, Jose. "ŚIVA AND PARVATI AT DICE: IDENTIFICATION OF A PANEL AT ELEPHANTA." Proceedings of the Indian History Congress 21 (1958): 117-25. www.jstor.org/stable/44145178.

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]
  • Parvati at Encyclopædia Britannica