Lompat ke isi

Paro Taktsang: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Jerembah (bicara | kontrib)
Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan.
 
(17 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox Tibetan Buddhist monastery
{{Infobox Tibetan Buddhist monastery
|name = Paro Taktsang goemba
|name = Paro Taktsang
|image = Taktsang Monastery, Bhutan 03.jpg
|image = Taktsang Monastery, Bhutan 03.jpg
|image_size = 300px
|image_size = 300px
Baris 17: Baris 17:
}}
}}
{{Contains Tibetan text}}
{{Contains Tibetan text}}
'''Paro Taktsang''' ({{Lang-dz|སྤ་གྲོ་སྟག་ཚང་}}, juga dikenal sebagai '''Wihara Taktsang Palphug''' dan '''Tiger's Nest'''),<ref name="Seeds of Faith">{{Cite book|title=Seeds of Faith: A Comprehensive Guide to the Sacred Places of Bhutan|last=Lopen Kunzang Tinley|first=|publisher=KMT Publishers|year=|isbn=99936-22-42-7|volume=V1|location=Thimphu|publication-date=2008|pages=121–130|language=en}}</ref> adalah sebuah tempat suci dan kompleks kuil Buddha Himalaya terkenal yang berlokasi di sisi tebing dari lembah Paro atas di [[Bhutan]].
'''Paro Taktsang''' ({{Lang-dz|སྤ་གྲོ་སྟག་ཚང་}}, juga dikenal sebagai '''Wihara Taktsang Palphug''' dan '''Sarang Harimau'''),<ref name="Seeds of Faith">{{Cite book|title=Seeds of Faith: A Comprehensive Guide to the Sacred Places of Bhutan|last=Lopen Kunzang Tinley|first=|publisher=KMT Publishers|year=|isbn=99936-22-42-7|volume=V1|location=Thimphu|publication-date=2008|pages=121–130|language=en}}</ref> adalah sebuah tempat suci dan kompleks kuil Buddha Himalaya terkenal yang berlokasi di sisi tebing dari lembah Paro atas di [[Bhutan]].


Kompleks kuil ini dibangun pertama kali pada 1692, di sekitar gua ''Taktsang Senge Samdup'' tempat [[Padmasambhava|Guru Padmasambhava]] yang disebut telah bermeditasi selama tiga tahun, tiga bulan, tiga minggu, tiga hari, dan tiga jam pada abad ke-8. Padmasambhava dikenal sebagai penyebar ajaran [[Agama Buddha|Buddha]] kepada masyarakat Bhutan dan dewa pelindung negeri. Saat ini, Paro Taktsang sangat dikenal karena gua tiga belas ''taktsang'' atau "sarang harimau" tempatnya bermeditasi.
Kompleks kuil ini dibangun pertama kali pada 1692, di sekitar gua ''Taktsang Senge Samdup'' tempat [[Padmasambhava|Guru Padmasambhava]] yang disebut telah bermeditasi selama tiga tahun, tiga bulan, tiga minggu, tiga hari, dan tiga jam pada abad ke-8. Padmasambhava dikenal sebagai penyebar ajaran [[Agama Buddha|Buddha]] kepada masyarakat Bhutan dan dewa pelindung negeri. Saat ini, Paro Taktsang sangat dikenal karena gua tiga belas ''taktsang'' atau "sarang harimau" tempatnya bermeditasi.


Kuil yang dipersembahkan untuk Padmasambhava (yang juga dikenal sebagai ''Gu-ru mTshan-brgyad Lhakhang'', "Kuil Guru dengan Delapan Nama") adalah suatu struktur bangunan elegan yang dibangun di sekitar gua pada 1692 oleh Gyalse Tenzin Rabgye. Kuil ini telah menjadi ikon budaya Bhutan.<ref name="Ardussi">{{Cite journal|last=Ardussi|first=John A.|date=1999|year=1999|title=Gyalse Tenzin Rabgye and the Founding of Taktsang Lhakhang|url=http://himalaya.socanth.cam.ac.uk/collections/journals/jbs/pdf/JBS_01_01_02.pdf|format=pdf|journal=Journal of Bhutan Studies|language=en|location=Thimphu|publisher=Centre for Bhutan Studies|volume=1|issue=1|pages=28|doi=|pmid=|access-date=12 Maret 2010}}</ref><ref name="fly">{{Cite book|url=https://books.google.com/books?id=08M1qgxdhckC&pg=PA170&dq=Tiger%27s+Nest+Monastery&cd=1#v=onepage&q=Tiger%27s%20Nest%20Monastery&f=false|title=Fly Solo: The 50 Best Places on Earth for a Girl to Travel Alone|last=Williamson|first=Teresa Rodriguez|publisher=Perigee|year=2007|isbn=0-399-53310-9|location=|page=170|pages=|language=en|access-date=12 Maret 2010}}</ref><ref name="Yowell">{{Cite book|url=https://books.google.com/?id=1A6PRCC5TlsC&pg=PT169&dq=Tiger%27s+Nest+Monastery&cd=15#v=onepage&q=Tiger%27s%20Nest%20Monastery&f=false|title=The Hippie Guide to Climbing the Corporate Ladder and Other Mountains: How ...|last=Yowell|first=Skip|publisher=Thomas Nelson|year=2007|isbn=1-59555-852-7|location=|pages=155–156|language=en|access-date=12 Maret 2010}}</ref> Sebuah festival populer, yang dikenal sebagai Tsechu dan diadakan untuk menghormati Padmasambhava, dirayakan di lembah Paro sekitar Maret atau April.
Kuil yang dipersembahkan untuk Padmasambhava (yang juga dikenal sebagai ''Gu-ru mTshan-brgyad Lhakhang'', "Kuil Guru dengan Delapan Nama") adalah suatu struktur bangunan elegan yang dibangun di sekitar gua pada 1692 oleh Gyalse Tenzin Rabgye. Kuil ini telah menjadi ikon budaya Bhutan.<ref name="Ardussi">{{Cite journal|last=Ardussi|first=John A.|date=1999|year=1999|title=Gyalse Tenzin Rabgye and the Founding of Taktsang Lhakhang|url=http://himalaya.socanth.cam.ac.uk/collections/journals/jbs/pdf/JBS_01_01_02.pdf|format=pdf|journal=Journal of Bhutan Studies|language=en|location=Thimphu|publisher=Centre for Bhutan Studies|volume=1|issue=1|pages=28|doi=|pmid=|access-date=12 Maret 2010}}</ref><ref name="fly">{{Cite book|url=https://books.google.com/books?id=08M1qgxdhckC&pg=PA170&dq=Tiger%27s+Nest+Monastery&cd=1#v=onepage&q=Tiger%27s%20Nest%20Monastery&f=false|title=Fly Solo: The 50 Best Places on Earth for a Girl to Travel Alone|last=Williamson|first=Teresa Rodriguez|publisher=Perigee|year=2007|isbn=0-399-53310-9|location=|page=170|pages=|language=en|access-date=12 Maret 2010}}</ref><ref name="Yowell">{{Cite book|url=https://books.google.com/?id=1A6PRCC5TlsC&pg=PT169&dq=Tiger%27s+Nest+Monastery&cd=15#v=onepage&q=Tiger%27s%20Nest%20Monastery&f=false|title=The Hippie Guide to Climbing the Corporate Ladder and Other Mountains: How ...|last=Yowell|first=Skip|publisher=Thomas Nelson|year=2007|isbn=1-59555-852-7|location=|pages=155–156|language=en|access-date=12 Maret 2010}}</ref> Sebuah perayaan populer, yang dikenal sebagai Tsechu dan diadakan untuk menghormati Padmasambhava, dirayakan di lembah Paro sekitar Maret atau April.


== Sejarah ==
== Sejarah ==

=== Latar belakang dan legenda ===
=== Latar belakang dan legenda ===
Berdasarkan legenda yang berkaitan dengan Taktsang (yang dalam [[bahasa Tibet]] dieja ''stag tshang''), yang secara harfiah berarti "sarang Harimau", masyarakat meyakini bahwa Padmasambhava (Guru Rinpoche) terbang ke lokasi ini dari Kurtoe Singye Dzong di atas punggung seekor harimau betina dari Khenpajong.<ref name="Pommaret">{{Cite book|title=Bhutan Himalayan Mountains Kingdom|edition=5|last=Pommaret, Francoise|publisher=Odyssey Books and Guides|year=2006|pages=136–7|language=en}}</ref> Tempat ini ditahbiskan untuk menjinakkan iblis Harimau.
Berdasarkan legenda yang berkaitan dengan Taktsang (yang dalam [[bahasa Tibet]] dieja ''stag tshang''), yang secara harfiah berarti "sarang Harimau", masyarakat meyakini bahwa Padmasambhava (Guru Rinpoche) terbang ke lokasi ini dari Tibet di atas punggung seekor harimau betina dari Khenpajong.<ref name="Pommaret">{{Cite book|title=Bhutan Himalayan Mountains Kingdom|edition=5|last=Pommaret, Francoise|publisher=Odyssey Books and Guides|year=2006|pages=136–7|language=en}}</ref> Tempat ini ditahbiskan untuk menjinakkan iblis Harimau.
[[Berkas:Paro_Padmasambhava.jpg|jmpl|Guru [[Padmasambhava]], pendiri gua meditasi. Lukisan dinding di Jembatan Paro.]]
[[Berkas:Paro_Padmasambhava.jpg|jmpl|Guru [[Padmasambhava]], pendiri gua meditasi. Lukisan dinding di Jembatan Paro.]]
Legenda lain menyebutkan bahwa seorang mantan istri dari seorang kaisar, yang dikenal sebagai Yeshe Tsogyal, ingin menjadi murid dari Guru Rinpoche (Padmasambahva) di Tibet. Dia menjelma menjadi seekor harimau betina dan membawa Guru di atas punggungnya dari Tibet menuju lokasi Taktsang saat ini di Bhutan. Di dalam salah satu gua, sang Guru kemudian melakukan meditasi dan muncul dalam delapan wujud inkarnasi (manifestasi) dan tempat tersebut menjadi suci. Kemudian, tempat tersebut menjadi lebih dikenal sebagai "Tiger's Nest" ("Sarang Harimau").<ref name="Pommaret"/>
Legenda lain menyebutkan bahwa seorang mantan istri dari seorang kaisar, yang dikenal sebagai Yeshe Tsogyal, ingin menjadi murid dari Guru Rinpoche (Padmasambahva) di Tibet. Dia menjelma menjadi seekor harimau betina dan membawa Guru di atas punggungnya dari Tibet menuju lokasi Taktsang saat ini di Bhutan. Di dalam salah satu gua, sang Guru kemudian melakukan meditasi dan muncul dalam delapan wujud inkarnasi (manifestasi) dan tempat tersebut menjadi suci. Kemudian, tempat tersebut menjadi lebih dikenal sebagai "Tiger's Nest" ("Sarang Harimau").<ref name="Pommaret"/>
Baris 33: Baris 32:


=== Pembangunan sebagai tempat meditasi ===
=== Pembangunan sebagai tempat meditasi ===
Seperti yang dicantumkan sebelumnya, wihara ini dibangun di sekitar gua Taktsang Senge Samdup (''stag tshang seng ge bsam grub''), dengan keyakinan bahwa Guru Padmasambhava dari India bermeditasi pada abad ke-8. Dia terbang dari Tibet di atas punggung Yeshe Tsogyal, yang telah dia ubah menjadi seekor harimau betina dan mendarat di tebing, yang dia "tahbiskan" sebagai tempat untuk bangunan wihara. Dia menyebarkan ajaran Buddha dan membangun sekolah Buddha Mahayana di Nyingmapa, Bhutan; serta diakui sebagai "sang pelindung Bhutan." Di kemudian hari, Padmasmbahva mengunjungi distrik Bumthang menguasai kekuatan dewa yang diserang oleh raja lokal. Cetakan tubuh Padmasambhava disebut telah terbentuk di dinding gua di dekat kuil Kurje Lhakhang. Pada 853, Langchen Pelkyi Singye datang ke gua untuk bermeditasi dan mempersembahkan nama Pelphug sebagai nama gua, "gua Pelkyi".<ref name="Pommaret"/> Setelah wafat di [[Nepal]], tubuhnya dianggap telah kembali secara ajaib ke wihara dengan berkat dari dewa Dorje Legpa; tubuhnya saat ini dianggap telah disegel dalam sebuah ''chorten'' dalam suatu ruangan di sebelah kiri dari puncak tangga pintu masuk.<ref name="Pommaret"/> ''Chorten'' direstorasi pada 1982-83 dan sekali lagi pada 2004.<ref name="Pommaret"/>
Seperti yang dicantumkan sebelumnya, wihara ini dibangun di sekitar gua Taktsang Senge Samdup (''stag tshang seng ge bsam grub''), dengan keyakinan bahwa Guru Padmasambhava dari [[India]] bermeditasi pada abad ke-8. Dia terbang dari Tibet di atas punggung Yeshe Tsogyal, yang telah dia ubah menjadi seekor harimau betina dan mendarat di tebing, yang dia "tahbiskan" sebagai tempat untuk bangunan wihara. Dia menyebarkan ajaran Buddha dan membangun sekolah Buddha Mahayana di Nyingmapa, Bhutan; serta diakui sebagai "sang pelindung Bhutan." Di kemudian hari, Padmasmbahva mengunjungi distrik Bumthang menguasai kekuatan dewa yang diserang oleh raja lokal. Cetakan tubuh Padmasambhava disebut telah terbentuk di dinding gua di dekat kuil Kurje Lhakhang. Pada 853, Langchen Pelkyi Singye datang ke gua untuk bermeditasi dan mempersembahkan nama Pelphug sebagai nama gua, "gua Pelkyi".<ref name="Pommaret"/> Setelah wafat di [[Nepal]], tubuhnya dianggap telah kembali secara ajaib ke wihara dengan berkat dari dewa Dorje Legpa; tubuhnya saat ini dianggap telah disegel dalam sebuah ''chorten'' dalam suatu ruangan di sebelah kiri dari puncak tangga pintu masuk.<ref name="Pommaret"/> ''Chorten'' direstorasi pada 1982-83 dan sekali lagi pada 2004.<ref name="Pommaret"/>
[[Berkas:Milarepa_statue.jpg|kiri|jmpl|[[Milarepa]] (1040–1123), yang bermeditasi di gua di Taktsang]]
[[Berkas:Milarepa_statue.jpg|kiri|jmpl|[[Milarepa]] (1040–1123), yang bermeditasi di dalam gua di Taktsang]]
Dari abad ke-11, banyak orang suci dan tokoh terkenal dari Tibet yang datang ke Taktsang untuk bermeditasi, termasuk [[Milarepa]] (1040–1123), Pha Dampa Sangye (meninggal 1117), yogini Tibet Machig Labdrön (1055–1145), dan Thangton Gyelpo (1385–1464).<ref name="Pommaret"/> Pada akhir abad ke-12, Sekolah Lapa dibangun di Paro.<ref name="Europa">{{Cite book|url=https://books.google.com/?id=e5Az1lGCJwQC&pg=PA180&dq=Tiger%27s+Nest+Monastery&cd=35#v=onepage&q=&f=false|title=The Far East and Australasia, 2003|last=Shaw, Brian|first=|work=Bhutan: Early History|publisher=Routledge|year=2003|isbn=1-85743-133-2|location=|pages=180–181|language=en|access-date=12 Maret 2010}}</ref> Antara abad ke-12 dan ke-17, banyak ''Lama'' yang datang dari Tibet untuk membangun wihara di Bhutan.
Dari abad ke-11, banyak orang suci dan tokoh terkenal dari Tibet yang datang ke Taktsang untuk bermeditasi, termasuk [[Milarepa]] (1040–1123), Pha Dampa Sangye (meninggal 1117), yogini Tibet Machig Labdrön (1055–1145), dan Thangton Gyelpo (1385–1464).<ref name="Pommaret"/> Pada akhir abad ke-12, Sekolah Lapa dibangun di Paro.<ref name="Europa">{{Cite book|url=https://books.google.com/?id=e5Az1lGCJwQC&pg=PA180&dq=Tiger%27s+Nest+Monastery&cd=35#v=onepage&q=&f=false|title=The Far East and Australasia, 2003|last=Shaw, Brian|first=|work=Bhutan: Early History|publisher=Routledge|year=2003|isbn=1-85743-133-2|location=|pages=180–181|language=en|access-date=12 Maret 2010}}</ref> Antara abad ke-12 dan ke-17, banyak ''Lama'' yang datang dari Tibet untuk membangun wihara di Bhutan.
Suaka pertama yang dibangun di daerah ini bertanggal pada abad ke-14 saat Sonam Gyeltshen, ''lama'' Nyingmapa dari cabang Kathogpa datang dari Tibet.<ref name="Pommaret"/> Lukisan yang dia bawa masih dapat terlihat samar di suatu batu di atas bangunan utama meski tidak ada bekas yang asli.<ref name="Pommaret"/> Kompleks Taktsang Ugyen Tsemo, yang dibangun kembali setelah kebakaran pada 1958 disebut bertahun 1408.<ref name="Pommaret"/> Taktsang bertahan di bawah wewenang ''lama'' Kathogpa selama berabad-abad hingga pertengahan abad ke-17.<ref name="Pommaret"/>
Suaka pertama yang dibangun di daerah ini bertanggal pada abad ke-14 saat Sonam Gyeltshen, ''lama'' Nyingmapa dari cabang Kathogpa datang dari Tibet.<ref name="Pommaret"/> Lukisan yang dia bawa masih dapat terlihat samar di suatu batu di atas bangunan utama meski tidak ada bekas yang asli.<ref name="Pommaret"/> Kompleks Taktsang Ugyen Tsemo, yang dibangun kembali setelah kebakaran pada 1958 disebut bertahun 1408.<ref name="Pommaret"/> Taktsang bertahan di bawah wewenang ''lama'' Kathogpa selama berabad-abad hingga pertengahan abad ke-17.<ref name="Pommaret"/>
Baris 40: Baris 39:
=== Abad ke-17 hingga sekarang: Wihara modern ===
=== Abad ke-17 hingga sekarang: Wihara modern ===
[[Berkas:Dance_of_the_Black_Hats_-_Paro_Tsechu.jpg|jmpl|Tsechu – tarian biksu Topi Hitam yang dimulai oleh Pema Ligpa dari Bumthang]]
[[Berkas:Dance_of_the_Black_Hats_-_Paro_Tsechu.jpg|jmpl|Tsechu – tarian biksu Topi Hitam yang dimulai oleh Pema Ligpa dari Bumthang]]
Pada abad ke-17, Pema Lingpa Tertön dari Bumthang, yang membangun banyak wihara di berbagai bagian di Bhutan, juga berperan penting dalam menciptakan bentuk tarian religius dan sekuler dari gambaran 'Zandog Pelri' (gunung berwarna tembaga), yang merupakan kediaman Guru Padmasambahva (yang juga berada di tempat yang sama dengan Paro Taktsang atau ''Tiger's nest''). Tarian ini dilakukan di Paro sebagai festival Tsche. Namun, festival tersebut dilakukan pada masa Ngawang Namgyal dari subsekte Drukpa, yang melarikan diri dari Tibet untuk menghindari persekusi oleh sekte penentang dari ordo Gelugpa order (yang menguasai Tibet di bawah ''Lama'' Dalai), yang kemudian membentuk suatu mekanisme pemerintahan di Bhutan.
Pada abad ke-17, Pema Lingpa Tertön dari Bumthang, yang membangun banyak wihara di berbagai bagian di Bhutan, juga berperan penting dalam menciptakan bentuk tarian religius dan sekuler dari gambaran 'Zandog Pelri' (gunung berwarna tembaga), yang merupakan kediaman Guru Padmasambahva (yang juga berada di tempat yang sama dengan Paro Taktsang atau ''Tiger's nest''). Tarian ini dilakukan di Paro sebagai perayaan Tsche. Namun, perayaan tersebut dilakukan pada masa Ngawang Namgyal dari subsekte Drukpa, yang melarikan diri dari Tibet untuk menghindari persekusi oleh sekte penentang dari [[sangha]] Gelugpa (yang menguasai Tibet di bawah ''Lama'' Dalai), yang kemudian membentuk suatu mekanisme pemerintahan di Bhutan.{{butuh rujukan}}


Pada saat itu, dia menjadikan dirinya sebagai 'model kekuasaan' di Bhutan dan dikenal sebagai "''Shabdrung''" dengan kewenangan penuh. Dia ingin membangun sebuah bangunan besar di Taktsang Pel Phuk. Selama penyerbuan Tibet terhadap Bhutan pada 1644-46, Shabdrung dan guru Nyingmapa Tibetan ''gTer-ston Rig-’dzin sNying-po'' telah memohon kepada Padmasambhava dan dewa pelindung di Taktsang untuk memberikan mereka kemenangan atas penyerbu. Dia melakukan ritual ''bka’ brgyad dgongs ’dus'' yang berkaitan dengan perayaan Tshechu. Bhutan memenangkan peperangan atas Tibet. Akan tetapi, Shabdrung tidak dapat membangun kuil di Takstsang untuk merayakan kemenangan tersebut, meski dia sangat menginginkannya.<ref name="Ardussi"/><ref name="Europa"/><ref name="Paro">{{Cite web|url=http://www.cs.unm.edu/~shapiro/BHUTAN/MIDSIZE/parofestival1.html|title=The Paro Tsechu|last=|first=|date=|website=|publisher=|language=en|access-date=7 Maret 2010}}</ref><ref name="Tsechu">{{Cite web|url=http://www.cs.unm.edu/~shapiro/BHUTAN/MIDSIZE/parofestival4.html|title=The Paro Tsechu – the Thondrol of Guru Rincpoche|last=|first=|date=|website=|publisher=|language=en|access-date=7 Maret 2010}}</ref>
Pada saat itu, dia menjadikan dirinya sebagai 'model kekuasaan' di Bhutan dan dikenal sebagai "''Shabdrung''" dengan kewenangan penuh. Dia ingin membangun sebuah bangunan besar di Taktsang Pel Phuk. Selama penyerbuan Tibet terhadap Bhutan pada 1644-46, Shabdrung dan guru Nyingmapa Tibetan ''gTer-ston Rig-’dzin sNying-po'' telah memohon kepada Padmasambhava dan dewa pelindung di Taktsang untuk memberikan mereka kemenangan atas penyerbu. Dia melakukan ritual ''bka’ brgyad dgongs ’dus'' yang berkaitan dengan perayaan Tshechu. Bhutan memenangkan peperangan atas Tibet. Akan tetapi, Shabdrung tidak dapat membangun kuil di Takstsang untuk merayakan kemenangan tersebut, meski dia sangat menginginkannya.<ref name="Ardussi"/><ref name="Europa"/><ref name="Paro">{{Cite web|url=http://www.cs.unm.edu/~shapiro/BHUTAN/MIDSIZE/parofestival1.html|title=The Paro Tsechu|last=|first=|date=|website=|publisher=|language=en|access-date=7 Maret 2010}}</ref><ref name="Tsechu">{{Cite web|url=http://www.cs.unm.edu/~shapiro/BHUTAN/MIDSIZE/parofestival4.html|title=The Paro Tsechu – the Thondrol of Guru Rincpoche|last=|first=|date=|website=|publisher=|language=en|access-date=7 Maret 2010}}</ref>


Keinginan Shabdrung untuk membangun kuil terpenuhi pada masa Druk Desi Tenzin Rabgye ke-4 (1638–96), penerus pertama dan satu-satunya dari Shabdrung Ngawang Namgyel (''Zhabs-drung Ngag-dbang rNam-rgyal''), "sepupu jauh dari garis kolateral yang diturunkan dari ''crazy saint'' Drukpa Kunley dari abad ke-15." Selama kunjungannya ke gua suci dari Taktsang Pel Phuk pada musim Tshechu tahun 1692 dia meletakkan fondasi bangunan kuil yang didedikasikan untuk Guru Rinpoche yang disebut ‘Kuil Guru dengan Delapan Nama’ (''gu ru mtshan brgyad lha-khang''). Keputusan ini diambil oleh Tenzin Rabgye saat berada di gua sambil memandangi lembah Paro. Pada saat itu, dia memimpin festival tarian religius Tshechu.<ref name="Ardussi"/> Pada saat itu pula kuil yang dilaporkan telah dibangun di ketinggian, merupakan Zangdo Pelri (''Zongs mdog dPalri'') dan Ugyen Tsemo (''Urgyan rTse-mo'').<ref name="Ardussi"/>
Keinginan Shabdrung untuk membangun kuil terpenuhi pada masa Druk Desi Tenzin Rabgye ke-4 (1638–96), penerus pertama dan satu-satunya dari Shabdrung Ngawang Namgyel (''Zhabs-drung Ngag-dbang rNam-rgyal''), "sepupu jauh dari garis kolateral yang diturunkan dari 'orang suci gila' Drukpa Kunley dari abad ke-15." Selama kunjungannya ke gua suci dari Taktsang Pel Phuk pada musim Tshechu tahun 1692 dia meletakkan fondasi bangunan kuil yang didedikasikan untuk Guru Rinpoche yang disebut ‘Kuil Guru dengan Delapan Nama’ (''gu ru mtshan brgyad lha-khang''). Keputusan ini diambil oleh Tenzin Rabgye saat berada di gua sambil memandangi lembah Paro. Pada saat itu, dia memimpin perayaan tarian keagamaan Tshechu.<ref name="Ardussi"/> Pada saat itu pula kuil yang dilaporkan telah dibangun di ketinggian, merupakan Zangdo Pelri (''Zongs mdog dPalri'') dan Ugyen Tsemo (''Urgyan rTse-mo'').<ref name="Ardussi"/>


=== Kehancuran akibat kebakaran ===
=== Kehancuran akibat kebakaran ===
Pada 19 April 1998, suatu peristiwa kebakaran terjadi di bangunan utama dari kompleks wihara, yang berisi lukisan, artefak, dan patung yang berharga. Kebakaran ini dipercaya bersumber dari arus pendek listrik atau kedipan lampu mentega yang menerangi permadani gantung. Seorang biksu juga meninggal pada saat kebakaran. Upaya pembangunan kembali dilakukan dengan perkiraan anggaran 135 juta [[Ngultrum Bhutan|ngultrum]]. Pemerintah Bhutan dan [[Daftar Raja Bhutan|Raja Bhutan]] saat itu, [[Jigme Singye Wangchuk|Jigme Singye Wangchuck]], mengawal pembangunan kembali wihara yang rusak beserta isinya pada 2005.<ref name="Brown">{{Cite book|url=https://books.google.com/?id=s-L8NUlW_QgC&pg=PA103&dq=Fire+in+Taktsang+Dzong#v=onepage&q=Fire%20in%20Taktsang%20Dzong&f=false|title=Bhutan|last=Brown|first=Lindsay|last2=Bradley Mayhew, Stan Armington|last3=Richard Whitecross|publisher=Lonely Planet|year=2007|isbn=1-74059-529-7|location=|pages=129–130|language=en|access-date=19 April 2010}}</ref><ref name="Harrison">{{Cite book|url=https://books.google.com/books?id=g6PqNavNEdgC&pg=PA270&dq=Tiger%27s+Nest+Monastery&cd=3#v=onepage&q=Tiger%27s%20Nest%20Monastery&f=false|title=Castles of God: fortified religious buildings of the world|last=Harrison|first=Peter|publisher=Boydell Press|year=2004|isbn=1-84383-066-3|location=|pages=268–270|language=en|access-date=12 Maret 2010}}</ref><ref name="Monteath">{{Cite book|url=https://books.google.com/books?id=kU6-YbTPOo4C&pg=PA118&dq=Tiger%27s+Nest+Monastery&cd=10#v=onepage&q=Tiger%27s%20Nest%20Monastery&f=false|title=Climb Every Mountain: A Journey to the Earth's Most Spectacular High Altitude Locations|last=Monteath|first=Colin|publisher=Frances Lincoln ltd|year=2006|isbn=0-7112-2674-1|location=|pages=118–119|language=en|access-date=12 Maret 2010}}</ref>
Pada 19 April 1998, suatu peristiwa kebakaran terjadi di bangunan utama dari kompleks wihara, yang berisi lukisan, artefak, dan patung yang berharga. Kebakaran ini dipercaya bersumber dari arus pendek listrik atau kedipan lampu mentega yang menerangi permadani gantung. Seorang biksu juga meninggal pada saat kebakaran. Upaya pembangunan kembali dilakukan dengan perkiraan anggaran 135 juta [[Ngultrum Bhutan|ngultrum]]. Pemerintah Bhutan dan [[Daftar Raja Bhutan|Raja Bhutan]] saat itu, [[Jigme Singye Wangchuk|Jigme Singye Wangchuck]], mengawal pembangunan kembali wihara yang rusak beserta isinya pada 2005.<ref name="Brown">{{Cite book|url=https://books.google.com/?id=s-L8NUlW_QgC&pg=PA103&dq=Fire+in+Taktsang+Dzong#v=onepage&q=Fire%20in%20Taktsang%20Dzong&f=false|title=Bhutan|last=Brown|first=Lindsay|last2=Bradley Mayhew, Stan Armington|last3=Richard Whitecross|publisher=Lonely Planet|year=2007|isbn=1-74059-529-7|location=|pages=129–130|language=en|access-date=19 April 2010}}</ref><ref name="Harrison">{{Cite book|url=https://books.google.com/books?id=g6PqNavNEdgC&pg=PA270&dq=Tiger%27s+Nest+Monastery&cd=3#v=onepage&q=Tiger%27s%20Nest%20Monastery&f=false|title=Castles of God: fortified religious buildings of the world|last=Harrison|first=Peter|publisher=Boydell Press|year=2004|isbn=1-84383-066-3|location=|pages=268–270|language=en|access-date=12 Maret 2010}}</ref><ref name="Monteath">{{Cite book|url=https://books.google.com/books?id=kU6-YbTPOo4C&pg=PA118&dq=Tiger%27s+Nest+Monastery&cd=10#v=onepage&q=Tiger%27s%20Nest%20Monastery&f=false|title=Climb Every Mountain: A Journey to the Earth's Most Spectacular High Altitude Locations|last=Monteath|first=Colin|publisher=Frances Lincoln ltd|year=2006|isbn=0-7112-2674-1|location=|pages=118–119|language=en|access-date=12 Maret 2010}}{{Pranala mati|date=Februari 2023 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>


== Geografi ==
== Geografi ==
[[Berkas:Pinus_wallichiana_Bhutan2.jpg|jmpl|Hutan pinus di area sekitar wihara]]
[[Berkas:Pinus_wallichiana_Bhutan2.jpg|jmpl|Hutan pinus di area sekitar wihara]]
Wihara ini berlokasi {{Convert|10|km|mi}} di utara Paro dan terletak di tebing curam di ketinggian {{Convert|3120|m|ft}}, sekitar {{Convert|900|m|ft}} di atas lembah Paro, di sebelah kanan Paro Chu (‘chu’ dalam bahasa Bhutan berarti ”sungai atau air”. Kemiringan batu sangat curam (hampir vertikal) dan bangunan wihara dibangun ke dalam permukaan batu. Meski terlihat sangat luar biasa, kompleks wihara ini memiliki akses dari beberapa arah, seperti jalur barat laut melalui hutan, dari selatan dengan jalur yang digunakan oleh para pengikut, dan dari utara (akses melalui dataran berbatu, yang disebut “''Hundred Thousand Fairies''” dan dikenal sebagai Bumda (''hBum-brag''). Jalur keledai yang melintasi hutan pinus dihiasi dengan lumut dan bendera doa. Pada beberapa hari, awan menyelimuti wihara dan memberikan perasaan keterpencilan yang menyeramkan.<ref name="trek">{{Cite web|url=https://www.infohub.com/vacation_packages/28877.html|title=Druk Path Trek|last=|first=|date=|website=|publisher=|language=en|archive-url=|archive-date=|dead-url=|access-date=7 Maret 2010}}</ref><ref name="Kingdom">{{Cite web|url=http://www.globosapiens.net/travel-information/Paro-393.html|title=In The Kingdom Of Bhutan|last=|first=|date=6 Oktober 2002|website=|publisher=Global Sapiens|language=en|access-date=7 Maret 2010}}</ref>
Wihara ini berlokasi {{Convert|10|km|mi}} di utara Paro dan terletak di tebing curam di ketinggian {{Convert|3120|m|ft}}, sekitar {{Convert|900|m|ft}} di atas lembah Paro, di sebelah kanan Paro Chu (‘chu’ dalam bahasa Bhutan berarti ”sungai atau air”. Kemiringan batu sangat curam (hampir vertikal) dan bangunan wihara dibangun ke dalam permukaan batu. Meski terlihat sangat luar biasa, kompleks wihara ini memiliki akses dari beberapa arah, seperti jalur barat laut melalui hutan, dari selatan dengan jalur yang digunakan oleh para pengikut, dan dari utara (akses melalui dataran berbatu, yang disebut “''Hundred Thousand Fairies''” dan dikenal sebagai Bumda (''hBum-brag''). Jalur keledai yang melintasi hutan pinus dihiasi dengan lumut dan bendera doa. Pada beberapa hari, awan menyelimuti wihara dan memberikan perasaan keterpencilan yang menyeramkan.<ref name="trek">{{Cite web|url=https://www.infohub.com/vacation_packages/28877.html|title=Druk Path Trek|last=|first=|date=|website=|publisher=|language=en|archive-url=https://web.archive.org/web/20180706105720/https://www.infohub.com/vacation_packages/28877.html|archive-date=2018-07-06|dead-url=yes|access-date=7 Maret 2010}}</ref><ref name="Kingdom">{{Cite web|url=http://www.globosapiens.net/travel-information/Paro-393.html|title=In The Kingdom Of Bhutan|last=|first=|date=6 Oktober 2002|website=|publisher=Global Sapiens|language=en|access-date=7 Maret 2010}}</ref>


Di dekat pangkal jalur terdapat roda doa bertenaga air, yang digerakkan oleh aliran air. Air yang tersentuh oleh roda dipercaya memiliki berkah dan kekuatan memurnikan bagi semua makhluk di lautan dan danau.<ref>{{Cite web|url=http://www.lamayeshe.com/article/benefits-prayer-wheels|title=The Benefits of Prayer Wheels|last=lywa|first=|date=2 April 2015|website=www.lamayeshe.com|publisher=|language=en|access-date=8 Maret 2017}}</ref> Saat mendekati wihara, terdapat suatu Lakhang (wihara pedesaan) dan kuil Urgyan Tsemo ("''U-rgyan rTse-mo''") yang, seperti wihara utama, berlokasi di dataran berbatu proyeksi terjal dari beberapa ratus kaki di atas lembah. Dari lokasi ini, bangunan wihara terdapat di jurang seberang, yang dikenal dengan nama “Nirwana Gunung Berwarna Tembaga dari Padmasambhava”. Lokasi ini menjadi pemandangan bagi pengunjung dan terdapat kafetaria yang menyediakan makanan dan minuman ringan.<ref>{{Cite web|url=http://www.delightedjourney.com/bhutan_journey_tour.html|title=Bhutan Journey|last=|first=|date=|website=Day 12: Paro-Taktsang (Tiger's Nest )|publisher=India Paradise Explored|language=en|archive-url=https://web.archive.org/web/20090615045729/http://www.delightedjourney.com/bhutan_journey_tour.html|archive-date=15 Juni 2009|dead-url=yes|access-date=19 April 2010}}</ref> Jalur yang melewati tempat ini diperindah dengan suara air yang memecah keheningan.<ref name="Schultz">{{Cite book|url=https://books.google.com/?id=JeLyE5ada5gC&pg=PA441&dq=Water+fall+on+trek+to+Taktsang++Dzong#v=onepage&q&f=false|title=1,000 places to see before you die|last=Schultz|first=Patricia|publisher=Workman Publishing|year=2003|isbn=0-7611-0484-4|location=|page=441|pages=|language=en|quote=Taktsang, the Tiger’s nest is a destination of treks long and short…It is startlingly scenic, with nothing breaking the silence except a water fall…|access-date=19 April 2010}}</ref> Di sepanjang jalur pohon pinus, bendera doa, dan kios yang menjual perlengkapan sembahyang (seperti roda doa, lonceng kuil, dan jemala) juga terlihat. Jalur ini dikelilingi dengan banyak kuil. Pada jalur ini, sebuah air terjun besar, yang mengalir dari ketinggian {{Convert|60|m|ft}} ke dalam kolam suci, dilewati oleh sebuah jembatan. Jalur tersebut berakhir di wihara utama yang menampilkan lukisan berwarna. Gua Guru Rinpoche tempat bermeditasi juga terlihat. Gua ini dibuka untuk umum hanya sekali dalam setahun.<ref name="National">{{Cite book|url=https://books.google.com/?id=jNqDFSxR8-MC&pg=PA367&dq=Legends+of+Taktsang++Dzong#v=onepage&q&f=false|title=Sacred Places of a Lifetime: 500 of the World's Most Peaceful and Powerful ...|last=|first=|work=Taktsang|publisher=National Geographic Books|year=2008|isbn=978-1-4262-0336-7|location=|page=367|pages=|language=en|quote=… climbing through blue pines and rhododendrons, past Buddhist flags, prayer wheels and make shift stalls selling temple bells and skulls for ritual offerings. Temples are scattered all over the hills…Beyond this view point garlanded in flags, the trail plunges straight down to a bridge across a 60 m waterfall cascades into a sacred pool. After the climb the main sanctuary greets you with bright paintings on the walls. Here you will find Guru Rimpoche’s meditation cave, open once a year.|access-date=19 April 2010}}</ref>
Di dekat pangkal jalur terdapat roda doa bertenaga air, yang digerakkan oleh aliran air. Air yang tersentuh oleh roda dipercaya memiliki berkah dan kekuatan memurnikan bagi semua makhluk di lautan dan danau.<ref>{{Cite web|url=http://www.lamayeshe.com/article/benefits-prayer-wheels|title=The Benefits of Prayer Wheels|last=lywa|first=|date=2 April 2015|website=www.lamayeshe.com|publisher=|language=en|access-date=8 Maret 2017}}</ref> Saat mendekati wihara, terdapat suatu Lakhang (wihara pedesaan) dan kuil Urgyan Tsemo ("''U-rgyan rTse-mo''") yang, seperti wihara utama, berlokasi di dataran berbatu proyeksi terjal dari beberapa ratus kaki di atas lembah. Dari lokasi ini, bangunan wihara terdapat di jurang seberang, yang dikenal dengan nama “Nirwana Gunung Berwarna Tembaga dari Padmasambhawa”. Lokasi ini menjadi pemandangan bagi pengunjung dan terdapat kafetaria yang menyediakan makanan dan minuman ringan.<ref>{{Cite web|url=http://www.delightedjourney.com/bhutan_journey_tour.html|title=Bhutan Journey|last=|first=|date=|website=Day 12: Paro-Taktsang (Tiger's Nest )|publisher=India Paradise Explored|language=en|archive-url=https://web.archive.org/web/20090615045729/http://www.delightedjourney.com/bhutan_journey_tour.html|archive-date=15 Juni 2009|dead-url=yes|access-date=19 April 2010}}</ref> Jalur yang melewati tempat ini diperindah dengan suara air yang memecah keheningan.<ref name="Schultz">{{Cite book|url=https://books.google.com/?id=JeLyE5ada5gC&pg=PA441&dq=Water+fall+on+trek+to+Taktsang++Dzong#v=onepage&q&f=false|title=1,000 places to see before you die|last=Schultz|first=Patricia|publisher=Workman Publishing|year=2003|isbn=0-7611-0484-4|location=|page=441|pages=|language=en|quote=Taktsang, the Tiger’s nest is a destination of treks long and short…It is startlingly scenic, with nothing breaking the silence except a water fall…|access-date=19 April 2010}}</ref> Di sepanjang jalur pohon pinus, bendera doa, dan kios yang menjual perlengkapan sembahyang (seperti roda doa, lonceng kuil, dan jemala) juga terlihat. Jalur ini dikelilingi dengan banyak kuil. Pada jalur ini, sebuah [[air terjun]] besar, yang mengalir dari ketinggian {{Convert|60|m|ft}} ke dalam kolam suci, dilewati oleh sebuah jembatan. Jalur tersebut berakhir di wihara utama yang menampilkan lukisan berwarna. Gua Guru Rinpoche tempat bermeditasi juga terlihat. Gua ini dibuka untuk umum hanya sekali dalam setahun.<ref name="National">{{Cite book|url=https://books.google.com/?id=jNqDFSxR8-MC&pg=PA367&dq=Legends+of+Taktsang++Dzong#v=onepage&q&f=false|title=Sacred Places of a Lifetime: 500 of the World's Most Peaceful and Powerful ...|last=|first=|work=Taktsang|publisher=National Geographic Books|year=2008|isbn=978-1-4262-0336-7|location=|page=367|pages=|language=en|quote=… climbing through blue pines and rhododendrons, past Buddhist flags, prayer wheels and make shift stalls selling temple bells and skulls for ritual offerings. Temples are scattered all over the hills…Beyond this view point garlanded in flags, the trail plunges straight down to a bridge across a 60 m waterfall cascades into a sacred pool. After the climb the main sanctuary greets you with bright paintings on the walls. Here you will find Guru Rimpoche’s meditation cave, open once a year.|access-date=19 April 2010}}</ref>


== Struktur ==
== Struktur ==
Baris 59: Baris 58:
=== Eksterior ===
=== Eksterior ===
[[Berkas:Taktsang_Monastery,_Bhutan_07.jpg|jmpl|Bangunan lain dari wihara]]
[[Berkas:Taktsang_Monastery,_Bhutan_07.jpg|jmpl|Bangunan lain dari wihara]]
Bangunan wihara terdiri dari empat kuil utama tempat tinggal yang idealnya didesain dengan memanfaatkan pinggiran batu (granit), gua, dan daratan berbatu. Dari delapan gua, empat di antaranya mudah diakses. Gua yang pertama kali dimasuki Padmasmabhava sambil mengendarai harimau, dikenal sebagai 'Tholu Phuk' dan gua tempat dia bermukim dan melakukan meditasi dikenal sebagai 'Pel Phuk'. Dia menuntun para biksu yang dibimbing secara spiritual untuk membangun wihara. Wihara tersebut dibangun di tebing yang curam sehingga dikatakan bahwa: "wihara ini menempel di sisi gunung seperti tokek". Gua utama memiliki akses masuk melalui jalur sempit. Gua gelap ini menyimpan puluhan gambar [[Bodhisatwa|Bodhisattva]] dan lampu mentega berkedip di hadapan berhala tersebut. Gambar elegan dari [[Awalokiteswara|Avalokitesvara]] juga dipuja di sini. Dalam sel kecil yang berdampingan, kitab suci ditempatkan; pentingnya kitab ini karena ditulis dengan debu emas dan serbuk tulang yang ditumbuk dari ''Lama'' yang disucikan. Juga dikatakan bahwa biksu yang mengikuti ajaran [[Agama Buddha|Buddha]] [[Wajrayana|Vajrayana]] (agama resmi negara Bhutan) di wihara dalam gua ini tinggal selama tiga tahun dan jarang turun ke lembah Paro.<ref name="Yowell"/><ref name="Rosner">{{Cite book|url=https://books.google.com/?id=GtK1AAAAIAAJ&q=Tiger%27s+Nest+Monastery&dq=Tiger%27s+Nest+Monastery&cd=34|title=A Quiver Full of Arrows|last=Rosner|first=Victor|publisher=D.S.S. Publications|year=1980|isbn=|location=|page=155|pages=|language=en|access-date=12 Maret 2010}}</ref><ref name="Parekh">{{Cite book|url=https://books.google.com/?id=IDYDGrjqL1cC&pg=PA10&dq=Tiger%27s+Nest+Monastery&cd=31#v=onepage&q=Tiger%27s%20Nest%20Monastery&f=false|title=Himalayan memoirs|last=Parekh|first=Navin|publisher=Popular Prakashan|year=1986|isbn=0-86132-126-X|location=|page=70|pages=|language=en|access-date=12 Maret 2010}}</ref>
Bangunan wihara terdiri dari empat kuil utama tempat tinggal yang idealnya didesain dengan memanfaatkan pinggiran batu (granit), gua, dan daratan berbatu. Dari delapan gua, empat di antaranya mudah diakses. Gua yang pertama kali dimasuki Padmasmabhava sambil mengendarai harimau, dikenal sebagai 'Tholu Phuk' dan gua tempat dia bermukim dan melakukan meditasi dikenal sebagai 'Pel Phuk'. Dia menuntun para biksu yang dibimbing secara spiritual untuk membangun wihara. Wihara tersebut dibangun di tebing yang curam sehingga dikatakan bahwa: "wihara ini menempel di sisi gunung seperti tokek". Gua utama memiliki akses masuk melalui jalur sempit. Gua gelap ini menyimpan puluhan gambar [[Bodhisatwa]] dan lampu mentega berkedip di hadapan berhala tersebut. Gambar elegan dari [[Awalokiteswara]] juga dipuja di sini. Dalam sel kecil yang berdampingan, kitab suci ditempatkan; pentingnya kitab ini karena ditulis dengan debu emas dan serbuk tulang yang ditumbuk dari ''Lama'' yang disucikan. Juga dikatakan bahwa biksu yang mengikuti ajaran [[Agama Buddha|Buddha]] [[Wajrayana]] (agama resmi negara Bhutan) di wihara dalam gua ini tinggal selama tiga tahun dan jarang turun ke lembah Paro.<ref name="Yowell"/><ref name="Rosner">{{Cite book|url=https://books.google.com/?id=GtK1AAAAIAAJ&q=Tiger%27s+Nest+Monastery&dq=Tiger%27s+Nest+Monastery&cd=34|title=A Quiver Full of Arrows|last=Rosner|first=Victor|publisher=D.S.S. Publications|year=1980|isbn=|location=|page=155|pages=|language=en|access-date=12 Maret 2010}}</ref><ref name="Parekh">{{Cite book|url=https://books.google.com/?id=IDYDGrjqL1cC&pg=PA10&dq=Tiger%27s+Nest+Monastery&cd=31#v=onepage&q=Tiger%27s%20Nest%20Monastery&f=false|title=Himalayan memoirs|last=Parekh|first=Navin|publisher=Popular Prakashan|year=1986|isbn=0-86132-126-X|location=|page=70|pages=|language=en|access-date=12 Maret 2010}}</ref>
[[Berkas:Taktsang_prayer_wheel.jpg|jmpl|Roda doa]]
[[Berkas:Taktsang_prayer_wheel.jpg|jmpl|Roda doa]]
[[Berkas:Paro_Taktsang_trail_04.jpg|jmpl|Jalur menuju wihara]]
[[Berkas:Paro_Taktsang_trail_04.jpg|jmpl|Jalur menuju wihara]]
Semua bangunan terhubung melalui jalanan dan tangga yang dibuat dari batu. Terdapat beberapa jembatan kayu bergoyang di sepanjang jalur dan tangga yang juga bersilangan. Kuil pada tingkatan tertinggi memiliki dekorasi dinding Buddha. Setiap bangunan memiliki balkon, yang menawarkan pemandangan indah dari lembah Paro. Beberapa wihara memiliki sejarah pertapaan biksu.<ref name="Yowell"/><ref name="Rosner"/>
Semua bangunan terhubung melalui jalanan dan tangga yang dibuat dari batu. Terdapat beberapa jembatan kayu bergoyang di sepanjang jalur dan tangga yang juga bersilangan. Kuil pada tingkatan tertinggi memiliki dekorasi dinding Buddha. Setiap bangunan memiliki balkon, yang menawarkan pemandangan indah dari lembah Paro. Beberapa wihara memiliki sejarah pertapaan biksu.<ref name="Yowell"/><ref name="Rosner"/>

==== Struktur lain di sekitar ====
Taktshang Zangdo Pari tempat kediaman istri Padmasmbahava, yang dikenal sebagai “''Fairy of Wisdom''”, Yeshe Tshogyal (''Ye-shes mtsho-rgyal''), pencipta Mon, suatu wihara, dengan nama yang sama seperti Taktshang dan juga dua wihara lainnya. Penjaga tempat ini dikenal sebagai biksu wanita tua yang dibantu oleh seorang murid muda.

Tempat penting lainnya di dekat kuil adalah Urgyan Tsemo, “''Peak of Urgyan''” yang memiliki Mani Lakhang yang kecil. Roda doa, yang diputar oleh seorang biksu tua, mengeluarkan bunyi dering yang terdengar setiap hari pada pukul 4 pagi. Di atas Urgyan terdapat kuil gua suci yang dikenal sebagai 'Phaphug Lakhang' (''dPal-phug IHa-khang''), yang merupakan kuil utama Taktshang. Tempat ini juga merupakan tempat tinggal pemimpin ''Lama'', Karma Thupden Chokyi Nyenci.

=== Lukisan ===
“Nirwana Gunung Berwarna Tembaga dari Padmasambahva” (Zangdopari) terlihat jelas di pusat setiap [[Thangka|thangkha]] dan juga dilukis di dinding wihara sebagai pengingat legenda. Lukisan tersebut dibuat di alas yang merepresentasikan dunia Raja Naga di tengah Dakini (''mKha-hgro-ma''), dan puncak lukisan menggambarkan kekuasaan Brahma. Lukisan ini juga menggambarkan siluman Klu (Naga) dengan kepala manusia dan tubuh ular, yang dipercaya tinggal di danau (disebutkan pula bahwa mereka menjaga harta terpendam). Secara alegoris, mereka merepresentasikan naskah-naskah spiritual. Lukisan tersebut juga menampilkan makhluk yang disebut sebagai “''Walkers in the Sky''” (''mKha-hgro-ma'').

Bukit suci tergambar di belakang dengan empat wajah yang dilukis dengan warna yang berbeda – wajah timur berwarna putih kristal, wajah selatan berwarna kuning, wajah barat berwarna merah, dan wajah utara berwarna hijau. Istananya memiliki empat sisi dan delapan sudut dengan tingkatan bawah dan atas dihiasi dengan berlian. Halaman dengan empat pagar merepresentasikan empat jenis perbuatan. Dindingnya dibangun dengan bata, balkonnya dihiasi dengan simbol-simbol agama. Suasananya ditampilkan dalam bentuk pohon harapan, mata air kehidupan, pelangi dalam lima warna dengan bentuk awan dan cahaya yang terpancar dari bunga teratai. Istananya juga tampil dengan mahkota dengan delapan sudut yang penuh berlian. Padmasmbahva terlihat duduk di tangkai teratai murni dengan memancarkan cahaya ilahi yang “mulia, ramah, kuat, atau bersemangat.”

Lukisan yang lain menggambarkan empat wajah dan delapan sudut, adalah lima jenis Buddha yang menaklukkan iblis jahat (dengan melakukan perbuatan baik) dan ditempatkan di singgasana yang didirikan di atas iblis yang menunduk. Iblis dan Khadom ditempatkan pada kedudukan berdaun empat dan berwajah empat "dihiasi dengan atribut-atribut [[nekromansi]]" sedang bersenang-senang; Khadom terlihat di halaman istana bersisi empat dan juga di seluruh dinding samping.

Pemandangan lain juga ditampilkan di sekitar gambar Guru Rinpoche (Padmashambahava) dan juga di istana, bersama dewa dan dewi di nirwana, serta penjaga di empat gerbang dan pasukan utusan dan pelayan; semua berusaha menghancurkan iblis menjadi debu. Staf pendukung tampak mewakili suku Himalaya dari periode pra-Buddha.

Wisatawan dapat memasuki pada waktu yang ditentukan selama pemadu wisata telah membuat permohonan izin sebelumnya:
8 pagi hingga 1 siang dan 2-5 petang setiap hari, Oktober – Maret;
hingga 6 petang, April – September.
Pengunjung harus mendaftar di pos keamanan di pintu masuk, dan menitipkan tas dan kamera yang dimiliki.
Kamera dan fotografi tidak diperkenankan di dalam wihara.


== Referensi ==
== Referensi ==
Baris 91: Baris 70:
* ''Guide to Taktshang: Restored Taktshang'', Department of Culture, Thimphu, Bhutan 2005. {{ISBN|99936-617-1-6}}
* ''Guide to Taktshang: Restored Taktshang'', Department of Culture, Thimphu, Bhutan 2005. {{ISBN|99936-617-1-6}}
* ''Seeds of Faith: A Comprehensive Guide to the Sacred Places of Bhutan'' vol. 1, hlm.&nbsp;121–125, KMT Publishers, Thimphu, Bhutan 2008. {{ISBN|99936-22-42-7}}
* ''Seeds of Faith: A Comprehensive Guide to the Sacred Places of Bhutan'' vol. 1, hlm.&nbsp;121–125, KMT Publishers, Thimphu, Bhutan 2008. {{ISBN|99936-22-42-7}}
* {{Cite book|title=Sacred Places of a Lifetime: 500 of the World's Most Peaceful and Powerful Destinations|last=Bellows|first=Keith|publisher=[[National Geographic Society]]|year=2008|isbn=978-1-4262-0336-7|location=[[Washington, D.C.]]|page=|pages=|language=en|oclc=191922807|author-link=}}
* {{Cite book|title=Sacred Places of a Lifetime: 500 of the World's Most Peaceful and Powerful Destinations|url=https://archive.org/details/sacredplacesofli0000unse|last=Bellows|first=Keith|publisher=[[National Geographic Society]]|year=2008|isbn=978-1-4262-0336-7|location=[[Washington, D.C.]]|page=|pages=|language=en|oclc=191922807|author-link=}}


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==


* {{Commonscat-inline|Paro Taktsang}}
* {{Commonscat-inline|Paro Taktsang}}

[[Kategori:Koordinat di Wikidata]]
[[Kategori:Koordinat di Wikidata]]

Revisi terkini sejak 9 September 2023 10.29

Paro Taktsang
Pemandangan Paro Taktsang
Informasi wihara
LokasiLembah Paro, Distrik Paro, Bhutan
Didirikan padaAbad ke-8 (sebagai gua meditasi)
1692 (dibangun sebagai wihara)
Tanggal renovasi1958 dan 2005
JenisBuddhisme Tibet
SectDrukpa Kagyu dan Nyingma
Didedikasikan kepadaGuru Padmasambhava
ArsitekturBhutan

Paro Taktsang (Dzongkha: སྤ་གྲོ་སྟག་ཚང་, juga dikenal sebagai Wihara Taktsang Palphug dan Sarang Harimau),[1] adalah sebuah tempat suci dan kompleks kuil Buddha Himalaya terkenal yang berlokasi di sisi tebing dari lembah Paro atas di Bhutan.

Kompleks kuil ini dibangun pertama kali pada 1692, di sekitar gua Taktsang Senge Samdup tempat Guru Padmasambhava yang disebut telah bermeditasi selama tiga tahun, tiga bulan, tiga minggu, tiga hari, dan tiga jam pada abad ke-8. Padmasambhava dikenal sebagai penyebar ajaran Buddha kepada masyarakat Bhutan dan dewa pelindung negeri. Saat ini, Paro Taktsang sangat dikenal karena gua tiga belas taktsang atau "sarang harimau" tempatnya bermeditasi.

Kuil yang dipersembahkan untuk Padmasambhava (yang juga dikenal sebagai Gu-ru mTshan-brgyad Lhakhang, "Kuil Guru dengan Delapan Nama") adalah suatu struktur bangunan elegan yang dibangun di sekitar gua pada 1692 oleh Gyalse Tenzin Rabgye. Kuil ini telah menjadi ikon budaya Bhutan.[2][3][4] Sebuah perayaan populer, yang dikenal sebagai Tsechu dan diadakan untuk menghormati Padmasambhava, dirayakan di lembah Paro sekitar Maret atau April.

Latar belakang dan legenda

[sunting | sunting sumber]

Berdasarkan legenda yang berkaitan dengan Taktsang (yang dalam bahasa Tibet dieja stag tshang), yang secara harfiah berarti "sarang Harimau", masyarakat meyakini bahwa Padmasambhava (Guru Rinpoche) terbang ke lokasi ini dari Tibet di atas punggung seekor harimau betina dari Khenpajong.[5] Tempat ini ditahbiskan untuk menjinakkan iblis Harimau.

Guru Padmasambhava, pendiri gua meditasi. Lukisan dinding di Jembatan Paro.

Legenda lain menyebutkan bahwa seorang mantan istri dari seorang kaisar, yang dikenal sebagai Yeshe Tsogyal, ingin menjadi murid dari Guru Rinpoche (Padmasambahva) di Tibet. Dia menjelma menjadi seekor harimau betina dan membawa Guru di atas punggungnya dari Tibet menuju lokasi Taktsang saat ini di Bhutan. Di dalam salah satu gua, sang Guru kemudian melakukan meditasi dan muncul dalam delapan wujud inkarnasi (manifestasi) dan tempat tersebut menjadi suci. Kemudian, tempat tersebut menjadi lebih dikenal sebagai "Tiger's Nest" ("Sarang Harimau").[5]

Pemandangan lebih luas dari sisi tebing

Legenda populer dari wihara Taktsang semakin diperkuat dengan cerita mengenai Tenzin Rabgye, yang membangun kuil pada 1692. Telah disebutkan oleh para pengarang bahwa pada abad ke-8 guru Padmasmabhava telah kembali bereinkarnasi ke dalam wujud Tenzin Rabgye. Bukti-bukti kuat yang dibahas adalah: bahwa Tenzin Rabgye terlihat (oleh temannya) di dalam dan di luar gua secara bersamaan; bahkan sedikit makan cukup untuk diberikan kepada semua pengunjung; tidak ada yang terluka selama sembahyang (meski jalur menuju wihara berbahaya dan licin); dan masyarakat lembah Paro memandang berbagai wujud binatang dan simbol religius di langit termasuk hamparan bunga yang muncul dan juga menghilang di udara tanpa menyentuh bumi.[2]

Pembangunan sebagai tempat meditasi

[sunting | sunting sumber]

Seperti yang dicantumkan sebelumnya, wihara ini dibangun di sekitar gua Taktsang Senge Samdup (stag tshang seng ge bsam grub), dengan keyakinan bahwa Guru Padmasambhava dari India bermeditasi pada abad ke-8. Dia terbang dari Tibet di atas punggung Yeshe Tsogyal, yang telah dia ubah menjadi seekor harimau betina dan mendarat di tebing, yang dia "tahbiskan" sebagai tempat untuk bangunan wihara. Dia menyebarkan ajaran Buddha dan membangun sekolah Buddha Mahayana di Nyingmapa, Bhutan; serta diakui sebagai "sang pelindung Bhutan." Di kemudian hari, Padmasmbahva mengunjungi distrik Bumthang menguasai kekuatan dewa yang diserang oleh raja lokal. Cetakan tubuh Padmasambhava disebut telah terbentuk di dinding gua di dekat kuil Kurje Lhakhang. Pada 853, Langchen Pelkyi Singye datang ke gua untuk bermeditasi dan mempersembahkan nama Pelphug sebagai nama gua, "gua Pelkyi".[5] Setelah wafat di Nepal, tubuhnya dianggap telah kembali secara ajaib ke wihara dengan berkat dari dewa Dorje Legpa; tubuhnya saat ini dianggap telah disegel dalam sebuah chorten dalam suatu ruangan di sebelah kiri dari puncak tangga pintu masuk.[5] Chorten direstorasi pada 1982-83 dan sekali lagi pada 2004.[5]

Milarepa (1040–1123), yang bermeditasi di dalam gua di Taktsang

Dari abad ke-11, banyak orang suci dan tokoh terkenal dari Tibet yang datang ke Taktsang untuk bermeditasi, termasuk Milarepa (1040–1123), Pha Dampa Sangye (meninggal 1117), yogini Tibet Machig Labdrön (1055–1145), dan Thangton Gyelpo (1385–1464).[5] Pada akhir abad ke-12, Sekolah Lapa dibangun di Paro.[6] Antara abad ke-12 dan ke-17, banyak Lama yang datang dari Tibet untuk membangun wihara di Bhutan. Suaka pertama yang dibangun di daerah ini bertanggal pada abad ke-14 saat Sonam Gyeltshen, lama Nyingmapa dari cabang Kathogpa datang dari Tibet.[5] Lukisan yang dia bawa masih dapat terlihat samar di suatu batu di atas bangunan utama meski tidak ada bekas yang asli.[5] Kompleks Taktsang Ugyen Tsemo, yang dibangun kembali setelah kebakaran pada 1958 disebut bertahun 1408.[5] Taktsang bertahan di bawah wewenang lama Kathogpa selama berabad-abad hingga pertengahan abad ke-17.[5]

Abad ke-17 hingga sekarang: Wihara modern

[sunting | sunting sumber]
Tsechu – tarian biksu Topi Hitam yang dimulai oleh Pema Ligpa dari Bumthang

Pada abad ke-17, Pema Lingpa Tertön dari Bumthang, yang membangun banyak wihara di berbagai bagian di Bhutan, juga berperan penting dalam menciptakan bentuk tarian religius dan sekuler dari gambaran 'Zandog Pelri' (gunung berwarna tembaga), yang merupakan kediaman Guru Padmasambahva (yang juga berada di tempat yang sama dengan Paro Taktsang atau Tiger's nest). Tarian ini dilakukan di Paro sebagai perayaan Tsche. Namun, perayaan tersebut dilakukan pada masa Ngawang Namgyal dari subsekte Drukpa, yang melarikan diri dari Tibet untuk menghindari persekusi oleh sekte penentang dari sangha Gelugpa (yang menguasai Tibet di bawah Lama Dalai), yang kemudian membentuk suatu mekanisme pemerintahan di Bhutan.[butuh rujukan]

Pada saat itu, dia menjadikan dirinya sebagai 'model kekuasaan' di Bhutan dan dikenal sebagai "Shabdrung" dengan kewenangan penuh. Dia ingin membangun sebuah bangunan besar di Taktsang Pel Phuk. Selama penyerbuan Tibet terhadap Bhutan pada 1644-46, Shabdrung dan guru Nyingmapa Tibetan gTer-ston Rig-’dzin sNying-po telah memohon kepada Padmasambhava dan dewa pelindung di Taktsang untuk memberikan mereka kemenangan atas penyerbu. Dia melakukan ritual bka’ brgyad dgongs ’dus yang berkaitan dengan perayaan Tshechu. Bhutan memenangkan peperangan atas Tibet. Akan tetapi, Shabdrung tidak dapat membangun kuil di Takstsang untuk merayakan kemenangan tersebut, meski dia sangat menginginkannya.[2][6][7][8]

Keinginan Shabdrung untuk membangun kuil terpenuhi pada masa Druk Desi Tenzin Rabgye ke-4 (1638–96), penerus pertama dan satu-satunya dari Shabdrung Ngawang Namgyel (Zhabs-drung Ngag-dbang rNam-rgyal), "sepupu jauh dari garis kolateral yang diturunkan dari 'orang suci gila' Drukpa Kunley dari abad ke-15." Selama kunjungannya ke gua suci dari Taktsang Pel Phuk pada musim Tshechu tahun 1692 dia meletakkan fondasi bangunan kuil yang didedikasikan untuk Guru Rinpoche yang disebut ‘Kuil Guru dengan Delapan Nama’ (gu ru mtshan brgyad lha-khang). Keputusan ini diambil oleh Tenzin Rabgye saat berada di gua sambil memandangi lembah Paro. Pada saat itu, dia memimpin perayaan tarian keagamaan Tshechu.[2] Pada saat itu pula kuil yang dilaporkan telah dibangun di ketinggian, merupakan Zangdo Pelri (Zongs mdog dPalri) dan Ugyen Tsemo (Urgyan rTse-mo).[2]

Kehancuran akibat kebakaran

[sunting | sunting sumber]

Pada 19 April 1998, suatu peristiwa kebakaran terjadi di bangunan utama dari kompleks wihara, yang berisi lukisan, artefak, dan patung yang berharga. Kebakaran ini dipercaya bersumber dari arus pendek listrik atau kedipan lampu mentega yang menerangi permadani gantung. Seorang biksu juga meninggal pada saat kebakaran. Upaya pembangunan kembali dilakukan dengan perkiraan anggaran 135 juta ngultrum. Pemerintah Bhutan dan Raja Bhutan saat itu, Jigme Singye Wangchuck, mengawal pembangunan kembali wihara yang rusak beserta isinya pada 2005.[9][10][11]

Hutan pinus di area sekitar wihara

Wihara ini berlokasi 10 kilometer (6,2 mi) di utara Paro dan terletak di tebing curam di ketinggian 3.120 meter (10.240 ft), sekitar 900 meter (3.000 ft) di atas lembah Paro, di sebelah kanan Paro Chu (‘chu’ dalam bahasa Bhutan berarti ”sungai atau air”. Kemiringan batu sangat curam (hampir vertikal) dan bangunan wihara dibangun ke dalam permukaan batu. Meski terlihat sangat luar biasa, kompleks wihara ini memiliki akses dari beberapa arah, seperti jalur barat laut melalui hutan, dari selatan dengan jalur yang digunakan oleh para pengikut, dan dari utara (akses melalui dataran berbatu, yang disebut “Hundred Thousand Fairies” dan dikenal sebagai Bumda (hBum-brag). Jalur keledai yang melintasi hutan pinus dihiasi dengan lumut dan bendera doa. Pada beberapa hari, awan menyelimuti wihara dan memberikan perasaan keterpencilan yang menyeramkan.[12][13]

Di dekat pangkal jalur terdapat roda doa bertenaga air, yang digerakkan oleh aliran air. Air yang tersentuh oleh roda dipercaya memiliki berkah dan kekuatan memurnikan bagi semua makhluk di lautan dan danau.[14] Saat mendekati wihara, terdapat suatu Lakhang (wihara pedesaan) dan kuil Urgyan Tsemo ("U-rgyan rTse-mo") yang, seperti wihara utama, berlokasi di dataran berbatu proyeksi terjal dari beberapa ratus kaki di atas lembah. Dari lokasi ini, bangunan wihara terdapat di jurang seberang, yang dikenal dengan nama “Nirwana Gunung Berwarna Tembaga dari Padmasambhawa”. Lokasi ini menjadi pemandangan bagi pengunjung dan terdapat kafetaria yang menyediakan makanan dan minuman ringan.[15] Jalur yang melewati tempat ini diperindah dengan suara air yang memecah keheningan.[16] Di sepanjang jalur pohon pinus, bendera doa, dan kios yang menjual perlengkapan sembahyang (seperti roda doa, lonceng kuil, dan jemala) juga terlihat. Jalur ini dikelilingi dengan banyak kuil. Pada jalur ini, sebuah air terjun besar, yang mengalir dari ketinggian 60 meter (200 ft) ke dalam kolam suci, dilewati oleh sebuah jembatan. Jalur tersebut berakhir di wihara utama yang menampilkan lukisan berwarna. Gua Guru Rinpoche tempat bermeditasi juga terlihat. Gua ini dibuka untuk umum hanya sekali dalam setahun.[17]

Eksterior

[sunting | sunting sumber]
Bangunan lain dari wihara

Bangunan wihara terdiri dari empat kuil utama tempat tinggal yang idealnya didesain dengan memanfaatkan pinggiran batu (granit), gua, dan daratan berbatu. Dari delapan gua, empat di antaranya mudah diakses. Gua yang pertama kali dimasuki Padmasmabhava sambil mengendarai harimau, dikenal sebagai 'Tholu Phuk' dan gua tempat dia bermukim dan melakukan meditasi dikenal sebagai 'Pel Phuk'. Dia menuntun para biksu yang dibimbing secara spiritual untuk membangun wihara. Wihara tersebut dibangun di tebing yang curam sehingga dikatakan bahwa: "wihara ini menempel di sisi gunung seperti tokek". Gua utama memiliki akses masuk melalui jalur sempit. Gua gelap ini menyimpan puluhan gambar Bodhisatwa dan lampu mentega berkedip di hadapan berhala tersebut. Gambar elegan dari Awalokiteswara juga dipuja di sini. Dalam sel kecil yang berdampingan, kitab suci ditempatkan; pentingnya kitab ini karena ditulis dengan debu emas dan serbuk tulang yang ditumbuk dari Lama yang disucikan. Juga dikatakan bahwa biksu yang mengikuti ajaran Buddha Wajrayana (agama resmi negara Bhutan) di wihara dalam gua ini tinggal selama tiga tahun dan jarang turun ke lembah Paro.[4][18][19]

Roda doa
Jalur menuju wihara

Semua bangunan terhubung melalui jalanan dan tangga yang dibuat dari batu. Terdapat beberapa jembatan kayu bergoyang di sepanjang jalur dan tangga yang juga bersilangan. Kuil pada tingkatan tertinggi memiliki dekorasi dinding Buddha. Setiap bangunan memiliki balkon, yang menawarkan pemandangan indah dari lembah Paro. Beberapa wihara memiliki sejarah pertapaan biksu.[4][18]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Lopen Kunzang Tinley (2008). Seeds of Faith: A Comprehensive Guide to the Sacred Places of Bhutan (dalam bahasa Inggris). V1. Thimphu: KMT Publishers. hlm. 121–130. ISBN 99936-22-42-7. 
  2. ^ a b c d e Ardussi, John A. (1999). "Gyalse Tenzin Rabgye and the Founding of Taktsang Lhakhang" (pdf). Journal of Bhutan Studies (dalam bahasa Inggris). Thimphu: Centre for Bhutan Studies. 1 (1): 28. Diakses tanggal 12 Maret 2010. 
  3. ^ Williamson, Teresa Rodriguez (2007). Fly Solo: The 50 Best Places on Earth for a Girl to Travel Alone (dalam bahasa Inggris). Perigee. hlm. 170. ISBN 0-399-53310-9. Diakses tanggal 12 Maret 2010. 
  4. ^ a b c Yowell, Skip (2007). The Hippie Guide to Climbing the Corporate Ladder and Other Mountains: How ... (dalam bahasa Inggris). Thomas Nelson. hlm. 155–156. ISBN 1-59555-852-7. Diakses tanggal 12 Maret 2010. 
  5. ^ a b c d e f g h i j Pommaret, Francoise (2006). Bhutan Himalayan Mountains Kingdom (dalam bahasa Inggris) (edisi ke-5). Odyssey Books and Guides. hlm. 136–7. 
  6. ^ a b Shaw, Brian (2003). The Far East and Australasia, 2003. Bhutan: Early History (dalam bahasa Inggris). Routledge. hlm. 180–181. ISBN 1-85743-133-2. Diakses tanggal 12 Maret 2010. 
  7. ^ "The Paro Tsechu" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 7 Maret 2010. 
  8. ^ "The Paro Tsechu – the Thondrol of Guru Rincpoche" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 7 Maret 2010. 
  9. ^ Brown, Lindsay; Bradley Mayhew, Stan Armington; Richard Whitecross (2007). Bhutan (dalam bahasa Inggris). Lonely Planet. hlm. 129–130. ISBN 1-74059-529-7. Diakses tanggal 19 April 2010. 
  10. ^ Harrison, Peter (2004). Castles of God: fortified religious buildings of the world (dalam bahasa Inggris). Boydell Press. hlm. 268–270. ISBN 1-84383-066-3. Diakses tanggal 12 Maret 2010. 
  11. ^ Monteath, Colin (2006). Climb Every Mountain: A Journey to the Earth's Most Spectacular High Altitude Locations (dalam bahasa Inggris). Frances Lincoln ltd. hlm. 118–119. ISBN 0-7112-2674-1. Diakses tanggal 12 Maret 2010. [pranala nonaktif permanen]
  12. ^ "Druk Path Trek" (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-07-06. Diakses tanggal 7 Maret 2010. 
  13. ^ "In The Kingdom Of Bhutan" (dalam bahasa Inggris). Global Sapiens. 6 Oktober 2002. Diakses tanggal 7 Maret 2010. 
  14. ^ lywa (2 April 2015). "The Benefits of Prayer Wheels". www.lamayeshe.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 8 Maret 2017. 
  15. ^ "Bhutan Journey". Day 12: Paro-Taktsang (Tiger's Nest ) (dalam bahasa Inggris). India Paradise Explored. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 Juni 2009. Diakses tanggal 19 April 2010. 
  16. ^ Schultz, Patricia (2003). 1,000 places to see before you die (dalam bahasa Inggris). Workman Publishing. hlm. 441. ISBN 0-7611-0484-4. Diakses tanggal 19 April 2010. Taktsang, the Tiger’s nest is a destination of treks long and short…It is startlingly scenic, with nothing breaking the silence except a water fall… 
  17. ^ Sacred Places of a Lifetime: 500 of the World's Most Peaceful and Powerful ... Taktsang (dalam bahasa Inggris). National Geographic Books. 2008. hlm. 367. ISBN 978-1-4262-0336-7. Diakses tanggal 19 April 2010. … climbing through blue pines and rhododendrons, past Buddhist flags, prayer wheels and make shift stalls selling temple bells and skulls for ritual offerings. Temples are scattered all over the hills…Beyond this view point garlanded in flags, the trail plunges straight down to a bridge across a 60 m waterfall cascades into a sacred pool. After the climb the main sanctuary greets you with bright paintings on the walls. Here you will find Guru Rimpoche’s meditation cave, open once a year. 
  18. ^ a b Rosner, Victor (1980). A Quiver Full of Arrows (dalam bahasa Inggris). D.S.S. Publications. hlm. 155. Diakses tanggal 12 Maret 2010. 
  19. ^ Parekh, Navin (1986). Himalayan memoirs (dalam bahasa Inggris). Popular Prakashan. hlm. 70. ISBN 0-86132-126-X. Diakses tanggal 12 Maret 2010. 

Bacaan lebih lanjut

[sunting | sunting sumber]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]