Jalur Batas Desa-Kota: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Pengembalian manual VisualEditor |
RaFaDa20631 (bicara | kontrib) k Moving from Category:Perencanaan tata ruang di Indonesia to Category:Perencanaan perkotaan di Indonesia using Cat-a-lot |
||
| (11 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan) | |||
| Baris 1: | Baris 1: | ||
[[Berkas:BacchusMarsh.JPG|jmpl| Jalur batas desa-kota Bacchus Marsh, Victoria, [[Australia]]]] |
[[Berkas:BacchusMarsh.JPG|jmpl| Jalur batas desa-kota Bacchus Marsh, Victoria, [[Australia]]]] |
||
[[Berkas:Baiyun,_Guangzhou,_Guangdong,_China_-_panoramio_(33).jpg|jmpl| |
[[Berkas:Baiyun,_Guangzhou,_Guangdong,_China_-_panoramio_(33).jpg|jmpl|Sebuah jalur tepi wilayah perkotaan paling luar yang terletak di Distrik Baiyun, Guangzhou, Cina.]] |
||
'''Jalur batas desa-kota,''' atau juga dikenal sebagai '''pinggiran,''' '''desakota,''' '''pinggiran kota''' atau '''pedalaman perkotaan,''' dapat digambarkan sebagai " |
'''Jalur batas desa-kota,''' atau juga dikenal sebagai '''pinggiran,''' '''desakota,''' '''pinggiran kota''' atau '''pedalaman perkotaan,''' dapat digambarkan sebagai "Ļ |
||
lanskap antarmuka antara kota dan desa", atau dikenal juga sebagai zona transisi yang penggunaan lahan perkotaan dan pedesaannya bercampur dan sering bentrok.<ref>{{Cite book|last=Suhardjo|first=A. J.|date=2008|url=https://repository.ugm.ac.id/32515/1/Paper_16_YOYOK.pdf|title=Geografi Perdesaan: Sebuah Antologi|location=Yogyakarta|publisher=IdeAs media|isbn=978-979-16779-2-9|pages=|url-status=live}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Griffiths|first=Michael B.|last2=Chapman|first2=Malcolm|last3=Christiansen|first3=Flemming|year=2010|title=Chinese consumers: The Romantic reappraisal|journal=Ethnography|volume=11|issue=3|pages=331–357|doi=10.1177/1466138110370412}}</ref> Kemungkinan lain, jalur batas desa-kota dapat dilihat sebagai tipe lanskap dirinya sendiri, yang ditempa dari interaksi penggunaan lahan perkotaan dan pedesaan. |
|||
== Definisi == |
== Definisi == |
||
Definisinya sebenarnya berbeda-beda bergantung pada wilayah di dunia. Pinggiran kota dicirikan oleh penggunaan lahan tertentu yang baik secara sengaja merupakan perpindahan dari kawasan perkotaan, maupun sebagai tempat untuk mencari lahan yang lebih luas. Namun, biasanya di Eropa, di mana kawasan perkotaan dikelola secara intensif untuk mencegah [[Rebakan kota|perluasan perkotaan]] dan melindungi lahan pertanian, Sebagai contoh: |
Definisinya sebenarnya berbeda-beda bergantung pada wilayah di dunia. Pinggiran kota dicirikan oleh penggunaan lahan tertentu yang baik secara sengaja merupakan perpindahan dari kawasan perkotaan, maupun sebagai tempat untuk mencari lahan yang lebih luas. Namun, biasanya di Eropa, di mana kawasan perkotaan dikelola secara intensif untuk mencegah [[Rebakan kota|perluasan perkotaan]] dan melindungi lahan pertanian, Sebagai contoh: |
||
| Baris 18: | Baris 18: | ||
Terlepas dari penggunaan 'perkotaan' ini, sebagian besar pinggirannya tetap terbuka, dengan sebagian besar masih berupa lahan pertanian, hutan, atau penggunaan lahan lainnya. Namun, kualitas pedesaan di sekitar perkotaan cenderung rendah, dengan keterpisahan antara kawasan lahan terbuka dan hutan serta tanaman pagar yang tidak terawat. |
Terlepas dari penggunaan 'perkotaan' ini, sebagian besar pinggirannya tetap terbuka, dengan sebagian besar masih berupa lahan pertanian, hutan, atau penggunaan lahan lainnya. Namun, kualitas pedesaan di sekitar perkotaan cenderung rendah, dengan keterpisahan antara kawasan lahan terbuka dan hutan serta tanaman pagar yang tidak terawat. |
||
Dalam beberapa tahun terakhir telah muncul minat yang semakin besar tentang bagaimana potensi lingkungan dan sosial dari pinggiran kota dapat dibuka. Di Inggris pada tahun 2005, Countryside Agency (sekarang bagian dari Natural England ) bersama dengan Groundwork, sebuah komunitas, dan badan regenerasi lingkungan, menghasilkan visi untuk 'pedesaan di dalam dan sekitar kota' yang menetapkan sepuluh 'fungsi' untuk multi- pinggiran kota yang fungsional.<ref>http://publications.naturalengland.org.uk/file/105001 Green Infrastructure |
|||
| ⚫ | |||
and the Urban Fringe: Learning lessons from the Countryside in and Around Towns Programme (Countryside Agency and Groundwork UK, 2005)</ref> Realisasi visi ini akan{{Dubious|date=February 2010}} menyediakan lingkungan berkualitas tinggi tepat di depan pintu kota dan menyediakan kota atau kota yang berdekatan dengan sejumlah ' jasa ekosistem '. Diperkirakan{{Oleh siapa|date=February 2010}} bahwa di Inggris pinggiran kota mencakup sebanyak 20% dari luas daratan. Sumber daya yang begitu luas harus dikelola dan digunakan dengan lebih cerdas dan berkelanjutan jika negara secara keseluruhan ingin berkembang dan berfungsi secara berkelanjutan.{{Butuh rujukan|date=February 2010}} |
|||
Kekuatan interaksi desa – kota atau dua wilayah dapat ditentukan juga dengan menggunakan hukum gravitasi Newton. Hukum gravitasi Newton menyatakan bahwa dua buah benda memiliki gerak tarik-menarik yang kekuatannya berbanding lurus dengan hasil kali kedua massa benda itu dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak benda tersebut. Perhitungan kekuatan interaksi dengan hukum gravitasi Newton sebagai berikut: |
|||
| ⚫ | |||
{{Div col}} |
{{Div col}} |
||
* [[Boomburb]] |
* [[Boomburb]] |
||
| Baris 28: | Baris 33: | ||
* [[Habitat]] |
* [[Habitat]] |
||
* [[Perusakan Habitat]] |
* [[Perusakan Habitat]] |
||
* [[ |
* [[Microdistrik]] |
||
* [[Natural landscape]] |
* [[Natural landscape]] |
||
* [[Prime farmland]] |
* [[Prime farmland]] |
||
* [[Restoration ecology]] |
* [[Restoration ecology]] |
||
* [[ |
* [[Suburban]] |
||
* [[Wildland–urban interface]] |
* [[Wildland–urban interface]]{{Div col end}} |
||
{{Div col end}} |
|||
== Referensi == |
== Referensi == |
||
{{Reflist}} |
{{Reflist}} |
||
== |
== Pranala luar == |
||
| ⚫ | * [http://www.countryside.gov.uk/LAR/Landscape/CIAT/CAT_research/index.asp Perpustakaan penelitian online Countryside Agency of England tentang pinggiran pedesaan perkotaan] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20060406173834/http://www.countryside.gov.uk/LAR/Landscape/CIAT/CAT_research/index.asp |date=2006-04-06 }} |
||
| ⚫ | |||
* [http://www.geocases.co.uk/sample/urban1.htm 'Studi Kasus' pinggiran Perkotaan Pedesaan untuk siswa] |
* [http://www.geocases.co.uk/sample/urban1.htm 'Studi Kasus' pinggiran Perkotaan Pedesaan untuk siswa] |
||
* [http://newcastleareas.wordpress.com/kingston-park/kingston-park-retail-change/ Geografi Kay: Kingston Park - perubahan ritel di tepi] |
* [http://newcastleareas.wordpress.com/kingston-park/kingston-park-retail-change/ Geografi Kay: Kingston Park - perubahan ritel di tepi] |
||
[[Kategori:Desain lingkungan berkelanjutan]] |
[[Kategori:Desain lingkungan berkelanjutan]] |
||
[[Kategori:Perencanaan perkotaan]] |
[[Kategori:Perencanaan perkotaan di Indonesia]] |
||
[[Kategori:Desain lingkungan]] |
[[Kategori:Desain lingkungan]] |
||
[[Kategori:Urbanisasi]] |
[[Kategori:Urbanisasi]] |
||
Revisi terkini sejak 23 September 2023 07.21
.jpg)
Jalur batas desa-kota, atau juga dikenal sebagai pinggiran, desakota, pinggiran kota atau pedalaman perkotaan, dapat digambarkan sebagai "Ļ
lanskap antarmuka antara kota dan desa", atau dikenal juga sebagai zona transisi yang penggunaan lahan perkotaan dan pedesaannya bercampur dan sering bentrok.[1][2] Kemungkinan lain, jalur batas desa-kota dapat dilihat sebagai tipe lanskap dirinya sendiri, yang ditempa dari interaksi penggunaan lahan perkotaan dan pedesaan.
Definisi
[sunting | sunting sumber]Definisinya sebenarnya berbeda-beda bergantung pada wilayah di dunia. Pinggiran kota dicirikan oleh penggunaan lahan tertentu yang baik secara sengaja merupakan perpindahan dari kawasan perkotaan, maupun sebagai tempat untuk mencari lahan yang lebih luas. Namun, biasanya di Eropa, di mana kawasan perkotaan dikelola secara intensif untuk mencegah perluasan perkotaan dan melindungi lahan pertanian, Sebagai contoh:
- Jalan raya, terutama jalan tol dan jalan elak
- Tempat pembuangan limbah, fasilitas daur ulang dan tempat pembuangan sampah
- Tempat parkir dan tumpangan
- Bandara
- Rumah sakit besar
- Fasilitas listrik, air, dan saluran pembuangan
- Pabrik
- Pusat perbelanjaan, misalnya pusat grosir dan supermarket besar
Terlepas dari penggunaan 'perkotaan' ini, sebagian besar pinggirannya tetap terbuka, dengan sebagian besar masih berupa lahan pertanian, hutan, atau penggunaan lahan lainnya. Namun, kualitas pedesaan di sekitar perkotaan cenderung rendah, dengan keterpisahan antara kawasan lahan terbuka dan hutan serta tanaman pagar yang tidak terawat.
Dalam beberapa tahun terakhir telah muncul minat yang semakin besar tentang bagaimana potensi lingkungan dan sosial dari pinggiran kota dapat dibuka. Di Inggris pada tahun 2005, Countryside Agency (sekarang bagian dari Natural England ) bersama dengan Groundwork, sebuah komunitas, dan badan regenerasi lingkungan, menghasilkan visi untuk 'pedesaan di dalam dan sekitar kota' yang menetapkan sepuluh 'fungsi' untuk multi- pinggiran kota yang fungsional.[3] Realisasi visi ini akan[diragukan] menyediakan lingkungan berkualitas tinggi tepat di depan pintu kota dan menyediakan kota atau kota yang berdekatan dengan sejumlah ' jasa ekosistem '. Diperkirakan[oleh siapa?] bahwa di Inggris pinggiran kota mencakup sebanyak 20% dari luas daratan. Sumber daya yang begitu luas harus dikelola dan digunakan dengan lebih cerdas dan berkelanjutan jika negara secara keseluruhan ingin berkembang dan berfungsi secara berkelanjutan.[butuh rujukan]
Kekuatan interaksi desa – kota atau dua wilayah dapat ditentukan juga dengan menggunakan hukum gravitasi Newton. Hukum gravitasi Newton menyatakan bahwa dua buah benda memiliki gerak tarik-menarik yang kekuatannya berbanding lurus dengan hasil kali kedua massa benda itu dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak benda tersebut. Perhitungan kekuatan interaksi dengan hukum gravitasi Newton sebagai berikut:
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Suhardjo, A. J. (2008). Geografi Perdesaan: Sebuah Antologi (PDF). Yogyakarta: IdeAs media. ISBN 978-979-16779-2-9.
- ^ Griffiths, Michael B.; Chapman, Malcolm; Christiansen, Flemming (2010). "Chinese consumers: The Romantic reappraisal". Ethnography. 11 (3): 331–357. doi:10.1177/1466138110370412.
- ^ http://publications.naturalengland.org.uk/file/105001 Green Infrastructure and the Urban Fringe: Learning lessons from the Countryside in and Around Towns Programme (Countryside Agency and Groundwork UK, 2005)