Lompat ke isi

Pulau Bungin, Alas, Sumbawa: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Ibensis (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k →‎Daftar Pustaka: Bot: Merapikan artikel
 
(23 revisi perantara oleh 16 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{desa
{{desa
|peta =
|nama =Pulau Bungin
|nama =Pulau Bungin
|peta =
|provinsi =Nusa Tenggara Barat
|provinsi =Nusa Tenggara Barat
|dati2 =Kabupaten
|nama dati2 =Sumbawa
|nama dati2 =Sumbawa
|kecamatan =Alas
|dati2 =Kabupaten
|kecamatan =Alas
|kode pos =84353
|kode pos =84353
|luas =1.5 km<sup>2</sup> per 1994<ref name=tempo></ref>
|luas =0.085 km² per 2014<ref name=kompas />
|penduduk =3.025 jiwa per 2010<ref name=tempo></ref>
|penduduk =5.025 jiwa per 2014<ref name=tempo />
|kepadatan =1.500-an jiwa/km<sup>2</sup>
|kepadatan =59.100-an jiwa/km²
}}
}}
[[berkas:bunginsatelit.jpg|thumb|278px|right|Pulau Bungin dilihat dari atas]]
'''Pulau Bungin''' merupakan sebuah pulau terpencil dan salah satu [[desa]] yang ada di kecamatan Alas, kabupaten [[Kabupaten Sumbawa|Sumbawa]], provinsi [[Nusa Tenggara Barat]], Indonesia. Desa ini merupakan satu dari 8 desa dan kelurahan yang berada di [[Alas, Sumbawa|kecamatan Alas]].


[[Berkas:bunginsatelit.jpg|jmpl|278px|ka|Pulau Bungin dilihat dari udara]]
Pulau ini berada 70 kilometer arah barat dari kota Sumbawa Besar. Dari daratan utama, Pulau Bungin dapat dijangkau menggunakan perahu motor maupun sebuah jalan buatan. Desa ini berada pada sebuah pulau kecil yang disebut-sebut sebagai pulau yang terpadat di dunia.<ref name=kompas>http://travel.kompas.com/read/2014/09/17/095100227/Pulau.Bungin.Hidup.Sesak.di.Pulau.Terpadat</ref> Pulau kecil ini dihuni oleh penduduk dari [[suku Bajo]] yang berasal dari Sulawesi Selatan. Hampir tidak dijumpai lahan yang kosong di sini. Setiap tahun pulau yang telah padat ini terus bertambah luasnya karena adanya upaya reklamasi untuk menampung penambahan keluarga yang baru menikah. Rata-rata, setiap tahunnya, bertambah 10 buah rumah baru di Pulau Bungin.<ref name=tempo>http://www.tempo.co/read/news/2012/07/06/204415124/Uniknya-Pulau-Bungin</ref>
'''Pulau Bungin''' merupakan sebuah pulau terpencil yang terletak secara administratif merupakan salah-satu [[desa]] di [[Alas, Sumbawa|Kec. Alas]], [[Kabupaten Sumbawa|Kab. Sumbawa]], provinsi [[Nusa Tenggara Barat]], Indonesia. Pulau ini berada 70 kilometer arah barat dari pusat kecamatan [[Sumbawa Besar (kota)|Sumbawa Besar]]. Dari [[Pulau Sumbawa|daratan utama]], Pulau Bungin dapat dijangkau menggunakan perahu motor maupun sebuah jalan buatan. Desa Pulau Bungin ini disebut sebagai pulau yang terpadat di dunia.<ref name=kompas>http://travel.kompas.com/read/2014/09/17/095100227/Pulau.Bungin.Hidup.Sesak.di.Pulau.Terpadat</ref> Pulau kecil ini dihuni oleh penduduk dari [[suku Bajo]] yang berasal dari [[Sulawesi Selatan]]. Hampir tidak dijumpai lahan yang kosong di pulau ini. Setiap tahun pulau yang sangat padat ini terus bertambah luasnya karena adanya reklamasi untuk menampung penambahan keluarga yang baru menikah. Rata-rata di setiap tahunnya, bertambah 100 buah rumah baru di Pulau Bungin.<ref name=tempo>{{Cite web |url=http://www.tempo.co/read/news/2012/07/06/204415124/Uniknya-Pulau-Bungin |title=Salinan arsip |access-date=2014-09-18 |archive-date=2015-05-05 |archive-url=https://web.archive.org/web/20150505082659/http://www.tempo.co/read/news/2012/07/06/204415124/Uniknya-Pulau-Bungin |dead-url=yes }}</ref> Asal mula dari suku Bajo menghuni pulau ini adalah ketika pemukiman pertama disana dirintis oleh Palema Mayu, salah seorang dari 6 orang anak raja [[Selayar]], di abad ke-19. Menurut cerita rakyat yang berkembang, Palema Mayo datang ke Sumbawa sebelum meletusnya gunung Tambora di daratan utama, pada 1812. Saat itu, pulau Bungin yang berpasir putih ini masih kosong dan hanya ditumbuhi pepohonan bakau saja.<ref name=kompas />


== Sejarah ==
Asal mula Pulau Bungin dihuni oleh penduduk dari suku Bajo dirintis oleh Palema Mayu, salah seorang dari 6 orang anak raja [[Selayar]]. Menurut cerita yang berkembang Palema Mayo datang ke Sumbawa sebelum meletusnya gunung Tambora di daratan utama, pada 1812. Waktu itu, pulau Bungin yang berpasir putih ini masih kosong dan hanya ditumbuhi pohon Bakau saja.<ref name=tempo></ref>
Versi pertama sejarah pulau ini adalah Suku Bajo dari [[Sulawesi]], cikal bakal pemukim pulau ini, yang dulu hanya menggunakan pulau ini (semula disebut ''gusung'') untuk menjemur jala. Kemudian ''gusung'' yang sering timbul-tenggelam itu ditimbun dengan batu karang, jadilah dataran yang sampai sekarang disebut lokasi.

Versi kedua sejarah pulau ini adalah datangnya 12 orang bersaudara dari [[Pulau Selayar]] sebelum Gunung Tambora meletus, yakni sekitar tahun 1800. Dari mereka hanya 7 orang yang diingat namanya oleh sumber yang diteliti, masing-masing Mbo Leso, Mbo Beda Mangintan, Mbo Sakati, Mbo Mamaha, Pua Maha, Mbo Gigih, Mbo Punggawa, dan Mbo Salina, si bungsu yang terkenal. Pada suaru saat ia diculik bajak laut dari [[Johor]] dan dibawa ke Labuan Bajo di Manggarai, Flores Barat. Kerika diadu dengan sesama tawanan, Mbo Dalina bersepakat secara rahasia dengan bakal lawannya untuk menyerang orang yang mengadu mereka. Ia melarikan diri dan kembali ke Pulau Bungin. Berkat kekebalan dan keampuhannya bertarung, ia menugaskan diri sebagai pengawal perairan [[Pulau Sumbawa|Sumbawa]] dari serbuan bajak laut. Akibatnya, Belanda justru mencurigai Pulau Bungin sebagai tempat persembunyian bajak laut. Mbo Salina dituduh bersekongkol dengan bajak laut dan dijatuhi hukuman mati.

Pulau ini juga pernah dilanda kebakaran tahun 1904.


== Rujukan ==
== Rujukan ==
{{reflist}}
{{reflist}}
== Pranala luar ==


* [http://www.pulausumbawa.com/bungin.html Pulau Bungin @Pulau Sumbawa] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140726201253/http://www.pulausumbawa.com/bungin.html |date=2014-07-26 }}
==Pranala luar==
* [http://organisasi.org/daftar-nama-kecamatan-kelurahan-desa-kodepos-di-kota-kabupaten-sumbawa-nusa-tenggara-barat Organisasi.org] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120406231953/http://organisasi.org/daftar-nama-kecamatan-kelurahan-desa-kodepos-di-kota-kabupaten-sumbawa-nusa-tenggara-barat |date=2012-04-06 }}
*[http://www.pulausumbawa.com/bungin.html Pulau Bungin @Pulau Sumbawa]

*[http://organisasi.org/daftar-nama-kecamatan-kelurahan-desa-kodepos-di-kota-kabupaten-sumbawa-nusa-tenggara-barat Organisasi.org]
== Daftar Pustaka ==
*[http://www.wilayahindonesia.com/kelurahan/kode-wilayah-desa-pulau-bungin-kecamatan-alas-kabupaten-sumbawa-propinsi-nusa-tenggara-barat Wilayahindonesia.com]
''G Sujayanto, Mayong S. Laksono. Juli 1991. Intisari. Indonesia''


{{Alas, Sumbawa}}
{{Alas, Sumbawa}}

[[Kategori:Pulau di Nusa Tenggara Barat]]
[[Kategori:Kabupaten Sumbawa]]


{{kelurahan-stub}}
{{kelurahan-stub}}

Revisi terkini sejak 27 September 2023 17.22

Pulau Bungin
Negara Indonesia
ProvinsiNusa Tenggara Barat
KabupatenSumbawa
KecamatanAlas
Kode pos
84353
Kode Kemendagri52.04.05.2007 Edit nilai pada Wikidata
Luas0.085 km² per 2014[1]
Jumlah penduduk5.025 jiwa per 2014[2]
Kepadatan59.100-an jiwa/km²


Pulau Bungin dilihat dari udara

Pulau Bungin merupakan sebuah pulau terpencil yang terletak secara administratif merupakan salah-satu desa di Kec. Alas, Kab. Sumbawa, provinsi Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Pulau ini berada 70 kilometer arah barat dari pusat kecamatan Sumbawa Besar. Dari daratan utama, Pulau Bungin dapat dijangkau menggunakan perahu motor maupun sebuah jalan buatan. Desa Pulau Bungin ini disebut sebagai pulau yang terpadat di dunia.[1] Pulau kecil ini dihuni oleh penduduk dari suku Bajo yang berasal dari Sulawesi Selatan. Hampir tidak dijumpai lahan yang kosong di pulau ini. Setiap tahun pulau yang sangat padat ini terus bertambah luasnya karena adanya reklamasi untuk menampung penambahan keluarga yang baru menikah. Rata-rata di setiap tahunnya, bertambah 100 buah rumah baru di Pulau Bungin.[2] Asal mula dari suku Bajo menghuni pulau ini adalah ketika pemukiman pertama disana dirintis oleh Palema Mayu, salah seorang dari 6 orang anak raja Selayar, di abad ke-19. Menurut cerita rakyat yang berkembang, Palema Mayo datang ke Sumbawa sebelum meletusnya gunung Tambora di daratan utama, pada 1812. Saat itu, pulau Bungin yang berpasir putih ini masih kosong dan hanya ditumbuhi pepohonan bakau saja.[1]

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Versi pertama sejarah pulau ini adalah Suku Bajo dari Sulawesi, cikal bakal pemukim pulau ini, yang dulu hanya menggunakan pulau ini (semula disebut gusung) untuk menjemur jala. Kemudian gusung yang sering timbul-tenggelam itu ditimbun dengan batu karang, jadilah dataran yang sampai sekarang disebut lokasi.

Versi kedua sejarah pulau ini adalah datangnya 12 orang bersaudara dari Pulau Selayar sebelum Gunung Tambora meletus, yakni sekitar tahun 1800. Dari mereka hanya 7 orang yang diingat namanya oleh sumber yang diteliti, masing-masing Mbo Leso, Mbo Beda Mangintan, Mbo Sakati, Mbo Mamaha, Pua Maha, Mbo Gigih, Mbo Punggawa, dan Mbo Salina, si bungsu yang terkenal. Pada suaru saat ia diculik bajak laut dari Johor dan dibawa ke Labuan Bajo di Manggarai, Flores Barat. Kerika diadu dengan sesama tawanan, Mbo Dalina bersepakat secara rahasia dengan bakal lawannya untuk menyerang orang yang mengadu mereka. Ia melarikan diri dan kembali ke Pulau Bungin. Berkat kekebalan dan keampuhannya bertarung, ia menugaskan diri sebagai pengawal perairan Sumbawa dari serbuan bajak laut. Akibatnya, Belanda justru mencurigai Pulau Bungin sebagai tempat persembunyian bajak laut. Mbo Salina dituduh bersekongkol dengan bajak laut dan dijatuhi hukuman mati.

Pulau ini juga pernah dilanda kebakaran tahun 1904.

Rujukan[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]

Daftar Pustaka[sunting | sunting sumber]

G Sujayanto, Mayong S. Laksono. Juli 1991. Intisari. Indonesia