Triumviratus Kedua: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Add 1 book for Wikipedia:Pemastian (20231010)) #IABot (v2.0.9.5) (GreenC bot
 
(149 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{about|Persekutuan politik Romawi antara ''Kaisar [[Augustus|Agustus]]'', ''[[Markus Antonius]]'', dan ''[[Marcus Aemilius Lepidus (triumvir)|Markus Lepidus]]''|persekutuan politik kedua di Argentina pada abad ke-19 tarikh Masehi|Triumvirat kedua (Argentina)}}
{{about|persekutuan politik Romawi antara ''[[Augustus|Kaisar Agustus]]'', ''[[Markus Antonius]]'', dan ''[[Marcus Aemilius Lepidus (triumvir)|Markus Lepidus]]''|persekutuan politik kali kedua di Argentina pada abad ke-19 tarikh Masehi|Triumviratus Kedua (Argentina)}}
{{multiple image
{{multiple image
| align = right
| align = right
Baris 7: Baris 7:
| caption1 =
| caption1 =
| image2 = RSC 0002a.jpg
| image2 = RSC 0002a.jpg
| caption2 = '''Atas''': Gambar Markus Antonius (kiri) dan Oktavianus (kanan) pada kepingan [[aureus]] Romawi tahun 41 SM yang diterbitkan sebagai bentuk penghargaan terhadap Triumvirat kedua.<br>'''Bawah''': Gambar Markus Lepidus (kiri) dan Oktavianus (kanan) pada kepingan-kepingan [[denarius]]. Kedua kepingan ini berterakan huruf-huruf "III VIR R P C", singkatan dari ''"tresviri rei publicae constituendae"'' (triwira demi tegaknya republik).<ref>{{cite web | last = Sear | first = David R. | title = Common Legend Abbreviations on Roman Coins | publisher=David R. Sear|location=Porter Ranch, CA|url = http://www.davidrsear.com/academy/roman_legends.html | accessdate = 18 April 2015 }}</ref>
| caption2 = '''Atas''': Gambar Markus Antonius (kiri) dan Oktavianus (kanan) pada kepingan [[aureus]] Romawi tahun 41 SM yang diterbitkan sebagai bentuk penghargaan terhadap Triumviratus Kedua.<br>'''Bawah''': Gambar Markus Lepidus (kiri) dan Oktavianus (kanan) pada kepingan-kepingan [[denarius]]. Kedua kepingan ini berterakan huruf-huruf "III VIR R P C", singkatan dari ''"tresviri rei publicae constituendae"'' (triwira demi tegaknya republik).<ref>{{cite web | last = Sear | first = David R. | title = Common Legend Abbreviations on Roman Coins | publisher=David R. Sear|location=Porter Ranch, CA|url = http://www.davidrsear.com/academy/roman_legends.html | accessdate = 18 April 2015 }}</ref>
}}
}}
'''Triumvirat kedua''' ({{lang-la|Secundus Triumviratus, ''atau'' Alter Triumviratus}}) adalah sebutan para sejarawan bagi persekutuan politik antara Gaius Iulius Caesar Octavianus ([[Augustus|Kaisar Agustus]]), Marcus Antonius ([[Markus Antonius]]), dan Marcus Aemilius Lepidus ([[Marcus Aemilius Lepidus (triumvir)|Markus Emilius Lepidus]]) yang terbentuk secara resmi pada tanggal 27 November 43 SM dengan diberlakukannya ''[[Lex Titia]]'' (Undang-Undang Tisius). Oleh sebagian pihak, diundangkannya ''Lex Titius'' dianggap sebagai penanda berakhirnya [[Republik Romawi]], sementara yang lain menganggap [[Pertempuran Aktion]] atau penobatan Oktavianus menjadi Kaisar Agustus pada tahun 27 SM sebagai peristiwa yang menandai akhir dari keberadaan Republik Romawi. Triumvirat kedua ditetapkan berlaku selama lima tahun, mulai dari tahun 43 SM sampai tahun 33 SM. Berbeda dari [[Triumvirat pertama]],<ref>Triumvirat pertama adalah persekutuan politik antara Gaius Iulius Caesar ([[Julius Caesar|Yulius Kaisar]]), Gnaeus Pompeius Magnus ([[Pompeius|Pompeius Agung]]), dan Marcus Licinius Crassus ([[Marcus Licinius Crassus|Markus Krasus]]''; baca Adrian Goldsworthy (2008). ''Caesar: Life of a Colossus,'' New Haven, CT:Yale University Press ({{ISBN|9780300126891}}, hlm. 164, dan Suetonius [Gaius Suetonius Tranquillus]| (2003). ''The Twelve Caesars'', dengan prakata dari Michael Grant [Robert Graves, penerjemah], Edisi Revisi, London, UK:Penguin Books, hlm. 21 ({{ISBN|0140449213}}), [https://books.google.com/books?isbn=0140449213], diakses 18 April 2015.</ref><ref>Triumvirat pertama berjalan kira-kira sejak tahun 59 SM sampai dengan kekalahan Markus Krasus dalam pertempuran melawan bangsa Partia pada tahun 53 SM. Baca Arnold Joseph Toynbee (2014). "Julius Caesar (Roman ruler): The first triumvirate and the conquest of Gaul," dan "Julius Caesar (Roman ruler): Antecedents and outcome of the civil war of 49–45 BC," di ''Encyclopædia Britannica'' (daring), [https://www.britannica.com/EBchecked/topic/88114/Julius-Caesar/9735/The-first-triumvirate-and-the-conquest-of-Gaul] dan [https://www.britannica.com/EBchecked/topic/88114/Julius-Caesar/9736/Antecedents-and-outcome-of-the-civil-war-of-49-45-BC], diakses 18 April 2015.</ref> Triumvirat kedua adalah lembaga negara yang dibentuk secara resmi, memiliki kekuasaan yang sangat besar di negara Republik Romawi berikut kewenangan penuh untuk menjalankannya, serta mengemban ''[[imperium|imperium maius]]'' (kuasa memerintah tertinggi) yang mengatasi seluruh kuasa memerintah yang dimiliki ''magistratus'' (pejabat negara) lainnya, termasuk para [[Konsul Romawi|konsul]].<!--
'''Triumviratus Kedua''' ({{lang-la|Secundus Triumviratus}}) atau '''Triumviratus Yang Lain''' ({{lang-la|Alter Triumviratus}}) adalah sebutan sejarawan bagi persekutuan politik Gaius Iulius Caesar Octavianus ([[Augustus|Kaisar Agustus]]), Marcus Antonius ([[Markus Antonius]]), dan Marcus Aemilius Lepidus ([[Marcus Aemilius Lepidus (triumvir)|Markus Lepidus]]) yang terbentuk secara resmi pada tanggal 27 November 43 SM berdasarkan ''[[Lex Titia]]'' (Undang-Undang Tisius). Sebagian pihak menganggap pengesahan Undang-Undang Tisius oleh senat sebagai peristiwa penamat riwayat [[Republik Romawi]], sementara yang lain beranggapan bahwa Republik Romawi baru tamat seusai [[Pertempuran Aktion]], atau seusai penobatan Oktavianus menjadi Kaisar Agustus pada tahun 27 SM. Triumviratus Kedua ditetapkan berjalan selama lima tahun, mulai tahun 43 SM sampai tahun 33 SM. Berbeda dari [[Triumvirat Pertama|Triumviratus Pertama]],<ref>Triumviratus Pertama adalah persekutuan politik antara Gaius Iulius Caesar ([[Julius Caesar|Yulius Kaisar]]), Gnaeus Pompeius Magnus ([[Pompeius|Pompeyus Agung]]), dan Marcus Licinius Crassus ([[Marcus Licinius Crassus|Markus Krasus]]''; baca Adrian Goldsworthy (2008). ''Caesar: Life of a Colossus,'' New Haven, CT:Yale University Press ({{ISBN|9780300126891}}, hlm. 164, dan Suetonius [[Gaius Suetonius Tranquillus]]| (2003). ''The Twelve Caesars'', dengan prakata dari Michael Grant [Robert Graves, penerjemah], Edisi Revisi, London, UK:Penguin Books, hlm. 21 ({{ISBN|0140449213}}), [https://books.google.com/books?isbn=0140449213], diakses 18 April 2015.</ref><ref>Triumviratus Pertama berjalan kira-kira mulai tahun 59 SM sampai dengan kekalahan Markus Lisinius Krasus dalam pertempuran melawan bangsa Partia pada tahun 53 SM. Baca Arnold Joseph Toynbee (2014). "Julius Caesar (Roman ruler): The first triumvirate and the conquest of Gaul," dan "Julius Caesar (Roman ruler): Antecedents and outcome of the civil war of 49–45 BC," di ''Encyclopædia Britannica'' (daring), [https://www.britannica.com/EBchecked/topic/88114/Julius-Caesar/9735/The-first-triumvirate-and-the-conquest-of-Gaul] dan [https://www.britannica.com/EBchecked/topic/88114/Julius-Caesar/9736/Antecedents-and-outcome-of-the-civil-war-of-49-45-BC], diakses 18 April 2015.</ref> Triumviratus Kedua adalah lembaga negara yang dibentuk secara resmi, memiliki kekuasaan yang sangat besar di negara Republik Romawi berikut kewenangan penuh untuk menjalankannya, serta mengemban ''[[imperium|imperium maius]]'' (kewenangan memerintah tertinggi) mengatasi seluruh kewenangan memerintah yang dimiliki ''magistratus'' (pejabat negara) lain, termasuk [[Konsul Romawi|konsul]].


== Asal muasal dan hakikat Triumviratus Kedua ==
==Origin and nature==
Octavian, despite his youth, extorted from the Senate the post of suffect consul (''consul suffectus'') for 43 BC.<ref>{{cite web |url=https://archive.org/stream/AJNSecond1990Vols02to02#page/n65/mode/2up/search/In+the+meantime|quote=After his defeat at Forum Gallorum in 43, Antony fled to join Lepidus at Lugdunum. In the meantime, the Senate refused Octavian his rightful recognition for the victory and commanded him to turn over the troops of the consuls to Brutus. Instead Octavian marched on Rome and forced the Senate to name him ''consul suffectus''.<sup>33</sup> Afterwards, he returned to Gaul to complete the campaign against Antony. |title=American Journal of Numismatics (Second Series)... |year=1990}}</ref>{{better source|date=March 2018}} He had been warring with Antony and Lepidus in upper [[Italy|Italia]], but in October 43 BC the three agreed to unite and seize power and so met near Bononia (now [[Bologna]]).<ref name=Eck_15f>Eck, p. 15f.</ref><ref>The site of meeting was in what is now the ''[[frazione]]'' Sacerno of the ''[[comune]]'' of [[Calderara di Reno]].{{citation needed|date=April 2015}}</ref>
Sekalipun masih muda, Oktavianus sudah dikukuhkan senat menjadi ''consul sufectus'' untuk masa jabatan tahun 43 SM.<ref>{{cite web |url=https://archive.org/stream/AJNSecond1990Vols02to02#page/n65/mode/2up/search/In+the+meantime|quote=Setelah kekalahannya di Forum Gallorum pada tahun 43, Antonius kabur dan bergabung dengan Markus Lepidus di Lugdunum. Sementara itu, senat menolak mengakui kemenangan Oktavianus dan memerintahkannya untuk menyerahkan kembali bala tentara para konsul kepada Brutus. Oktavianus malah memimpin pasukannya menuju Roma dan mendesak senat untuk mengangkatnya menjadi ''consul suffectus''.<sup>33</sup> Sesudah itu, ia kembali ke Galia untuk menuntaskan perang melawan Antonius. |title=American Journal of Numismatics (Seri Kedua)... |year=1990}}</ref> Oktavianus masih terus berperang melawan Markus Antonius dan Markus Lepidus di kawasan utara [[Italia]], namun pada bulan Oktober 43 SM, ketiganya sepakat bersatu merebut tampuk pemerintahan, dan menggelar pertemuan di dekat kota Bononia (sekarang [[Bologna]]) dalam rangka mewujudkan niat mereka.<ref name=Eck_15f>Eck, hlm. 15f.</ref><ref>Tempat pertemuan mereka terletak di dalam kawasan yang kini menjadi ''[[frazione]]'' Sacerno, bagian dari ''[[komune]]'' [[Calderara di Reno]].</ref>


This [[triumvirate]] of new leaders was established in 43 BC as the ''Triumviri [[Rei Publicae]] Constituendae Consulari Potestate'' (Triumvirs for Confirming the [[Roman Republic|Republic]] with Consular Power, abbreviated as <small>III VIR RPC</small>). Where the first triumvirate was essentially a private agreement, the second was embedded in the constitution formally joining Octavian, Antony, and Lepidus in shared rule over Rome.<ref>{{cite web|title=Second Triumvirate|url=http://www.unrv.com/fall-republic/second-triumvirate.php|website=UNRV Roman History|publisher=UNRV.com|accessdate=11 September 2015}}</ref> The only other office which had ever been qualified "for confirming the Republic" was the [[Roman dictator|dictatorship]] of [[Lucius Cornelius Sulla]]; the only limit on the powers of the Triumvirate was the five-year term set by law.{{citation needed|date=April 2015}}
[[Triumvirat]]us baru ini dibentuk pada tahun 43 SM sebagai ''Triumviri [[Rei Publicae]] Constituendae Consulari Potestate'' (Triwira Demi Tegaknya [[Republik Romawi|Republik]] dengan Kuasa Konsul, disingkat <small>III VIR RPC</small>). Jika pembentukan Triumviratus Pertama semata-mata didasarkan atas kesepakatan tokoh-tokoh yang membentuknya, maka pembentukan Triumviratus Kedua diatur dalam undang-undang yang secara resmi mengangkat Oktavianus, Markus Antonius, dan Markus Lepidus menjadi tiga sekawan pemimpin tertinggi Republik Romawi.<ref>{{cite web|title=Second Triumvirate|url=http://www.unrv.com/fall-republic/second-triumvirate.php|website=UNRV Roman History|publisher=UNRV.com|accessdate=11 September 2015}}</ref> Satu-satunya jabatan lain yang juga pernah diembel-embeli semboyan "demi tegaknya Republik" adalah [[diktator Romawi|jabatan diktator]] yang dipercayakan kepada [[Lucius Cornelius Sulla|Lusius Kornelius Sula]]. Satu-satunya batas kekuasaan Triumviratus Kedua adalah masa jabatan lima tahun sebagaimana yang diatur dalam undang-undang.


Kejanggalan historis dari Triumviratus Kedua ini adalah bahwasanya persekutuan ini pada praktiknya merupakan suatu dewan kepemimpinan yang beranggotakan tiga orang pria dengan kekuasaan diktator, padahal salah seorang anggotanya adalah Markus Antonius, konsul Republik Romawi yang merancang ''[[Lex Antonia]]'' (Undang-Undang Antonius). ''Lex Antonia'', yang diloloskan oleh Senat Republik Romawi pada tahun 44 SM, mengatur tentang pembubaran sistem pemerintahan diktator dan penghapusannya dari undang-undang dasar negara Republik Romawi. Sebagaimana Sula dan [[Yulius Kaisar]] pada masa pemerintahan mereka selaku Diktator Republik Romawi, para triwira Triumviratus Kedua tidak melihat ada kontradiksi antara menduduki suatu jabatan yang mengatasi konsul dan menduduki jabatan selaku konsul secara bersamaan.<ref>Markus Lepidus menjabat sebagai konsul pada tahun 42 SM, Markus Antonius pada tahun 34 SM, dan Oktavianus pada tahun 33 SM.</ref>
A historical oddity of the Triumvirate is that it was, in effect, a three-man directorate with dictatorial powers; it included Antony, who as consul in 44 BC had obtained a ''[[lex Antonia]]'' that abolished the dictatorship and expunged it from the Republic's constitutions.{{citation needed|date=April 2015}} As had been the case with both Sulla and [[Julius Caesar]] during their dictatorships, the members of the Triumvirate saw no contradiction between holding a supraconsular office and the consulate itself simultaneously.{{citation needed|date=April 2015}}<ref>Lepidus was consul in 42 BC, Antony in 34 BC, and Octavian in 33 BC.{{citation needed|date=April 2015}}</ref>{{multiple image
{{multiple image
| title=Division of Roman Territories at Different Timepoints.{{Original research inline|date=April 2015}}
| title=Jatah daerah kekuasaan
| direction = horizontal
| direction = horizontal
| width = 300
| width = 300
| footer:
| footer:
| image1 = Roman-Empire-43BC.png
| image1 = Roman-Empire-43BC.png
| caption1 = Saat Triumviratus Kedua terbentuk (43 SM).
| caption1 = At the foundation of the Triumvirate (43 BC).{{inconsistent}}{{citation needed|date=April 2015}}
{{col-begin}}{{col-2}} {{legend|#81EE5B|Antony}}{{legend|#C19666|Lepidus}}{{legend|#DE8DE0|Octavian}}{{legend|#FF925E|Triumvirs collectively}}{{col-end}}
{{col-begin}}{{col-2}} {{legend|#81EE5B|Markus Antonius}}{{legend|#C19666|Markus Lepidus}}{{legend|#DE8DE0|Oktavianus}}{{legend|#FF925E|Ketiga triwira}}{{col-end}}
| image2 = Roman-Empire-39BC-sm.png
| image2 = Roman-Empire-39BC-sm.png
| caption2 = After the [[Treaty of Brundisium]] (40 BC).{{inconsistent}}{{citation needed|date=April 2015}}
| caption2 = Sesudah [[Perjanjian Brundisium]] (40 SM).
{{col-begin}}{{col-2}}{{legend|#7D87FF|Sextus Pompey}}{{legend|#ED1C24|Brutus & Cassius}}{{legend|#FED250|Rome's client kingdoms}}{{legend|#FF8C8C|Ptolemaic Egypt}}{{col-end}}
{{col-begin}}{{col-2}}{{legend|#7D87FF|Sekstus Pompeyus}}{{legend|#ED1C24|Brutus & Kasius}}{{legend|#FED250|kerajaan-kerajaan gundal Romawi}}{{legend|#FF8C8C|Mesir di bawah pemerintahan wangsa Ptolemaios}}{{col-end}}
}}
}}


Setelah dikukuhkan menjadi penguasa provinsi [[Hispania]] dan provinsi [[Galia Narbonese]] pada tahun 44 SM, Markus Lepidus bersedia menyerahkan 7 legiun kepada Oktavianus dan Markus Antonius untuk dikerahkan merebut kawasan timur wilayah kekuasaan Romawi dari Brutus dan Kasius. Andaikata Oktavianus dan Markus Antonius mengalami kekalahan, bala tentara triwira dapat mundur dan bertahan di wilayah kekuasaan Markus Lepidus. Markus Antonius mempertahankan kekuasaannya atas Galia Cisalpina dan hegemoni atas seluruh Galia, sementara Oktavianus menguasai Afrika dan diberi kewenangan nominal atas Sisilia dan Sardinia. Menurut sejarawan Richard Weigel, jatah wilayah Oktavianus pada tahap ini "sesungguhnya memalukan". Semua provinsi penting dikuasai oleh Markus Antonius dan Markus Lepidus, kendati tindakan Markus Lepidus menyerahkan legiun-legiunnya kepada Oktavianus "efektif membuat Markus Lepidus tidak lagi menjadi rekan yang setara" di kemudian hari.<ref>Weigel, hlm. 69.</ref>
In 44 BC, Lepidus' possession of the provinces of [[Hispania]] and [[Narbonese Gaul]] was confirmed, and he agreed to hand over 7 legions to Octavian and Antony to continue the struggle against Brutus and Cassius for eastern Roman territory; in the event of defeat, Lepidus' territories would provide a fall-back position.{{according to whom|date=April 2015}}{{citation needed|date=April 2015}} Antony retained Cisalpine Gaul and hegemony over Gaul itself, and Octavian held Africa and was given nominal authority over Sicily and Sardinia.{{citation needed|date=April 2015}}<ref>This was purely theoretical,{{according to whom|date=April 2015}} as they were controlled by [[Sextus Pompey]], leader of the surviving Pompeian faction.{{citation needed|date=April 2015}}</ref> According to historian Richard Weigel, Octavian's share at this stage was "practically humiliating"; all the most important provinces went to Antony and Lepidus, though transfer of Lepidus' legions to Octavian meant that Lepidus was "effectively eliminating himself as an equal partner" in future.<ref>Weigel, p. 69.</ref>)


==Proscriptions==
== Proskripsi ==
In order to refill the treasury, the Triumvirs decided to resort to [[proscription]].<ref name=Eck_15f/> As all three had been partisans of Caesar, their main targets were opponents of the Caesarian faction. The most notable victims were [[Marcus Tullius Cicero]], who had opposed Caesar and excoriated Antony in his ''[[Philippicae]],'' and [[Marcus Favonius]], a follower of [[Cato the Younger|Cato]] and an opponent of both triumvirates.<ref>Cassius Dio, Roman HIstory, XLVII</ref> The proscription of Caesar's [[legatus|legate]] [[Quintus Tullius Cicero]] (Marcus Tullius Cicero's younger brother) seems to have been motivated by the perceived need to destroy Cicero's family. For ancient writers, the most shocking proscriptions were those of Caesar's legate [[Lucius Julius Caesar (consul 64 BC)|Lucius Julius Caesar]], and Lepidus' brother [[Lucius Aemilius Lepidus Paullus]]. They were added to the list because they had been the first to condemn Antony and Lepidus after the two allied. In fact they both survived.<ref>Weigel, p. 72.</ref>
Dalam rangka mengisi kembali pundi-pundi negara, para triwira memutuskan untuk memanfaatkan [[proskripsi]] (surat putusan pemidanaan).<ref name=Eck_15f/> Karena ketiga triwira adalah pendukung setia mendiang Yulius Kaisar, sasaran utama mereka adalah seteru-seteru kubu pro Yulius. Tokoh-tokoh ternama yang menjadi korban mereka adalah [[Marcus Tullius Cicero|Markus Tulius Sisero]], orang yang menentang Yulius Kaisar serta mengecam Markus Antonius habis-habisan dengan pidato-pidatonya yang terhimpun dalam naskah bertajuk ''[[Philippicae]]'', serta [[Marcus Favonius|Markus Favonius]], salah seorang pendukung [[Marcus Porcius Cato Uticensis|Kato Muda]] sekaligus penentang Triumviratus Pertama maupun Triumviratus Kedua.<ref>Cassius Dio, Sejarah Romawi, XLVII</ref> Penerbitan proskripsi yang ditujukan kepada [[legatus]] Yulius Kaisar, [[Quintus Tullius Cicero|Kuintus Tulius Sisero]] (adik Markus Tulius Sisero), agaknya didasari anggapan bahwa keluarga Sisero perlu ditumpas. Bagi para pujangga Zaman Kuno, proskripsi-proskripsi yang paling mencengangkan adalah yang ditujukan kepada legatus [[Lucius Julius Caesar (konsul 64 SM)|Lusius Yulius Kaisar]], dan saudara Markus Lepidus yang bernama [[Lucius Aemilius Lepidus Paullus|Lusius Emilius Lepidus Paulus]]. Keduanya dijadikan sasaran proskripsi karena merupakan orang-orang yang pertama kali mengecam Markus Antonius dan Markus Lepidus sesudah keduanya bersekutu. Kenyataannya kedua-duanya selamat.<ref>Weigel, hlm. 72.</ref>


Rekan sesama konsul untuk tahun itu, yakni saudara sepupu Oktavianus sendiri (kemenakan Yulius Kaisar), Kuintus Pedius, wafat sebelum aksi proskripsi dilancarkan. Oktavianus sendiri mengundurkan diri dari jabatannya tak lama kemudian, sehingga memungkinkan terpilihnya sepasang konsul sufektus yang baru. Pasangan konsul yang mula-mula terpilih untuk tahun itu, yakni legatus Yulius Kaisar, [[Aulus Hirtius]], dan [[Gaius Vibius Pansa Caetronianus|Gayus Vibinius Pansa Setronianus]] telah gugur membela kubu senat dalam perang saudara pertama sepeninggal Yulius Kaisar, yakni perang antara bala tentara senat melawan bala tentara Markus Antonius. Pola semacam ini terus berulang selama dua kali masa kekuasaan triumviratus. Selama sepuluh tahun triumviratus berkuasa (43-33 SM), ada 42 orang yang menduduki jabatan konsul, alih-alih 20 orang sebagaimana yang diharapkan.
Octavian's colleague in the consulate that year, his cousin (and nephew of Caesar), Quintus Pedius, died before the proscriptions got underway.{{citation needed|date=April 2015}} Octavian himself resigned shortly after, allowing the appointment of a second pair of suffect consuls; the original consuls for the year, Caesar's legate [[Aulus Hirtius]] and [[Gaius Vibius Pansa Caetronianus]], had died fighting on the Senate's side of the first civil war to follow Caesar's death, that between the Senate and Mark Antony himself.{{Citation needed|date=April 2015}} This became a broad pattern of the Triumvirate's two terms; during the ten years of the Triumvirate (43 BC to 33 BC), there were 42 consuls in office, rather than the expected 20.{{citation needed|date=April 2015}}


==Philippi==
== Filipi ==
The Caesarean background of the Triumvirs made it no surprise that immediately after the conclusion of the first civil war of the post-Caesar period, they immediately set about prosecuting a second: Caesar's murderers [[Marcus Junius Brutus]] and [[Gaius Cassius Longinus]] had usurped control of most of the Eastern provinces, including [[Macedonia (Roman province)|Macedonia]], [[Asia Minor]], and [[Syria (Roman province)|Syria]]. In 42 BC, Octavian and Antony set out to war, defeating Brutus and Cassius in two battles fought at [[Battle of Philippi|Philippi]].
Mengingat para triwira adalah pendukung-pendukung setia mendiang Yulius Kaisar, maka tidaklah mengherankan jika seusai perang saudara yang pertama pada kurun waktu pasca-Yulius Kaisar, mereka segera berancang-ancang memperkarakan musuh-musuh Yulius Kaisar untuk kedua kalinya, yakni para pembunuh mendiang, [[Marcus Junius Brutus|Markus Yunius Brutus]] dan [[Gaius Cassius Longinus|Gayus Kasius Lonjinus]], yang telah menguasai sebagian besar dari provinsi-provinsi di kawasan timur, termasuk [[Makedonia (provinsi Romawi)|Makedonia]], [[Asia Kecil]], dan [[Suriah (provinsi Romawi)|Suriah]]. Pada tahun 42 SM, Oktavianus dan Markus Antonius maju memerangi serta mengalahkan Brutus dan Kasius dalam dua pertempuran di [[Pertempuran Filipi|Filipi]].


Setelah berjaya di Filipi, Markus Antonius dan Oktavianus sepakat untuk membagi provinsi-provinsi Republik Romawi menjadi daerah-daerah kewenangan. Oktavianus — yang mulai memakai gelar ''Divi Filius'' (Putra Dewata), meniru pendewaan sosok Yulius Kaisar sebagai ''Divus Iulius'' (Yulius Ilahi), dan mulai menyebut dirinya ''[[Imperator]] Caesar'' — menguasai wilayah barat, sementara Markus Antonius menguasai wilayah timur. Akibatnya, Provinsi Galia Cisalpina dijadikan bagian dari Italia, dan Provinsi Galia Narbonese dijadikan bagian dari Provinsi Galia Komata, sehingga seluruh Galia dipersatukan di bawah kewenangan Markus Antonius. Oktavianus mengambil alih kewenangan atas Hispania dari Markus Lepidus. Markus Lepidus tidak diberi jatah daerah kewenangan, dan hanya dijanjikan kewenangan atas Provinsi Afrika. Keputusan ini dianggap dapat dibenarkan karena ada laporan bahwa ia telah berkhianat melalui permufakatan dengan [[Sextus Pompeius|Sekstus Pompeyus]]. Provinsi Afrika akan diserahkan menjadi daerah kewenangannya bilamana ia terbukti tidak bersalah.<ref>Weigel, hlm. 79.</ref> Oktavianus pulang ke Roma untuk melaksanakan pembagi-bagian tanah kepada para prajurit purnabakti. Markus Antonius tetap tinggal di kawasan Timur dalam rangka menundukkan daerah-daerah yang pernah dikuasai Brutus dan Kasius ke bawah kendali triumviratus.
After the victory, Antony and Octavian agreed to divide the provinces of the Republic into spheres of influence. Octavian — who had begun calling himself "''Divi filius''" ("son of the divinity") after Caesar's deification as Divus Julius ("the Divine Julius") and now styled himself simply "[[Imperator]] Caesar" — took control of the West, Antony of the East. As a result, the province of Cisalpine Gaul was absorbed into Italy. Narbonese Gaul was absorbed into Gallia Comata, creating a unified Gaul, and was thus taken over by Antony. Octavian took over Spain from Lepidus. Lepidus himself was left with nothing, but was offered the prospect of control over Africa. The excuse given for this was a report that Lepidus had been traitorously negotiating with [[Sextus Pompey]]. If he were proved innocent he would have Africa.<ref>Weigel, p. 79.</ref> Octavian returned to Rome to administer the distribution of land to his veterans. Antony remained in the east to bring Brutus and Cassius' former territories under triumvirate control.


The reduced role of Lepidus is evident in the fact that far fewer coins depict him from this point on, and a number of triumviral edicts are issued in the names of Antony and Octavian only.<ref>Weigel, p. 144</ref>
Merosotnya peranan Markus Lepidus terbukti dari kenyataan bahwa sejak saat itu jumlah uang logam yang memuat gambarnya lambat laun berkurang, dan sejumlah maklumat diterbitkan dengan mengatasnamakan Markus Antonius dan Oktavianus saja.<ref>Weigel, hlm. 144</ref>


== Perang Perusia dan Sekstus Pompeyus ==
==Perusine war and Sextus Pompey==
[[Image:Lucius Antonius.jpg|left|thumb|115 px|Lucius Antonius]]
[[Berkas:Lucius Antonius.jpg|kiri|jmpl|115 px|Lusius Antonius]]
Octavian's land redistribution caused widespread tensions, as farmers were dispossessed in favour of soldiers. Antony's brother [[Lucius Antonius (brother of Mark Antony)|Lucius Antonius]], who was serving as Consul, stood up for the dispossessed farmers. The conflict led to the [[Perusine War]], in which Lucius gathered an army of supporters to challenge Octavian. He was encouraged by Mark Antony's wife [[Fulvia]].<ref>Allison J. Weir, 2007, ''A Study of Fulvia,'' Masters Thesis, Queen's University, Kingston, ON, see [https://qspace.library.queensu.ca/bitstream/1974/966/1/Weir_Allison_J_200712_MA.pdf], accessed 18 April 2015.{{page needed|date=April 2015}}; Appian, ''The Civil Wars'' 5.14; Adrian Goldsworthy, ''Augustus: First Emperor of Rome'' (New Haven, CT: Yale, 2014), 145.</ref> Lepidus held Rome with two legions while Octavian left to gather his army, but Lucius defeated Lepidus, who was forced to flee to Octavian. As Octavian advanced on Rome, Lucius withdrew to Perusia (Perugia), where he was besieged by Octavian in the winter of 41-40 BC. He finally surrendered in exchange for clemency. The outcome was that Lepidus was confirmed as governor of Africa, acquiring six of Antony's legions, leaving Octavian as the sole power in Italy, with his own loyal legions in control. When Antony's supporter Calenus, governor of Gaul, died, Octavian took over his legions, further strengthening his control over the west.<ref>Southern, p. 78</ref> This new distribution of power among the triumvirs was confirmed by the [[Treaty of Brundisium]] in September 40 BC. At around the same time, Antony's wife Fulvia died. Octavian arranged for Antony to marry his sister, [[Octavia the Younger|Octavia]], as a symbol of the renewed alliance.
Redistribusi tanah yang dilakukan Oktavianus menimbulkan keresahan di mana-mana, karena kaum tani dirugikan demi menyejahterakan para prajurit. [[Lucius Antonius (saudara Markus Antonius)|Lusius Antonius]], saudara Markus Antonius, yang kala itu menduduki jabatan konsul, bangkit membela kaum tani yang tersisih. Penentangan terhadap redistribusi tanah memicu [[Perang Perusia]] antara Lusius Antonius dan Oktavianus. Lusius menghimpun para pendukungnya untuk melawan bala tentara Oktavianus. Langkah Lusius didukung oleh [[Fulvia]], istri Markus Antonius.<ref>Allison J. Weir, 2007, ''A Study of Fulvia,'' Masters Thesis, Queen's University, Kingston, ON, see [https://qspace.library.queensu.ca/bitstream/1974/966/1/Weir_Allison_J_200712_MA.pdf], diakses 18 April 2015; Appian, ''The Civil Wars'' 5.14; Adrian Goldsworthy, ''Augustus: First Emperor of Rome'' (New Haven, CT: Yale, 2014), 145.</ref> Markus Lepidus ditugaskan menjaga Roma dengan dua legiun prajurit, sementara Oktavianus berangkat menghimpun bala tentara. Lusius berhasil merebut Roma, sehingga Markus Lepidus terpaksa melarikan diri dan bergabung dengan rombongan Oktavianus. Ketika Oktavianus maju menyerang Roma, Lusius mundur ke Perusia, namun kota itu dikepung oleh Oktavianus pada musim dingin tahun 41-40 SM. Lusius akhirnya menyerah dengan syarat diberi pengampunan. Markus Lepidus selanjutnya dikukuhkan menjadi Wali Negeri Afrika, dan diberi kewenangan atas enam dari keseluruhan legiun yang sebelumnya dikuasai Markus Antonius, sehingga Oktavianus menjadi satu-satunya penguasa di Italia dengan bala tentara sendiri yang setia dan patuh padanya. Sepeninggal Kalenus, Wali Negeri Galia yang berpihak pada Markus Antonius, Oktavianus mengambil alih legiun-legiunnya, sehingga kekuasaannya atas kawasan barat wilayah Republik Romawi kian kukuh.<ref>Southern, hlm. 78</ref> Pembagian jatah kekuasaan yang baru di antara ketiga triwira ini dikukuhkan dengan [[Perjanjian Brundisium]] pada bulan September 40 SM. Sekitar waktu yang sama, Fulvia, istri Markus Antonius, wafat. Oktavianus menjodohkan Markus Antonius dengan kakaknya, [[Oktavia Muda|Oktavia]], sebagai tanda pembaharuan persekutuan.


[[Image:Denarius Sextus Pompeius-Scilla.jpg|thumb|240 px|A Sextus Pompey [[denarius]], minted for his victory over [[Augustus|Octavian]]'s fleet. On the obverse is the Pharus of [[Messina]], on the reverse the monster [[Scylla]].]]
[[Berkas:Denarius Sextus Pompeius-Scilla.jpg|jmpl|240 px|Sekeping [[Denarius]] keluaran Sekstus Pompeyus, dicetak untuk memperingati kemenangannya atas armada tempur [[Augustus|Oktavianus]]. Sisi kepala menampilkan gambar Mercusuar [[Messina]], sementara sisi ekor menampilkan gambar monster [[Skilla|Skila]].]]
Permasalahan-permasalahan ekonomi yang ditimbulkan oleh penyingkiran kaum tani menjadi kian parah setelah Sekstus Pompeyus menguasai Sisilia, Korsika, dan Sardinia. Angkatan laut Sekstus Pompeyus secara teratur menghadang kapal-kapal angkutan barang Romawi, sehingga menghambat kelancaran pasokan gandum. Pada tahun 39 SM, Markus Antonius dan Oktavianus memutuskan untuk mengupayakan tercapainya suatu kesepakatan demi memberantas perompakan. Menurut Apianus, Sekstus Pompeyus berharap dapat menggantikan Markus Lepidus selaku salah seorang triwira, tetapi kekuasaannya atas Sisilia, Korsika, dan Sardinia malah dikukuhkan dengan [[Pakta Misenum]], dengan syarat menghentikan kegiatan perompakan yang selama ini dilakukannya. Menurut salah satu sumber, wakil Sekstus Pompeyus, [[Menas (laksamana)|Menas]], menasihatinya untuk menculik serta membunuh Markus Antonius dan Oktavianus selagi mereka merayakan pengesahan Pakta Misenum dalam acara jamuan yang digelar di atas kapal bendera Sekstus Pompeyus, tetapi Sekstus Pompeyus menolak menuruti nasihat ini.<ref>Wright, hlm. 49.</ref>
The economic problems caused by the eviction of established farmers were exacerbated by the control of Sextus Pompey over Sicily, Corsica and Sardinia. Pompey's navy regularly intercepted Roman shipping, leading to problems with the grain supply. In 39 BC Antony and Octavian decided to negotiate an agreement to stop the piracy. According to Appian, Sextus hoped to replace Lepidus as the third triumvir, but instead he was confirmed in possession of the islands by the [[Pact of Misenum]], in return agreeing to stop his piracy. According to one source Sextus' second-in-command [[Menas (admiral)|Menas]] advised him to kidnap and kill Antony and Octavian while they were celebrating the deal at a dinner on Sextus's flagship, but Sextus refused.<ref>Wright, p. 49.</ref>


Kendati sudah ada kata sepakat, perseteruan masih berlanjut. Oktavianus menuduh Sekstus masih terus menyerang kota-kota di Italia. Pada tahun berikutnya, Oktavianus berusaha merebut Sisilia, tetapi dua kali kalah melawan Sekstus dalam pertempuran-pertempuran laut di perairan lepas pantai Messina. Ia kemudian mengatur pertemuan dengan Markus Antonius, yang sedang berancang-ancang menyerang [[Parthia|Partia]] sehingga sangat membutuhkan bala tentara. Markus Antonius bersedia mengerahkan kapal-kapal untuk menyerang Sekstus, dan sebaliknya Oktavianus bersedia mengerahkan bala bantuan untuk memerangi bangsa Partia.<ref>Southern, hlm. 82</ref> Oktavianus juga berhasil mendapatkan dukungan dari Markus Lepidus, dan bersama-sama menyusun rencana penyerbuan serentak atas Sisilia.
Despite the agreement, conflicts continued. Octavian accused Sextus of continuing to raid Italian towns. In the following year Octavian attempted to take Sicily by force. He was defeated twice in naval battles off Messina. He then arranged a meeting with Antony, who was planning to attack [[Parthia]] and needed troops. Antony agreed to deliver ships for the attack on Sextus in exchange for troops to fight the Parthians.<ref>Southern, p. 82</ref> Octavian also secured the support of Lepidus, planning a simultaneous joint attack on Sicily.


==Fall of Lepidus==
== Kejatuhan Markus Lepidus ==
Meskipun secara nominal Oktavianus adalah pemimpin perlawanan terhadap Sekstus, aksi perlawanan itu sendiri sesungguhnya dipimpin oleh wakil Oktavianus, [[Marcus Vipsanius Agrippa|Markus Vipsanius Agripa]]. Aksi ini berakhir dengan kemenangan di pihak Sekstus pada tahun 36 SM. Markus Vipsanius Agripa telah menjadi konsul pada tahun 37 SM, dan membantu melanggengkan kekuasaan triumviratus dengan memperjuangkan pemberian masa bakti lima tahun kedua bagi mereka.
Though Octavian nominally oversaw the campaign against Sextus, the campaign was actually commanded by Octavian's lieutenant, [[Marcus Vipsanius Agrippa]], which culminated in victory in 36 BC. Agrippa had been consul in 37 BC and had secured the Triumvirate's renewal for a second five-year term.


Like the First Triumvirate, the Second Triumvirate was ultimately unstable and could not withstand internal jealousies and ambitions. Antony detested Octavian and spent most of his time in the East, while Lepidus favoured Antony but felt himself obscured by both his colleagues, despite having succeeded Caesar as [[Pontifex Maximus]] in 43 BC. During the campaign against Sextus Pompey, Lepidus had raised a large army of 14 legions and a considerable navy. Lepidus had been the first to land troops in [[Sicily]] and had captured several of the main towns. However, he felt that Octavian was treating him as a subordinate rather than an equal.<ref name = Weigel02_88f/> This led to an ill-judged political move that gave Octavian the excuse he needed to remove Lepidus from power. After the defeat of Sextus Pompey, Lepidus stationed his legions in Sicily and argued that it should be absorbed into his territories. Alternatively, he should be restored to his former provinces, which had been legally guaranteed by the [[Lex Titia]]. Octavian accused Lepidus of attempting to usurp power and fomenting rebellion. Humiliatingly, Lepidus' legions in Sicily defected to Octavian and Lepidus himself was forced to submit to him. Lepidus was stripped of all his offices except that of Pontifex Maximus. Octavian sent him into exile in [[San Felice Circeo|Circeii]].<ref name = Weigel02_88f>Weigel, pp. 88f.</ref>
Sama seperti Triumviratus Pertama, persekutuan triwira kali kedua ini pun akhirnya merenggang dan hancur digerus ambisi dan rasa cemburu. Markus Antonius membenci Oktavianus dan melewatkan sebagian besar waktunya di wilayah timur, sementara Markus Lepidus menyukai Markus Antonius tetapi merasa dirinya disepelekan oleh kedua rekannya, sekalipun ia telah menggantikan Yulius Kaisar selaku ''[[Pontifex Maximus]]'' pada tahun 43 SM. Dalam perang melawan Sekstus Pompeyus, Markus Lepidus telah menghimpun bala tentara yang terdiri atas 14 legiun dan armada tempur yang cukup besar. Markus Lepidus adalah triwira pertama yang mendaratkan pasukan di [[Sisilia]] dan berhasil merebut sejumlah kota utama. Meskipun demikian, ia merasa bahwa Oktavianus memperlakukannya seperti bawahan, bukan sebagai rekan yang setara.<ref name = Weigel02_88f/> Keadaan ini mendorongnya mengambil langkah-langkah politik tanpa perhitungan matang, yang dijadikan alasan oleh Oktavianus untuk menyingkirkannya dari tampuk kekuasaan. Setelah Sekstus Pompeyus dikalahkan, Markus Lepidus menempatkan legiunnya di Sisilia, dan mengeluarkan pernyataan bahwa sudah sepatutnya Sisilia dimasukkan ke dalam wilayah kekuasaannya. Andaikata ia tidak dibenarkan menguasai Sisilia, setidak-tidaknya kewenangannya atas provinsi-provinsi yang pernah ia kuasai dipulihkan seperti sediakala, yakni kewenangannya yang sah berdasarkan Undang-Undang Tisius. Oktavianus menuduh Markus Lepidus mencoba merampas kekuasaan dan memicu pemberontakan. Yang lebih memalukan lagi, legiun-legiun Markus Lepidus di Sisilia membelot ke pihak Oktavianus, dan Markus Lepidus sendiri terpaksa harus takluk pada Oktavianus. Markus Lepidus dilucuti dari seluruh jabatan selain jabatan ''Pontifex Maximus'', lantas diberangkatkan ke tanah pembuangan di [[San Felice Circeo|Circeii]].<ref name = Weigel02_88f>Weigel, hlmn. 88f.</ref>


== Perang antara Oktavianus dan Markus Antonius ==
==War between Octavian and Antony==
{{utama|Perang akhir Republik Romawi}}
{{Main|Final War of the Roman Republic}}
[[Image:Lawrence Alma-Tadema- Anthony and Cleopatra.JPG|thumb|400px|''Anthony and Cleopatra'', by [[Lawrence Alma-Tadema]].]]
[[Berkas:Sir Lawrence Alma-Tadema - The Meeting of Antony and Cleopatra.jpg|jmpl|400px|''Antonius dan Kleopatra'', karya [[Lawrence Alma-Tadema]].]]
Demi harta jarahan serta upah bagi prajurit-prajuritnya, dan demi mengekalkan reputasi selaku senapati, Oktavianus maju berperang di [[Ilirikum (provinsi Romawi)|Ilirikum]] guna menundukkan daerah itu ke bawah kekuasaan Romawi, sementara Markus Antonius maju memerangi Partia dengan memanfaatkan perpecahan yang ditimbulkan oleh [[Fraates IV]], Raja Partia yang baru. Meskipun demikian, Markus Antonius tidak dapat mewujudkan rencananya, malah terpaksa mundur setelah kehilangan banyak prajurit.<ref>Southern, hlm. 88.</ref>
In order to provide treasures and rewards for his troops and cement his reputation as a military commander, Octavian pursued a war in [[Illyricum (Roman province)|Illyricum]] to bring it under Roman control.{{citation needed|date=April 2015}} Meanwhile, Antony was preparing his war against Parthia, taking advantage of divisions caused by the new Parthian king [[Phraates IV]]. {{citation needed|date=April 2015}} However Antony over-extended himself and was forced to retreat with considerable loss of troops.<ref>Southern, p. 88.</ref>


Kendati sudah menikahi [[Octavia Minor|Oktavia]], kakak Oktavianus, pada tahun 40 SM (Oktavianus menikahi putri tiri Markus Antonius yang bernama [[Claudia Pulchra (istri Augustus)|Klaudia Pulkra]] tiga tahun sebelumnya), Maskus Antonius secara terang-terangan hidup bersama dengan [[Kleopatra]] di [[Aleksandria]], bahkan sampai menghasilkan keturunan. Sesudah masa bakti kedua dari Triumviratus kedua berakhir pada tahun 33 SM, Markus Antonius tetap saja memakai gelar [[Triumvirat|triwira]], sementara Oktavianus yang telah memutuskan untuk menjauh dari Markus Antonius malah berhenti memakainya.
Despite having married [[Octavia Minor|Octavia]], Octavian's sister, in 40 BC (Octavian had married Antony's stepdaughter [[Claudia Pulchra (wife of Augustus)|Clodia Pulchra]] three years earlier), Antony openly lived in [[Alexandria]] with [[Cleopatra VII of Egypt]], even siring children with her.{{citation needed|date=April 2015}} When the Triumvirate's second term expired in 33 BC, Antony continued to use the title [[Triumvir]]; Octavian, opting to distance himself from Antony, refrained from using it.{{citation needed|date=April 2015}}


After Antony's defeat in Parthia, Cleopatra had come to his aid with supplies; Antony then turned his attention to Armenia, seizing its king [[Artavasdes II of Armenia|Artavasdes]] and occupying the country.{{citation needed|date=April 2015}} He minted coins to commemorate the victory, created a mimic of a Roman triumph,{{citation needed|date=April 2015}} and read out a declaration, known as the [[Donations of Alexandria]] in which he granted territories to Cleopatra's children.<ref>Southern, p. 91.</ref>
Setelah Markus Antonius mengalami kekalahan di Partia, Kleopatra datang membawa pasokan perbekalan untuknya. Markus Antonius kemudian mengalihkan sasarannya ke Armenia, menawan rajanya yang bernama [[Artavasdes II dari Armenia|Artavasdes]] dan menduduki negeri itu. Ia mencetak uang logam untuk memperingati kemenangannya atas Armenia, meniru pawai kemenangan bala tentara Romawi, dan mengeluarkan maklumat yang dikenal sebagai [[Donasi Aleksandria]], yakni maklumat penganugerahan wilayah bagi anak-anak Kleopatra.<ref>Southern, hlm. 91.</ref>


Oktavianus menyita surat wasiat Markus Antonius secara tidak sah pada bulan Juli 32 SM, dan menyingkap isinya kepada warga Roma. Surat wasiat ini mengatur pembagian warisan yang besar kepada anak-anak Markus Antonius yang dilahirkan Kleopatra, dan memuat petunjuk-petunjuk pemberangkatan jenazahnya dengan kapal ke [[Aleksandria]] untuk dimakamkan. Kekuatan tempur Oktavianus menimpakan kekalahan telak atas kekuatan tempur Markus Antonius dan Kleopatra dalam [[Pertempuran Aktion]] di Yunani pada bulan September 31 SM, dan memburu pasangan itu sampai ke [[Mesir]] pada tahun 30 SM. Baik Markus Antonius maupun Kleopatra mengakhiri hidup mereka dengan bunuh diri di Aleksandria, dan Oktavianus secara pribadi mengambil alih pemerintahan Mesir dan Aleksandria (tawarikh-tawarikh Mesir mengabadikan nama Oktavianus sebagai [[firaun]] pengganti Kleopatra).
Octavian illegally obtained Antony's will in July 32 BC and exposed it to the Roman public: it promised substantial legacies to Antony's children by Cleopatra, and left instructions for shipping his body to [[Alexandria]] for burial.{{citation needed|date=April 2015}} Octavian's forces decisively defeated those of Antony and Cleopatra at the [[Battle of Actium]] in Greece in September 31 BC, chasing them to [[Egypt]] in 30 BC; both Antony and Cleopatra committed suicide in Alexandria, and Octavian personally took control of Egypt and Alexandria (Egyptian chronologies treat Octavian as Cleopatra's successor as [[Pharaoh]]).{{citation needed|date=April 2015}}


Sekutu Oktavianus, [[Gaius Maecenas|Gayus Mesenas]], mencegah sebuah pemberontakan yang konon diatur oleh [[Lepidus Muda|putra Markus Lepidus]] (31 SM). Setelah mengalahkan Markus Antonius secara mutlak dan menyingkirkan Markus Lepidus dari tampuk pemerintahan, Oktavianus, yang telah menyandang sebutan "Agustus" semenjak tahun 27 BC, menjadi satu-satunya kepala pemerintahan atas segenap wilayah kekuasaan Romawi, bahkan akhirnya [[Kekaisaran Romawi|berkuasa mutlak]] selaku "kaisar" Romawi yang pertama.
Octavian's ally [[Gaius Maecenas]] forestalled a conspiracy allegedly organised by [[Lepidus the Younger|Lepidus's son]] (31 BC). With the complete defeat of Antony and the marginalisation of Lepidus, Octavian, having been restyled "Augustus" in 27 BC, remained as the sole master of the Roman world, and proceeded to establish the [[Roman Empire|Principate]] as the first Roman "emperor".{{citation needed|date=April 2015}}-->


== Bacaan lebih lanjut ==
== Bacaan lebih lanjut ==
* Adrian Goldsworthy (2008). ''Caesar: Life of a Colossus,'' New Haven, CT:Yale University Press ({{ISBN|9780300126891}}), baca [https://books.google.com/books?isbn=0300139195], diakses 18 April 2015.
* Adrian Goldsworthy (2008). ''Caesar: Life of a Colossus,'' New Haven, CT:Yale University Press ({{ISBN|9780300126891}}), baca [https://books.google.com/books?isbn=0300139195], diakses 18 April 2015.
* Suetonius [Gaius Suetonius Tranquillus]| (2003). ''The Twelve Caesars'', diserta prakata dari Michael Grant [Robert Graves, Transl.], Edisi Revisi, London, UK:Penguin Books ({{ISBN|0140449213}}), [https://books.google.com/books?isbn=0140449213], diakses 18 April 2015.
* Suetonius [Gaius Suetonius Tranquillus]| (2003). ''The Twelve Caesars'', diserta prakata dari Michael Grant [Robert Graves, penerjemah], Edisi Revisi, London, UK:Penguin Books ({{ISBN|0140449213}}), [https://books.google.com/books?isbn=0140449213], diakses 18 April 2015.
* Arnold Joseph Toynbee (2014). "Julius Caesar (Roman ruler): The first triumvirate and the conquest of Gaul," dan "Julius Caesar (Roman ruler): Antecedents and outcome of the civil war of 49–45 BC," di ''Encyclopædia Britannica'' (daring), [https://www.britannica.com/EBchecked/topic/88114/Julius-Caesar/9735/The-first-triumvirate-and-the-conquest-of-Gaul] dan [https://www.britannica.com/EBchecked/topic/88114/Julius-Caesar/9736/Antecedents-and-outcome-of-the-civil-war-of-49-45 BC ], diakses 18 April 2015.
* Arnold Joseph Toynbee (2014). "Julius Caesar (Roman ruler): The first triumvirate and the conquest of Gaul," dan "Julius Caesar (Roman ruler): Antecedents and outcome of the civil war of 49–45 BC," di ''Encyclopædia Britannica'' (daring), [https://www.britannica.com/EBchecked/topic/88114/Julius-Caesar/9735/The-first-triumvirate-and-the-conquest-of-Gaul] dan [https://www.britannica.com/EBchecked/topic/88114/Julius-Caesar/9736/Antecedents-and-outcome-of-the-civil-war-of-49-45 BC ], diakses 18 April 2015.


Baris 79: Baris 79:
* [[Konstitusi Republik Romawi]]
* [[Konstitusi Republik Romawi]]


== Keterangan dan kutipan ==
== Keterangan dan rujukan ==
{{reflist|30em}}
{{reflist|30em}}


== Sumber kutipan ==
== Sumber rujukan ==
{{refbegin}}
{{refbegin}}
* {{cite book |last=Dio |first=Cassius| title = Roman History, Books 46-50 (Loeb Classical Library, Vol. V)| section=XLVII | year = 1917| others= [Earnest Cary, Trans.] | publisher = Harvard University Press| location=Cambridge, Massachusetts|isbn = 9780674990913 | url=http://penelope.uchicago.edu/Thayer/E/Roman/Texts/Cassius_Dio/47*.html | accessdate = 18 April 2015 }}
* {{cite book |last=Dio |first=Cassius| title = Roman History, Books 46-50 (Loeb Classical Library, Jld. V)| section=XLVII | year = 1917| others= [Earnest Cary, Penerjemah] | publisher = Harvard University Press| location=Cambridge, Massachusetts|isbn = 9780674990913 | url=http://penelope.uchicago.edu/Thayer/E/Roman/Texts/Cassius_Dio/47*.html | accessdate = 18 April 2015 }}
* {{cite book |last=Eck|first=Werner| title = The Age of Augustus| year = 2002| others= [D.L. Schneider, Trans.] | publisher = Wiley-Blackwell| location=New Your, NY|isbn = 9780631229575 }}
* {{cite book |last=Eck|first=Werner| title = The Age of Augustus| year = 2002| others= [D.L. Schneider, Trans.] | publisher = Wiley-Blackwell| location=New Your, NY|isbn = 9780631229575 }}
* {{cite book |last=Eck|first=Werner| title = The Age of Augustus |edition=2nd |origyear=2002 | year = 2007| others= [D.L. Schneider and R. Daniel, Trans.]| publisher = Wiley-Blackwell| location=Oxford, UK|isbn = 1405151498 }}
* {{cite book |last=Eck|first=Werner| title = The Age of Augustus |edition=2nd |origyear=2002 | year = 2007| others= [D.L. Schneider and R. Daniel, Trans.]| publisher = Wiley-Blackwell| location=Oxford, UK|isbn = 1405151498 }}
* {{cite book |last=Eder|first=Walter|title=Augustus and the Power of Tradition|year=2005|publisher=Cambridge University Press|location=Cambridge, Massachusetts |isbn= 0521807964}}
* {{cite book |last=Eder|first=Walter|title=Augustus and the Power of Tradition|year=2005|publisher=Cambridge University Press|location=Cambridge, Massachusetts |isbn= 0521807964}}
* {{cite book |last=Green |first=Peter |title=Alexander to Actium: The Historical Evolution of the Hellenistic Age |series=Hellenistic Culture and Society |year=1990 |publisher=University of California Press |location=Berkeley, CA |isbn=0520056116}}
* {{cite book |last=Green |first=Peter |title=Alexander to Actium: The Historical Evolution of the Hellenistic Age |url=https://archive.org/details/alexandertoactiu0000gree |series=Hellenistic Culture and Society |year=1990 |publisher=University of California Press |location=Berkeley, CA |isbn=0520056116}}
* {{cite book |last=Rowell |first=Henry T.| title = Rome in the Augustan age | year = 1962| publisher = University of Oklahoma Press|location=Norman, OK| isbn = 9780806109565 }}
* {{cite book |last=Rowell |first=Henry T.| title = Rome in the Augustan age |url=https://archive.org/details/romeinaugustanag0000rowe | year = 1962| publisher = University of Oklahoma Press|location=Norman, OK| isbn = 9780806109565 }}
* {{cite book |last=Scullard |first=H. H. |title=From the Gracchi to Nero: A History of Rome from 133 B.C. to A.D. 68 |edition=ke-5 |origyear=1959 |year=1982 |publisher=Routledge |location=London; New York |isbn=0415025273}}
* {{cite book |last=Scullard |first=H. H. |title=From the Gracchi to Nero: A History of Rome from 133 B.C. to A.D. 68 |url=https://archive.org/details/fromgracchitoner00scul |edition=ke-5 |origyear=1959 |year=1982 |publisher=Routledge |location=London; New York |isbn=0415025273}}
* {{cite book |last=Southern|first=Pat| title = Augustus| year = 1998| publisher = Routledge| location=London, UK|isbn = 0415166314 }}
* {{cite book |last=Southern|first=Pat| title = Augustus|url=https://archive.org/details/augustus0000sout| year = 1998| publisher = Routledge| location=London, UK|isbn = 0415166314 }}
* {{cite book |last=Syme |first=Ronald |authorlink=Ronald Syme |title=The Roman Revolution |year=1939 |publisher=Oxford University Press |location=Oxford, UK |isbn=0192803204 }}
* {{cite book |last=Syme |first=Ronald |authorlink=Ronald Syme |title=The Roman Revolution |url=https://archive.org/details/in.ernet.dli.2015.73667 |year=1939 |publisher=Oxford University Press |location=Oxford, UK |isbn=0192803204 }}
* {{cite book |last=Weigel|first=Richard D.| title = Lepidus: The Tarnished Triumvir| year = 1992| publisher = Routledge| location=London, UK|isbn = 0415076803 }}
* {{cite book |last=Weigel|first=Richard D.| title = Lepidus: The Tarnished Triumvir|url=https://archive.org/details/lepidustarnished0000weig| year = 1992| publisher = Routledge| location=London, UK|isbn = 0415076803 }}
* {{cite book |last=Wright|first=F.A.| title = Marcus Agrippa: Organizer of Victory| year = 1937| publisher = Routledge| location=London, UK}}
* {{cite book |last=Wright|first=F.A.| title = Marcus Agrippa: Organizer of Victory|url=https://archive.org/details/marcuaagrippaorg0000fawr| year = 1937| publisher = Routledge| location=London, UK}}
{{refend}}
{{refend}}


Baris 100: Baris 100:
[[Kategori:Wangsa Yulius-Klaudius]]
[[Kategori:Wangsa Yulius-Klaudius]]
[[Kategori:Augustus]]
[[Kategori:Augustus]]
[[Kategori:Pendirian 40-an SM]]
[[Kategori:Pendirian tahun 40-an SM]]
[[Kategori:43 SM]]
[[Kategori:43 SM]]
[[Kategori:40-an SM]]
[[Kategori:40-an SM]]

Revisi terkini sejak 10 Oktober 2023 22.17

Atas: Gambar Markus Antonius (kiri) dan Oktavianus (kanan) pada kepingan aureus Romawi tahun 41 SM yang diterbitkan sebagai bentuk penghargaan terhadap Triumviratus Kedua.
Bawah: Gambar Markus Lepidus (kiri) dan Oktavianus (kanan) pada kepingan-kepingan denarius. Kedua kepingan ini berterakan huruf-huruf "III VIR R P C", singkatan dari "tresviri rei publicae constituendae" (triwira demi tegaknya republik).[1]

Triumviratus Kedua (bahasa Latin: Secundus Triumviratus) atau Triumviratus Yang Lain (bahasa Latin: Alter Triumviratus) adalah sebutan sejarawan bagi persekutuan politik Gaius Iulius Caesar Octavianus (Kaisar Agustus), Marcus Antonius (Markus Antonius), dan Marcus Aemilius Lepidus (Markus Lepidus) yang terbentuk secara resmi pada tanggal 27 November 43 SM berdasarkan Lex Titia (Undang-Undang Tisius). Sebagian pihak menganggap pengesahan Undang-Undang Tisius oleh senat sebagai peristiwa penamat riwayat Republik Romawi, sementara yang lain beranggapan bahwa Republik Romawi baru tamat seusai Pertempuran Aktion, atau seusai penobatan Oktavianus menjadi Kaisar Agustus pada tahun 27 SM. Triumviratus Kedua ditetapkan berjalan selama lima tahun, mulai tahun 43 SM sampai tahun 33 SM. Berbeda dari Triumviratus Pertama,[2][3] Triumviratus Kedua adalah lembaga negara yang dibentuk secara resmi, memiliki kekuasaan yang sangat besar di negara Republik Romawi berikut kewenangan penuh untuk menjalankannya, serta mengemban imperium maius (kewenangan memerintah tertinggi) mengatasi seluruh kewenangan memerintah yang dimiliki magistratus (pejabat negara) lain, termasuk konsul.

Asal muasal dan hakikat Triumviratus Kedua[sunting | sunting sumber]

Sekalipun masih muda, Oktavianus sudah dikukuhkan senat menjadi consul sufectus untuk masa jabatan tahun 43 SM.[4] Oktavianus masih terus berperang melawan Markus Antonius dan Markus Lepidus di kawasan utara Italia, namun pada bulan Oktober 43 SM, ketiganya sepakat bersatu merebut tampuk pemerintahan, dan menggelar pertemuan di dekat kota Bononia (sekarang Bologna) dalam rangka mewujudkan niat mereka.[5][6]

Triumviratus baru ini dibentuk pada tahun 43 SM sebagai Triumviri Rei Publicae Constituendae Consulari Potestate (Triwira Demi Tegaknya Republik dengan Kuasa Konsul, disingkat III VIR RPC). Jika pembentukan Triumviratus Pertama semata-mata didasarkan atas kesepakatan tokoh-tokoh yang membentuknya, maka pembentukan Triumviratus Kedua diatur dalam undang-undang yang secara resmi mengangkat Oktavianus, Markus Antonius, dan Markus Lepidus menjadi tiga sekawan pemimpin tertinggi Republik Romawi.[7] Satu-satunya jabatan lain yang juga pernah diembel-embeli semboyan "demi tegaknya Republik" adalah jabatan diktator yang dipercayakan kepada Lusius Kornelius Sula. Satu-satunya batas kekuasaan Triumviratus Kedua adalah masa jabatan lima tahun sebagaimana yang diatur dalam undang-undang.

Kejanggalan historis dari Triumviratus Kedua ini adalah bahwasanya persekutuan ini pada praktiknya merupakan suatu dewan kepemimpinan yang beranggotakan tiga orang pria dengan kekuasaan diktator, padahal salah seorang anggotanya adalah Markus Antonius, konsul Republik Romawi yang merancang Lex Antonia (Undang-Undang Antonius). Lex Antonia, yang diloloskan oleh Senat Republik Romawi pada tahun 44 SM, mengatur tentang pembubaran sistem pemerintahan diktator dan penghapusannya dari undang-undang dasar negara Republik Romawi. Sebagaimana Sula dan Yulius Kaisar pada masa pemerintahan mereka selaku Diktator Republik Romawi, para triwira Triumviratus Kedua tidak melihat ada kontradiksi antara menduduki suatu jabatan yang mengatasi konsul dan menduduki jabatan selaku konsul secara bersamaan.[8]

Jatah daerah kekuasaan
Saat Triumviratus Kedua terbentuk (43 SM).
Sesudah Perjanjian Brundisium (40 SM).

Setelah dikukuhkan menjadi penguasa provinsi Hispania dan provinsi Galia Narbonese pada tahun 44 SM, Markus Lepidus bersedia menyerahkan 7 legiun kepada Oktavianus dan Markus Antonius untuk dikerahkan merebut kawasan timur wilayah kekuasaan Romawi dari Brutus dan Kasius. Andaikata Oktavianus dan Markus Antonius mengalami kekalahan, bala tentara triwira dapat mundur dan bertahan di wilayah kekuasaan Markus Lepidus. Markus Antonius mempertahankan kekuasaannya atas Galia Cisalpina dan hegemoni atas seluruh Galia, sementara Oktavianus menguasai Afrika dan diberi kewenangan nominal atas Sisilia dan Sardinia. Menurut sejarawan Richard Weigel, jatah wilayah Oktavianus pada tahap ini "sesungguhnya memalukan". Semua provinsi penting dikuasai oleh Markus Antonius dan Markus Lepidus, kendati tindakan Markus Lepidus menyerahkan legiun-legiunnya kepada Oktavianus "efektif membuat Markus Lepidus tidak lagi menjadi rekan yang setara" di kemudian hari.[9]

Proskripsi[sunting | sunting sumber]

Dalam rangka mengisi kembali pundi-pundi negara, para triwira memutuskan untuk memanfaatkan proskripsi (surat putusan pemidanaan).[5] Karena ketiga triwira adalah pendukung setia mendiang Yulius Kaisar, sasaran utama mereka adalah seteru-seteru kubu pro Yulius. Tokoh-tokoh ternama yang menjadi korban mereka adalah Markus Tulius Sisero, orang yang menentang Yulius Kaisar serta mengecam Markus Antonius habis-habisan dengan pidato-pidatonya yang terhimpun dalam naskah bertajuk Philippicae, serta Markus Favonius, salah seorang pendukung Kato Muda sekaligus penentang Triumviratus Pertama maupun Triumviratus Kedua.[10] Penerbitan proskripsi yang ditujukan kepada legatus Yulius Kaisar, Kuintus Tulius Sisero (adik Markus Tulius Sisero), agaknya didasari anggapan bahwa keluarga Sisero perlu ditumpas. Bagi para pujangga Zaman Kuno, proskripsi-proskripsi yang paling mencengangkan adalah yang ditujukan kepada legatus Lusius Yulius Kaisar, dan saudara Markus Lepidus yang bernama Lusius Emilius Lepidus Paulus. Keduanya dijadikan sasaran proskripsi karena merupakan orang-orang yang pertama kali mengecam Markus Antonius dan Markus Lepidus sesudah keduanya bersekutu. Kenyataannya kedua-duanya selamat.[11]

Rekan sesama konsul untuk tahun itu, yakni saudara sepupu Oktavianus sendiri (kemenakan Yulius Kaisar), Kuintus Pedius, wafat sebelum aksi proskripsi dilancarkan. Oktavianus sendiri mengundurkan diri dari jabatannya tak lama kemudian, sehingga memungkinkan terpilihnya sepasang konsul sufektus yang baru. Pasangan konsul yang mula-mula terpilih untuk tahun itu, yakni legatus Yulius Kaisar, Aulus Hirtius, dan Gayus Vibinius Pansa Setronianus telah gugur membela kubu senat dalam perang saudara pertama sepeninggal Yulius Kaisar, yakni perang antara bala tentara senat melawan bala tentara Markus Antonius. Pola semacam ini terus berulang selama dua kali masa kekuasaan triumviratus. Selama sepuluh tahun triumviratus berkuasa (43-33 SM), ada 42 orang yang menduduki jabatan konsul, alih-alih 20 orang sebagaimana yang diharapkan.

Filipi[sunting | sunting sumber]

Mengingat para triwira adalah pendukung-pendukung setia mendiang Yulius Kaisar, maka tidaklah mengherankan jika seusai perang saudara yang pertama pada kurun waktu pasca-Yulius Kaisar, mereka segera berancang-ancang memperkarakan musuh-musuh Yulius Kaisar untuk kedua kalinya, yakni para pembunuh mendiang, Markus Yunius Brutus dan Gayus Kasius Lonjinus, yang telah menguasai sebagian besar dari provinsi-provinsi di kawasan timur, termasuk Makedonia, Asia Kecil, dan Suriah. Pada tahun 42 SM, Oktavianus dan Markus Antonius maju memerangi serta mengalahkan Brutus dan Kasius dalam dua pertempuran di Filipi.

Setelah berjaya di Filipi, Markus Antonius dan Oktavianus sepakat untuk membagi provinsi-provinsi Republik Romawi menjadi daerah-daerah kewenangan. Oktavianus — yang mulai memakai gelar Divi Filius (Putra Dewata), meniru pendewaan sosok Yulius Kaisar sebagai Divus Iulius (Yulius Ilahi), dan mulai menyebut dirinya Imperator Caesar — menguasai wilayah barat, sementara Markus Antonius menguasai wilayah timur. Akibatnya, Provinsi Galia Cisalpina dijadikan bagian dari Italia, dan Provinsi Galia Narbonese dijadikan bagian dari Provinsi Galia Komata, sehingga seluruh Galia dipersatukan di bawah kewenangan Markus Antonius. Oktavianus mengambil alih kewenangan atas Hispania dari Markus Lepidus. Markus Lepidus tidak diberi jatah daerah kewenangan, dan hanya dijanjikan kewenangan atas Provinsi Afrika. Keputusan ini dianggap dapat dibenarkan karena ada laporan bahwa ia telah berkhianat melalui permufakatan dengan Sekstus Pompeyus. Provinsi Afrika akan diserahkan menjadi daerah kewenangannya bilamana ia terbukti tidak bersalah.[12] Oktavianus pulang ke Roma untuk melaksanakan pembagi-bagian tanah kepada para prajurit purnabakti. Markus Antonius tetap tinggal di kawasan Timur dalam rangka menundukkan daerah-daerah yang pernah dikuasai Brutus dan Kasius ke bawah kendali triumviratus.

Merosotnya peranan Markus Lepidus terbukti dari kenyataan bahwa sejak saat itu jumlah uang logam yang memuat gambarnya lambat laun berkurang, dan sejumlah maklumat diterbitkan dengan mengatasnamakan Markus Antonius dan Oktavianus saja.[13]

Perang Perusia dan Sekstus Pompeyus[sunting | sunting sumber]

Lusius Antonius

Redistribusi tanah yang dilakukan Oktavianus menimbulkan keresahan di mana-mana, karena kaum tani dirugikan demi menyejahterakan para prajurit. Lusius Antonius, saudara Markus Antonius, yang kala itu menduduki jabatan konsul, bangkit membela kaum tani yang tersisih. Penentangan terhadap redistribusi tanah memicu Perang Perusia antara Lusius Antonius dan Oktavianus. Lusius menghimpun para pendukungnya untuk melawan bala tentara Oktavianus. Langkah Lusius didukung oleh Fulvia, istri Markus Antonius.[14] Markus Lepidus ditugaskan menjaga Roma dengan dua legiun prajurit, sementara Oktavianus berangkat menghimpun bala tentara. Lusius berhasil merebut Roma, sehingga Markus Lepidus terpaksa melarikan diri dan bergabung dengan rombongan Oktavianus. Ketika Oktavianus maju menyerang Roma, Lusius mundur ke Perusia, namun kota itu dikepung oleh Oktavianus pada musim dingin tahun 41-40 SM. Lusius akhirnya menyerah dengan syarat diberi pengampunan. Markus Lepidus selanjutnya dikukuhkan menjadi Wali Negeri Afrika, dan diberi kewenangan atas enam dari keseluruhan legiun yang sebelumnya dikuasai Markus Antonius, sehingga Oktavianus menjadi satu-satunya penguasa di Italia dengan bala tentara sendiri yang setia dan patuh padanya. Sepeninggal Kalenus, Wali Negeri Galia yang berpihak pada Markus Antonius, Oktavianus mengambil alih legiun-legiunnya, sehingga kekuasaannya atas kawasan barat wilayah Republik Romawi kian kukuh.[15] Pembagian jatah kekuasaan yang baru di antara ketiga triwira ini dikukuhkan dengan Perjanjian Brundisium pada bulan September 40 SM. Sekitar waktu yang sama, Fulvia, istri Markus Antonius, wafat. Oktavianus menjodohkan Markus Antonius dengan kakaknya, Oktavia, sebagai tanda pembaharuan persekutuan.

Sekeping Denarius keluaran Sekstus Pompeyus, dicetak untuk memperingati kemenangannya atas armada tempur Oktavianus. Sisi kepala menampilkan gambar Mercusuar Messina, sementara sisi ekor menampilkan gambar monster Skila.

Permasalahan-permasalahan ekonomi yang ditimbulkan oleh penyingkiran kaum tani menjadi kian parah setelah Sekstus Pompeyus menguasai Sisilia, Korsika, dan Sardinia. Angkatan laut Sekstus Pompeyus secara teratur menghadang kapal-kapal angkutan barang Romawi, sehingga menghambat kelancaran pasokan gandum. Pada tahun 39 SM, Markus Antonius dan Oktavianus memutuskan untuk mengupayakan tercapainya suatu kesepakatan demi memberantas perompakan. Menurut Apianus, Sekstus Pompeyus berharap dapat menggantikan Markus Lepidus selaku salah seorang triwira, tetapi kekuasaannya atas Sisilia, Korsika, dan Sardinia malah dikukuhkan dengan Pakta Misenum, dengan syarat menghentikan kegiatan perompakan yang selama ini dilakukannya. Menurut salah satu sumber, wakil Sekstus Pompeyus, Menas, menasihatinya untuk menculik serta membunuh Markus Antonius dan Oktavianus selagi mereka merayakan pengesahan Pakta Misenum dalam acara jamuan yang digelar di atas kapal bendera Sekstus Pompeyus, tetapi Sekstus Pompeyus menolak menuruti nasihat ini.[16]

Kendati sudah ada kata sepakat, perseteruan masih berlanjut. Oktavianus menuduh Sekstus masih terus menyerang kota-kota di Italia. Pada tahun berikutnya, Oktavianus berusaha merebut Sisilia, tetapi dua kali kalah melawan Sekstus dalam pertempuran-pertempuran laut di perairan lepas pantai Messina. Ia kemudian mengatur pertemuan dengan Markus Antonius, yang sedang berancang-ancang menyerang Partia sehingga sangat membutuhkan bala tentara. Markus Antonius bersedia mengerahkan kapal-kapal untuk menyerang Sekstus, dan sebaliknya Oktavianus bersedia mengerahkan bala bantuan untuk memerangi bangsa Partia.[17] Oktavianus juga berhasil mendapatkan dukungan dari Markus Lepidus, dan bersama-sama menyusun rencana penyerbuan serentak atas Sisilia.

Kejatuhan Markus Lepidus[sunting | sunting sumber]

Meskipun secara nominal Oktavianus adalah pemimpin perlawanan terhadap Sekstus, aksi perlawanan itu sendiri sesungguhnya dipimpin oleh wakil Oktavianus, Markus Vipsanius Agripa. Aksi ini berakhir dengan kemenangan di pihak Sekstus pada tahun 36 SM. Markus Vipsanius Agripa telah menjadi konsul pada tahun 37 SM, dan membantu melanggengkan kekuasaan triumviratus dengan memperjuangkan pemberian masa bakti lima tahun kedua bagi mereka.

Sama seperti Triumviratus Pertama, persekutuan triwira kali kedua ini pun akhirnya merenggang dan hancur digerus ambisi dan rasa cemburu. Markus Antonius membenci Oktavianus dan melewatkan sebagian besar waktunya di wilayah timur, sementara Markus Lepidus menyukai Markus Antonius tetapi merasa dirinya disepelekan oleh kedua rekannya, sekalipun ia telah menggantikan Yulius Kaisar selaku Pontifex Maximus pada tahun 43 SM. Dalam perang melawan Sekstus Pompeyus, Markus Lepidus telah menghimpun bala tentara yang terdiri atas 14 legiun dan armada tempur yang cukup besar. Markus Lepidus adalah triwira pertama yang mendaratkan pasukan di Sisilia dan berhasil merebut sejumlah kota utama. Meskipun demikian, ia merasa bahwa Oktavianus memperlakukannya seperti bawahan, bukan sebagai rekan yang setara.[18] Keadaan ini mendorongnya mengambil langkah-langkah politik tanpa perhitungan matang, yang dijadikan alasan oleh Oktavianus untuk menyingkirkannya dari tampuk kekuasaan. Setelah Sekstus Pompeyus dikalahkan, Markus Lepidus menempatkan legiunnya di Sisilia, dan mengeluarkan pernyataan bahwa sudah sepatutnya Sisilia dimasukkan ke dalam wilayah kekuasaannya. Andaikata ia tidak dibenarkan menguasai Sisilia, setidak-tidaknya kewenangannya atas provinsi-provinsi yang pernah ia kuasai dipulihkan seperti sediakala, yakni kewenangannya yang sah berdasarkan Undang-Undang Tisius. Oktavianus menuduh Markus Lepidus mencoba merampas kekuasaan dan memicu pemberontakan. Yang lebih memalukan lagi, legiun-legiun Markus Lepidus di Sisilia membelot ke pihak Oktavianus, dan Markus Lepidus sendiri terpaksa harus takluk pada Oktavianus. Markus Lepidus dilucuti dari seluruh jabatan selain jabatan Pontifex Maximus, lantas diberangkatkan ke tanah pembuangan di Circeii.[18]

Perang antara Oktavianus dan Markus Antonius[sunting | sunting sumber]

Antonius dan Kleopatra, karya Lawrence Alma-Tadema.

Demi harta jarahan serta upah bagi prajurit-prajuritnya, dan demi mengekalkan reputasi selaku senapati, Oktavianus maju berperang di Ilirikum guna menundukkan daerah itu ke bawah kekuasaan Romawi, sementara Markus Antonius maju memerangi Partia dengan memanfaatkan perpecahan yang ditimbulkan oleh Fraates IV, Raja Partia yang baru. Meskipun demikian, Markus Antonius tidak dapat mewujudkan rencananya, malah terpaksa mundur setelah kehilangan banyak prajurit.[19]

Kendati sudah menikahi Oktavia, kakak Oktavianus, pada tahun 40 SM (Oktavianus menikahi putri tiri Markus Antonius yang bernama Klaudia Pulkra tiga tahun sebelumnya), Maskus Antonius secara terang-terangan hidup bersama dengan Kleopatra di Aleksandria, bahkan sampai menghasilkan keturunan. Sesudah masa bakti kedua dari Triumviratus kedua berakhir pada tahun 33 SM, Markus Antonius tetap saja memakai gelar triwira, sementara Oktavianus yang telah memutuskan untuk menjauh dari Markus Antonius malah berhenti memakainya.

Setelah Markus Antonius mengalami kekalahan di Partia, Kleopatra datang membawa pasokan perbekalan untuknya. Markus Antonius kemudian mengalihkan sasarannya ke Armenia, menawan rajanya yang bernama Artavasdes dan menduduki negeri itu. Ia mencetak uang logam untuk memperingati kemenangannya atas Armenia, meniru pawai kemenangan bala tentara Romawi, dan mengeluarkan maklumat yang dikenal sebagai Donasi Aleksandria, yakni maklumat penganugerahan wilayah bagi anak-anak Kleopatra.[20]

Oktavianus menyita surat wasiat Markus Antonius secara tidak sah pada bulan Juli 32 SM, dan menyingkap isinya kepada warga Roma. Surat wasiat ini mengatur pembagian warisan yang besar kepada anak-anak Markus Antonius yang dilahirkan Kleopatra, dan memuat petunjuk-petunjuk pemberangkatan jenazahnya dengan kapal ke Aleksandria untuk dimakamkan. Kekuatan tempur Oktavianus menimpakan kekalahan telak atas kekuatan tempur Markus Antonius dan Kleopatra dalam Pertempuran Aktion di Yunani pada bulan September 31 SM, dan memburu pasangan itu sampai ke Mesir pada tahun 30 SM. Baik Markus Antonius maupun Kleopatra mengakhiri hidup mereka dengan bunuh diri di Aleksandria, dan Oktavianus secara pribadi mengambil alih pemerintahan Mesir dan Aleksandria (tawarikh-tawarikh Mesir mengabadikan nama Oktavianus sebagai firaun pengganti Kleopatra).

Sekutu Oktavianus, Gayus Mesenas, mencegah sebuah pemberontakan yang konon diatur oleh putra Markus Lepidus (31 SM). Setelah mengalahkan Markus Antonius secara mutlak dan menyingkirkan Markus Lepidus dari tampuk pemerintahan, Oktavianus, yang telah menyandang sebutan "Agustus" semenjak tahun 27 BC, menjadi satu-satunya kepala pemerintahan atas segenap wilayah kekuasaan Romawi, bahkan akhirnya berkuasa mutlak selaku "kaisar" Romawi yang pertama.

Bacaan lebih lanjut[sunting | sunting sumber]

  • Adrian Goldsworthy (2008). Caesar: Life of a Colossus, New Haven, CT:Yale University Press (ISBN 9780300126891), baca [5], diakses 18 April 2015.
  • Suetonius [Gaius Suetonius Tranquillus]| (2003). The Twelve Caesars, diserta prakata dari Michael Grant [Robert Graves, penerjemah], Edisi Revisi, London, UK:Penguin Books (ISBN 0140449213), [6], diakses 18 April 2015.
  • Arnold Joseph Toynbee (2014). "Julius Caesar (Roman ruler): The first triumvirate and the conquest of Gaul," dan "Julius Caesar (Roman ruler): Antecedents and outcome of the civil war of 49–45 BC," di Encyclopædia Britannica (daring), [7] dan BC , diakses 18 April 2015.

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Keterangan dan rujukan[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Sear, David R. "Common Legend Abbreviations on Roman Coins". Porter Ranch, CA: David R. Sear. Diakses tanggal 18 April 2015. 
  2. ^ Triumviratus Pertama adalah persekutuan politik antara Gaius Iulius Caesar (Yulius Kaisar), Gnaeus Pompeius Magnus (Pompeyus Agung), dan Marcus Licinius Crassus (Markus Krasus; baca Adrian Goldsworthy (2008). Caesar: Life of a Colossus, New Haven, CT:Yale University Press (ISBN 9780300126891, hlm. 164, dan Suetonius Gaius Suetonius Tranquillus| (2003). The Twelve Caesars, dengan prakata dari Michael Grant [Robert Graves, penerjemah], Edisi Revisi, London, UK:Penguin Books, hlm. 21 (ISBN 0140449213), [1], diakses 18 April 2015.
  3. ^ Triumviratus Pertama berjalan kira-kira mulai tahun 59 SM sampai dengan kekalahan Markus Lisinius Krasus dalam pertempuran melawan bangsa Partia pada tahun 53 SM. Baca Arnold Joseph Toynbee (2014). "Julius Caesar (Roman ruler): The first triumvirate and the conquest of Gaul," dan "Julius Caesar (Roman ruler): Antecedents and outcome of the civil war of 49–45 BC," di Encyclopædia Britannica (daring), [2] dan [3], diakses 18 April 2015.
  4. ^ "American Journal of Numismatics (Seri Kedua)..." 1990. Setelah kekalahannya di Forum Gallorum pada tahun 43, Antonius kabur dan bergabung dengan Markus Lepidus di Lugdunum. Sementara itu, senat menolak mengakui kemenangan Oktavianus dan memerintahkannya untuk menyerahkan kembali bala tentara para konsul kepada Brutus. Oktavianus malah memimpin pasukannya menuju Roma dan mendesak senat untuk mengangkatnya menjadi consul suffectus.33 Sesudah itu, ia kembali ke Galia untuk menuntaskan perang melawan Antonius. 
  5. ^ a b Eck, hlm. 15f.
  6. ^ Tempat pertemuan mereka terletak di dalam kawasan yang kini menjadi frazione Sacerno, bagian dari komune Calderara di Reno.
  7. ^ "Second Triumvirate". UNRV Roman History. UNRV.com. Diakses tanggal 11 September 2015. 
  8. ^ Markus Lepidus menjabat sebagai konsul pada tahun 42 SM, Markus Antonius pada tahun 34 SM, dan Oktavianus pada tahun 33 SM.
  9. ^ Weigel, hlm. 69.
  10. ^ Cassius Dio, Sejarah Romawi, XLVII
  11. ^ Weigel, hlm. 72.
  12. ^ Weigel, hlm. 79.
  13. ^ Weigel, hlm. 144
  14. ^ Allison J. Weir, 2007, A Study of Fulvia, Masters Thesis, Queen's University, Kingston, ON, see [4], diakses 18 April 2015; Appian, The Civil Wars 5.14; Adrian Goldsworthy, Augustus: First Emperor of Rome (New Haven, CT: Yale, 2014), 145.
  15. ^ Southern, hlm. 78
  16. ^ Wright, hlm. 49.
  17. ^ Southern, hlm. 82
  18. ^ a b Weigel, hlmn. 88f.
  19. ^ Southern, hlm. 88.
  20. ^ Southern, hlm. 91.

Sumber rujukan[sunting | sunting sumber]