Lompat ke isi

Abraham: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Wiendietry (bicara | kontrib)
→‎Akhir hayat: add nav template
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(421 revisi antara oleh lebih dari 100 100 pengguna tak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{for|tokoh ini dalam sudut pandang [[Islam]]|Ibrahim}}
'''Abraham''' adalah seorang [[nabi]] dalam agama [[Islam]], patriarkh dalam [[agama Yahudi]], dan tokoh penting dalam agama [[Kristen]]. Dalam tradisi Islam beliau lebih sering disebut '''Ibrahim'''. Beliau berasal dari negeri [[Babilonia]].


{{Infobox person
== Ibrahim (dalam agama Islam) ==
| honorific_prefix =
=== Awal kehidupan ===
| name = {{large|Abraham}}<br />{{lang|he-n|{{nobold|אַבְרָהָם}}}} • {{lang|he|{{nobold|Αβραάμ|}}}}<br/>{{lang|ar|إِبْرَاهِيْمُ}}
Nabi Ibrahim dilahirkan di sebuah gua (dipercaya letaknya di [[Sanliurfa]], [[Turki]]) karena ibunya ingin menghindari pembantaian bayi lelaki besar-besaran di negerinya. Setelah besar kembali ke negerinya. Ia heran melihat kaumnya menyembah berhala. Ia jadi lebih sedih setelah mengtahui ayahnya Azar ternyata pembuat berhala. Ibrahim minta petunjuk dari [[Allah|Allah SWT]] dan karena itulah ia diangkat jadi [[nabi]]. Walau sudah menjadi nabi, beliau masih ingin melihat kekuasaan Tuhan dalam menghidupkan dan mematikan. Allah menyuruhnya mengumpulkan 4 ekor burung yang dicacah-cacah lalu dikumpulkan di 4 bukit yang berbeda. Lalu dihidupkan lagilah burung itu dan beliau tak ragu lagi.
| honorific_suffix =
| native_name =
| native_name_lang =
| image = Molnár Ábrahám kiköltözése 1850.jpg
| image_size =
| alt =
| caption = ''Perjalanan Abraham dari [[Ur]] ke [[Kanaan]]''. Oleh József Molnár, 1850
| title = ''Avraham Avinu'' (bapak kami Abraham)
| birth_name =
| birth_date = 2000 SM
| birth_place = [[Ur Kasdim]]<ref>{{Alkitab|Kejadian 11:28}}</ref><ref>{{Alkitab|Kejadian 11:31}}</ref>
| disappeared_date =
| disappeared_place =
| disappeared_status =
| death_date = 1825 SM (umur 175 tahun)<ref>{{Alkitab|Kejadian 25:7-8}}</ref>
| death_place = [[Hebron]], [[Tepi Barat]]
| death_cause =
| resting_place = [[Gua Makhpela]]<ref>{{Alkitab|Kejadian 25:7-10}}</ref>, [[Hebron]]
| resting_place_coordinates = {{coord|31.524744|35.110726|type:landmark|display=inline|format=dms}}
| years_active =
| known_for =
| notable_works =
| style =
| influences =
| influenced =
| predecessor =
| successor =
| opponents =
| spouse = * [[Sara]]<ref>{{Alkitab|Kejadian 11:29}}</ref>
* [[Hagar]]<ref name="Alkitab|Kejadian 16:3">{{Alkitab|Kejadian 16:3}}</ref>
* [[Ketura]]<ref>{{Alkitab|Kejadian 25:1}}</ref>
| children = Dari Hagar:<ref>{{Alkitab|Kejadian 16:1-16}}</ref>
* [[Ismael]]
Dari Sara:<ref>{{Alkitab|Kejadian 21:1-7}}</ref>
* [[Ishak]]
Dari Ketura:<ref>{{Alkitab|Kejadian 25:1-6}}</ref>
* [[Zimran]]
* [[Yoksan]]
* [[Medan]]
* [[Median]]
* [[Isybak]]
* [[Suah]]
| parents = [[Terah]]<ref>{{Alkitab|Kejadian 11:26}}</ref>
| relatives = * [[Nahor bin Terah|Nahor]] (saudara)<ref>{{Alkitab|Kejadian 11:27}}</ref>
* [[Haran]] (saudara)<ref>{{Alkitab|Kejadian 11:27}}</ref>
* [[Lot]] (keponakan)<ref>{{Alkitab|Kejadian 11:27}}</ref>
| module =
| module2 =
| footnotes =
| box_width =
}}


'''Abraham''' ([[Ibrani]]: אַבְרָהָם; [[Ibrani modern]]: Avraham; [[Ibrani Tiberias]]: ʾAḇrāhām; [[Yunani]]: Αβραάμ; [[Ashkenazi]]: ''Avruhom''; [[bahasa Ge'ez|Ge'ez]]: አብርሃም; [[bahasa Arab|Arab]]: إبراهيم; [[Ibrahim]]), lahir dengan nama '''Abram''', adalah salah satu figur terpenting dalam [[agama Yahudi|Yahudi]], [[Kristen]] dan [[Islam]], dimana janji Tuhan dan berkat-Nya diberikan kepada Abraham dan keturunannya.<ref>{{Alkitab|Kejadian 12:1-3}}</ref> <ref>{{Alkitab|Kejadian 15:1-21}}</ref>
=== Dakwah ===


Abraham adalah nenek moyang dari [[bangsa Israel]]. Abraham memperanakkan [[Ishak]] dan [[Ismael]], Ishak memperanakkan [[Yakub]] (yang disebut juga Israel). Yakub memperanakkan 12 [[Suku Israel]] yang kemudian menurunkan nabi-nabi ([[Musa]] dari [[suku Lewi]]) dan raja-raja ([[Daud (tokoh Alkitab)|Daud]], [[Salomo]] dari [[suku Yehuda]]), sampai kepada [[Mesias]] yang menyelamatkan.
Pertama-tama beliau mendakwahi ayahnya, namun gagal, malahan diusir. Lalu berdakwahlah beliau ke tengah masyarakat, tapi tak ada yang mau menerima. Dalam kondisi seperti itu hanya ada 2 orang yang mau menerimanya, yakni Sarah (istrinya) dan Luth (keponakannya). Karena tiada respon lalu Nabi Ibrahim melaksanakan rencana besar. Pada saat Raja Namrud, pejabat, dan sejumlah rakyatnya berpesta pora di luar kota, beliau masuk tempat penyembahan berhala, lalu menghancurkannya, dan menyisakan berhala terbesar yang dikalungi kampaknya. Mengetahui hal itu Raja Namrud langsung murka dan Nabi Ibrahim ditangkap. Saat itulah Nabi Ibrahim mendakwahi mereka tapi hati dan telinga kaumnya telah tertutup untuk suara kebenaran. Bahkan Nabi Ibrahim dihukum bakar (dipercaya tempatnya ada di kota Sanliurfa). Allah menyelamatkannya. Nabi Ibrahim tak hangus terbakar. Rakyat mulai berpikir tentang kebenaran ajarannya, tapi takut kepada raja. Karena dakwahnya terus berlangsung tanpa bisa dibendung, Raja Namrud memanggilnya dan mendebatnya, tapi Nabi Ibrahim menang berdebat.
Abraham sendiri adalah orang Ibrani (keturunan [[Eber]]). Eber adalah [[cicit]] dari [[Sem]], anak [[Nuh (tokoh Alkitab)|Nuh]].<ref>{{Alkitab|Kejadian 11:10-26}}</ref>


Semua informasi tertulis ini hanya bisa didapat dari [[Tanakh]], [[Alkitab]], dan [[Al-Qur'an]] tidak ada sumber lain.
=== Pengembaraan ===


[[Alkitab]] mengatakan, Abraham dipanggil Tuhan dari [[Mesopotamia]] ke negeri [[Kanaan]], sekitar tahun 2000 SM<ref>[https://biblehub.com/timeline/ Bible Timeline]</ref> <ref>[[Kronologi Alkitab]]</ref>. Tuhan mengadakan perjanjian dengan Abraham , bahwa Ia akan diberkati dan keturunannya akan tak terhitung banyaknya. Kehidupannya yang dikisahkan dalam [[Kitab Kejadian]] ([[Kejadian 11|pasal 11]]–[[Kejadian 25|25]]).
Karena jengkel kaumnya tak mau mengikuti seruannya, Nabi Ibrahim mengembara ke luar ngerinya. Bersamanya, ikut pula Sarah dan Luth. Sepeninggalnya, negeri Babil diserang malapetaka.


== Nama ==
Dalam pengembaraannya, mereka sampai di negeri Haran. Penduduk di sana menyembah matahari, bulan, dan bintang. Nabi Ibrahim memakai pendekatan berbeda untuk mendakwahinya, tapi gagal. Maka pindahlah Nabi Ibrahim, Sarah, dan Luth ke Palestina. Di sana mereka hidup makmur. Sayangnya, karena ada wabah penyakit, pindahlah mereka ke Mesir. Rajanya memiliki watak jelek, suka merebut istri orang dan membunuh suaminya. Sarah diambilnya, dan Nabi Ibrahim mengaku sebagai saudara Sarah. Raja Mesir berusaha mendekati Sarah, tapi akhirnya ia menderita sakit, tangannya terkatup. Karena Sarah berhasil menyembuhkan penyakit raja, maka rajapun memberikan Sarah kembali bersama Nabi Ibrahim. Selain itu diberikan pula seorang wanita Mesir bernama Hajar.
Nama aslinya adalah '''Abram''' ({{hebrew name|אַבְרָם|Avram|ʾAḇrām|"bapa (''ab'') yang terpuji" atau "bapa[-ku] dipuji/dimuliakan"}}. Setelah dipanggil Tuhan, namanya bukan lagi "Abram" melainkan "Abraham".<ref>{{Alkitab|Kejadian 17:5}}.</ref>


== Kisah ==
Nabi Ibrahim hidup makmur di Mesir. Hanya sayang, rakyat Mesir akhirnya membencinya karena kehidupan makmurnya. Maka pindahlah mereka ke Palestina. Sebelum masuk perbatasan Palestina, Nabi Ibrahim dan Luth berpisah. Nabi Ibrahim menuju Palestina, sedang Luth pindah ke negeri Sadum.
Dalam Tanakh dan Alkitab, kisah Abraham tertulis dalam [[Kitab Kejadian]] pasal 11-25.


=== Akhir hayat ===
=== Silsilah ===
Silsilah Abraham dalam Alkitab dimulai dari Sem (putra Nuh) sampai Abraham adalah:<ref>{{Alkitab|Kejadian 11: 10-26}}</ref>
* Sem memiliki putra bernama Arpakhsad saat berusia 100 tahun atau dua tahun setelah peristiwa banjir besar
* Arpakhsad memiliki putra bernama Selah saat berusia 35 tahun
* Selah memiliki putra bernama Eber saat berusia 30 tahun
* Eber memiliki putra bernama Peleg saat berusia 34 tahun
* Peleg memiliki putra bernama Rehu saat berusia 30 tahun
* Rehu memiliki putra bernama Serug saat berusia 32 tahun
* Serug memiliki putra bernama Nahor saat berusia 30 tahun
* Nahor memiliki putra bernama Terah saat berusia 29 tahun
* Terah memiliki putra Abram, Nahor, dan Haran pada usia 70 tahun


=== Kisah awal ===
Nabi Ibrahim wafat dalam usia 175 tahun. Tentang makamnya, ada 2 versi. Menurut cerita Isra'iliyat makamnya ada di gua Makhpela di [[Hebron]], Tepi Barat. Versi lain menyebut makamnya ada di Aleppo, Suriah.
Abraham bernama asli Abram. Ia adalah anak [[Terah]], berasal dari [[Ur-Kasdim]]. Abram lahir ketika Terah berusia 130 tahun (mengingat Abram berusia 75 tahun ketika Terah wafat pada usia 205 tahun).
{{Nabi Islam}}


=== Keluar dari Ur ===
== Abraham menurut Yahudi dan Kristen ==
Alkitab mengisahkan bahwa Terah kemudian membawa Abram (putranya), Lot (cucunya dari Haran), dan Sarai (menantunya, istri Abram) dari Ur-Kasdim untuk pergi ke tanah Kanaan dan mereka singgah di sebuah tempat bernama Haran. Sebagian mengidentifikasikan Haran dengan [[Harran]] yang terletak di kawasan tenggara Turki modern. Terah meninggal di sana saat berusia 205 tahun.<ref>{{Alkitab|Kejadian 11:31-32}}</ref>
=== Abram ===
Abraham bernama asli Abram. Ia adalah anak [[Terah]], berasal dari [[Ur-Kasdim]]. Ia dan istrinya Sarai, [[Lot]] (anak dari saudara laki-laki Abram, Haran), dan semua pengikutnya, kemudian pergi ke [[Kanaan]]. TUHAN memerintahkan Abram untuk pergi ke "negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu", dan berjanji untuk memberkatinya dan membuatnya bangsa yang besar. Karena percaya akan janji-Nya ini, Abram pergi ke [[Sikhem]], dan menerima janji baru bahwa negeri itu akan diberikan pada keturunannya. Setelah membangun sebuah [[mezbah]] untuk memperingati perjanjian ini, ia pergi dan memasang kemah di antara Betel dan Ai, di mana ia membangun sebuah mezbah lagi dan "memanggil nama TUHAN."


Setelahnya, Abram yang saat itu berusia 75 tahun meninggalkan Haran untuk menuju Kanaan bersama [[Sarai]], [[Lot]], dan semua pengikutnya. Disebutkan bahwa Tuhan memerintahkan Abram untuk pergi ke "negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu", dan berjanji untuk memberkatinya dan membuatnya bangsa yang besar.<ref>{{Alkitab|Kejadian 12:1-3}}</ref> Karena percaya akan janji-Nya ini, Abram pergi ke [[Sikhem]], dan menerima janji baru bahwa negeri itu akan diberikan pada keturunannya. Setelah membangun sebuah [[mezbah]] untuk memperingati perjanjian ini, Abram pergi dan memasang kemah di antara [[Betel]] dan [[Ai]], tempat dia membangun sebuah mezbah lagi dan "memanggil nama Tuhan."<ref>{{Alkitab|Kejadian 12:5-8}}</ref>
Di sini ia tinggal untuk beberapa waktu, sampai ketika ada perselisihan antara gembala-gembalanya dan gembala-gembala Lot. Abram mengusulkan pada Lot bahwa mereka berpisah, dan mengijinkan keponakannya untuk memilih lebih dahulu. Lot memilih tanah yang subur di sebelah timur [[sungai Yordan]], sementara Abram, setelah menerima janji lagi dari TUHAN, pergi ke Mamre, dekat [[Hebron]], dan mendirikan mezbah lagi bagi TUHAN.


=== Berdoa untuk Sodom ===
=== Mesir ===
Tanah Kanaan kemudian mengalami kelaparan hebat, sehingga Abram dan rombongannya pindah ke Mesir. Di sana Abram berpesan kepada Sarai untuk mengakui dirinya sebagai saudara, karena dikhawatirkan orang-orang akan membunuh Abram jika mengetahui bahwa dia adalah suaminya. Saat mereka memasuki Mesir dan para punggawa Firaun melihat kecantikan Sarai, mereka menceritakannya kepada Firaun sehingga Sarai dibawa ke istana dan berencana untuk dijadikan istri Firaun, sedangkan Abram sendiri menerima budak-budak dan hewan ternak dari Firaun karenanya. Namun Firaun kemudian terkena tulah beserta seisi istananya karena Sarai dan kemudian Firaun menyalahkan Abram karena tidak mengatakan yang sejujurnya bahwa Sarai adalah istrinya. Setelahnya, Sarai dikembalikan ke Abram dan mereka kembali ke Kanaan.<ref>{{Alkitab|Kejadian 12:10-20}}</ref>
Dalam cerita mengenai Lot dan pemusnahan Sodom dan Gomora, Abram muncul ketika ia memohon pada TUHAN untuk tidak menghancurkan Sodom, dan dijanjikan bahwa bila ada sepuluh orang benar di kota itu, kota itu tidak akan dimusnahkan (Kejadian 18:16:33).



=== Di Mesir ===
=== Berpisah dengan Lot ===
Karena kelaparan yang hebat, Abram dan keluarganya pergi ke [[Mesir]] (26:11, 41:57, 42:1), di mana ia takut bahwa kecantikan istrinya akan menawan hati orang-orang Mesir. Karena itu ia berdusta bahwa Sarai adalah saudara perempuannya. Ini tidak menyelamatkannya dari [[Firaun]], yang mengambilnya untuk [[harem]] pribadinya dan memberi Abram banyak ternak dan budak. Tapi ketika TUHAN menimpakan [[tulah]] yang hebat pada Firaun, Abram dan Sarai meninggalkan Mesir.
[[Berkas:Wenceslas Hollar - Abraham and Lot separating (State 2).jpg|jmpl|''Abraham and Lot separate. Gen: 13.7 &.<sup>c</sup>'', [[Etsa|dietsa]] oleh Wenceslaus Hollar, abad ke-17 (Thomas Fisher Rare Book Library, Toronto)]]
Saat tinggal di Kanaan, terjadi perselisihan antara para penggembala yang bekerja pada Abram dengan yang bekerja pada Lot. Hal ini dikarenakan kedua belah pihak memiliki kekayaan dan hewan ternak melimpah, sehingga tempat tersebut tidak cukup untuk mereka berdua. Abram mengusulkan pada Lot bahwa mereka berpisah, dan mengizinkan keponakannya untuk memilih lebih dahulu. Lot memilih tanah yang subur di sebelah timur [[sungai Yordan]] dan berkemah di dekat Sodom, sementara Abram, setelah menerima janji lagi dari Tuhan, pergi ke [[Mamre]], dekat [[Hebron]], dan mendirikan mezbah lagi bagi Tuhan. Sebagian tafsiran Alkitab menyatakan bahwa Lot cenderung mementingkan keuntungan pribadi, karena dia memilih menetap di dekat Sodom hanya karena kesuburan tempatnya, mengabaikan watak penduduknya yang suka berbuat jahat.<ref>{{Alkitab|Kejadian 13: 1-16}}</ref> Tidak terdapat keterangan mengenai perpisahan Abram dan Lot di dalam Al-Qur'an, tetapi disebutkan bahwa Allah memang mengutus Lot pada kaum Sodom untuk berdakwah.<ref>Asy-Syu'ara' (26): 161-162</ref>

Setelah beberapa tahun, negara-negara di kawasan lembah Yordania dan sekitarnya memberontak terhadap pemerintahan [[Elam]]. Penguasa Elam saat itu, Raja Kedorlaomer, kemudian mengerahkan pasukan untuk menyerang kota-kota di lembah Yordania dan menawan banyak orang. Lot dan keluarganya termasuk mereka yang dijadikan tawanan. Kejadian ini dikenal dengan [[Pertempuran Siddim]]. Abram yang mengetahui nasib keponakannya tersebut lantas mengumpulkan 318 budak terlatih dan mengejar pasukan Elam, meraih kemenangan di daerah sebelah utara Damaskus yang bernama Hoba, dan kemudian berhasil membebaskan Lot.<ref>{{Alkitab|Kejadian 14: 1-16}}</ref> Kisah ini tidak terdapat dalam Al-Qur'an.


=== Hagar dan Ismael ===
=== Hagar dan Ismael ===
Sumber Alkitab menyebutkan bahwa lantaran yakin tidak dapat mengandung, Sarai kemudian memberikan Hagar sebagai selir atau istri Abram. Namun Hagar menjadi merasa lebih hebat dari Sarai setelah mengandung sehingga Sarai menindas Hagar. Hagar kemudian melarikan diri, tetapi malaikat mendatanginya, menyuruh untuk kembali dan menjelaskan bahwa Tuhan akan memperbanyak keturunannya sampai tak bisa dihitung, juga menyuruhnya untuk menamai anaknya Ismael sebab Tuhan mendengar penindasan atas Hagar. Ismael lahir pada saat Abram berusia 86 tahun. Beberapa ulama, seperti Ibnu Katsir, juga mengutip Alkitab dalam karyanya terkait kisah ini.<ref>{{Alkitab|Kejadian 16: 1-16}}</ref>{{sfn|Ibnu Katsir|2014|pp=219-220}}
Karena Sarai tidak dapat mengandung, janji Tuhan bahwa keturunan Abraham akan mewarisi tanah perjanjian tampak seperti mustahil. Sarai, sesuai dengan kebiasaan saat itu, memberi hamba perempuannya yang bernama [[Hagar]] kepada Abram. Ketika Hagar mengandung anak Abram, ia menjadi sombong dan merendahkan Sarai. Sarai mengusirnya ke padang gurun. Hagar dijanjikan bahwa keturunannya akan menjadi sangat banyak, "sehingga tidak dapat dihitung karena banyaknya." Maka Hagar kembali dan anaknya [[Ismael]] adalah keturunan Abram yang pertama. Dalam agama Islam, Ismael adalah pewaris Abram. Hagar dan Ismael kemudian diusir dari Abram oleh Sarai selamanya (Kejadian 21).

Terdapat perbedaan pendapat mengenai status Hagar terhadap Abram. Sebagian berpendapat bahwa dia adalah selir, pendapat lain menyatakan bahwa dia adalah istrinya. Pendapat lain menyebutkan bahwa awalnya Hagar adalah selir, kemudian Abraham menikahinya setelah Sarah wafat dan dia diberi nama baru, Ketura.<ref name="The Return of Hagar">[http://www.chabad.org/parshah/article_cdo/aid/2636/jewish/The-Return-of-Hagar.htm "The Return of Hagar"] ("Kembalinya Hagar"), komentar Parshat Chayei Sarah, Chabad Lubavitch.</ref><ref name="Who Was Ketura? Siapa Ketura">[http://www.biu.ac.il/JH/Parasha/eng/chaye/sha.html "Who Was Ketura?" ("Siapa Ketura")], Parashat Hashavua Study Center, Bar-Ilan University, 2003.</ref><ref name="Parshat Chayei Sarah">[http://www.ou.org/torah/ti/5763/chayeisara63.htm "Parshat Chayei Sarah"], ''Torah Insights,'' Orthodox Union, 2002.</ref><ref name="Bereshit Rabbah 61:4">Bereshit Rabbah 61:4.</ref>

Terkait asal-usulnya, beberapa sumber Islam dan Yahudi menyebutkan bahwa Hagar adalah seorang putri. [[Midras]] [[Bereshith Rabba]] dan sebagian literatur Muslim menyebutkan bahwa Hagar adalah anak perempuan dari Firaun yang berusaha mengambil Sara sebagai istri atau selirnya saat di Mesir.<ref>{{cite web |url=http://www.jewishencyclopedia.com/view.jsp?artid=53&letter=H |title=Jewish Encyclopedia, ''Hagar'' |publisher=Jewishencyclopedia.com |accessdate=2014-05-12}}</ref><ref name = Aishah>{{cite journal |author='Aishah 'Abd al-Rahman, Anthony Calderbank |title=Islam and the New Woman/ ﺍﻹﺳﻼﻡ ﻭﺍﻟﻤﺮﺃﺓ ﺍﻟﺠﺪﻳﺪﺓ |journal=Alif: Journal of Comparative Poetics |issue=19 |page=200 |year=1999}}</ref> Pendapat lain menyatakan bahwa dia adalah anak perempuan dari seorang raja yang masih keturunan [[Shaleh|Nabi Shaleh]]. Ayah Hagar kalah dalam peperangan dan raja yang menang perang (Firaun mengambil Sara di kemudian hari) kemudian menjadikan Hagar tawanan dan pelayan di istananya.<ref name = Fatani>{{Cite book |last=Fatani |first=Afnan H. |contribution=Hajar |year=2006 |title=The Qur'an: an encyclopedia|editor-last=Leaman|editor-first=Oliver |pages=234–36 |place=London |publisher=Routeledge}}</ref> Baik Alkitab maupun Al-Qur'an tidak memberikan keterangan mengenai asal-usul Hagar.

=== Perjanjian sunat ===
Allah kemudian mengganti nama Abram menjadi Abraham dan Sarai menjadi Sarah. Allah menjanjikan Abraham menjadi bapa sejumlah bangsa besar, menganugerahi anak cucu yang banyak, dan akan muncul raja-raja dari keturunannya. Allah juga menjanjikan Abraham dan keturunannya memberikan tanah Kanaan. [[Perjanjian]] ini dipenuhi lewat [[Ishak]], walaupun Tuhan berjanji bahwa Ismael akan menjadi bangsa yang besar pula. Sebagai tanda perjanjian, Allah memerintahkan semua laki-laki dalam keluarga dan rumah tangga Abraham untuk bersunat. Perjanjian sunat (tidak seperti janji-janji lainnya) memiliki dua sisi dan bersyarat: bila Abraham dan keturunannya memenuhi janji mereka, Tuhan akan menjadi Tuhan mereka dan memberi mereka negeri tersebut. Abraham, Ismael, dan semua laki-laki di rumah tangga Abraham kemudian disunat. Perjanjian sunat ini dilakukan saat Abraham berusia 99 tahun.<ref>{{Alkitab|Kejadian 17: 1-27}}</ref> Praktik sunat ini masih diteruskan oleh umat Yahudi, Islam dan juga Kristen.

=== Tamu Abraham ===
Dalam Alkitab disebutkan bahwa saat Abraham sedang duduk-duduk di pintu kemahnya saat panas terik, tiga tamu asing datang dan Abraham bersujud pada mereka sebagai bentuk penghormatan. Abraham kemudian menghidangkan anak lembu, roti, dan susu, dan para tamu tersebut menyantapnya. Setelahnya, mereka mengabarkan bahwa pada tahun depan, Abraham dan Sarah akan memiliki anak laki-laki. Sara tertawa mendengar kabar tersebut, kemudian Tuhan menanyakan alasan Sara tertawa, padahal tidak ada yang mustahil bagi-Nya. Sara kemudian menyangkal bila tadi tertawa karena takut.<ref>{{Alkitab|Kejadian 18: 1-15}}</ref>


=== Sara wafat ===
Sara wafat dalam usia lanjut, 127 tahun. Saat itu Ishak masih berusia 36 tahun dan belum menikah. Untuk menguburkan istrinya itu, Abraham membeli sebidang tanah ladang beserta suatu gua yang bernama [[gua Makhpela]] dari Efron bin Zohar dari Bani Het. Sesudah itu Abraham menguburkan Sara di dalam gua ladang Makhpela itu, di sebelah timur Mamre, yaitu [[Hebron]] di tanah Kanaan.<ref>{{Alkitab|Kejadian 23:1-19}}</ref>

=== Ketura ===
Setelah wafatnya Sara, Abraham mengambil seorang istri atau selir bernama [[Ketura]]. Ketura kemudian melahirkan baginya Zimran, Yoksan, Medan, [[Midian]], Isybak, dan Suah. Yoksan memperanakkan Syeba dan Dedan. Keturunan Dedan ialah orang Asyur, orang Letush dan orang Leum. Anak-anak Midian ialah Efa, Efer, Henokh, Abida dan Eldaa.<ref>{{Alkitab|Kejadian 25:1-6}}</ref>

Sebagian pendapat menyatakan bahwa Ketura adalah orang yang sama dengan Hagar. Menurut pendapat ini, Hagar yang awalnya adalah seorang selir kemudian dinikahi Abraham dan kemudian diberi nama baru, yakni Ketura.<ref name="The Return of Hagar"/><ref name="Who Was Ketura? Siapa Ketura"/><ref name="Parshat Chayei Sarah"/><ref name="Bereshit Rabbah 61:4"/>


=== Warisan Abraham ===
Dalam agama Kristen dan Yahudi disebutkan bahwa yang disebut keturunan Abraham adalah berasal dari Ishak ''(Kejadian 21:12 Tetapi Allah berfirman kepada Abraham: "Janganlah sebal hatimu karena hal anak dan budakmu itu; dalam segala yang dikatakan Sara kepadamu, haruslah engkau mendengarkannya, sebab yang akan disebut keturunanmu ialah yang berasal dari Ishak.)''
Abraham memberikan segala harta miliknya kepada Ishak, tetapi kepada anak-anaknya yang diperolehnya dari gundik-gundiknya ia memberikan pemberian; kemudian ia menyuruh mereka—masih pada waktu ia hidup—meninggalkan Ishak, anaknya, dan pergi ke sebelah timur, ke Tanah Timur.<ref>{{Alkitab|Kejadian 25:5-6}}</ref>


=== Perjanjian sunatan ===
Nama ''Abraham'' diberikan pada Abram (dan ''Sara'' pada Sarai) pada waktu yang sama dengan perjanjian sunatan (Kejadian 17), yang dipraktikkan dalam Yudaisme dan Islam sampai hari ini. Sekarang Abraham dijanjikan bukan saja keturunan yang banyak, melainkan juga bahwa keturunan ini akan berasal dari Sara, dan juga bahwa negeri di mana ia tinggal akan menjadi milik keturunannya. Perjanjian ini dipenuhi lewat [[Ishak]], walaupun Tuhan berjanji bahwa Ismael akan menjadi bangsa yang besar pula. Perjanjian sunat (tidak seperti janji-janji lainnya) memiliki dua sisi dan bersyarat: bila Abraham dan keturunannya memenuhi janji mereka, TUHAN akan menjadi Tuhan mereka dan memberi mereka negeri tersebut.


=== Ujian iman Abraham ===
Beberapa waktu setelah kelahiran Ishak, Abraham diperintahkan Tuhan untuk mengorbankan anaknya itu di gunung Moria. Sebelum Abraham sempat mematuhi hal ini, ia dicegah seorang malaikat dan ia mengorbankan seekor domba jantan. Sebagai imbalan akan kepatuhannya ini ia menerima janji lain bahwa ia akan membuat keturunannya "sangat banyak seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut", dan bahwa mereka "akan menduduki kota-kota musuhnya."


=== Akhir hayat ===
=== Akhir hayat ===
Abraham meninggal pada usia 175 tahun dan dia dimakamkan oleh Ismael dan Ishak di tempat yang sama dengan Sara.<ref>{{Alkitab|Kejadian 25: 7-9}}</ref>
Sara wafat dalam usia lanjut, dan dimakamkan di gua ladang Makhpela, dekat Hebron, yang telah dibeli Abraham. Abraham juga dimakamkan di sini. Berabad-abad kemudian makam ini menjadi tempat kunjungan agama dan umat Islam membangun sebuah mesjid di tempat ini.


== Perhitungan waktu ==
== Abraham dalam pandangan agama samawi==
=== Selisih usia ===
Abraham mempunyai arti yang sangat penting bagi semua agama [[samawi]] yaitu [[agama Yahudi|Yahudi]], [[Kristen]] dan [[Islam]]. Islam menganggap Ibrahim sebagai bapaknya orang-orang mu'min, karena Allah menetapkannya demikian. Beliau adalah contoh ideal dari seorang yang disebut mu'min. Ini ditunjukkannya dengan penyerahan diri yang sempurna kepada Allah, dengan kesediaannya untuk menyembelih anak kesayangan satu-satunya yaitu [[Ismail]].
* Abraham lebih muda dari
** [[Terah]]: 130 tahun<ref>[[Kejadian 11#Ayat 32|Kejadian 11:32]]; [[Kejadian 12#Ayat 4|Kejadian 12:4]]</ref>
* Abraham lebih tua dari
** [[Sara]]: 9 tahun<ref>[[Kejadian 21]]:5</ref>
** [[Ismael]]: 86 tahun<ref>[[Kejadian 16]], [[Kejadian 17]]</ref>
** [[Ishak]]: 100 tahun<ref>[[Kejadian 17]], [[Kejadian 21]]</ref>


=== Masa hidup ===
Agama Yahudi memandang Abraham sebagai salah satu leluhur mereka. Di dalam Kitab Suci Ibrani, Allah sering menyatakan diri-Nya sebgai "Allah Abraham, Ishak, dan Yakub". Hal ini misalnya terjadi ketika Allah menyatakan diri kepada Musa di padang belantara di Midian: "Lagi Ia berfirman: 'Akulah Allah ayahmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub.' Lalu Musa menutupi mukanya, sebab ia takut memandang Allah." (Keluaran 3:6).
* Abraham berusia 75 tahun ketika berangkat dari Haran ke tanah Kanaan,<ref>[[Kejadian 12#Ayat 4|Kejadian 12:4]]</ref> setelah [[Terah]], ayahnya, mati pada usia 205 tahun.<ref>[[Kejadian 11#Ayat 32|Kejadian 11:32]]</ref>
* Abraham berusia 85 tahun ketika [[Sara]] memberikan [[Hagar]] hambanya kepada Abraham supaya mendapat anak; waktu itu mereka sudah tinggal di Kanaan 10 tahun.<ref name="Alkitab|Kejadian 16:3">{{Alkitab|Kejadian 16:3}}</ref>
* Abram berusia 86 tahun ketika Hagar melahirkan [[Ismael]] baginya.<ref>{{Alkitab|Kejadian 16:16}}</ref>
* Abraham berusia 99 tahun ketika disunat.<ref>[[Kejadian 17]]:17 dan 24</ref>
* Abraham berusia 100 tahun ketika Sara melahirkan [[Ishak]] baginya.<ref>{{Alkitab|Kejadian 21:5}}</ref>
* Abraham mati pada usia 175 tahun, ketika Ishak berusia 75 tahun, Ismael 89 tahun,<ref>[[Kejadian 23]]:1</ref> sedangkan [[Esau]] dan [[Yakub]], cucu Abraham dari Ishak dan [[Ribka]], saat itu berusia 15 tahun.<ref>[[Kejadian 25]]</ref>
* [[David Rohl]] memperkirakan Abraham hidup sekitar tahun-tahun 2000-1825 SM dan raja Mesir yang ditemui Abraham adalah Nebkaure Khety IV dari [[Dinasti kesepuluh Mesir]].<ref>{{cite book|last = Rohl|first = David|title = The Lost Testament: From Eden to Exile – The Five-Thousand-Year History of the People of the Bible|publisher = Century|location = London|year = 2002|isbn = 0-7126-6993-0 }} Published in paperback as {{cite book|last = Rohl|first = David|title = From Eden to Exile: The Epic History of the People of the Bible|url = https://archive.org/details/fromedentoexilee0000rohl|publisher = Arrow Books Ltd|location = London|year = 2003|isbn = 0-09-941566-6 }}</ref>


== Silsilah ==
Bagi orang Kristen, Abraham adalah bapak orang percaya. Imannya menjadi teladan bagi semua orang. Surat Ibrani mengatakan demikian: "Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui... Karena iman maka Abraham, tatkala ia dicobai, mempersembahkan Ishak. Ia, yang telah menerima janji itu, rela mempersembahkan anaknya yang tunggal" (Ibrani 11:8, 17).
Menurut catatan [[Alkitab]], silsilah Abraham adalah sebagai berikut:
{{Silsilah Abraham}}


== Referensi ==
Dengan demikian, Abraham adalah '''bapak''' yang sama bagi ketiga agama ini, sekaligus mengingatkan bahwa ketiga-tiganya mempunyai akar yang sama.
{{Commons category|Abraham}}
{{reflist|3}}


=== Daftar pustaka ===
==Lihat pula==
* {{cite book |last1=Ginzberg |first1=Louis |authorlink= |translator=Henrietta Szold |title=The Legends of the Jews |url=https://ia800302.us.archive.org/8/items/legendsofjews01ginz/legendsofjews01ginz.pdf |year=1909 |publisher=Jewish Publication Society |location=[[Philadelphia]] |isbn= |ref=harv}}
*[[Lot]]
* {{cite book |last=Haykal |first=Muhammad Husayn|authorlink=Muhammad Husayn Haykal |title=The Life of Muhammad |url=https://books.google.com/books?id=fOyO-TSo5nEC&pg=PA29 |year=2008 |publisher=Islamic Book Trust |location=[[Selangor]] |isbn=978-983-9154-17-7 |ref=harv}}
*[[Ismael]]
* {{cite book |last1=Ibnu Katsir |first1= |authorlink=Ibnu Katsir |translator=Muhammad Zaini |title=Kisah-Kisah Para Nabi |year=2014 |publisher=Insan Kamil Solo |location=[[Kota Surakarta|Surakarta]] |isbn=978-602-6247-11-7 |url= |ref=harv}}
*[[Ishak]]
* {{cite book |last=Peters |first=Francis Edward |title= The Hajj: The Muslim Pilgrimage to Mecca and the Holy Places|url=https://books.google.com/books?id=EK5MqskDYC0C&pg=PA4|year=1994 |publisher=[[Princeton University Press]] |location=[[New Jersey]] |isbn= 0-691-02120-1 |ref=harv}}
* {{cite book |last=Peters |first=Francis Edward|authorlink= |title=The Children of Abraham: Judaism, Christianity, Islam |url= https://books.google.com/?id=OaVf79Ui0i4C&printsec=frontcover#v=onepage |accessdate= |year=2010 |publisher=Princeton University Press |location= |isbn=978-1-4008-2129-7 |page= |ref=harv}}


{{Adam hingga Daud}}
[[Kategori:Nabi]]
[[Kategori:Yahudi]]
[[Kategori:Kristen]]
[[Kategori:Islam]]


[[Kategori:Abraham| ]]
[[ar:ابراهيم]]
[[Kategori:Tokoh Perjanjian Lama]]
[[ca:Abraham]]
[[cs:Abrahám]]
[[de:Abraham]]
[[el:Αβραάμ]]
[[en:Abraham]]
[[eo:Abraham]]
[[es:Abraham]]
[[et:Aabraham]]
[[fa:ابراهیم]]
[[fi:Abraham]]
[[fr:Abraham]]
[[gl:Abraham]]
[[he:אברהם אבינו]]
[[hr:Abraham]]
[[hu:Ábrahám]]
[[ia:Abraham]]
[[it:Abramo]]
[[ja:アブラハム]]
[[ko:아브라함]]
[[la:Abraham]]
[[nl:Abraham]]
[[nn:Abraham]]
[[no:Abraham]]
[[pl:Abraham (Biblia)]]
[[pt:Abraão]]
[[ru:Авраам]]
[[sk:Abrahám]]
[[sr:Абрахам]]
[[sv:Abraham (patriark)]]
[[tl:Abraham]]
[[zh:亞伯拉罕]]

Revisi terkini sejak 15 Oktober 2023 14.58

Abraham
אַבְרָהָםΑβραάμ
إِبْرَاهِيْمُ
Perjalanan Abraham dari Ur ke Kanaan. Oleh József Molnár, 1850
Lahir2000 SM
Ur Kasdim[1][2]
Meninggal1825 SM (umur 175 tahun)[3]
Hebron, Tepi Barat
MakamGua Makhpela[4], Hebron
31°31′29″N 35°06′39″E / 31.524744°N 35.110726°E / 31.524744; 35.110726
GelarAvraham Avinu (bapak kami Abraham)
Suami/istri
AnakDari Hagar:[8]

Dari Sara:[9]

Dari Ketura:[10]

Orang tuaTerah[11]
Kerabat
Goodreads character: 31059

Abraham (Ibrani: אַבְרָהָם; Ibrani modern: Avraham; Ibrani Tiberias: ʾAḇrāhām; Yunani: Αβραάμ; Ashkenazi: Avruhom; Ge'ez: አብርሃም; Arab: إبراهيم; Ibrahim), lahir dengan nama Abram, adalah salah satu figur terpenting dalam Yahudi, Kristen dan Islam, dimana janji Tuhan dan berkat-Nya diberikan kepada Abraham dan keturunannya.[15] [16]

Abraham adalah nenek moyang dari bangsa Israel. Abraham memperanakkan Ishak dan Ismael, Ishak memperanakkan Yakub (yang disebut juga Israel). Yakub memperanakkan 12 Suku Israel yang kemudian menurunkan nabi-nabi (Musa dari suku Lewi) dan raja-raja (Daud, Salomo dari suku Yehuda), sampai kepada Mesias yang menyelamatkan. Abraham sendiri adalah orang Ibrani (keturunan Eber). Eber adalah cicit dari Sem, anak Nuh.[17]

Semua informasi tertulis ini hanya bisa didapat dari Tanakh, Alkitab, dan Al-Qur'an tidak ada sumber lain.

Alkitab mengatakan, Abraham dipanggil Tuhan dari Mesopotamia ke negeri Kanaan, sekitar tahun 2000 SM[18] [19]. Tuhan mengadakan perjanjian dengan Abraham , bahwa Ia akan diberkati dan keturunannya akan tak terhitung banyaknya. Kehidupannya yang dikisahkan dalam Kitab Kejadian (pasal 1125).

Nama aslinya adalah Abram (bahasa Ibrani: אַבְרָם, Modern Avram Tiberias ʾAḇrām ; "bapa (ab) yang terpuji" atau "bapa[-ku] dipuji/dimuliakan". Setelah dipanggil Tuhan, namanya bukan lagi "Abram" melainkan "Abraham".[20]

Dalam Tanakh dan Alkitab, kisah Abraham tertulis dalam Kitab Kejadian pasal 11-25.

Silsilah Abraham dalam Alkitab dimulai dari Sem (putra Nuh) sampai Abraham adalah:[21]

  • Sem memiliki putra bernama Arpakhsad saat berusia 100 tahun atau dua tahun setelah peristiwa banjir besar
  • Arpakhsad memiliki putra bernama Selah saat berusia 35 tahun
  • Selah memiliki putra bernama Eber saat berusia 30 tahun
  • Eber memiliki putra bernama Peleg saat berusia 34 tahun
  • Peleg memiliki putra bernama Rehu saat berusia 30 tahun
  • Rehu memiliki putra bernama Serug saat berusia 32 tahun
  • Serug memiliki putra bernama Nahor saat berusia 30 tahun
  • Nahor memiliki putra bernama Terah saat berusia 29 tahun
  • Terah memiliki putra Abram, Nahor, dan Haran pada usia 70 tahun

Kisah awal

[sunting | sunting sumber]

Abraham bernama asli Abram. Ia adalah anak Terah, berasal dari Ur-Kasdim. Abram lahir ketika Terah berusia 130 tahun (mengingat Abram berusia 75 tahun ketika Terah wafat pada usia 205 tahun).

Keluar dari Ur

[sunting | sunting sumber]

Alkitab mengisahkan bahwa Terah kemudian membawa Abram (putranya), Lot (cucunya dari Haran), dan Sarai (menantunya, istri Abram) dari Ur-Kasdim untuk pergi ke tanah Kanaan dan mereka singgah di sebuah tempat bernama Haran. Sebagian mengidentifikasikan Haran dengan Harran yang terletak di kawasan tenggara Turki modern. Terah meninggal di sana saat berusia 205 tahun.[22]

Setelahnya, Abram yang saat itu berusia 75 tahun meninggalkan Haran untuk menuju Kanaan bersama Sarai, Lot, dan semua pengikutnya. Disebutkan bahwa Tuhan memerintahkan Abram untuk pergi ke "negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu", dan berjanji untuk memberkatinya dan membuatnya bangsa yang besar.[23] Karena percaya akan janji-Nya ini, Abram pergi ke Sikhem, dan menerima janji baru bahwa negeri itu akan diberikan pada keturunannya. Setelah membangun sebuah mezbah untuk memperingati perjanjian ini, Abram pergi dan memasang kemah di antara Betel dan Ai, tempat dia membangun sebuah mezbah lagi dan "memanggil nama Tuhan."[24]

Tanah Kanaan kemudian mengalami kelaparan hebat, sehingga Abram dan rombongannya pindah ke Mesir. Di sana Abram berpesan kepada Sarai untuk mengakui dirinya sebagai saudara, karena dikhawatirkan orang-orang akan membunuh Abram jika mengetahui bahwa dia adalah suaminya. Saat mereka memasuki Mesir dan para punggawa Firaun melihat kecantikan Sarai, mereka menceritakannya kepada Firaun sehingga Sarai dibawa ke istana dan berencana untuk dijadikan istri Firaun, sedangkan Abram sendiri menerima budak-budak dan hewan ternak dari Firaun karenanya. Namun Firaun kemudian terkena tulah beserta seisi istananya karena Sarai dan kemudian Firaun menyalahkan Abram karena tidak mengatakan yang sejujurnya bahwa Sarai adalah istrinya. Setelahnya, Sarai dikembalikan ke Abram dan mereka kembali ke Kanaan.[25]


Berpisah dengan Lot

[sunting | sunting sumber]
Abraham and Lot separate. Gen: 13.7 &.c, dietsa oleh Wenceslaus Hollar, abad ke-17 (Thomas Fisher Rare Book Library, Toronto)

Saat tinggal di Kanaan, terjadi perselisihan antara para penggembala yang bekerja pada Abram dengan yang bekerja pada Lot. Hal ini dikarenakan kedua belah pihak memiliki kekayaan dan hewan ternak melimpah, sehingga tempat tersebut tidak cukup untuk mereka berdua. Abram mengusulkan pada Lot bahwa mereka berpisah, dan mengizinkan keponakannya untuk memilih lebih dahulu. Lot memilih tanah yang subur di sebelah timur sungai Yordan dan berkemah di dekat Sodom, sementara Abram, setelah menerima janji lagi dari Tuhan, pergi ke Mamre, dekat Hebron, dan mendirikan mezbah lagi bagi Tuhan. Sebagian tafsiran Alkitab menyatakan bahwa Lot cenderung mementingkan keuntungan pribadi, karena dia memilih menetap di dekat Sodom hanya karena kesuburan tempatnya, mengabaikan watak penduduknya yang suka berbuat jahat.[26] Tidak terdapat keterangan mengenai perpisahan Abram dan Lot di dalam Al-Qur'an, tetapi disebutkan bahwa Allah memang mengutus Lot pada kaum Sodom untuk berdakwah.[27]

Setelah beberapa tahun, negara-negara di kawasan lembah Yordania dan sekitarnya memberontak terhadap pemerintahan Elam. Penguasa Elam saat itu, Raja Kedorlaomer, kemudian mengerahkan pasukan untuk menyerang kota-kota di lembah Yordania dan menawan banyak orang. Lot dan keluarganya termasuk mereka yang dijadikan tawanan. Kejadian ini dikenal dengan Pertempuran Siddim. Abram yang mengetahui nasib keponakannya tersebut lantas mengumpulkan 318 budak terlatih dan mengejar pasukan Elam, meraih kemenangan di daerah sebelah utara Damaskus yang bernama Hoba, dan kemudian berhasil membebaskan Lot.[28] Kisah ini tidak terdapat dalam Al-Qur'an.

Hagar dan Ismael

[sunting | sunting sumber]

Sumber Alkitab menyebutkan bahwa lantaran yakin tidak dapat mengandung, Sarai kemudian memberikan Hagar sebagai selir atau istri Abram. Namun Hagar menjadi merasa lebih hebat dari Sarai setelah mengandung sehingga Sarai menindas Hagar. Hagar kemudian melarikan diri, tetapi malaikat mendatanginya, menyuruh untuk kembali dan menjelaskan bahwa Tuhan akan memperbanyak keturunannya sampai tak bisa dihitung, juga menyuruhnya untuk menamai anaknya Ismael sebab Tuhan mendengar penindasan atas Hagar. Ismael lahir pada saat Abram berusia 86 tahun. Beberapa ulama, seperti Ibnu Katsir, juga mengutip Alkitab dalam karyanya terkait kisah ini.[29][30]

Terdapat perbedaan pendapat mengenai status Hagar terhadap Abram. Sebagian berpendapat bahwa dia adalah selir, pendapat lain menyatakan bahwa dia adalah istrinya. Pendapat lain menyebutkan bahwa awalnya Hagar adalah selir, kemudian Abraham menikahinya setelah Sarah wafat dan dia diberi nama baru, Ketura.[31][32][33][34]

Terkait asal-usulnya, beberapa sumber Islam dan Yahudi menyebutkan bahwa Hagar adalah seorang putri. Midras Bereshith Rabba dan sebagian literatur Muslim menyebutkan bahwa Hagar adalah anak perempuan dari Firaun yang berusaha mengambil Sara sebagai istri atau selirnya saat di Mesir.[35][36] Pendapat lain menyatakan bahwa dia adalah anak perempuan dari seorang raja yang masih keturunan Nabi Shaleh. Ayah Hagar kalah dalam peperangan dan raja yang menang perang (Firaun mengambil Sara di kemudian hari) kemudian menjadikan Hagar tawanan dan pelayan di istananya.[37] Baik Alkitab maupun Al-Qur'an tidak memberikan keterangan mengenai asal-usul Hagar.

Perjanjian sunat

[sunting | sunting sumber]

Allah kemudian mengganti nama Abram menjadi Abraham dan Sarai menjadi Sarah. Allah menjanjikan Abraham menjadi bapa sejumlah bangsa besar, menganugerahi anak cucu yang banyak, dan akan muncul raja-raja dari keturunannya. Allah juga menjanjikan Abraham dan keturunannya memberikan tanah Kanaan. Perjanjian ini dipenuhi lewat Ishak, walaupun Tuhan berjanji bahwa Ismael akan menjadi bangsa yang besar pula. Sebagai tanda perjanjian, Allah memerintahkan semua laki-laki dalam keluarga dan rumah tangga Abraham untuk bersunat. Perjanjian sunat (tidak seperti janji-janji lainnya) memiliki dua sisi dan bersyarat: bila Abraham dan keturunannya memenuhi janji mereka, Tuhan akan menjadi Tuhan mereka dan memberi mereka negeri tersebut. Abraham, Ismael, dan semua laki-laki di rumah tangga Abraham kemudian disunat. Perjanjian sunat ini dilakukan saat Abraham berusia 99 tahun.[38] Praktik sunat ini masih diteruskan oleh umat Yahudi, Islam dan juga Kristen.

Tamu Abraham

[sunting | sunting sumber]

Dalam Alkitab disebutkan bahwa saat Abraham sedang duduk-duduk di pintu kemahnya saat panas terik, tiga tamu asing datang dan Abraham bersujud pada mereka sebagai bentuk penghormatan. Abraham kemudian menghidangkan anak lembu, roti, dan susu, dan para tamu tersebut menyantapnya. Setelahnya, mereka mengabarkan bahwa pada tahun depan, Abraham dan Sarah akan memiliki anak laki-laki. Sara tertawa mendengar kabar tersebut, kemudian Tuhan menanyakan alasan Sara tertawa, padahal tidak ada yang mustahil bagi-Nya. Sara kemudian menyangkal bila tadi tertawa karena takut.[39]


Sara wafat

[sunting | sunting sumber]

Sara wafat dalam usia lanjut, 127 tahun. Saat itu Ishak masih berusia 36 tahun dan belum menikah. Untuk menguburkan istrinya itu, Abraham membeli sebidang tanah ladang beserta suatu gua yang bernama gua Makhpela dari Efron bin Zohar dari Bani Het. Sesudah itu Abraham menguburkan Sara di dalam gua ladang Makhpela itu, di sebelah timur Mamre, yaitu Hebron di tanah Kanaan.[40]

Setelah wafatnya Sara, Abraham mengambil seorang istri atau selir bernama Ketura. Ketura kemudian melahirkan baginya Zimran, Yoksan, Medan, Midian, Isybak, dan Suah. Yoksan memperanakkan Syeba dan Dedan. Keturunan Dedan ialah orang Asyur, orang Letush dan orang Leum. Anak-anak Midian ialah Efa, Efer, Henokh, Abida dan Eldaa.[41]

Sebagian pendapat menyatakan bahwa Ketura adalah orang yang sama dengan Hagar. Menurut pendapat ini, Hagar yang awalnya adalah seorang selir kemudian dinikahi Abraham dan kemudian diberi nama baru, yakni Ketura.[31][32][33][34]

Warisan Abraham

[sunting | sunting sumber]

Abraham memberikan segala harta miliknya kepada Ishak, tetapi kepada anak-anaknya yang diperolehnya dari gundik-gundiknya ia memberikan pemberian; kemudian ia menyuruh mereka—masih pada waktu ia hidup—meninggalkan Ishak, anaknya, dan pergi ke sebelah timur, ke Tanah Timur.[42]


Akhir hayat

[sunting | sunting sumber]

Abraham meninggal pada usia 175 tahun dan dia dimakamkan oleh Ismael dan Ishak di tempat yang sama dengan Sara.[43]

Perhitungan waktu

[sunting | sunting sumber]

Selisih usia

[sunting | sunting sumber]

Masa hidup

[sunting | sunting sumber]
  • Abraham berusia 75 tahun ketika berangkat dari Haran ke tanah Kanaan,[48] setelah Terah, ayahnya, mati pada usia 205 tahun.[49]
  • Abraham berusia 85 tahun ketika Sara memberikan Hagar hambanya kepada Abraham supaya mendapat anak; waktu itu mereka sudah tinggal di Kanaan 10 tahun.[6]
  • Abram berusia 86 tahun ketika Hagar melahirkan Ismael baginya.[50]
  • Abraham berusia 99 tahun ketika disunat.[51]
  • Abraham berusia 100 tahun ketika Sara melahirkan Ishak baginya.[52]
  • Abraham mati pada usia 175 tahun, ketika Ishak berusia 75 tahun, Ismael 89 tahun,[53] sedangkan Esau dan Yakub, cucu Abraham dari Ishak dan Ribka, saat itu berusia 15 tahun.[54]
  • David Rohl memperkirakan Abraham hidup sekitar tahun-tahun 2000-1825 SM dan raja Mesir yang ditemui Abraham adalah Nebkaure Khety IV dari Dinasti kesepuluh Mesir.[55]

Menurut catatan Alkitab, silsilah Abraham adalah sebagai berikut:

Nahor
istriTerahistri
SaraAbrahamKeturaHaran
Nahor
HagarMilkaYiska
ZimranUs
IsmaelYoksanBusLotistri
MedanKemuel
NebayotMidianKesedputri sulungputri bungsu
KedarIsybakHazo
AdbeelSuahPildashS. MoabS. Amon
MibsamYidlaf
Misyma/MismaBetuel
Ishak
MahalatRibkaLaban
EsauYakubLeaBilhaZilpaRahel
Duma
S. Edom
Masa
Hadad1. Ruben5. Dan7. Gad11. Yusuf
Tema2. Simeon
Yetur3. Lewi6. Naftali8. Asyer12. Benyamin
Nafish4. Yehuda
Kedma9. Isakhar
10. Zebulon
Dina

Keterangan

  : Kawin
  : Keturunan


Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Kejadian 11:28
  2. ^ Kejadian 11:31
  3. ^ Kejadian 25:7–8
  4. ^ Kejadian 25:7–10
  5. ^ Kejadian 11:29
  6. ^ a b Kejadian 16:3
  7. ^ Kejadian 25:1
  8. ^ Kejadian 16:1–16
  9. ^ Kejadian 21:1–7
  10. ^ Kejadian 25:1–6
  11. ^ Kejadian 11:26
  12. ^ Kejadian 11:27
  13. ^ Kejadian 11:27
  14. ^ Kejadian 11:27
  15. ^ Kejadian 12:1–3
  16. ^ Kejadian 15:1–21
  17. ^ Kejadian 11:10–26
  18. ^ Bible Timeline
  19. ^ Kronologi Alkitab
  20. ^ Kejadian 17:5.
  21. ^ Kejadian 11: 10–26
  22. ^ Kejadian 11:31–32
  23. ^ Kejadian 12:1–3
  24. ^ Kejadian 12:5–8
  25. ^ Kejadian 12:10–20
  26. ^ Kejadian 13: 1–16
  27. ^ Asy-Syu'ara' (26): 161-162
  28. ^ Kejadian 14: 1–16
  29. ^ Kejadian 16: 1–16
  30. ^ Ibnu Katsir 2014, hlm. 219-220.
  31. ^ a b "The Return of Hagar" ("Kembalinya Hagar"), komentar Parshat Chayei Sarah, Chabad Lubavitch.
  32. ^ a b "Who Was Ketura?" ("Siapa Ketura"), Parashat Hashavua Study Center, Bar-Ilan University, 2003.
  33. ^ a b "Parshat Chayei Sarah", Torah Insights, Orthodox Union, 2002.
  34. ^ a b Bereshit Rabbah 61:4.
  35. ^ "Jewish Encyclopedia, Hagar". Jewishencyclopedia.com. Diakses tanggal 2014-05-12. 
  36. ^ 'Aishah 'Abd al-Rahman, Anthony Calderbank (1999). "Islam and the New Woman/ ﺍﻹﺳﻼﻡ ﻭﺍﻟﻤﺮﺃﺓ ﺍﻟﺠﺪﻳﺪﺓ". Alif: Journal of Comparative Poetics (19): 200. 
  37. ^ Fatani, Afnan H. (2006). "Hajar". Dalam Leaman, Oliver. The Qur'an: an encyclopedia. London: Routeledge. hlm. 234–36. 
  38. ^ Kejadian 17: 1–27
  39. ^ Kejadian 18: 1–15
  40. ^ Kejadian 23:1–19
  41. ^ Kejadian 25:1–6
  42. ^ Kejadian 25:5–6
  43. ^ Kejadian 25: 7–9
  44. ^ Kejadian 11:32; Kejadian 12:4
  45. ^ Kejadian 21:5
  46. ^ Kejadian 16, Kejadian 17
  47. ^ Kejadian 17, Kejadian 21
  48. ^ Kejadian 12:4
  49. ^ Kejadian 11:32
  50. ^ Kejadian 16:16
  51. ^ Kejadian 17:17 dan 24
  52. ^ Kejadian 21:5
  53. ^ Kejadian 23:1
  54. ^ Kejadian 25
  55. ^ Rohl, David (2002). The Lost Testament: From Eden to Exile – The Five-Thousand-Year History of the People of the Bible. London: Century. ISBN 0-7126-6993-0.  Published in paperback as Rohl, David (2003). From Eden to Exile: The Epic History of the People of the Bible. London: Arrow Books Ltd. ISBN 0-09-941566-6. 

Daftar pustaka

[sunting | sunting sumber]