Lompat ke isi

Kelirumologi: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Igho (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(48 revisi perantara oleh 27 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{refimprove|date=April 2019}}
'''Kelirumologi''' adalah istilah humoris untuk merujuk kepada beberapa kekeliruan logika dalam pembentukan frase dan kata yang sudah terlalu sering dipakai pengguna [[Bahasa Indonesia]] sehingga dianggap benar. Hal ini berhubungan langsung dengan [[salah kaprah]].
'''Kelirumologi''' adalah suatu mazhab atau paham mempelajari atau menelaah kekeliruan demi mencari kebenaran.


== Sejarah ==
Kelirumologi pertama dicetuskan oleh [[Jaya Suprana]],<ref>[http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/j/jaya-suprana/index.shtml TokohIndonesia.com.''Jaya Suprana, Si Multitalent Pencetus Kelirumologi''] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100416135925/http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/j/jaya-suprana/index.shtml |date=2010-04-16 }}. Jakarta: diunduh pada 25 Februari 03:48 WIB</ref> pengusaha [[jamu]] asal Kota [[Semarang]] yang juga pendiri [[Museum Rekor Indonesia]]. Sebagai pemikir, Jaya kerapkali memperdalam berbagai literatur baik dari [[buku]] maupun media lainnya untuk mempelajari kekeliruan yang terlanjur dianggap benar di tengah [[masyarakat]]. Dari hasil olah pikirnya itu, Jaya menerbitkan buku berjudul ''Kaleidoskopi Kelirumologi''. Buku tersebut mengajak pembaca agar lebih kritis terhadap semua hal yang dianggap benar padahal sebenarnya salah. Jadi, kelirumologi adalah ilmu yang mempelajari tentang kekeliruan menyebutkan suatu kata atau kalimat yang sudah dianggap benar di tengah masyarakat.


Karena gagasannya, tokoh dengan segudang julukan ini (antara lain: pianis, kartunis, seminaris, humorolog, jamulog, kelirumolog), Jaya Suprana dikenal sebagai Bapak Kelirumologi.


Secara berkala, Jaya Suprana juga menuliskan artikel-artikel tentang kelirumologi di majalah bulanan Indonesia [[Intisari]], setiap artikel membahas sebuah istilah yang salah kaprah. Kemudian rubrik Kelirumologi diterbitkan koran Sindo, majalah Tomato dan kini secara berkala setiap hari Jumat di Suara Pembaruan.
==Sejarah==
'''Kelirumologi''' pertama dicetuskan oleh [[Jaya Suprana]]<ref>[http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/j/jaya-suprana/index.shtml TokohIndonesia.com.''Jaya Suprana, Si Multitalent Pencetus Kelirumologi'']. Jakarta: diunduh pada 25 Februari 03:48 WIB</ref>, pengusaha [[jamu]] asal Kota [[Semarang]] yang juga pendiri [[Museum Rekor Indonesia]]. Sebagai pemikir, Jaya kerapkali memperdalam berbagai literatur baik dari [[buku]] maupun media lainnya untuk mempelajari kekeliruan yang terlanjur dianggap benar di tengah [[masyarakat]]. Dari hasil olah pikirnya itu, Jaya menerbitkan buku berjudul Kaleidoskopi ‘Kelirumologi’. Buku tersebut mengajak pembaca agar lebih kritis terhadap semua hal yang dianggap benar padahal sebenarnya salah. Jadi, kelirumologi adalah ilmu yang mempelajari tentang kekeliruan menyebutkan suatu kata atau kalimat yang sudah dianggap benar di tengah masyarakat.


==Asal kata==
== Asal kata ==
Jika diurai, 'kelirumologi' berasal dari kata 'keliru' yang artinya 'salah', dan 'logi (logos)' yang artinya 'ilmu'. Dua kata tersebut jika hendak digabungkan, maka seharusnya berbunyi '''kelirulogi''', bukan 'kelirumologi'. Akan tetapi Jaya Suprana sengaja menggunakan kata yang 'salah' tersebut untuk sekadar menjelaskan, bahwa istilah baru yang diciptakannya memang untuk mengajak kita semua menjadi peka terhadap kesalahkaprahan.
Jika diurai, 'kelirumologi' berasal dari kata 'keliru' yang artinya 'salah', dan 'logi (logos)' yang artinya 'ilmu'. Dua kata tersebut jika hendak digabungkan, maka seharusnya berbunyi '''kelirulogi''', bukan 'kelirumologi'. Akan tetapi Jaya Suprana sengaja menyelipkan kata "mo" yang 'keliru ' tersebut untuk sekadar menegaskan, bahwa istilah baru yang diciptakannya memang untuk mengajak kita semua menjadi peka terhadap kekeliruan karena istilahnya sendiri juga keliru.


==Kelirumologi yang menguntungkan==
== Kelirumologi dalam pemasaran ==
Beberapa pihak sangat diuntungkan oleh kelirumologi. Terutama produk-produk yang popularitasnya meningkat setelah kekeliruan ini terjadi dan masyarakat menjadikannya sebagai identitas suatu produk atau jasa dibanding mengingatnya sebagai merk. Misalnya produk Aqua atau Pentium.
Yang diuntungkan oleh kekeliruan penyebutan oleh masyarakat adalah produk-produk yang terlanjur terkenal, dan menjadi ''brand minded'', seperti Aqua, atau Pentium. Seseorang yang terlanjur maniak dengan air mineral Aqua, ketika hendak membeli air mineral di toko, ia tetap menyebutkan merk Aqua, meski tangannya menunjuk pada merk lain. Begitu pula dengan pentium, untuk mengetahui kualitas kecepatan sebuah ''personal computer'' (PC), seseorang selalu menanyakan "Pentium berapa?". Padahal merk prosesor kan tak hanya pentium saja. Merk-merk lain seperti sepeda motor Honda, pompa listrik Sanyo adalah sama halnya dengan dua contoh sebelumnya. Secara positif, kelirumologi penyebutan merk adalah keberhasilan upaya [[marketing]] yang salah satu tujuannya mempengaruhi perilaku masyarakat terhadap kesenangan suatu produk.


Secara positif, kelirumologi penyebutan merk adalah keberhasilan upaya [[marketing]] yang salah satu tujuannya memengaruhi perilaku masyarakat terhadap kesenangan suatu produk.
==Beberapa contoh kekeliruan istilah==

== Beberapa contoh kekeliruan istilah ==
Beberapa contoh di bawah ini adalah sebagian dari kesalahkaprahan penggunaan kata atau kalimat, dan penyebutan tidak semestinya yang kerap kali kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Bertambahnya temuan-temuan masih menjadi kemungkinan.
Beberapa contoh di bawah ini adalah sebagian dari kesalahkaprahan penggunaan kata atau kalimat, dan penyebutan tidak semestinya yang kerap kali kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Bertambahnya temuan-temuan masih menjadi kemungkinan.


=== Absen ===
Semestinya penulisan yang benar adalah '''al kitab'''. Dan jika ingin diterjemahkan, cukup menggunakan kata '''kitab''' saja, tanpa harus menambahkan kata '''suci'''. Sebab arti sebenarnya adalah kitab atau buku.
'''Absen''' berasal dari bahasa [[Inggris]], ''absent'' yang artinya ''tidak hadir''. Namun kenyataan dalam kehidupan sehari-hari membuktikan, penggunaan kata tersebut diartikan sebaliknya, menjadi ''hadir''.

===Abai===
Kata abai acapkali memiliki arti ganda yang keduanya memiliki pengertian bertolak belakang. Di satu sisi kata 'abai' dapat berarti 'diindahkan', 'diikuti', 'dituruti'. Contoh kalimat: "Anak yang baik hendaklah mengabaikan nasihat orang tua". Akan tetapi coba simak kalimat berikut: "Trolling sering dideskripsikan sebagai versi online dari eksperimen pelanggaran, dimana batas-batas sosial dan aturan etiket diabaikan". Kata 'diabaikan' pada contoh kalimat kedua berbanding terbalik dengan contoh kalimat sebelumnya.

Jika tidak yakin mengetahui arti kata 'abai', maka bisa digunakan kata 'diindahkan', diikuti', atau 'dituruti' agar tidak terjadi pergeseran makna.

===Absen===
'''Absen''' berasal dari bahasa [[Inggris]], ''absent'' yang artinya ''hadir''. Namun kenyataan dalam kehidupan sehari-hari membuktikan, penggunaan kata tersebut diartikan sebaliknya, menjadi ''tidak hadir''.


Di sekolah dan kantor-kantor baik swasta maupun pemerintah, istilah ''buku absen'' digunakan untuk memberi label buku daftar hadir. Begitu pula ''kartu absen'', yakni kartu yang digunakan untuk mengetahui kehadiran seseorang.
Di sekolah dan kantor-kantor baik swasta maupun pemerintah, istilah ''buku absen'' digunakan untuk memberi label buku daftar hadir. Begitu pula ''kartu absen'', yakni kartu yang digunakan untuk mengetahui kehadiran seseorang.


Merujuk pada arti dalam bahasa Inggris tadi, kata ''absen'' untuk ''buku absen'' atau ''kartu absen'' perlu diganti dengan ''presency card'' atau ''kartu kehadiran'', yang berasal dari bahasa Inggris, ''present'' yang artinya ''hadir'', ''mempersembahkan''. Jadi sebaiknya digunakan bahasa Indonesia, misalnya ''kartu kehadiran'' atau ''buku daftar hadir''.
Merujuk pada arti dalam bahasa Inggris tadi, kata ''absen'' untuk ''buku absen'' atau ''kartu absen'' perlu diganti dengan ''presency card'' atau ''kartu kehadiran'', yang berasal dari bahasa Inggris, ''present'' yang artinya ''hadir'', ''mempersembahkan''. Jadi sebaiknya digunakan bahasa Indonesia, misalnya ''kartu kehadiran'' , ''buku daftar hadir'' atau bisa juga dengan ''buku presensi''.


==Pagelaran==
=== Pagelaran ===
Banyak orang menuliskan kata 'pagelaran' untuk padanan kata 'penyelenggaraan' atau 'pementasan'. Sejauh manakah kata tersebut dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya? Coba kita amati pola pembentukan kata berikut ini:
Banyak orang menuliskan kata 'pagelaran' untuk padanan kata 'penyelenggaraan' atau 'pementasan'. Sejauh manakah kata tersebut dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya? Coba kita amati pola pembentukan kata berikut ini:


''tani, bertani, petani, pertanian''
''tani, bertani, petani, pertanian''
</br>''silat, bersilat, pesilat, persilatan''
<br />''silat, bersilat, pesilat, persilatan''
</br>''dagang, berdagang, pedagang, perdagangan''
<br />''dagang, berdagang, pedagang, perdagangan''
</br>''mukim, bermukim, pemukim, permukiman''
<br />''mukim, bermukim, pemukim, permukiman''
</br>''gelar, bergelar, penggelar, pergelaran''
<br />''gelar, bergelar, penggelar, pergelaran''


Merujuk pada pola pembentukan kata, maka seharusnya kata 'pagelaran' perlu diganti menjadi 'pergelaran'.
Merujuk pada pola pembentukan kata, maka seharusnya kata 'pagelaran' perlu diganti menjadi 'pergelaran'.


=== Keroncong ===
Kebanyakan orang sering menyamaratakan antara [[keroncong]], [[langgam]], dan [[stambul]] dengan sebutan keroncong. Padahal ketiganya berbeda satu sama lain. Di depan judul lagu biasanya tertulis singkatan '''Kr''' untuk keroncong, '''Lgm''' untuk langgam, dan '''Stb''' untuk stambul. Contoh '''Kr Bahana Pancasila''', '''Lgm Kota Solo''', atau '''Stb Baju Biru'''. Pembedaan istilah didasarkan pada bentuk bangunan lagunya. Kerancuan penyebutan dimungkinkan karena kesamaan irama, warna musik, dan jenis [[instrumen]] yang digunakan (gitar, cukulele, cak, flute, biola, bass, dan cello). Seperti sering kita jumpai, orang menyebut lagu langgam Bengawan Solo atau stambul Baju Biru dengan sebutan keroncong.


Coba amati perbedaan bentuk lagu dibawah ini (kode chord menggunakan huruf romawi I sampai VII):
* Keroncong asli memiliki bentuk lagu A - B - C. Dibawakan sebanyak dua kuplet utuh (dari atas). Berikut sepenggal alur lagu keroncong asli: | I,,, | I,,, | V,,, | dan seterusnya, seperti dalam lagu Kr Tanah Airku ciptaan Kelly Puspito.
* Bentuk lagu langgam ada dua versi. Yang pertama A - A - B - A dengan pengulangan dari bagian A kedua. Beda sedikit pada versi kedua, yakni pengulangannya langsung pada bagian B. Berikut sepenggal alur lagu langgam: | I,,, | IV, V, | I,,, | I,,, | dan seterusnya, seperti dalam lagu Lgm Bengawan Solo ciptaan Gesang.
* Stambul memiliki bentuk lagu A - A. Setelah interlude biasanya diulang dari bagian A ke dua. Berikut ini adalah sepenggal alur lau stambul: | I,,, | I,,, | IV,,, | dan seterusnya, seperti dalam lagu Stb Baju Biru.


Melihat begitu mencoloknya perbedaan antara ketiganya, maka penyebutan keroncong tidak serta-merta berdasar pada kesamaan irama saja, namun juga meneliti bentuk lagu (progresi chord).


=== Stres ===
Pada umumnya, orang sering mengatakan bahwa pengidap gangguan mental berat ([[gila]]) dengan istilah orang stress. Pada kenyataannya, setiap orang yang terkena tekanan mental adalah [[stres]].


==Keroncong==
== Lihat pula ==
* [[Kata Indonesia yang sering salah dieja]]
Kebanyakan orang sering menyamaratakan antara [[keroncong]], [[langgam]], dan [[stambul]] dengan sebutan keroncong. Padahal ketiganya berbeda satu sama lain. Di depan judul lagu biasanya tertulis singkatan '''Kr''' untuk keroncong, '''Lgm''' untuk langgam, dan '''Stb''' untuk stambul. Contoh '''Kr Bahana Pancasila''', '''Lgm Kota Solo''', atau '''Stb Baju Biru'''. Pembedaan istilah didasarkan pada bentuk bangunan lagunya. Kerancuan penyebutan dimungkinkan karena kesamaan irama, warna musik, dan jenis [[instrumen]] yang digunakan (gitar, cukulele, cak, flute, biola, bass, dan cello). Seperti sering kita jumpai, orang menyebut lagu langgam Bengawan Solo atau stambul Baju Biru dengan sebutan keroncong.
* [[Daftar kesalahpahaman umum]]


== Referensi ==
Coba amati perbedaan bentuk lagu dibawah ini (kode chord menggunakan huruf romawi I sampai VII):
{{reflist}}
* Keroncong asli memiliki bentuk lagu A - B - C. Dibawakan sebanyak dua kuplet utuh (dari atas). Berikut sepenggal alur lagu keroncong asli: | I , , , | I , , , | V , , , | dan seterusnya, seperti dalam lagu Kr Tanah Airku ciptaan Kelly Puspito.
* Bentuk lagu langgam ada dua versi. Yang pertama A - A - B - A dengan pengulangan dari bagian A kedua. Beda sedikit pada versi kedua, yakni pengulangannya langsung pada bagian B. Berikut sepenggal alur lagu langgam: | I , , , | IV , V , | I , , , | I , , , | dan seterusnya, seperti dalam lagu Lgm Bengawan Solo ciptaan Gesang.
* Stambul memiliki bentuk lagu A - A. Setelah interlude biasanya diulang dari bagian A ke dua. Berikut ini adalah sepenggal alur lau stambul: | I , , , | I , , , | IV , , , | dan seterusnya, seperti dalam lagu Stb Baju Biru.


== Pranala luar ==
Melihat begitu mencoloknya perbedaan antara ketiganya, maka penyebutan keroncong tidak serta-merta berdasar pada kesamaan irama saja, namun juga meneliti bentuk lagu (progresi chord).
* {{id}} [http://polisieyd.blogsome.com Polisi EYD] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20171117153454/http://polisieyd.blogsome.com/ |date=2017-11-17 }}
* {{id}} [http://www.halalguide.info/content/view/216/46/ Istilah kelirumologi digunakan Hermawan Kartajaya dalam wawancara dengan situs web Halal Guide untuk menjelaskan fenomena pemasaran] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070311044859/http://www.halalguide.info/content/view/216/46/ |date=2007-03-11 }}
* {{id}} [http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/j/jaya-suprana/index.shtml Tokoh Indonesia: Jaya Suprana] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100416135925/http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/j/jaya-suprana/index.shtml |date=2010-04-16 }}


[[Kategori:Bahasa Indonesia]]
==Referensi==
[[Kategori:Linguistik]]
<references/>
==Pranala luar==
* [http://polisieyd.blogsome.com Polisi EYD]
* [http://www.halalguide.info/content/view/216/46/ Istilah kelirumologi digunakan Hermawan Kartajaya dalam wawancara dengan situs Halal Guide untuk menjelaskan fenomena pemasaran]
[[Kategori:Kelirumologi|Kelirumologi]]

Revisi terkini sejak 19 Oktober 2023 12.48

Kelirumologi adalah suatu mazhab atau paham mempelajari atau menelaah kekeliruan demi mencari kebenaran.

Kelirumologi pertama dicetuskan oleh Jaya Suprana,[1] pengusaha jamu asal Kota Semarang yang juga pendiri Museum Rekor Indonesia. Sebagai pemikir, Jaya kerapkali memperdalam berbagai literatur baik dari buku maupun media lainnya untuk mempelajari kekeliruan yang terlanjur dianggap benar di tengah masyarakat. Dari hasil olah pikirnya itu, Jaya menerbitkan buku berjudul Kaleidoskopi Kelirumologi. Buku tersebut mengajak pembaca agar lebih kritis terhadap semua hal yang dianggap benar padahal sebenarnya salah. Jadi, kelirumologi adalah ilmu yang mempelajari tentang kekeliruan menyebutkan suatu kata atau kalimat yang sudah dianggap benar di tengah masyarakat.

Karena gagasannya, tokoh dengan segudang julukan ini (antara lain: pianis, kartunis, seminaris, humorolog, jamulog, kelirumolog), Jaya Suprana dikenal sebagai Bapak Kelirumologi.

Secara berkala, Jaya Suprana juga menuliskan artikel-artikel tentang kelirumologi di majalah bulanan Indonesia Intisari, setiap artikel membahas sebuah istilah yang salah kaprah. Kemudian rubrik Kelirumologi diterbitkan koran Sindo, majalah Tomato dan kini secara berkala setiap hari Jumat di Suara Pembaruan.

Asal kata

[sunting | sunting sumber]

Jika diurai, 'kelirumologi' berasal dari kata 'keliru' yang artinya 'salah', dan 'logi (logos)' yang artinya 'ilmu'. Dua kata tersebut jika hendak digabungkan, maka seharusnya berbunyi kelirulogi, bukan 'kelirumologi'. Akan tetapi Jaya Suprana sengaja menyelipkan kata "mo" yang 'keliru ' tersebut untuk sekadar menegaskan, bahwa istilah baru yang diciptakannya memang untuk mengajak kita semua menjadi peka terhadap kekeliruan karena istilahnya sendiri juga keliru.

Kelirumologi dalam pemasaran

[sunting | sunting sumber]

Beberapa pihak sangat diuntungkan oleh kelirumologi. Terutama produk-produk yang popularitasnya meningkat setelah kekeliruan ini terjadi dan masyarakat menjadikannya sebagai identitas suatu produk atau jasa dibanding mengingatnya sebagai merk. Misalnya produk Aqua atau Pentium.

Secara positif, kelirumologi penyebutan merk adalah keberhasilan upaya marketing yang salah satu tujuannya memengaruhi perilaku masyarakat terhadap kesenangan suatu produk.

Beberapa contoh kekeliruan istilah

[sunting | sunting sumber]

Beberapa contoh di bawah ini adalah sebagian dari kesalahkaprahan penggunaan kata atau kalimat, dan penyebutan tidak semestinya yang kerap kali kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Bertambahnya temuan-temuan masih menjadi kemungkinan.

Absen berasal dari bahasa Inggris, absent yang artinya tidak hadir. Namun kenyataan dalam kehidupan sehari-hari membuktikan, penggunaan kata tersebut diartikan sebaliknya, menjadi hadir.

Di sekolah dan kantor-kantor baik swasta maupun pemerintah, istilah buku absen digunakan untuk memberi label buku daftar hadir. Begitu pula kartu absen, yakni kartu yang digunakan untuk mengetahui kehadiran seseorang.

Merujuk pada arti dalam bahasa Inggris tadi, kata absen untuk buku absen atau kartu absen perlu diganti dengan presency card atau kartu kehadiran, yang berasal dari bahasa Inggris, present yang artinya hadir, mempersembahkan. Jadi sebaiknya digunakan bahasa Indonesia, misalnya kartu kehadiran , buku daftar hadir atau bisa juga dengan buku presensi.

Pagelaran

[sunting | sunting sumber]

Banyak orang menuliskan kata 'pagelaran' untuk padanan kata 'penyelenggaraan' atau 'pementasan'. Sejauh manakah kata tersebut dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya? Coba kita amati pola pembentukan kata berikut ini:

tani, bertani, petani, pertanian
silat, bersilat, pesilat, persilatan
dagang, berdagang, pedagang, perdagangan
mukim, bermukim, pemukim, permukiman
gelar, bergelar, penggelar, pergelaran

Merujuk pada pola pembentukan kata, maka seharusnya kata 'pagelaran' perlu diganti menjadi 'pergelaran'.

Keroncong

[sunting | sunting sumber]

Kebanyakan orang sering menyamaratakan antara keroncong, langgam, dan stambul dengan sebutan keroncong. Padahal ketiganya berbeda satu sama lain. Di depan judul lagu biasanya tertulis singkatan Kr untuk keroncong, Lgm untuk langgam, dan Stb untuk stambul. Contoh Kr Bahana Pancasila, Lgm Kota Solo, atau Stb Baju Biru. Pembedaan istilah didasarkan pada bentuk bangunan lagunya. Kerancuan penyebutan dimungkinkan karena kesamaan irama, warna musik, dan jenis instrumen yang digunakan (gitar, cukulele, cak, flute, biola, bass, dan cello). Seperti sering kita jumpai, orang menyebut lagu langgam Bengawan Solo atau stambul Baju Biru dengan sebutan keroncong.

Coba amati perbedaan bentuk lagu dibawah ini (kode chord menggunakan huruf romawi I sampai VII):

  • Keroncong asli memiliki bentuk lagu A - B - C. Dibawakan sebanyak dua kuplet utuh (dari atas). Berikut sepenggal alur lagu keroncong asli: | I,,, | I,,, | V,,, | dan seterusnya, seperti dalam lagu Kr Tanah Airku ciptaan Kelly Puspito.
  • Bentuk lagu langgam ada dua versi. Yang pertama A - A - B - A dengan pengulangan dari bagian A kedua. Beda sedikit pada versi kedua, yakni pengulangannya langsung pada bagian B. Berikut sepenggal alur lagu langgam: | I,,, | IV, V, | I,,, | I,,, | dan seterusnya, seperti dalam lagu Lgm Bengawan Solo ciptaan Gesang.
  • Stambul memiliki bentuk lagu A - A. Setelah interlude biasanya diulang dari bagian A ke dua. Berikut ini adalah sepenggal alur lau stambul: | I,,, | I,,, | IV,,, | dan seterusnya, seperti dalam lagu Stb Baju Biru.

Melihat begitu mencoloknya perbedaan antara ketiganya, maka penyebutan keroncong tidak serta-merta berdasar pada kesamaan irama saja, namun juga meneliti bentuk lagu (progresi chord).

Pada umumnya, orang sering mengatakan bahwa pengidap gangguan mental berat (gila) dengan istilah orang stress. Pada kenyataannya, setiap orang yang terkena tekanan mental adalah stres.

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ TokohIndonesia.com.Jaya Suprana, Si Multitalent Pencetus Kelirumologi Diarsipkan 2010-04-16 di Wayback Machine.. Jakarta: diunduh pada 25 Februari 03:48 WIB

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]