Melangun: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(Satu revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
[[Berkas:Orang rimbo.jpg|jmpl|Suku Anak Dalam (Orang Rimba)|ka|250px]] |
|||
'''Melangun''' adalah tradisi berpindah-pindah tempat atau pergi jauh bagi masyarakat [[Suku Anak Dalam]]/[[Orang Rimba]]/[[Suku Kubu]], [[Jambi]] dan [[Riau]], [[Indonesia]].<ref name="Icha Fadilla"> {{cite web|url= http://www.scribd.com/doc/83059307/TUGAS-SOSIOLOGI| title= ''Kehidupan Suku Rimba''| publisher= Scribd.com| accessdate= 18 Mei 2014.15.00}} </ref> Jika anggota keluarga Suku Anak Dalam meninggal dunia, maka pihak keluarga dan kerabat terdekat akan pergi meninggalkan tempat tinggal mereka.<ref name="Aman"> {{cite web| url=http://www.aman.or.id/wp-content/uploads/2014/05/Kesaksian-Tumenggung-Tarib_Orang-Rimba_pada-Sidang-Gugatan-UU-Kehutanan-ke-MK-1.pdf| title= ''Karakteristik dan Kultur Orang Rimbo''| publisher= Aman.or.id| accessdate= 18 Mei 2014.15.20}} </ref> Selain [[keluarga]] dan [[kerabat]], [[tetangga]] yang rumahnya dekat dengan orang meninggal juga meninggalkan [[rumah]] dan tempat mereka, karena mereka percaya tempat tersebut dapat menimbulkan kesialan.<ref name="Ima/R-2"> {{cite web| url= http://www.koran-jakarta.com/?pg=instagram_detail&berita_id=8347| title= ''Asal Usul dan Tradisi Suku Anak Rimba''| publisher= Koran-Jakarta.com| accessdate= 18 Mei 2014.15.20}} </ref> |
'''Melangun''' adalah tradisi berpindah-pindah tempat atau pergi jauh bagi masyarakat [[Suku Anak Dalam]]/[[Orang Rimba]]/[[Suku Kubu]], [[Jambi]] dan [[Riau]], [[Indonesia]].<ref name="Icha Fadilla"> {{cite web|url= http://www.scribd.com/doc/83059307/TUGAS-SOSIOLOGI| title= ''Kehidupan Suku Rimba''| publisher= Scribd.com| accessdate= 18 Mei 2014.15.00}} </ref> Jika anggota keluarga Suku Anak Dalam meninggal dunia, maka pihak keluarga dan kerabat terdekat akan pergi meninggalkan tempat tinggal mereka.<ref name="Aman"> {{cite web| url=http://www.aman.or.id/wp-content/uploads/2014/05/Kesaksian-Tumenggung-Tarib_Orang-Rimba_pada-Sidang-Gugatan-UU-Kehutanan-ke-MK-1.pdf| title= ''Karakteristik dan Kultur Orang Rimbo''| publisher= Aman.or.id| accessdate= 18 Mei 2014.15.20}} </ref> Selain [[keluarga]] dan [[kerabat]], [[tetangga]] yang rumahnya dekat dengan orang meninggal juga meninggalkan [[rumah]] dan tempat mereka, karena mereka percaya tempat tersebut dapat menimbulkan kesialan.<ref name="Ima/R-2"> {{cite web| url= http://www.koran-jakarta.com/?pg=instagram_detail&berita_id=8347| title= ''Asal Usul dan Tradisi Suku Anak Rimba''| publisher= Koran-Jakarta.com| accessdate= 18 Mei 2014.15.20}} </ref> |
||
Baris 14: | Baris 12: | ||
[[Kategori:Budaya Indonesia]] |
[[Kategori:Budaya Indonesia]] |
||
[[Kategori: |
[[Kategori:Budaya Jambi]] |
||
[[Kategori:Riau]] |
[[Kategori:Riau]] |
Revisi terkini sejak 20 Oktober 2023 06.52
Melangun adalah tradisi berpindah-pindah tempat atau pergi jauh bagi masyarakat Suku Anak Dalam/Orang Rimba/Suku Kubu, Jambi dan Riau, Indonesia.[1] Jika anggota keluarga Suku Anak Dalam meninggal dunia, maka pihak keluarga dan kerabat terdekat akan pergi meninggalkan tempat tinggal mereka.[2] Selain keluarga dan kerabat, tetangga yang rumahnya dekat dengan orang meninggal juga meninggalkan rumah dan tempat mereka, karena mereka percaya tempat tersebut dapat menimbulkan kesialan.[3]
Pelaksanaan
[sunting | sunting sumber]Dahulu masyarakat Suku Anak Dalam meninggalkan tempat tinggal mereka dalam waktu yang cukup lama, biasanya 10-12 tahun.[4] Namun, kini perpindahan tersebut hanya berkisar 4 bulan hingga setahun, karena wilayah mereka sudah semakin sempit, sehingga wilayah Melangun mereka tidak sejauh dahulu.[4] Kini saat kematian anggota keluarga meninggal dunia, tidak semua anggota Suku Anak Dalam pergi Melangun.[4] Hanya anggota keluarga mendiang saja yang pergi Melangun.[4] Jika ada anggota Suku Anak Dalam meninggal, maka seluruh anggota merasa sedih yang mendalam, mereka menangis, dan meraung-raung selama satu minggu.[4] Sebagian wanita menghempaskan tubuh mereka ke pohon besar dan tanah.[4] Di antara mereka yang bersedih, ada yang berteriak, dan ada yang mengatakan laa illa hail, yang artinya ya Tuhan kembalikan nyawa orang kami.[4]
Jenazah orang meninggal ditutup dengan kain dari mata kaki hingga menutupi kepala, kemudian diangkat oleh tiga orang dari rumah menuju pemakamannya.[2] Pemakamannya di sebuah pondok yang terletak 4 km di dalam hutan.[2] Ukuran pondok jenazah berbeda tergantung pada umur jenazah.[2] Jika anak-anak tingginya 4 undukan/anak tangga dari tanah.[2] Jika orang dewasa tingginya 3-4 meter dari tanah.[2]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ "Kehidupan Suku Rimba". Scribd.com. Diakses tanggal 18 Mei 2014.15.00.
- ^ a b c d e f "Karakteristik dan Kultur Orang Rimbo" (PDF). Aman.or.id. Diakses tanggal 18 Mei 2014.15.20.
- ^ "Asal Usul dan Tradisi Suku Anak Rimba". Koran-Jakarta.com. Diakses tanggal 18 Mei 2014.15.20.
- ^ a b c d e f g "Mengenal Lebih Dekat Suku Anak Dalam/Orang Kubu". Kemsos.go.id. Diakses tanggal 18 Mei 2014.15.30.