Lompat ke isi

Allo Bank Indonesia: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Pengembalian manual
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(41 revisi perantara oleh 22 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 2: Baris 2:
| company_name = PT Allo Bank Indonesia Tbk
| company_name = PT Allo Bank Indonesia Tbk
| company_logo = [[Berkas:Allo Bank logo.png|250px]]
| company_logo = [[Berkas:Allo Bank logo.png|250px]]
| company_type = [[Jasa keuangan]]/[[Perusahaan publik|publik]] {{BEI|BBHI}}
| company_type = [[Perusahaan publik|Publik]]
| traded_as = {{BEI|BBHI}}
| founder =
| industry = [[Jasa keuangan]]
| foundation = [[Jakarta]], [[Indonesia]] (1993)
| founder =
| location = Asean Tower Lt. 2-3<br>Jl. K.H Samanhudi No. 10, Sawah Besar, Jakarta
| foundation = {{start date and age|1993}}
| key_people = [[Yohanes (bankir)|Yohanes]] (Direktur Utama)
| location = Asean Tower Lt. 2-3<br>Jl. K.H. Samanhudi No. 10, Sawah Besar, Jakarta
| key_people = [[Indra Utoyo]] (Direktur Utama)
| shareholders =
| shareholders =
| owner = Hakim Putra Perkasa (1993-2020)<br>[[Mega Corpora]] (2020-sekarang)
| owner = Tamara Group (1993-1996)<br>Hakim Putra Perkasa (1993-2020)<br>[[CT Corp]] (2020-sekarang)
| parent = PT [[Mega Corpora]] (60,88%)<br/>PT [[Bukalapak.com]] Tbk (11,49%)<br/>[[Abadi Investment]] Pte Ltd (7,00%)<br/>PT [[Indolife Pensiontama|Indolife]] Investama Perkasa (6,00%)<br/>[[Publik]] (14,63%)
| revenue = Rp 101 miliar (2018), Rp 86 miliar (2019) {{decrease}}
| net_income = Rp -123 miliar (2018), Rp -36 miliar (2019) {{increase}}
| revenue = Rp 101 miliar (2018), Rp 86 miliar (2019) {{decrease}}
| net_income = Rp -123 miliar (2018), Rp -36 miliar (2019) {{increase}}
| homepage = [http://www.allobank.com www.allobank.com]
| homepage = [http://www.allobank.com www.allobank.com]
}}
}}
[[Berkas:Bank-harda-international.png|jmpl|kanan|200px|Logo Bank Harda Internasional (hingga 10 Mei 2021)]]
[[Berkas:Bank-harda-international.png|jmpl|kanan|200px|Logo Bank Harda Internasional (hingga 10 Mei 2021)]]
'''Allo Bank''' (sebelumnya bernama '''Bank Harda Internasional''') adalah [[perusahaan]] yang bergerak dibidang [[perbankan]] yang berdiri sejak [[1993]] dan berlokasi di [[Jakarta]].
'''Allo Bank''' (sebelumnya bernama '''Bank Harda Internasional''') adalah [[perusahaan]] Indonesia yang bergerak di bidang [[perbankan]]. Bank ini berdiri sejak [[1993]] dan berlokasi di [[Jakarta]].


Sebelumnya, nama perusahaan adalah '''Bank Arta Griya''', kemudian berubah kembali menjadi '''Bank Harda Griya''' hingga tahun [[1996]].<ref>[https://www.bankbhi.co.id/bhi/cache/doc/pu/ar2019/Annual_Report_BHI_2019.pdf Laporan Tahunan Bank Harda 2019]</ref>
Sebelumnya, nama perusahaan adalah '''Bank Arta Griya''', kemudian berubah kembali menjadi '''Bank Harda Griya''' hingga tahun [[1996]].<ref>{{Cite web |url=https://www.bankbhi.co.id/bhi/cache/doc/pu/ar2019/Annual_Report_BHI_2019.pdf |title=Laporan Tahunan Bank Harda 2019 |access-date=2020-04-12 |archive-date=2020-04-12 |archive-url=https://web.archive.org/web/20200412121803/https://www.bankbhi.co.id/bhi/cache/doc/pu/ar2019/Annual_Report_BHI_2019.pdf |dead-url=yes }}</ref> Bank Harda awalnya dimiliki oleh Tamara Group (yang juga memiliki [[Bank Tamara]]) bersama dengan Rachman Hakim (pengusaha pemilik tambang [[kaolin]] dan agen [[sepeda motor]]) yang berfokus di sektor industri,<ref>[https://books.google.co.id/books?id=dikXAQAAMAAJ&q=bankHarda+Tamara&dq=bankHarda+Tamara&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjhnMXUwpD4AhURXnwKHZP6D80Q6AF6BAgIEAI Indonesia Bank Directory]</ref> namun belakangan Hakim menguasai seluruh saham di bank ini lewat PT Hakim Putra Perkasa.<ref name=ch>[https://finansial.bisnis.com/read/20201104/90/1313378/kontroversi-hakim-putra-pemilik-bank-harda-yang-dibeli-chairul-tanjung Kontroversi Hakim Putra, Pemilik Bank Harda yang Dibeli Chairul Tanjung]</ref>


Perusahaan mencatatkan sahamnya di [[Bursa Efek Indonesia]] pada tahun [[2015]]. Bank ini tercatat sempat menggegerkan industri keuangan dan [[OJK]] karena sempat menjual produk [[investasi]] ilegal FTC (''forward trade confirmation'') di tahun tersebut yang dipasarkan oleh induknya, PT Hakim Putra, walaupun kemudian diklaim manajemen sudah dihentikan dan penjualannya tidak banyak setelah terbongkar di tahun 2020.<ref name=ch/>
Perusahaan mencatatkan sahamnya di [[Bursa Efek Indonesia]] pada tahun [[2015]].


Pada tanggal [[2 November]] [[2020]], [[Mega Corp]] telah mengakuisisi Bank Harda Internasional dengan nilai Rp 308 miliar.<ref>[https://www.cnbcindonesia.com/market/20201102161121-17-198691/chairul-tanjung-caplok-737-saham-bank-harda-internasional Chairul Tanjung Caplok 73,7% Saham Bank Harda Internasional]</ref> Mega Corp berkomitmen untuk menaikkan permodalan Bank Harda Internasional menjadi bank BUKU I dengan modal inti di atas Rp 1 triliun, dimana saat diakuisisi modal inti Bank Harda Internasional baru Rp 300 miliar.
Pada tanggal [[2 November]] [[2020]], [[Mega Corp]] telah mengakuisisi Bank Harda Internasional dengan nilai Rp 308 miliar.<ref>[https://www.cnbcindonesia.com/market/20201102161121-17-198691/chairul-tanjung-caplok-737-saham-bank-harda-internasional Chairul Tanjung Caplok 73,7% Saham Bank Harda Internasional]</ref> Mega Corp berkomitmen untuk menaikkan permodalan Bank Harda Internasional menjadi bank BUKU I dengan modal inti di atas Rp 1 triliun, di mana saat diakuisisi modal inti Bank Harda Internasional baru Rp 300 miliar.

Nama Bank Harda kemudian menjadi Allo Bank di tanggal 30 Juni 2021,<ref>[https://finansial.bisnis.com/read/20210704/90/1413399/resmi-bank-harda-bbhi-ganti-nama-jadi-allo-bank Resmi! Bank Harda (BBHI) Ganti Nama jadi Allo Bank]</ref> di mana Allo merupakan singkatan dari ''all in one'' ("semua dalam satu"). Allo Bank merupakan bank digital yang peluncuran aplikasinya dilakukan pada 20 Mei 2022 dalam acara "Allo Bank Festival".<ref>[https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20220520120631-78-798946/chairul-tanjung-resmi-luncurkan-allo-bank-one-for-all-all-for-one Chairul Tanjung Resmi Luncurkan Allo Bank: One for All, All for One]</ref> Selain Mega Corpora (saat ini memegang 60,9% saham), belakangan masuk juga pemegang saham lain, seperti [[Bukalapak]] (11,5%) dan PT [[Indolife Pensiontama|Indolife]] Investama Perkasa (6%).<ref>[https://www.allobank.com/about-us/investor-relations Informasi Pemegang Saham]</ref>


== Referensi ==
== Referensi ==
Baris 26: Baris 31:


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
* {{id}} {{resmi|http://www.bankbhi.co.id}}
* {{id}} {{resmi|http://www.allobank.com}}


{{CT Corp}}
{{CT Corp}}
Baris 35: Baris 40:
[[Kategori:Bank di Indonesia|Harda Internasional]]
[[Kategori:Bank di Indonesia|Harda Internasional]]
[[Kategori:Perusahaan yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia]]
[[Kategori:Perusahaan yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia]]
[[Kategori:Pendirian tahun 1993 di Indonesia]]

Revisi terkini sejak 23 Oktober 2023 14.35

PT Allo Bank Indonesia Tbk
Publik
Kode emitenIDX: BBHI
IndustriJasa keuangan
Didirikan1993; 31 tahun lalu (1993)
Kantor
pusat
Asean Tower Lt. 2-3
Jl. K.H. Samanhudi No. 10, Sawah Besar, Jakarta
Tokoh
kunci
Indra Utoyo (Direktur Utama)
PendapatanRp 101 miliar (2018), Rp 86 miliar (2019) Penurunan
Rp -123 miliar (2018), Rp -36 miliar (2019) Kenaikan
PemilikTamara Group (1993-1996)
Hakim Putra Perkasa (1993-2020)
CT Corp (2020-sekarang)
IndukPT Mega Corpora (60,88%)
PT Bukalapak.com Tbk (11,49%)
Abadi Investment Pte Ltd (7,00%)
PT Indolife Investama Perkasa (6,00%)
Publik (14,63%)
Situs webwww.allobank.com
Logo Bank Harda Internasional (hingga 10 Mei 2021)

Allo Bank (sebelumnya bernama Bank Harda Internasional) adalah perusahaan Indonesia yang bergerak di bidang perbankan. Bank ini berdiri sejak 1993 dan berlokasi di Jakarta.

Sebelumnya, nama perusahaan adalah Bank Arta Griya, kemudian berubah kembali menjadi Bank Harda Griya hingga tahun 1996.[1] Bank Harda awalnya dimiliki oleh Tamara Group (yang juga memiliki Bank Tamara) bersama dengan Rachman Hakim (pengusaha pemilik tambang kaolin dan agen sepeda motor) yang berfokus di sektor industri,[2] namun belakangan Hakim menguasai seluruh saham di bank ini lewat PT Hakim Putra Perkasa.[3]

Perusahaan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2015. Bank ini tercatat sempat menggegerkan industri keuangan dan OJK karena sempat menjual produk investasi ilegal FTC (forward trade confirmation) di tahun tersebut yang dipasarkan oleh induknya, PT Hakim Putra, walaupun kemudian diklaim manajemen sudah dihentikan dan penjualannya tidak banyak setelah terbongkar di tahun 2020.[3]

Pada tanggal 2 November 2020, Mega Corp telah mengakuisisi Bank Harda Internasional dengan nilai Rp 308 miliar.[4] Mega Corp berkomitmen untuk menaikkan permodalan Bank Harda Internasional menjadi bank BUKU I dengan modal inti di atas Rp 1 triliun, di mana saat diakuisisi modal inti Bank Harda Internasional baru Rp 300 miliar.

Nama Bank Harda kemudian menjadi Allo Bank di tanggal 30 Juni 2021,[5] di mana Allo merupakan singkatan dari all in one ("semua dalam satu"). Allo Bank merupakan bank digital yang peluncuran aplikasinya dilakukan pada 20 Mei 2022 dalam acara "Allo Bank Festival".[6] Selain Mega Corpora (saat ini memegang 60,9% saham), belakangan masuk juga pemegang saham lain, seperti Bukalapak (11,5%) dan PT Indolife Investama Perkasa (6%).[7]

Referensi[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]