Dolok Imun: Perbedaan antara revisi
Pnaipospos (bicara | kontrib) ←Membuat halaman berisi 'Dolok Imun, Huta Raja, Kecamatan Sipoholon, Kabupaten Tapanuli Utara sekarang merupakan daerah perkampungan yang ...' |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(16 revisi perantara oleh 13 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
'''Dolok Imun''' adalah sebuah [[bukit]] di [[Tanah Batak]] yang diyakini sebagai daerah sentral asal-mula keturunan [[Raja Naipospos]]. Dalam [[bahasa Batak]], ''dolok'' dapat diartikan sebagai puncak, bukit, atau gunung. |
|||
[[Dolok Imun|Dolok Imun, Huta Raja]], [[Kecamatan]] [[Sipoholon, Tapanuli Utara|Sipoholon]], [[Kabupaten]] [[Tapanuli Utara]] sekarang merupakan daerah perkampungan yang pertama kali dibuka oleh Raja Naipospos. |
|||
== Letak Geografis == |
|||
Dolok Imun sebagai tempat lahir dan dibesarkannya putera-puteri [[Raja Naipospos]] dan dari tempat tersebutlah keturunan Raja Naipospos tersebar atau merantau ke daerah lain. |
|||
Diperkirakan Dolok Imun memiliki ketinggian mencapai 1.800 meter di atas permukaan laut, terletak di [[Kabupaten Tapanuli Utara]], [[Sumatera Utara|Provinsi Sumatera Utara]]. Kondisi puncak Dolok Imun saat ini ditumbuhi oleh hutan dengan dikelilingi pemukiman desa di kaki bukitnya. Ada beberapa desa yang terletak di sekitar kaki Dolok Imun, antara lain: [[Huta Raja, Sipoholon, Tapanuli Utara|Desa Hutaraja]], [[Huta Raja Hasundutan, Sipoholon, Tapanuli Utara|Desa Hutaraja Hasundutan]], [[Lumban Tongatonga, Siborongborong, Tapanuli Utara|Desa Lumban Tongatonga]], [[Sibaragas, Pagaran, Tapanuli Utara|Desa Sibaragas]], dan [[Lumban Motung, Pagaran, Tapanuli Utara|Desa Lumban Motung]]. Saat ini secara administrasi, Desa Hutaraja dan Desa Hutaraja Hasundutan masuk dalam wilayah [[Sipoholon, Tapanuli Utara|Kecamatan Sipoholon]], Desa Lumban Tongatonga masuk dalam wilayah [[Siborongborong, Tapanuli Utara|Kecamatan Siborongborong]], Desa Sibaragas dan Desa Lumban Motung masuk dalam wilayah [[Pagaran, Tapanuli Utara|Kecamatan Pagaran]].<ref>{{Cite news|url=https://medan.tribunnews.com/2018/06/10/hutan-pinus-dolok-imun-gundul-warga-kehilangan-sumber-penghidupan-hayati|title=Hutan Pinus Dolok Imun Gundul, Warga Kehilangan Sumber Penghidupan Hayati|last=Bakkara|first=Arjuna|date=|work=[[Tribunnews|Tribunnews.com]]|language=id|access-date=|via=}}</ref> |
|||
== Aspek Historis == |
|||
{{budaya-stub}} |
|||
Menurut legenda yang berkembang dalam masyarakat [[Batak]], setelah keturunan Tuan Sorbadibanua dari istrinya boru Sibasopaet yakni: [[Toga Sihombing|Raja Sumba]], [[Hasibuan|Raja Sobu]], dan [[Naipospos|Raja Naipospos]] berpisah, maka Raja Naipospos pergi ke Bahalbatu lalu pindah dan menetap membuka perkampungan pertama di Dolok Imun.<ref>{{Cite web|url=http://tarombo-naipospos.blogspot.com/|title=TAROMBO NAIPOSPOS|last=|first=|date=|website=Kisah Raja Naipospos dan Keturunannya, tulisan Ricardo Parulian Sibagariang|publisher=|access-date=}}</ref> |
|||
Raja Naipospos adalah nenek moyang pemersatu marga-marga keturunan Naipospos yakni: [[Sibagariang]], [[Hutauruk]], [[Simanungkalit]], [[Situmeang]], [[Marbun Lumbanbatu]], [[Marbun Banjarnahor]], dan [[Marbun Lumbangaol]]. Diyakini para putra-putri Raja Naipospos lahir dan dibesarkan di Dolok Imun. Bekas perkampungannya masih dapat dikunjungi saat ini yakni sebuah lokasi dekat sumber mata air yang dinamai '''Mual Tabu'''. Sepeninggal Raja Naipospos, para putra-putri Raja Naipospos tersebar dari Dolok Imun membuka perkampungan di daerah [[Huta Raja, Sipoholon, Tapanuli Utara|Huta Raja]] dekat kaki Dolok Imun, hingga ke daerah [[Sipoholon, Tapanuli Utara|Sipoholon]]. |
|||
Ada sebuah tradisi [[Yibelium perak|yubileum]] bagi keturunan Naipospos menyelenggarakan sebuah pesta dalam rangka berdoa memohon berkat. Para keturunan Naipospos di seluruh dunia berkumpul bersama di Dolok Imun sekaligus napak tilas mengenang sejarah para nenek moyang generasi awal keturunan Raja Naipospos. Kini, di Dolok Imun terdapat dua prasasti pertanda telah diadakannya pesta oleh keturunan Naipospos yakni tahun 1983 dan 2008. Pesta ini bermula di tahun 1933, ketika seluruh keturunan Naipospos berkumpul di [[Sipoholon, Tapanuli Utara|Sipoholon]] melakukan acara doa bersama memohon berkat.<ref>{{Cite web|url=http://forumnaipospos.blogspot.com|title=FORUM DIALOG TAROMBO NAIPOSPOS|last=|first=|date=|website=website tarombo Naipospos|publisher=|access-date=}}</ref> |
|||
Berikut ini bagan silsilah keturunan Raja Naipospos sesuai dengan penuturan para tetua dan tokoh adat marga-marga keturunan Naipospos yang bermukim di daerah Dolok Imun, Huta Raja, Sipoholon, sebagai sentral Naipospos.<ref>{{Cite web|url=https://wiki-indonesia.club/wiki/Berkas:Tarombo_dohot_Turiturian_ni_si_Raja_Naipospos.pdf|title=Tarombo dohot Turiturian ni si Raja Naipospos|last=|first=|date=|website=buku tulisan Haran Sibagariang pada tahun 1953, mantan Kepala Negeri Hutaraja|publisher=|language=Batak|access-date=}}</ref> |
|||
{{Silsilah_Naipospos}} |
|||
== Referensi == |
|||
<references /> |
|||
{{Marga Naipospos}} |
|||
[[Kategori:Gunung di Sumatera Utara]] |
|||
[[Kategori:Sipoholon, Tapanuli Utara]] |
|||
[[Kategori:Marga Batak Toba]] |
|||
[[Kategori:Naipospos]] |
Revisi terkini sejak 28 Oktober 2023 07.35
Dolok Imun adalah sebuah bukit di Tanah Batak yang diyakini sebagai daerah sentral asal-mula keturunan Raja Naipospos. Dalam bahasa Batak, dolok dapat diartikan sebagai puncak, bukit, atau gunung.
Letak Geografis
[sunting | sunting sumber]Diperkirakan Dolok Imun memiliki ketinggian mencapai 1.800 meter di atas permukaan laut, terletak di Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara. Kondisi puncak Dolok Imun saat ini ditumbuhi oleh hutan dengan dikelilingi pemukiman desa di kaki bukitnya. Ada beberapa desa yang terletak di sekitar kaki Dolok Imun, antara lain: Desa Hutaraja, Desa Hutaraja Hasundutan, Desa Lumban Tongatonga, Desa Sibaragas, dan Desa Lumban Motung. Saat ini secara administrasi, Desa Hutaraja dan Desa Hutaraja Hasundutan masuk dalam wilayah Kecamatan Sipoholon, Desa Lumban Tongatonga masuk dalam wilayah Kecamatan Siborongborong, Desa Sibaragas dan Desa Lumban Motung masuk dalam wilayah Kecamatan Pagaran.[1]
Aspek Historis
[sunting | sunting sumber]Menurut legenda yang berkembang dalam masyarakat Batak, setelah keturunan Tuan Sorbadibanua dari istrinya boru Sibasopaet yakni: Raja Sumba, Raja Sobu, dan Raja Naipospos berpisah, maka Raja Naipospos pergi ke Bahalbatu lalu pindah dan menetap membuka perkampungan pertama di Dolok Imun.[2]
Raja Naipospos adalah nenek moyang pemersatu marga-marga keturunan Naipospos yakni: Sibagariang, Hutauruk, Simanungkalit, Situmeang, Marbun Lumbanbatu, Marbun Banjarnahor, dan Marbun Lumbangaol. Diyakini para putra-putri Raja Naipospos lahir dan dibesarkan di Dolok Imun. Bekas perkampungannya masih dapat dikunjungi saat ini yakni sebuah lokasi dekat sumber mata air yang dinamai Mual Tabu. Sepeninggal Raja Naipospos, para putra-putri Raja Naipospos tersebar dari Dolok Imun membuka perkampungan di daerah Huta Raja dekat kaki Dolok Imun, hingga ke daerah Sipoholon.
Ada sebuah tradisi yubileum bagi keturunan Naipospos menyelenggarakan sebuah pesta dalam rangka berdoa memohon berkat. Para keturunan Naipospos di seluruh dunia berkumpul bersama di Dolok Imun sekaligus napak tilas mengenang sejarah para nenek moyang generasi awal keturunan Raja Naipospos. Kini, di Dolok Imun terdapat dua prasasti pertanda telah diadakannya pesta oleh keturunan Naipospos yakni tahun 1983 dan 2008. Pesta ini bermula di tahun 1933, ketika seluruh keturunan Naipospos berkumpul di Sipoholon melakukan acara doa bersama memohon berkat.[3]
Berikut ini bagan silsilah keturunan Raja Naipospos sesuai dengan penuturan para tetua dan tokoh adat marga-marga keturunan Naipospos yang bermukim di daerah Dolok Imun, Huta Raja, Sipoholon, sebagai sentral Naipospos.[4]
Raja Naipospos | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Sibagariang | Hutauruk | Simanungkalit | Situmeang | Marbun | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Lumban Batu | Banjar Nahor | Lumban Gaol | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Bakkara, Arjuna. "Hutan Pinus Dolok Imun Gundul, Warga Kehilangan Sumber Penghidupan Hayati". Tribunnews.com.
- ^ "TAROMBO NAIPOSPOS". Kisah Raja Naipospos dan Keturunannya, tulisan Ricardo Parulian Sibagariang.
- ^ "FORUM DIALOG TAROMBO NAIPOSPOS". website tarombo Naipospos.
- ^ "Tarombo dohot Turiturian ni si Raja Naipospos" (PDF). buku tulisan Haran Sibagariang pada tahun 1953, mantan Kepala Negeri Hutaraja (dalam bahasa Batak).