Lompat ke isi

Perhimpunan Indonesia: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Parshov (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(42 revisi perantara oleh 18 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
'''Perhimpunan Hindia''' ([[Bahasa Belanda]]: ''Indische Vereeniging''), dikenal juga sebagai '''Perhimpunan Indonesia''' atau '''PI''' ([[Bahasa Belanda]]: ''Indonesische Vereeniging''), adalah organisasi pelajar dan mahasiswa [[Hindia Belanda|Hindia]] di [[Belanda]] yang berdiri pada tahun [[1908]].
[[Berkas:Indon_vereniging_01.jpg|ka|200px|jmpl|Indonesische Vereeniging]]
'''Indische Vereeniging''' atau '''Perhimpunan Hindia''' adalah organisasi pelajar dan mahasiswa Hindia di Negeri Belanda yang berdiri pada tahun [[1908]].


Indische Vereeniging berdiri atas prakarsa [[Soetan Kasajangan Soripada]] dan [[R.M. Noto Soeroto]] yang tujuan utamanya ialah mengadakan pesta dansa-dansa dan pidato-pidato.
[[Berkas:Bendera Perhimpoenan Indonesia.png|thumb|Bendera Perhimpoenan Indonesia]]''Indische Vereeniging'' berdiri atas prakarsa [[Soetan Kasajangan Soripada|Soetan Kasajangan Soripada Harahap]] dan [[R.M. Noto Soeroto]] .


Sejak [[Tjipto Mangoenkoesoemo]] dan Soewardi Soerjaningrat ([[Ki Hajar Dewantara]]) masuk, pada [[1913]], mulailah mereka memikirkan mengenai masa depan Indonesia. Mereka mulai menyadari betapa pentingnya organisasi tersebut bagi bangsa Indonesia. Semenjak itulah ''vereeninging'' ini memasuki kancah politik. Waktu itu pula ''vereeniging'' menerbitkan sebuah buletin yang diberi nama ''Hindia Poetera'', namun isinya sama sekali tidak memuat tulisan-tulisan bernada politik.
Sejak [[Tjipto Mangoenkoesoemo|Cipto Mangoenkoesoemo]] dan [[Ki Hajar Dewantara|Soewardi Soerjaningrat]] masuk, pada [[1913]], mulailah mereka memikirkan mengenai masa depan [[Indonesia]]. Mereka mulai menyadari betapa pentingnya organisasi tersebut bagi [[bangsa Indonesia]]. Semenjak itulah ''Indische Vereeniging'' memasuki kancah politik. Waktu itu pula ''Indische Vereeniging'' menerbitkan sebuah buletin yang diberi nama ''Hindia Poetera'', tetapi isinya sama sekali tidak memuat tulisan-tulisan bernada politik.


== Perhimpunan Indonesia ==
== Perhimpunan Indonesia ==
[[File:KITLV A627 - Bijeenkomst van de Perhimpoenan Indonesia, vermoedelijk in Leiden, KITLV 53604.tiff|jmpl|Pertemuan Perhimpunan Indonesia, diperkirakan di Leiden, {{circa|1924–1927}}]]
Semula, gagasan nama ''Indonesisch'' (Indonesia) diperkenalkan sebagai pengganti ''indisch'' (Hindia) oleh Prof [[]] ([[1917]]). Sejalan dengan itu, ''inlander'' (pribumi) diganti dengan ''indonesiër'' (orang Indonesia)<ref>[http://www2.kompas.com/kompas-cetak/0510/28/opini/2156298.htm Revitalisasi Keindonesiaan], Kompas 28 Oktober 2005</ref>(Lihat: [[Sejarah nama Indonesia]]).
Semula, gagasan nama ''Indonesisch'' ([[Indonesia]]) diperkenalkan sebagai pengganti ''Indisch'' ([[Hindia]]) oleh Prof. [[Cornelis van Vollenhoven]] ([[1917]]). Sejalan dengan itu, ''inlander'' (pribumi) diganti dengan ''Indonesiër'' ([[orang Indonesia]])<ref>[http://www2.kompas.com/kompas-cetak/0510/28/opini/2156298.htm Revitalisasi Keindonesiaan]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}, Kompas 28 Oktober 2005</ref>(Lihat: [[Sejarah nama Indonesia]]).


Pada September [[1922]], saat pergantian ketua antara Dr. [[Soetomo]] dan [[Herman Kartawisastra]] organisasi ini berubah nama menjadi '''Indonesische Vereeniging'''. Saat itu istilah "Indonesier" dan kata sifat "Indonesich" sudah tenar digunakan oleh para pemrakarsa [[Politik Etis]]. Para anggota Indonesische juga memutuskan untuk menerbitkan kembali majalah ''Hindia Poetra'' dengan [[Mohammad Hatta]] sebagai pengasuhnya. Majalah ini terbit dwibulanan, dengan 16 halaman dan biaya langganan seharga 2,5 gulden setahun. Penerbitan kembali ''Hindia Poetra'' ini menjadi sarana untuk menyebarkan ide-ide antikolonial. Dalam 2 edisi pertama, Hatta menyumbangkan tulisan kritik mengenai praktik sewa tanah industri gula Hindia Belanda yang merugikan petani.<ref>Majalah Tempo, Edisi Khusus 80 Tahun Sumpah Pemuda, 27 Oktober 2008</ref>
Pada September [[1922]], saat pergantian ketua antara Dr. [[Soetomo]] dan [[Herman Kartawisastra]] organisasi ini berubah nama menjadi ''Indonesische Vereeniging''. Saat itu istilah "Indonesier" dan kata sifat "Indonesich" sudah tenar digunakan oleh para pemrakarsa [[Politik Etis]]. Para anggota PI juga memutuskan untuk menerbitkan kembali majalah ''Hindia Poetra'' dengan [[Mohammad Hatta]] sebagai pengasuhnya. Majalah ini terbit dwibulanan, dengan 16 halaman dan biaya langganan seharga 2,5 gulden setahun. Penerbitan kembali ''Hindia Poetra'' ini menjadi sarana untuk menyebarkan ide-ide antikolonial. Dalam 2 edisi pertama, Hatta menyumbangkan tulisan kritik mengenai praktik sewa tanah industri gula [[Hindia Belanda]] yang merugikan petani.<ref>Majalah Tempo, Edisi Khusus 80 Tahun Sumpah Pemuda, 27 Oktober 2008</ref>


Saat [[Iwa Koesoemasoemantri]] menjadi ketua pada [[1923]], Indonesische mulai menyebarkan ide non-kooperasi yang mempunyai arti berjuang demi kemerdekaan tanpa bekerjasama dengan Belanda. Tahun 1924, saat [[Nazir Datuk Pamoentjak|M. Nazir Datuk Pamoentjak]] menjadi ketua, nama majalah ''Hindia Poetra'' berubah menjadi ''Indonesia Merdeka''. Tahun [[1925]] saat [[Soekiman Wirjosandjojo]] nama organisasi ini resmi berubah menjadi '''Perhimpunan Indonesia''' (PI).
Saat [[Iwa Koesoemasoemantri]] menjadi ketua pada [[1923]], PI mulai menyebarkan ide non-kooperasi yang mempunyai arti berjuang demi [[Revolusi Nasional Indonesia|kemerdekaan]] tanpa bekerjasama dengan [[Belanda]]. Tahun ][1924]], saat [[Nazir Datuk Pamoentjak|M. Nazir Datuk Pamoentjak]] menjadi ketua, nama majalah ''Hindia Poetra'' berubah menjadi ''Indonesia Merdeka''. Tahun [[1925]] saat [[Soekiman Wirjosandjojo]] nama organisasi ini resmi berubah menjadi '''Perhimpunan Indonesia''' (PI).


Hatta menjadi ''Voorzitter'' (Ketua) PI terlama yaitu sejak awal tahun [[1926]] hingga [[1930]], sebelumnya setiap ketua hanya menjabat selama setahun. Perhimpunan Indonesia kemudian menggalakkan secara terencana propaganda tentang Perhimpunan Indonesia ke luar negeri Belanda.
[[Mohammad Hatta|Hatta]] menjadi ''Voorzitter'' (Ketua) PI terlama yaitu sejak awal tahun [[1926]] hingga [[1930]], sebelumnya setiap ketua hanya menjabat selama setahun. Perhimpunan Indonesia kemudian menggalakkan secara terencana [[propaganda]] tentang Perhimpunan Indonesia ke luar negeri [[Belanda]].


Tokoh-tokoh lain yang menjadi anggota organisasi ini antara lain: [[Achmad Farhan ar-rosyid]], [[Soekiman Wirjosandjojo]], [[Arnold Mononutu]], [['''Soedibjo Wirjowerdojo''']], Prof Mr [[Sunario Sastrowardoyo]], [[Sastromoeljono]], [[Abdul Madjid]], [[Sutan Sjahrir]], [[Sutomo]], [[Ali Abdurabbih]] , [[Wreksodiningrat]], dll.
Tokoh-tokoh lain yang menjadi anggota organisasi ini antara lain: [[Achmad Soebardjo]], [[Soekiman Wirjosandjojo]], [[Arnold Mononutu]], [[Mohamad Nazief|Mr. Dr. Mohamad Nazif]], Prof Mr [[Sunario Sastrowardoyo]], [[Sastromoeljono]], [[Abdulmadjid Djojoadiningrat]], [[Sutan Sjahrir]], [[Sutomo]], [[Ali Sastroamidjojo]], [[Wreksodiningrat]], [[Soedibjo Wirjowerdojo]] dll.


== Akhir organisasi dan dikuasai komunis ==
== Akhir organisasi dan dikuasai komunis ==
=== Dipimpin Hatta ===
=== Dipimpin Mohammad Hatta ===
[[File:Reproductie van een foto uit een publicatie Titel De oprichters der Perhimpoen, Bestanddeelnr 8821.jpg|jmpl|250px|Pengurus Perhimpoenan Indonesia. Kiri ke kanan: Gunawan Mangunkusumo, [[Mohammad Hatta]], [[Iwa Kusumasumantri]], Sastro Mulyono, dan [[Sartono (politikus)|R.M. Sartono]]]]
Pada [[1926]], [[Mohammad Hatta]] diangkat menjadi ketua Perhimpunan Indonesia/Indische Vereeniging.{{sfn|Noer|2012|p=21}} Di bawah kepemimpinannya, PI memperlihatkan perubahan. Perhimpunan ini lebih banyak memperhatikan perkembangan pergerakan nasional di [[Indonesia]] dengan memberikan banyak komentar di [[media massa]] di [[Indonesia]].{{sfn|Noer|2012|p=19}} [[Semaun]] dari [[PKI]] datang kepada Hatta sebagai pimpinan PI untuk menawarkan pimpinan pergerakan nasional secara umum kepada PI.{{sfn|Noer|2012|p=19}} [[Stalin]] membatalkan keinginan Semaun dan sebelumnya Hatta memang belum bisa percaya pada PKI.{{sfn|Noer|2012|pp=19-20}}


Pada [[1926]], [[Mohammad Hatta]] diangkat menjadi ketua Perhimpunan Indonesia/Indische Vereeniging.{{sfn|Noer|2012|p=21}} Di bawah kepemimpinannya, PI memperlihatkan perubahan. PI lebih banyak memperhatikan perkembangan pergerakan nasional di [[Indonesia]] dengan memberikan banyak komentar di [[media massa]] di [[Indonesia]].{{sfn|Noer|2012|p=19}} [[Semaun]] dari [[PKI]] datang kepada [[Mohammad Hatta|Hatta]] sebagai pimpinan PI untuk menawarkan pimpinan pergerakan nasional secara umum kepada PI.{{sfn|Noer|2012|p=19}} [[Stalin]] membatalkan keinginan [[Semaun]] dan sebelumnya [[Mohammad Hatta|Hatta]] memang belum bisa percaya pada [[PKI]].{{sfn|Noer|2012|pp=19-20}}
Pada masa kepemimpinannya, majalah PI, yakni ''[[Indonesia Merdeka]]'' banyak disita pihak kepolisian, maka masuknya majalah ini dengan cara penyelundupan.{{sfn|Noer|2012|p=23-24}}

Pada masa kepemimpinannya, majalah PI, yakni ''Indonesia Merdeka'' banyak disita pihak kepolisian, maka masuknya majalah ini dengan cara penyelundupan.{{sfn|Noer|2012|p=23-24}}


== Rujukan ==
== Rujukan ==
Baris 45: Baris 47:
<!--*{{id}} [http://www2.kompas.com/kompas-cetak/0510/28/opini/2156298.htm Revitalisasi Keindonesiaan], Kompas 28 Oktober 2005
<!--*{{id}} [http://www2.kompas.com/kompas-cetak/0510/28/opini/2156298.htm Revitalisasi Keindonesiaan], Kompas 28 Oktober 2005
*{{id}} [http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/0804/16/0802.htm Asal Usul Nama Indonesia]-->
*{{id}} [http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/0804/16/0802.htm Asal Usul Nama Indonesia]-->
* {{id}} [http://www.ekonomirakyat.org/edisi_18/artikel_2.htm Kemandirian, Dasar Martabat Bangsa]
* {{id}} [http://www.ekonomirakyat.org/edisi_18/artikel_2.htm Kemandirian, Dasar Martabat Bangsa] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070817144610/http://www.ekonomirakyat.org/edisi_18/artikel_2.htm |date=2007-08-17 }}


[[Kategori:Hindia Belanda]]
[[Kategori:Organisasi di Belanda]]
[[Kategori:Sejarah Indonesia]]
[[Kategori:Organisasi di Hindia Belanda]]
[[Kategori:Organisasi mahasiswa]]
[[Kategori:Organisasi pelajar]]
[[Kategori:Pejuang kemerdekaan Indonesia]]
[[Kategori:Kebangkitan Nasional Indonesia]]
[[Kategori:Belanda dalam tahun 1908]]
[[Kategori:Pendirian tahun 1908 di Belanda]]
[[Kategori:Pendirian tahun 1908 di Hindia Belanda]]

Revisi terkini sejak 31 Oktober 2023 09.39

Perhimpunan Hindia (Bahasa Belanda: Indische Vereeniging), dikenal juga sebagai Perhimpunan Indonesia atau PI (Bahasa Belanda: Indonesische Vereeniging), adalah organisasi pelajar dan mahasiswa Hindia di Belanda yang berdiri pada tahun 1908.

Bendera Perhimpoenan Indonesia

Indische Vereeniging berdiri atas prakarsa Soetan Kasajangan Soripada Harahap dan R.M. Noto Soeroto .

Sejak Cipto Mangoenkoesoemo dan Soewardi Soerjaningrat masuk, pada 1913, mulailah mereka memikirkan mengenai masa depan Indonesia. Mereka mulai menyadari betapa pentingnya organisasi tersebut bagi bangsa Indonesia. Semenjak itulah Indische Vereeniging memasuki kancah politik. Waktu itu pula Indische Vereeniging menerbitkan sebuah buletin yang diberi nama Hindia Poetera, tetapi isinya sama sekali tidak memuat tulisan-tulisan bernada politik.

Perhimpunan Indonesia[sunting | sunting sumber]

Pertemuan Perhimpunan Indonesia, diperkirakan di Leiden, ca 1924–1927

Semula, gagasan nama Indonesisch (Indonesia) diperkenalkan sebagai pengganti Indisch (Hindia) oleh Prof. Cornelis van Vollenhoven (1917). Sejalan dengan itu, inlander (pribumi) diganti dengan Indonesiër (orang Indonesia)[1](Lihat: Sejarah nama Indonesia).

Pada September 1922, saat pergantian ketua antara Dr. Soetomo dan Herman Kartawisastra organisasi ini berubah nama menjadi Indonesische Vereeniging. Saat itu istilah "Indonesier" dan kata sifat "Indonesich" sudah tenar digunakan oleh para pemrakarsa Politik Etis. Para anggota PI juga memutuskan untuk menerbitkan kembali majalah Hindia Poetra dengan Mohammad Hatta sebagai pengasuhnya. Majalah ini terbit dwibulanan, dengan 16 halaman dan biaya langganan seharga 2,5 gulden setahun. Penerbitan kembali Hindia Poetra ini menjadi sarana untuk menyebarkan ide-ide antikolonial. Dalam 2 edisi pertama, Hatta menyumbangkan tulisan kritik mengenai praktik sewa tanah industri gula Hindia Belanda yang merugikan petani.[2]

Saat Iwa Koesoemasoemantri menjadi ketua pada 1923, PI mulai menyebarkan ide non-kooperasi yang mempunyai arti berjuang demi kemerdekaan tanpa bekerjasama dengan Belanda. Tahun ][1924]], saat M. Nazir Datuk Pamoentjak menjadi ketua, nama majalah Hindia Poetra berubah menjadi Indonesia Merdeka. Tahun 1925 saat Soekiman Wirjosandjojo nama organisasi ini resmi berubah menjadi Perhimpunan Indonesia (PI).

Hatta menjadi Voorzitter (Ketua) PI terlama yaitu sejak awal tahun 1926 hingga 1930, sebelumnya setiap ketua hanya menjabat selama setahun. Perhimpunan Indonesia kemudian menggalakkan secara terencana propaganda tentang Perhimpunan Indonesia ke luar negeri Belanda.

Tokoh-tokoh lain yang menjadi anggota organisasi ini antara lain: Achmad Soebardjo, Soekiman Wirjosandjojo, Arnold Mononutu, Mr. Dr. Mohamad Nazif, Prof Mr Sunario Sastrowardoyo, Sastromoeljono, Abdulmadjid Djojoadiningrat, Sutan Sjahrir, Sutomo, Ali Sastroamidjojo, Wreksodiningrat, Soedibjo Wirjowerdojo dll.

Akhir organisasi dan dikuasai komunis[sunting | sunting sumber]

Dipimpin Mohammad Hatta[sunting | sunting sumber]

Pengurus Perhimpoenan Indonesia. Kiri ke kanan: Gunawan Mangunkusumo, Mohammad Hatta, Iwa Kusumasumantri, Sastro Mulyono, dan R.M. Sartono

Pada 1926, Mohammad Hatta diangkat menjadi ketua Perhimpunan Indonesia/Indische Vereeniging.[3] Di bawah kepemimpinannya, PI memperlihatkan perubahan. PI lebih banyak memperhatikan perkembangan pergerakan nasional di Indonesia dengan memberikan banyak komentar di media massa di Indonesia.[4] Semaun dari PKI datang kepada Hatta sebagai pimpinan PI untuk menawarkan pimpinan pergerakan nasional secara umum kepada PI.[4] Stalin membatalkan keinginan Semaun dan sebelumnya Hatta memang belum bisa percaya pada PKI.[5]

Pada masa kepemimpinannya, majalah PI, yakni Indonesia Merdeka banyak disita pihak kepolisian, maka masuknya majalah ini dengan cara penyelundupan.[6]

Rujukan[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Revitalisasi Keindonesiaan[pranala nonaktif permanen], Kompas 28 Oktober 2005
  2. ^ Majalah Tempo, Edisi Khusus 80 Tahun Sumpah Pemuda, 27 Oktober 2008
  3. ^ Noer 2012, hlm. 21.
  4. ^ a b Noer 2012, hlm. 19.
  5. ^ Noer 2012, hlm. 19-20.
  6. ^ Noer 2012, hlm. 23-24.

Bacaan

Pranala luar[sunting | sunting sumber]