Soeloeh Keadilan: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan |
RaFaDa20631 (bicara | kontrib) k Moving from Category:Media massa di Indonesia to Category:Media massa Indonesia using Cat-a-lot |
||
(2 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{italic title}}'''''Soeloeh Keadilan''''' merupakan surat kabar yang terbit pertama kali pada April 1907. Surat kabar ini didirikan oleh Raden Mas [[Tirto Adhi Soerjo]]. Dia sendiri bertindak sebagai redaktur.<ref name=":0">{{Cite book|last=|first=|date=2007|url=https://www.worldcat.org/oclc/289071007|title=Seabad Pers kebangsaan, 1907–2007|location=Jakarta|publisher=I:Boekoe|isbn=978-979-1436-02-1|edition=Cet. 1|pages=43–45|others=|oclc=289071007|url-status=live}}</ref> |
{{italic title}}'''''Soeloeh Keadilan''''' merupakan surat kabar yang terbit pertama kali pada April 1907. Surat kabar ini didirikan oleh Raden Mas [[Tirto Adhi Soerjo]]. Dia sendiri bertindak sebagai redaktur.<ref name=":0">{{Cite book|last=|first=|date=2007|url=https://www.worldcat.org/oclc/289071007|title=Seabad Pers kebangsaan, 1907–2007|location=Jakarta|publisher=I:Boekoe|isbn=978-979-1436-02-1|edition=Cet. 1|pages=43–45|others=|oclc=289071007|url-status=live}}</ref> |
||
Selain itu, ada pula nama seperti F.D.J. |
Selain itu, ada pula nama seperti [[F.D.J. Pangemanan]], Raden Mas Panji Sajogo, Soetan Radja Nan Gadang, dan M. Mangkoedisastro di bagian redaksi. Khusus rubrik hukum syarak dikelola oleh Hadji Abdoel Aziz.<ref name=":0" /> |
||
Surat kabar ini merupakan surat kabar bulanan tentang hukum pengadilan dan hukum syarak untuk jaksa-jaksa, hakim Landraad dan agama, raad bupati, raad distrik, priyayi, dan saudagar-saudagar di seluruh Hindia Belanda pada zaman itu.<ref name=":0" /> |
Surat kabar ini merupakan surat kabar bulanan tentang hukum pengadilan dan hukum syarak untuk jaksa-jaksa, hakim Landraad dan agama, raad bupati, raad distrik, priyayi, dan saudagar-saudagar di seluruh Hindia Belanda pada zaman itu.<ref name=":0" /> |
||
Koran ini banyak menurunkan berita tentang hukum. Oleh karena itu, ''Soeloeh Keadilan'' hadir mendampingi surat kabar Medan Prijaji yang juga didirikan oleh Tirto.<ref name=":0" /> |
Koran ini banyak menurunkan berita tentang hukum. Oleh karena itu, ''Soeloeh Keadilan'' hadir mendampingi surat kabar ''[[Medan Prijaji]]'' yang juga didirikan oleh Tirto.<ref name=":0" /> |
||
Menurut buku ''Seabad Pers Kebangsaan: 1907-2007'', ''Soeloeh Keadilan'' adalah pelopor sebuah jurnalisme advokasi bagi para pribumi. Inilah koran pertama yang |
Menurut buku ''Seabad Pers Kebangsaan: 1907-2007'', ''Soeloeh Keadilan'' adalah pelopor sebuah jurnalisme advokasi bagi para pribumi. Inilah koran pertama yang Staatsblad yang dikeluarkan pemerintah Hindia Belanda.<ref name=":0" /> |
||
Dalam surat kabar ini, |
Dalam surat kabar ini, hukum-hukum kolonial terkadang dibandingkan dengan hukum-[[hukum Islam]].<ref name=":0" /> |
||
== Referensi == |
== Referensi == |
||
{{reflist}} |
{{reflist}} |
||
[[Kategori: |
[[Kategori:Media massa Indonesia]] |
Revisi terkini sejak 21 November 2023 03.20
Soeloeh Keadilan merupakan surat kabar yang terbit pertama kali pada April 1907. Surat kabar ini didirikan oleh Raden Mas Tirto Adhi Soerjo. Dia sendiri bertindak sebagai redaktur.[1]
Selain itu, ada pula nama seperti F.D.J. Pangemanan, Raden Mas Panji Sajogo, Soetan Radja Nan Gadang, dan M. Mangkoedisastro di bagian redaksi. Khusus rubrik hukum syarak dikelola oleh Hadji Abdoel Aziz.[1]
Surat kabar ini merupakan surat kabar bulanan tentang hukum pengadilan dan hukum syarak untuk jaksa-jaksa, hakim Landraad dan agama, raad bupati, raad distrik, priyayi, dan saudagar-saudagar di seluruh Hindia Belanda pada zaman itu.[1]
Koran ini banyak menurunkan berita tentang hukum. Oleh karena itu, Soeloeh Keadilan hadir mendampingi surat kabar Medan Prijaji yang juga didirikan oleh Tirto.[1]
Menurut buku Seabad Pers Kebangsaan: 1907-2007, Soeloeh Keadilan adalah pelopor sebuah jurnalisme advokasi bagi para pribumi. Inilah koran pertama yang Staatsblad yang dikeluarkan pemerintah Hindia Belanda.[1]
Dalam surat kabar ini, hukum-hukum kolonial terkadang dibandingkan dengan hukum-hukum Islam.[1]