Kalianyar, Tamanan, Bondowoso: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Wagino Bot (bicara | kontrib) k →top: Bot: Menambah referensi, added underlinked tag |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{Underlinked|date=November 2023}} |
|||
{{Multiple issues| |
{{Multiple issues| |
||
{{Copy edit|date=April 2020}} |
{{Copy edit|date=April 2020}} |
||
Baris 9: | Baris 10: | ||
Selain sektor Pertanian di Desa Kalianyar juga banyak kegiatan industri seperti industri genteng dan industri makanan tahu yang biasa disebut Tahu Tamanan yang sudah terkenal hingga luar Kabupaten karena rasa dan tekstur tahunya berbeda dibanding produksi tahu-tahu lainnya. |
Selain sektor Pertanian di Desa Kalianyar juga banyak kegiatan industri seperti industri genteng dan industri makanan tahu yang biasa disebut Tahu Tamanan yang sudah terkenal hingga luar Kabupaten karena rasa dan tekstur tahunya berbeda dibanding produksi tahu-tahu lainnya. |
||
Sejarah Desa Kalianyar sangat erat hubungannya dengan nama Desa itu sendiri, konon pada jaman dulu sekitar tahun 1840an (perkiraan tahun ini kami urutkan dengan sistem pemerintahan dari tahun ke tahun ) datang beberapa orang yang membabat salah satu diantaranya di yakini sebagai tokoh pertama kali yang menamai Desa Kalianyar yaitu jhu' nia lakek dan jhu' nia binik ( sebutan umum dalam bahasa Madura ) yang pada saat itu wilayah ini masih hutan belantara kemudian dengan kesaktiannya membuat sungai baru menggunakan odheng( ikat kepala yang umumnya dipakai oleh orang suku madura ) sepanjang -+ 1,5 |
Sejarah Desa Kalianyar sangat erat hubungannya dengan nama Desa itu sendiri, konon pada jaman dulu sekitar tahun 1840an (perkiraan tahun ini kami urutkan dengan sistem pemerintahan dari tahun ke tahun ) datang beberapa orang yang membabat salah satu diantaranya di yakini sebagai tokoh pertama kali yang menamai Desa Kalianyar yaitu jhu' nia lakek dan jhu' nia binik ( sebutan umum dalam bahasa Madura ) yang pada saat itu wilayah ini masih hutan belantara kemudian dengan kesaktiannya membuat sungai baru menggunakan odheng( ikat kepala yang umumnya dipakai oleh orang suku madura ) sepanjang -+ 1,5 km yang membelah Desa Kalianyar guna mencukupi kebutuhan air pada saat itu,dengan dibuatnya sungai baru tersebut nama Desa Kalianyar terlahir( sungai = Kali dalam bahasa Jawa dan Baru = Anyar ) |
||
Menurut cerita dari beberapa warga Desa Kalianyar menyatakan bahwa para petinggi Desa kala itu selain jhu' Nia ada juga jhu' betes dan jhu' kember yang hingga saat masih melekat perjuangannya di mata masyarakat hingga pusaranya pun di anggap sakral. Astah( kuburan ) jhu' Nia lakek dan Jhu'Nia Binik masih menjadi tempat sakral dimana astah tersebut di tandai dengan pohon jenis beringin ( warga masyarakat Desa Kalianyar menyebutnya kan polai ) yang sangat besar dan tinggi,konon pohon tersebut sudah berumur ribuan tahun dan hingga saat masih tetap menjulang tinggi dan masih kokoh. Pohon ini kemudian dijadikan ikon Desa Kalianyar itu sendiri. |
Menurut cerita dari beberapa warga Desa Kalianyar menyatakan bahwa para petinggi Desa kala itu selain jhu' Nia ada juga jhu' betes dan jhu' kember yang hingga saat masih melekat perjuangannya di mata masyarakat hingga pusaranya pun di anggap sakral. Astah( kuburan ) jhu' Nia lakek dan Jhu'Nia Binik masih menjadi tempat sakral dimana astah tersebut di tandai dengan pohon jenis beringin ( warga masyarakat Desa Kalianyar menyebutnya kan polai ) yang sangat besar dan tinggi,konon pohon tersebut sudah berumur ribuan tahun dan hingga saat masih tetap menjulang tinggi dan masih kokoh. Pohon ini kemudian dijadikan ikon Desa Kalianyar itu sendiri. |
Revisi terkini sejak 26 November 2023 12.28
Artikel ini perlu diwikifikasi agar memenuhi standar kualitas Wikipedia. Anda dapat memberikan bantuan berupa penambahan pranala dalam, atau dengan merapikan tata letak dari artikel ini.
Untuk keterangan lebih lanjut, klik [tampil] di bagian kanan.
|
Artikel ini memiliki beberapa masalah. Tolong bantu memperbaikinya atau diskusikan masalah-masalah ini di halaman pembicaraannya. (Pelajari bagaimana dan kapan saat yang tepat untuk menghapus templat pesan ini)
|
Kalianyar adalah salah satu Desa di Kabupaten Bondowoso yang tereletak di bagian selatan, tepatnya di Kecamatan Tamanan, di Kabupaten Bondowoso ada dua nama Desa Kalianyar yaitu; Desa Kalianyar Kecamatan Tamanan dan Desa Kalianyar Kecamatan Ijen. Luas Desa Kalianyar Kecamatan Tamanan 220,230 ha terletak di -7,99916,113,82593,65,1m,193 drajat berbatasan dengan Desa Pejagan Kecamatan Jambesari Darussholah disebelah Utara,Desa Tamanan disebelah Selatan,Desa Wonosuko disebelah Barat dan Desa Sumber Kemuning disebelah Timur dengan jumlah penduduk total 5467 berdasarkan jenis kelamin laki-laki 2765 perempuan 2702( data per tahun 2023 ) dan jumlah kepala keluarga 1865 yang tersebar di 5 Dusun yaitu Dusun Krajan,Dusun Kalianyar Tengah,Dusun Kalianyar Barat,Dusun Kalianyar Selatan dan Dusun Tahuan serta 5 RW dan 24 RT yang sebagian besar penduduknya bersuku madura, begitupun bahasa sehari-hari dan mata pencaharian penduduk Desa Kalianyar sebagian besar di Pertanian hal ini dipengaruhi oleh luas lahan pertaniannya yang +_ hampir 60% dari luas lahan pemukiman ( data pemerintah Desa Kalianyar tahun 2023 ). Selain sektor Pertanian di Desa Kalianyar juga banyak kegiatan industri seperti industri genteng dan industri makanan tahu yang biasa disebut Tahu Tamanan yang sudah terkenal hingga luar Kabupaten karena rasa dan tekstur tahunya berbeda dibanding produksi tahu-tahu lainnya.
Sejarah Desa Kalianyar sangat erat hubungannya dengan nama Desa itu sendiri, konon pada jaman dulu sekitar tahun 1840an (perkiraan tahun ini kami urutkan dengan sistem pemerintahan dari tahun ke tahun ) datang beberapa orang yang membabat salah satu diantaranya di yakini sebagai tokoh pertama kali yang menamai Desa Kalianyar yaitu jhu' nia lakek dan jhu' nia binik ( sebutan umum dalam bahasa Madura ) yang pada saat itu wilayah ini masih hutan belantara kemudian dengan kesaktiannya membuat sungai baru menggunakan odheng( ikat kepala yang umumnya dipakai oleh orang suku madura ) sepanjang -+ 1,5 km yang membelah Desa Kalianyar guna mencukupi kebutuhan air pada saat itu,dengan dibuatnya sungai baru tersebut nama Desa Kalianyar terlahir( sungai = Kali dalam bahasa Jawa dan Baru = Anyar )
Menurut cerita dari beberapa warga Desa Kalianyar menyatakan bahwa para petinggi Desa kala itu selain jhu' Nia ada juga jhu' betes dan jhu' kember yang hingga saat masih melekat perjuangannya di mata masyarakat hingga pusaranya pun di anggap sakral. Astah( kuburan ) jhu' Nia lakek dan Jhu'Nia Binik masih menjadi tempat sakral dimana astah tersebut di tandai dengan pohon jenis beringin ( warga masyarakat Desa Kalianyar menyebutnya kan polai ) yang sangat besar dan tinggi,konon pohon tersebut sudah berumur ribuan tahun dan hingga saat masih tetap menjulang tinggi dan masih kokoh. Pohon ini kemudian dijadikan ikon Desa Kalianyar itu sendiri.
Para pemimpin Desa Kalianyar setelah Jhu' Nia hingga saat ini sudah berganti 12 kepemimpinan yaitu :
- Pak Saha ( 1887-1912 )
- Pak Nide ( 1912-1915 )
- Pak Jehra ( 1915-1932 )
- Suriha dengan julukan Joyo Sampurno ( 1932-1952)
- Surawi dengan julukan Joyo Karyo ( 1952-1986 )
- Sukadi ( 1986-1992 )
- Mustakim Yusuf - Plh ( 1992-1995 )
- Gunawan Ediyanto ( 1995-2001 )
- Supriyadi ( 2001-2008 )
- Slamet Dulharis PLH (2008-2009)
- Gunawan Ediyanto ( 2009-2015 )
- Eva Anggraeni,S.Pd ( 2015-2027).