Muhammad Besari: Perbedaan antara revisi
baru Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
kTidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 55: | Baris 55: | ||
}} |
}} |
||
==Biografi== |
==Biografi== |
||
Keberadaan [[pesantren]] ini berawal dari |
Keberadaan [[pesantren]] ini berawal dari Kiai Ageng Muhammad Besari yang membangun pertapaan di hutan lebat yang membentang dari kaki [[Gunung Wilis|Pegunungan Wilis]] sampai ke wilayah dataran [[Kabupaten Ponorogo|Ponorogo]].{{Sfn|Reinhart|2021|p=334}} Di sana ia hidup menyendiri dan mengabdikan diri pada Tuhan. Tak lama, rekan seimannya datang untuk berguru padanya. Jumlah pengikutnya berangsur-angsur bertambah dan berkembang. Pertapaan tersebut kemudian berubah menjadi sebuah desa bernama [[Tegalsari, Jetis, Ponorogo|Tegalsari]].{{Sfn|Reinhart|2021|p=335}} |
||
Sekitar tahun 1742, Tegalsari diangkat sebagai desa perdikan oleh [[Pakubuwana II|Pakubuwono II]]. Kiai Ageng kemudian mendirikan sebuah masjid dan tempat tinggal. Lambat laun, kompleks ini bertransformasi menjadi pesantren yang terkenal. Kiai Ageng meninggal pada usia lanjut sekitar tahun 1773.{{Sfn|Reinhart|2021|p=337}} Namun, ada pula yang berpendapat ia meninggal pada tahun-tahun sebelumnya yaitu 1747 atau 1760.{{Sfn|Reinhart|2021|p=334}} |
Sekitar tahun 1742, Tegalsari diangkat sebagai desa perdikan oleh [[Pakubuwana II|Pakubuwono II]]. Kiai Ageng kemudian mendirikan sebuah masjid dan tempat tinggal. Lambat laun, kompleks ini bertransformasi menjadi pesantren yang terkenal. Kiai Ageng meninggal pada usia lanjut sekitar tahun 1773.{{Sfn|Reinhart|2021|p=337}} Namun, ada pula yang berpendapat ia meninggal pada tahun-tahun sebelumnya yaitu 1747 atau 1760.{{Sfn|Reinhart|2021|p=334}} |
Revisi terkini sejak 3 Desember 2023 13.34
Kiai Ageng Muhammad Besari, adalah seorang kiai, bangsawan, dan pendiri salah satu pesantren tertua di Nusantara. Yakni Pesantren Tegalsari atau disebutkan bernama Pesantren Gebang Tinatar.
Kiai Ageng Muhammad Besari | |
---|---|
Kebangsaan | Kesultanan Mataram |
Pekerjaan | Kiai, Ulama, Da'i |
Dikenal atas | Pendiri Pesantren Gebang Tinatar, Tegalsari |
Pengganti | Kiai Ageng Ilyas Besari |
Anak | Kiai Ilyas Besari Nyai Abdurrahman Kiai Yakub Besari Kiai Isma'il Besari Nyai Tubagus Bukhari Kiai Ishak Besari Kiai Kholifah Besari Nyai Ageng Ibnu Umar Kiai Zainal Abidin[1] |
Orang tua | Ki Ageng Anom Besari (ayah) |
Biografi
[sunting | sunting sumber]Keberadaan pesantren ini berawal dari Kiai Ageng Muhammad Besari yang membangun pertapaan di hutan lebat yang membentang dari kaki Pegunungan Wilis sampai ke wilayah dataran Ponorogo.[2] Di sana ia hidup menyendiri dan mengabdikan diri pada Tuhan. Tak lama, rekan seimannya datang untuk berguru padanya. Jumlah pengikutnya berangsur-angsur bertambah dan berkembang. Pertapaan tersebut kemudian berubah menjadi sebuah desa bernama Tegalsari.[3]
Sekitar tahun 1742, Tegalsari diangkat sebagai desa perdikan oleh Pakubuwono II. Kiai Ageng kemudian mendirikan sebuah masjid dan tempat tinggal. Lambat laun, kompleks ini bertransformasi menjadi pesantren yang terkenal. Kiai Ageng meninggal pada usia lanjut sekitar tahun 1773.[4] Namun, ada pula yang berpendapat ia meninggal pada tahun-tahun sebelumnya yaitu 1747 atau 1760.[2]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ "Kyai Ageng Muhamad Besari / Kyai Ageng Kasan Besari I. / Kyai Ageng Tegalsari - I, Ponorogo b. 1760 - Rodovid ID". id.rodovid.org. Diakses tanggal 2023-12-03.
- ^ a b Reinhart 2021, hlm. 334.
- ^ Reinhart 2021, hlm. 335.
- ^ Reinhart 2021, hlm. 337.