Lompat ke isi

Suku Moriori: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k minor cosmetic change
Ekyul (bicara | kontrib)
Fitur saranan suntingan: 2 pranala ditambahkan.
 
(13 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas:Chatham Islands from space ISS005-E-15265.jpg|thumb|280px|Kepulauan Chatham dari langit. [[Pulau Chatham]] adalah pulau terbesar, [[Pulau Pitt]] adalah pulau terbesar kedua, dan [[Pulau Tenggara]] adalah pulau kecil di sebelah kanan Pulau Pitt.]]
[[Berkas:Chatham Islands from space ISS005-E-15265.jpg|jmpl|280px|Kepulauan Chatham dari langit. [[Pulau Chatham]] adalah pulau terbesar, [[Pulau Pitt]] adalah pulau terbesar kedua, dan [[Pulau Tenggara]] adalah pulau kecil di sebelah kanan Pulau Pitt.]]
'''Moriori''' adalah [[penduduk asli]] [[Kepulauan Chatham]] (''Rēkohu'' dalam [[bahasa Moriori]], ''Wharekauri'' dalam [[bahasa Maori]]) yang terletak di sebelah timur [[Selandia Baru]] di [[Samudra Pasifik]]. Suku Moriori memiliki hukum yang melarang kekerasan. Akibatnya, [[suku Maori]] [[Taraniki (iwi)|Taraniki]] hampir memusnahkan mereka pada tahun 1830-an.
'''Moriori''' adalah [[penduduk asli]] [[Kepulauan Chatham]] (''Rēkohu'' dalam [[bahasa Moriori]], ''Wharekauri'' dalam [[bahasa Maori]]) yang terletak di sebelah timur [[Selandia Baru]] di [[Samudra Pasifik]]. Suku Moriori memiliki hukum yang melarang kekerasan. Akibatnya, [[suku Maori]] [[Taraniki (iwi)|Taraniki]] hampir memusnahkan mereka pada tahun 1830-an.


Pada awal abad ke-20, Moriori diyakini merupakan penetap [[Selandia Baru]] sebelum suku Maori datang dengan bahasa dan genetik yang berbeda (mungkin [[Melanesia]]). Kisah ini, yang merupakan bagian dari hipotesis [[kano migrasi Maori]] [[Stephenson Percy Smith]], banyak didukung pada awal abad ke-20, namun teori ini kini dianggap tidak benar. Menurut penelitian, nenek moyang Moriori adalah orang Maori yang bermigrasi ke Kepulauan Chatham dari Selandia Baru.
Pada awal abad ke-20, Moriori diyakini merupakan penetap [[Selandia Baru]] sebelum suku Maori datang dengan bahasa dan genetik yang berbeda (mungkin [[Melanesia]]). Kisah ini, yang merupakan bagian dari hipotesis [[kano migrasi Maori]] [[Stephenson Percy Smith]], banyak didukung pada awal abad ke-20, tetapi teori ini kini dianggap tidak benar. Menurut penelitian, nenek moyang Moriori adalah orang Maori yang bermigrasi ke Kepulauan Chatham dari Selandia Baru.


== Asal usul ==
== Asal usul ==
Suku Moriori secara budaya merupakan bagian dari [[budaya Polinesia]]. Mereka mengembangkan budaya Moriori yang berbeda dan disesuaikan dengan keadaan di Kepulauan Chatham. Walaupun sebelumnya mereka diduga datang ke Kepulauan Chatham langsung dari kepulauan Polinesia tropis atau bahkan merupakan orang [[Melanesia]], penelitian saat ini menunjukkan bahwa nenek moyang orang Moriori adalah orang Maori yang datang dari Selandia Baru sebelum tahun 1500.<ref name="Clark">{{cite book
Suku Moriori secara budaya merupakan bagian dari [[budaya Polinesia]]. Mereka mengembangkan budaya Moriori yang berbeda dan disesuaikan dengan keadaan di Kepulauan Chatham. Walaupun sebelumnya mereka diduga datang ke Kepulauan Chatham langsung dari kepulauan Polinesia tropis atau bahkan merupakan orang [[Melanesia]], penelitian saat ini menunjukkan bahwa nenek moyang orang Moriori adalah orang Maori yang datang dari Selandia Baru sebelum tahun 1500.<ref name="Clark">{{cite book
|last = Clark
|last = Clark
|first = Ross
|first = Ross
|authorlink =
|authorlink =
|coauthors =
|coauthors =
|chapter=Moriori and Maori: The Linguistic Evidence
|chapter=Moriori and Maori: The Linguistic Evidence
|editor=Sutton, Douglas G
|editor=Sutton, Douglas G
|title=The Origins of the First New Zealanders
|title=The Origins of the First New Zealanders
|publisher = Auckland University Press
|publisher = Auckland University Press
|year = 1994
|year = 1994
|location = Auckland
|location = Auckland
|pages = 123–135
|pages = 123–135
|url =
|url =
|doi =
|doi =
|id =
|id =
|isbn = }}</ref>
|isbn = }}</ref>
<ref>{{cite web
<ref>{{cite web
| last = Solomon
| last = Solomon
Baris 34: Baris 34:
| last = Howe
| last = Howe
| first = Kerry R.
| first = Kerry R.
| authorlink =
| authorlink =
| coauthors =
| coauthors =
| title = Ideas of Māori origins
| title = Ideas of Māori origins
| work =Te Ara - the Encyclopedia of New Zealand
| work = Te Ara - the Encyclopedia of New Zealand
| date = updated 24-Sep-11
| date = updated 24-Sep-11
| url = http://www.TeAra.govt.nz/en/ideas-of-maori-origins
| url = http://www.TeAra.govt.nz/en/ideas-of-maori-origins
| accessdate = 2012-05-04 }}</ref>
| accessdate = 2012-05-04
| archive-date = 2012-06-12
| archive-url = https://web.archive.org/web/20120612045208/http://www.teara.govt.nz/en/ideas-of-maori-origins
| dead-url = yes
}}</ref>
<ref name="King">{{cite book
<ref name="King">{{cite book
|last = King
|last = King
|first = Michael
|first = Michael
|authorlink =
|authorlink =
|coauthors =
|coauthors =
|title = Moriori: A People Rediscovered
|title = Moriori: A People Rediscovered
|publisher = Viking
|publisher = Viking
|date = 2000 (Original edition 1989)
|date = 2000 (Original edition 1989)
|location =
|location =
|pages =
|pages =
|url =
|url =
|doi =
|doi =
|id =
|id =
|isbn = ISBN 0-14-010391-0}}</ref>
|isbn = ISBN 0-14-010391-0}}</ref>


Bukti yang mendukung teori ini berasal dari karakteristik [[bahasa Moriori]] yang mirip dengan dialek Maori yang dituturkan oleh suku [[Ngāi Tahu]] di Pulau Selatan Selandia Baru, serta perbandingan genealogi Moriori ("hokopapa") dan Māori ("[[whakapapa]]").
Bukti yang mendukung teori ini berasal dari karakteristik [[bahasa Moriori]] yang mirip dengan dialek Maori yang dituturkan oleh suku [[Ngāi Tahu]] di Pulau Selatan Selandia Baru, serta perbandingan genealogi Moriori ("hokopapa") dan Māori ("[[whakapapa]]").
Baris 60: Baris 64:
Berdasarkan pola angin di Pasifik Selatan, terdapat spekulasi bahwa Kepulauan Chatham merupakan kepulauan terakhir yang dimukimi oleh para pendatang Polinesia pada masa persebaran mereka.<ref name="Clark" /><ref name="King" />
Berdasarkan pola angin di Pasifik Selatan, terdapat spekulasi bahwa Kepulauan Chatham merupakan kepulauan terakhir yang dimukimi oleh para pendatang Polinesia pada masa persebaran mereka.<ref name="Clark" /><ref name="King" />


== Beradaptasi dengan keadaan lokal ==
== Beradaptasi dengan keadaan setempat ==
Kepulauan Chatham lebih dingin dari Selandia Baru. Walaupun terdapat banyak sumber daya alam, sumber daya tersebut berbeda dari tempat asal nenek moyang suku Moriori. Tanaman-tanaman yang dimiliki orang Polinesia tidak dapat tumbuh di Kepulauan Chatham, sehingga suku Moriori menjadi [[pemburu-pengumpul]]. Sebagian besar makanan berasal dari laut - protein dan lemak dari ikan, anjing laut, dan burung laut.
Kepulauan Chatham lebih dingin dari Selandia Baru. Walaupun terdapat banyak sumber daya alam, sumber daya tersebut berbeda dari tempat asal nenek moyang suku Moriori. Tanaman-tanaman yang dimiliki orang Polinesia tidak dapat tumbuh di Kepulauan Chatham, sehingga suku Moriori menjadi [[pemburu-pengumpul]]. Sebagian besar makanan berasal dari laut - protein dan lemak dari ikan, [[anjing laut]], dan [[burung laut]].


[[Berkas:Chatham Island Tree Carving.JPG|thumb|250px|Ukiran kayu Moriori atau ''dendroglif'']]
[[Berkas:Chatham Island Tree Carving.JPG|jmpl|250px|Ukiran kayu Moriori atau ''dendroglif'']]
Dengan ketiadaan sumber daya alam dengan kepentingan budaya seperti [[pounamu|batu hijau]] dan kayu yang berlimpah, mereka memenuhi kebutuhan ritual mereka dengan mengukir [[dendroglif]]. Selain itu, karena jumlah penduduknya sedikit, Moriori adalah suku yang damai dan menghindari peperangan. Nenek moyang mereka [[Nunuku-whenua]] melarang peperangan dan kanibalisme. Maka Moriori dapat melestarikan sumber daya alam mereka dan tidak menghabiskannya untuk peperangan (seperti yang mungkin terjadi di [[Pulau Paskah]]).
Dengan ketiadaan sumber daya alam dengan kepentingan budaya seperti [[pounamu|batu hijau]] dan kayu yang berlimpah, mereka memenuhi kebutuhan ritual mereka dengan mengukir [[dendroglif]]. Selain itu, karena jumlah penduduknya sedikit, Moriori adalah suku yang damai dan menghindari peperangan. Nenek moyang mereka [[Nunuku-whenua]] melarang peperangan dan kanibalisme. Maka Moriori dapat melestarikan sumber daya alam mereka dan tidak menghabiskannya untuk peperangan (seperti yang mungkin terjadi di [[Pulau Paskah]]).


Baris 72: Baris 76:


== Serangan Maori ==
== Serangan Maori ==
Suku Maori Taranaki yang tinggal di Port Nicholson (kini [[Wellington]] telah bertemu untuk membahas tempat yang tepat untuk diserbu. Invasi besar-besaran [[Samoa]] atua [[Kepulauan Norfolk]] sempat dipertimbangkan pada awal tahun 1835, namun pada akhirnya mereka memutuskan untuk menyerang Kepulauan Chatham karena lebih dekat dan mereka tahu bahwa Moriori memiliki hukum anti kekerasan. Maka pada tahun 1835 suku Maori Taranaki mulai menyerbu Kepulauan Chatham. Mereka memiliki senapan dan memperbudak, membunuh, dan memakan orang Moriori. Para tetua Moriori berkumpul di permukiman yang disebut Te Awapatiki. Walaupun tahu bahwa suku Maori cenderung membunuh dan memakan suku yang telah ditaklukan, dan walaupun beberapa tetua telah memperingati bahwa hukum Nunuku pada saat itu sudah tidak tepat, dua kepala suku yang bernama Tapata dan Torea menyatakan bahwa "hukum Nunuku bukan strategi bertahan yang dapat diubah-ubah jika keadaan berubah; hukum ini adalah kewajiban moral."<ref>King (2000).</ref> Akibatnya, seperti yang dikatakan oleh orang Moriori yang berhasil bertahan: "[Maori] membunuh kita seperti domba.... [Kita] ketakutan, melarikan diri ke semak-semak, bersembunyi di lubang di bawah tanah, dan di tempat manapun untuk melarikan diri dari musuh kita. Hal tersebut tidak berguna; kita ditemukan dan dibunuh - laki-laki, perempuan, dan anak-anak tanpa pandang bulu." Penakluk Maori juga menjelaskan, "Kita mengambil barang milik... sesuai dengan adat kami dan kami menangkap semua orang. Tidak ada satu pun yang lolos....." <ref>{{cite book
Suku Maori Taranaki yang tinggal di Port Nicholson (kini [[Wellington]] telah bertemu untuk membahas tempat yang tepat untuk diserbu. Invasi besar-besaran [[Samoa]] atua [[Kepulauan Norfolk]] sempat dipertimbangkan pada awal tahun 1835, tetapi pada akhirnya mereka memutuskan untuk menyerang Kepulauan Chatham karena lebih dekat dan mereka tahu bahwa Moriori memiliki hukum anti kekerasan. Maka pada tahun 1835 suku Maori Taranaki mulai menyerbu Kepulauan Chatham. Mereka memiliki senapan dan memperbudak, membunuh, dan memakan orang Moriori. Para tetua Moriori berkumpul di permukiman yang disebut Te Awapatiki. Walaupun tahu bahwa suku Maori cenderung membunuh dan memakan suku yang telah ditaklukan, dan walaupun beberapa tetua telah memperingati bahwa hukum Nunuku pada saat itu sudah tidak tepat, dua kepala suku yang bernama Tapata dan Torea menyatakan bahwa "hukum Nunuku bukan strategi bertahan yang dapat diubah-ubah jika keadaan berubah; hukum ini adalah kewajiban moral."<ref>King (2000).</ref> Akibatnya, seperti yang dikatakan oleh orang Moriori yang berhasil selamat: "[Maori] membunuh kami seperti domba.... [Kami] ketakutan, melarikan diri ke semak-semak, bersembunyi di lubang di bawah tanah, dan di tempat manapun untuk melarikan diri dari musuh kita. Hal tersebut tidak berguna; kami ditemukan dan dibunuh - laki-laki, perempuan, dan anak-anak tanpa pandang bulu." Penakluk Maori juga menjelaskan, "Kami mengambil barang milik... sesuai dengan adat kami dan kami menangkap semua orang. Tidak ada satu pun yang lolos....." <ref>{{cite book
|last = Diamond
|last = Diamond
|first = Jared
|first = Jared
|authorlink = Jared Diamond
|authorlink = Jared Diamond
|coauthors =
|coauthors =
|title = [[Guns, Germs, and Steel|Guns, Germs, and Steel: The Fates of Human Societies]]
|title = [[Guns, Germs, and Steel|Guns, Germs, and Steel: The Fates of Human Societies]]
|publisher = W. W. Norton
|publisher = W. W. Norton
|year = 1997
|year = 1997
|location = New York
|location = New York
|page = [https://archive.org/details/gunsgermssteelfa0000diam/page/53 53]
|page = 53
|url =
|url =
|doi =
|doi =
|id =
|id =
|isbn = }}</ref> Para penyerbu membunuh 10% penduduk dalam ritual. Setelah Moriori ditaklukan, Maori melarang penuturan bahasa Moriori. Mereka memaksa orang Moriori merusak tempat suci mereka dengan membuang air kecil dan besar di tempat tersebut.<ref>King, M. ''The Silence Beyond''. Penguin, 2011 ISBN 9780143565567; hal. 190.</ref> Moriori juga dilarang menikahi orang Moriori. Semuanya menjadi budak penyerbu Maori. Banyak perempuan Moriori yang melahirkan anak dari orang Maori. Sejumlah perempuan Moriori menikah dengan orang Maori atau Eropa. Beberapa diambil dari Chatham dan tidak pernah kembali. Hanya 101 orang Moriori yang masih hidup pada tahun 1862 (sementara jumlah sebelumnya adalah 2.000.<ref>Kopel et al., 2003.</ref> Walaupun orang Moriori berdarah murni terakhir yang bernama [[Tommy Solomon]]<ref>[http://www.education-resources.co.nz/t-solomon.htm Tommy Solomon]</ref> meninggal pada tahun 1933, hingga kini masih ada beberapa ribu orang Moriori berdarah campuran.
|isbn = }}</ref> Para penyerbu membunuh 10% penduduk dalam ritual. Setelah Moriori ditaklukan, Maori melarang penuturan bahasa Moriori. Mereka memaksa orang Moriori merusak tempat suci mereka dengan membuang air kecil dan besar di tempat tersebut.<ref>King, M. ''The Silence Beyond''. Penguin, 2011 ISBN 9780143565567; hal. 190.</ref> Moriori juga dilarang menikahi orang Moriori. Semuanya menjadi budak penyerbu Maori. Banyak perempuan Moriori yang melahirkan anak dari orang Maori. Sejumlah perempuan Moriori menikah dengan orang Maori atau Eropa. Beberapa dibawa pergi dari Chatham dan tidak pernah kembali. Hanya 101 orang Moriori yang masih tersisa pada tahun 1862 (sementara jumlah sebelumnya adalah 2.000.<ref>Kopel et al., 2003.</ref> Walaupun orang Moriori berdarah murni terakhir yang bernama [[Tommy Solomon]]<ref>{{Cite web |url=http://www.education-resources.co.nz/t-solomon.htm |title=Tommy Solomon |access-date=2014-01-02 |archive-date=2016-01-23 |archive-url=https://web.archive.org/web/20160123025254/http://www.education-resources.co.nz/t-solomon.htm |dead-url=yes }}</ref> meninggal pada tahun 1933, hingga kini masih ada beberapa ribu orang Moriori berdarah campuran.


== Kebangkitan budaya ==
== Kebangkitan budaya ==
Saat ini, budaya Moriori mengalami renaisans, baik di Rekohu maupun di Selandia Baru. Budaya dan identitas Moriori dipulihkan, yang disimbolisasikan pada Januari 2005 dengan diperbaharuinya Perjanjian Perdamaian.<ref name="NZ_Herald_10007572">{{cite news |url=http://www.nzherald.co.nz/nz/news/article.cfm?c_id=1&objectid=10007572 |title=Chathams embrace peace ethic |author=Berry, Ruth |date=22 January 2005 |work=[[The New Zealand Herald]] |accessdate=26 October 2011}}</ref>
Saat ini, budaya Moriori mengalami renaisans, baik di Rekohu maupun di Selandia Baru. Budaya dan identitas Moriori dipulihkan, yang disimbolisasikan pada Januari 2005 dengan diperbaharuinya Perjanjian Perdamaian.<ref name="NZ_Herald_10007572">{{cite news|url=http://www.nzherald.co.nz/nz/news/article.cfm?c_id=1&objectid=10007572|title=Chathams embrace peace ethic|author=Berry, Ruth|date=22 January 2005|work=[[The New Zealand Herald]]|accessdate=26 October 2011}}</ref>


== Bahasa ==
== Bahasa ==
Baris 97: Baris 101:


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
*[http://www.moriori.co.nz/ Hokotehi Moriori Trust] Situs resmi
* [http://www.moriori.co.nz/ Hokotehi Moriori Trust] Situs resmi
*[http://www.waitangi-tribunal.govt.nz/reports/downloadpdf.asp?ReportID={DC857EB5-2849-43AE-8F86-B804058D0899} Rekohu: Report on Moriori and Ngāti Mutunga Claims in the Chatham Islands]
* [http://www.waitangi-tribunal.govt.nz/reports/downloadpdf.asp?ReportID={DC857EB5-2849-43AE-8F86-B804058D0899} Rekohu: Report on Moriori and Ngāti Mutunga Claims in the Chatham Islands] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20071013171906/http://www.waitangi%2dtribunal.govt.nz/reports/downloadpdf.asp?ReportID%3D%7BDC857EB5%2D2849%2D43AE%2D8F86%2DB804058D0899%7D |date=2007-10-13 }}
*[http://www.education-resources.co.nz/ Moriori Education Resources] (Situs resmi)
* [http://www.education-resources.co.nz/ Moriori Education Resources] (Situs resmi)
*[http://www.teara.govt.nz/en/first-peoples-in-maori-tradition/5 Other Early Peoples]
* [http://www.teara.govt.nz/en/first-peoples-in-maori-tradition/5 Other Early Peoples]


[[Kategori:Moriori]]
[[Kategori:Moriori]]

Revisi terkini sejak 3 Desember 2023 18.01

Kepulauan Chatham dari langit. Pulau Chatham adalah pulau terbesar, Pulau Pitt adalah pulau terbesar kedua, dan Pulau Tenggara adalah pulau kecil di sebelah kanan Pulau Pitt.

Moriori adalah penduduk asli Kepulauan Chatham (Rēkohu dalam bahasa Moriori, Wharekauri dalam bahasa Maori) yang terletak di sebelah timur Selandia Baru di Samudra Pasifik. Suku Moriori memiliki hukum yang melarang kekerasan. Akibatnya, suku Maori Taraniki hampir memusnahkan mereka pada tahun 1830-an.

Pada awal abad ke-20, Moriori diyakini merupakan penetap Selandia Baru sebelum suku Maori datang dengan bahasa dan genetik yang berbeda (mungkin Melanesia). Kisah ini, yang merupakan bagian dari hipotesis kano migrasi Maori Stephenson Percy Smith, banyak didukung pada awal abad ke-20, tetapi teori ini kini dianggap tidak benar. Menurut penelitian, nenek moyang Moriori adalah orang Maori yang bermigrasi ke Kepulauan Chatham dari Selandia Baru.

Asal usul

[sunting | sunting sumber]

Suku Moriori secara budaya merupakan bagian dari budaya Polinesia. Mereka mengembangkan budaya Moriori yang berbeda dan disesuaikan dengan keadaan di Kepulauan Chatham. Walaupun sebelumnya mereka diduga datang ke Kepulauan Chatham langsung dari kepulauan Polinesia tropis atau bahkan merupakan orang Melanesia, penelitian saat ini menunjukkan bahwa nenek moyang orang Moriori adalah orang Maori yang datang dari Selandia Baru sebelum tahun 1500.[1] [2] [3] [4]

Bukti yang mendukung teori ini berasal dari karakteristik bahasa Moriori yang mirip dengan dialek Maori yang dituturkan oleh suku Ngāi Tahu di Pulau Selatan Selandia Baru, serta perbandingan genealogi Moriori ("hokopapa") dan Māori ("whakapapa").

Berdasarkan pola angin di Pasifik Selatan, terdapat spekulasi bahwa Kepulauan Chatham merupakan kepulauan terakhir yang dimukimi oleh para pendatang Polinesia pada masa persebaran mereka.[1][4]

Beradaptasi dengan keadaan setempat

[sunting | sunting sumber]

Kepulauan Chatham lebih dingin dari Selandia Baru. Walaupun terdapat banyak sumber daya alam, sumber daya tersebut berbeda dari tempat asal nenek moyang suku Moriori. Tanaman-tanaman yang dimiliki orang Polinesia tidak dapat tumbuh di Kepulauan Chatham, sehingga suku Moriori menjadi pemburu-pengumpul. Sebagian besar makanan berasal dari laut - protein dan lemak dari ikan, anjing laut, dan burung laut.

Ukiran kayu Moriori atau dendroglif

Dengan ketiadaan sumber daya alam dengan kepentingan budaya seperti batu hijau dan kayu yang berlimpah, mereka memenuhi kebutuhan ritual mereka dengan mengukir dendroglif. Selain itu, karena jumlah penduduknya sedikit, Moriori adalah suku yang damai dan menghindari peperangan. Nenek moyang mereka Nunuku-whenua melarang peperangan dan kanibalisme. Maka Moriori dapat melestarikan sumber daya alam mereka dan tidak menghabiskannya untuk peperangan (seperti yang mungkin terjadi di Pulau Paskah).

Untuk mengontrol pertumbuhan populasi, suku Moriori juga mengkastrasi beberapa bayi laki-laki.[5]

Kontak dengan bangsa Eropa

[sunting | sunting sumber]

William R. Broughton mendarat di Kepulauan Chatham pada 29 November 1791 dan mengklaim kepulauan tersebut untuk Britania Raya. Kepulauan itu kemudian dinamai dari kapalnya, HMS Chatham. Pemburu anjing laut dan paus segera menjadikan kepulauan ini sebagai pusat aktivitas mereka, sehingga berkompetisi memperebutkan sumber daya alam dengan penduduk asli. Populasi Moriori diperkirakan sebesar 1.600 pada pertengahan tahun 1830-an dengan 10% hingga 20% penduduk tewas akibat penyakit menular seperti influenza yang menyebar semenjak datangnya pemburu anjing laut, mantan narapidana, dan Maori dari sekitar tahun 1810.

Serangan Maori

[sunting | sunting sumber]

Suku Maori Taranaki yang tinggal di Port Nicholson (kini Wellington telah bertemu untuk membahas tempat yang tepat untuk diserbu. Invasi besar-besaran Samoa atua Kepulauan Norfolk sempat dipertimbangkan pada awal tahun 1835, tetapi pada akhirnya mereka memutuskan untuk menyerang Kepulauan Chatham karena lebih dekat dan mereka tahu bahwa Moriori memiliki hukum anti kekerasan. Maka pada tahun 1835 suku Maori Taranaki mulai menyerbu Kepulauan Chatham. Mereka memiliki senapan dan memperbudak, membunuh, dan memakan orang Moriori. Para tetua Moriori berkumpul di permukiman yang disebut Te Awapatiki. Walaupun tahu bahwa suku Maori cenderung membunuh dan memakan suku yang telah ditaklukan, dan walaupun beberapa tetua telah memperingati bahwa hukum Nunuku pada saat itu sudah tidak tepat, dua kepala suku yang bernama Tapata dan Torea menyatakan bahwa "hukum Nunuku bukan strategi bertahan yang dapat diubah-ubah jika keadaan berubah; hukum ini adalah kewajiban moral."[6] Akibatnya, seperti yang dikatakan oleh orang Moriori yang berhasil selamat: "[Maori] membunuh kami seperti domba.... [Kami] ketakutan, melarikan diri ke semak-semak, bersembunyi di lubang di bawah tanah, dan di tempat manapun untuk melarikan diri dari musuh kita. Hal tersebut tidak berguna; kami ditemukan dan dibunuh - laki-laki, perempuan, dan anak-anak tanpa pandang bulu." Penakluk Maori juga menjelaskan, "Kami mengambil barang milik... sesuai dengan adat kami dan kami menangkap semua orang. Tidak ada satu pun yang lolos....." [7] Para penyerbu membunuh 10% penduduk dalam ritual. Setelah Moriori ditaklukan, Maori melarang penuturan bahasa Moriori. Mereka memaksa orang Moriori merusak tempat suci mereka dengan membuang air kecil dan besar di tempat tersebut.[8] Moriori juga dilarang menikahi orang Moriori. Semuanya menjadi budak penyerbu Maori. Banyak perempuan Moriori yang melahirkan anak dari orang Maori. Sejumlah perempuan Moriori menikah dengan orang Maori atau Eropa. Beberapa dibawa pergi dari Chatham dan tidak pernah kembali. Hanya 101 orang Moriori yang masih tersisa pada tahun 1862 (sementara jumlah sebelumnya adalah 2.000.[9] Walaupun orang Moriori berdarah murni terakhir yang bernama Tommy Solomon[10] meninggal pada tahun 1933, hingga kini masih ada beberapa ribu orang Moriori berdarah campuran.

Kebangkitan budaya

[sunting | sunting sumber]

Saat ini, budaya Moriori mengalami renaisans, baik di Rekohu maupun di Selandia Baru. Budaya dan identitas Moriori dipulihkan, yang disimbolisasikan pada Januari 2005 dengan diperbaharuinya Perjanjian Perdamaian.[11]

Sebelum invasi Maori, suku Moriori menuturkan bahasa Moriori. Bahasa Moriori merupakan bahasa Malayo-Polinesia yang berhubungan dekat dengan bahasa Maori. Bahasa ini saat ini sudah punah.[12] Namun, telah dilakukan berbagai upaya untuk merekonstruksi bahasa ini, seperti dalam film dokumenter Barry Barclay pada tahun 2000 yang berjudul The Feathers of Peace.[13] Pada tahun, sebagai bagian dari gerakan pemulihan budaya, suku Moriori juga mulai mencoba membangkitkan kembali bahasa ini, dan mengumpulkan basis data kata-kata dalam bahasa Moriori.[14]

Catatan kaki

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b Clark, Ross (1994). "Moriori and Maori: The Linguistic Evidence". Dalam Sutton, Douglas G. The Origins of the First New Zealanders. Auckland: Auckland University Press. hlm. 123–135. 
  2. ^ Solomon, Māui (updated 2-Sep-11). "Moriori". Te Ara - the Encyclopedia of New Zealand. Diakses tanggal 2012-05-04. 
  3. ^ Howe, Kerry R. (updated 24-Sep-11). "Ideas of Māori origins". Te Ara - the Encyclopedia of New Zealand. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-06-12. Diakses tanggal 2012-05-04. 
  4. ^ a b King, Michael (2000 (Original edition 1989)). Moriori: A People Rediscovered. Viking. ISBN ISBN 0-14-010391-0 Periksa nilai: invalid character |isbn= (bantuan). 
  5. ^ "The Encyclopedia of New Zealand". 
  6. ^ King (2000).
  7. ^ Diamond, Jared (1997). Guns, Germs, and Steel: The Fates of Human Societies. New York: W. W. Norton. hlm. 53. 
  8. ^ King, M. The Silence Beyond. Penguin, 2011 ISBN 9780143565567; hal. 190.
  9. ^ Kopel et al., 2003.
  10. ^ "Tommy Solomon". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-01-23. Diakses tanggal 2014-01-02. 
  11. ^ Berry, Ruth (22 January 2005). "Chathams embrace peace ethic". The New Zealand Herald. Diakses tanggal 26 October 2011. 
  12. ^ "Maori: A language of New Zealand". 2005. Ethnologue: Languages of the World, Fifteenth edition. Diakses tanggal 2007-03-27. 
  13. ^ "The Feathers of Peace (2000)" IMDb.
  14. ^ Denise Davis & Māui Solomon (28 Oct 2008). "Moriori: The second dawn". Te Ara: The Encyclopedia of New Zealand. NZ Ministry for Culture and Heritage. Diakses tanggal 2009-02-07. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]