Lompat ke isi

Muhammad Afif al-Banjari: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Andiazamuddin (bicara | kontrib)
ref
k Memperbaiki artikel
 
(31 revisi perantara oleh 14 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox Ulama Muslim
[[Berkas:Datu Landak.jpg|thumb|265x265px|Syekh Muhammad Afif al Banjary (Datu Landak)]]
|honorific_prefix =
'''Syekh Muhammad Afif''' bin ''Qadhi H. Mahmud bin Jamaluddin al-Banjary'', yang bergelar '''Datu Landak''' adalah seorang ulama dari [[Martapura, Banjar]], [[Kalimantan Selatan]]
|notability = Datu Landak
<!-- ----------- -->
|image = Berkas:Datu Landak.jpg
|caption = Syekh Muhammad Afif al Banjary (Datu Landak)
<!-- ----------- -->
|jalur_ayah = Bin Anang H. Mahmud bin Jamaluddin bin Kyai Dipasunda bin [[Pangeran Diponegoro]]
|jalur_ibu = Bin Sari Binti Khalifah H. Zainuddin bin Syekh [[Muhammad Arsyad al-Banjari]]
|nasab =
<!-- ----------- -->
|tgl_lahir_h =
|tgl_lahir_m =
|bln_lahir_h =
|bln_lahir_m =
|thn_lahir_h =
|thn_lahir_m =
|tempat_lahir = Dalam Pagar
|negara_dilahirkan = [[Dalam Pagar, Martapura Timur, Banjar]], [[Martapura, Banjar]] [[Kesultanan Banjar]]
|nama_ayah =
|nama_ibu =
|nama_lahir =
|hari_lahir =
<!-- ----------- -->
|glr_islam_dpn =
|gelar_aka_dpn =
|glr_tengah = [[Syekh]]
|gelar_aka_akhir =
|gelar_bangsawan =
|gelar_adat = Datu Landak
|gelar_lainnya1 =
|gelar_lainnya2 =
|gelar_lainnya3 =
<!-- ---------------- -->
|kunya =
|name = Muhammad Afif
|nama_arabic =
|nisbah = al-Banjari
|nama_lainnya =
<!-- ---------------- -->
|etnis =
|nationality =
|marga =
|negara1 =
|negara2 =
|negara3 =
<!-- ---------------- -->
|relatives = [[Abdurrahman Siddiq|Syekh Abdurrahman Siddiq al-Banjary]]
}}


'''Syekh Muhammad Afif''' '''bin Anang Mahmud bin Jamaluddin''' (meninggal sekitar tahun1916)''',''' yang bergelar '''[[Datu Landak]]''' adalah seorang [[ulama]] dari [[Martapura, Banjar]], [[Kalimantan Selatan]]
==Silsilah==
Muhammad Afif adalah cicit dari ulama besar kalimantan [[Muhammad Arsyad al-Banjari|Syekh Muhammad Arsyad bin Abdullah al-Banjary]] dengan silsilah ''Muhammad Afif bin Qadhi H. Mahmud bin Jamaluddin bin Syekh Muhammad Arsyad al-Banjary''. Ia adalah ayah dari [[Abdurrahman Siddiq|Syekh Abdurrahman Siddiq al-Banjary]]. Ia lahir di Kampung [[Dalam Pagar, Martapura Timur, Banjar|Dalam Pagar]], [[Martapura, Banjar]].


==Riwayat==
== Silsilah ==
Muhammad Afif adalah cicit dari ulama besar kalimantan [[Muhammad Arsyad al-Banjari|Syekh Muhammad Arsyad bin Abdullah al-Banjary]] dengan silsilah ''Muhammad Afif bin Sari binti Khalifah Zainuddin bin Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari''. Adapun Ayah Beliau keturunan [[Pangeran Diponegoro]] dengan Silsilah ''Muhammad Afif bin Anang Mahmud bin Jamaluddin bin Kyai Dipasunda bin [[Pangeran Diponegoro]]''. Ia adalah ayah dari [[Abdurrahman Siddiq|Syekh Abdurrahman Siddiq al-Banjari]]. Ia lahir di Kampung [[Dalam Pagar, Martapura Timur, Banjar|Dalam Pagar]], [[Martapura, Banjar]].

== Riwayat ==
[[Berkas:Masjid Agung Al-Karomah.jpg|jmpl|Masjid Agung Al-Karomah Martapura, dimana dia memiliki peran dalam pembangunan masjid tersebut]]
Diriwayatkan, Muhammad Afif diberi gelar '''Datu Landak''' adalah karena pada waktu [[zikir|berzikir]] seluruh bulu badannya memancarkan [[cahaya]] hingga tegak seperti bulu binatang [[landak]].
Diriwayatkan, Muhammad Afif diberi gelar '''Datu Landak''' adalah karena pada waktu [[zikir|berzikir]] seluruh bulu badannya memancarkan [[cahaya]] hingga tegak seperti bulu binatang [[landak]].


Diriwayatkan pula, Muhammad Afif dipercaya oleh masyarakat untuk mencari beberapa batang [[ulin]] (kayu ulin) yang akan dijadikan sebagai tiang guru dalam pembangunan ''Masjid Jami Martapura'' (sekarang beranama [[Masjid Agung Al Karomah]]. Beliau berangkat ke [[Kalimantan Tengah]] bersama ''Khalid, Idrus, dan Lotoh''. Berbagai macam rintangan dan hambatan telah banyak dilalui hingga akhirnya diperolehlah batang ulin yang dimaksud. Karena keramat yang diberikan Allah padanya, kayu ulin yang besar itu hanya dicabut dan ditarik dengan tangan saja. Kayu ulin kemudian dihanyutkan di [[sungai Barito]].
Diriwayatkan pula, Muhammad Afif dipercaya oleh masyarakat untuk mencari beberapa batang [[ulin]] (kayu ulin) yang akan dijadikan sebagai tiang guru dalam pembangunan ''Masjid Jami Martapura'' (sekarang beranama [[Masjid Agung Al Karomah|Masjid Agung Al-Karomah]]. Dia berangkat ke [[Kalimantan Tengah]] bersama ''Khalid, Idrus, dan Lotoh''. Berbagai macam rintangan dan hambatan telah banyak dilalui hingga akhirnya diperolehlah batang ulin yang dimaksud. Karena keramat yang diberikan Allah padanya, kayu ulin yang besar itu hanya dicabut dan ditarik dengan tangan saja. Kayu ulin kemudian dihanyutkan di [[sungai Barito]].
[[Berkas:Datu Landak - Makam 004.jpg|jmpl|Makam Datu Landak di Kalampayan, Astambul, Kabupaten Banjar]]
Pada tanggal 10 Rajab 1315 H ([[5 Desember]] [[1897]]), dimulailah pemancangan empat tiang guru dengan kayu ulin tersebut. Saat itu masyarakat kebingungan tentang cara mendirikan kayu besar tersebut. Oleh Muhammad Afif, ia menepuk tanah beberapa kali, seketika kayu ulin besar itu semuanya tegak berdiri dengan sendirinya dengan izin [[Allah]].


Hingga sekarang, seiring perkembangan zaman, bentuk struktur Masjid Al Karomah telah mengalami perubahan menjadi masjid modern, tetapi tiang guru yang menjadi cikal bakal pendirian masjid tersebut tetap dipertahankan sebagai warisan dari ''Muhammad Afif Datu Landak''.<ref>[https://www.kompasiana.com/ahmadbuyung/54f8c1a1a3331161198b4896/makam-gusti-kacil-ada-di-pulau-bangka Makam Gusti Kacil Ada di Pulau Bangka ]''</ref>
Pada tanggal 10 Rajab 1315 H ([[5 Desember]] [[1897]]), dimulailah pemancangan empat tiang guru dengan kayu ulin tersebut. Saat itu masyarakat kebingungan tentang cara mendirikan kayu besar tersebut. Oleh Muhammad Afif, ia menepuk tanah beberapa kali, seketika kayu ulin besar itu semuanya tegak berdiri dengan sendirinya dengan izin [[Allah]].


== Baca juga ==
Hingga sekarang, seiring perkembangan zaman, bentuk struktur Masjid Al Karomah telah mengalami perubahan menjadi masjid moderen, namun tiang guru yang yang menjadi cikal bakal pendirian masjid tersebut tetap dipertahankan sebagai warisan dari ''Muhammad Afif Datu Landak''.<ref>Kabar Banjarmasin. ''[http://www.kabarbanjarmasin.com/posting/datu-landak-pulang-gusti-kacil-tinggal.html Datu Landak Pulang, Gusti Kacil Tinggal.]''</ref>

==Baca juga==
* [[Masjid Agung Al Karomah]]
* [[Masjid Agung Al Karomah]]


==Referensi==
== Referensi ==
{{reflist}}
{{reflist}}

{{Datu di Kalimantan Selatan}}

[[Kategori:Ulama Banjar|Afif]]
[[Kategori:Datuk-datuk di Kalimantan|Muhammad Afif al-Banjari]]
[[Kategori:Ulama Martapura|Afif]]


{{Ulama-Nusantara-bio-stub}}

Revisi terkini sejak 13 Desember 2023 14.46

Muhammad Afif
Datu Landak
Syekh Muhammad Afif al Banjary (Datu Landak)
NamaMuhammad Afif
Nisbahal-Banjari
KeluargaSyekh Abdurrahman Siddiq al-Banjary

Syekh Muhammad Afif bin Anang Mahmud bin Jamaluddin (meninggal sekitar tahun1916), yang bergelar Datu Landak adalah seorang ulama dari Martapura, Banjar, Kalimantan Selatan

Muhammad Afif adalah cicit dari ulama besar kalimantan Syekh Muhammad Arsyad bin Abdullah al-Banjary dengan silsilah Muhammad Afif bin Sari binti Khalifah Zainuddin bin Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari. Adapun Ayah Beliau keturunan Pangeran Diponegoro dengan Silsilah Muhammad Afif bin Anang Mahmud bin Jamaluddin bin Kyai Dipasunda bin Pangeran Diponegoro. Ia adalah ayah dari Syekh Abdurrahman Siddiq al-Banjari. Ia lahir di Kampung Dalam Pagar, Martapura, Banjar.

Masjid Agung Al-Karomah Martapura, dimana dia memiliki peran dalam pembangunan masjid tersebut

Diriwayatkan, Muhammad Afif diberi gelar Datu Landak adalah karena pada waktu berzikir seluruh bulu badannya memancarkan cahaya hingga tegak seperti bulu binatang landak.

Diriwayatkan pula, Muhammad Afif dipercaya oleh masyarakat untuk mencari beberapa batang ulin (kayu ulin) yang akan dijadikan sebagai tiang guru dalam pembangunan Masjid Jami Martapura (sekarang beranama Masjid Agung Al-Karomah. Dia berangkat ke Kalimantan Tengah bersama Khalid, Idrus, dan Lotoh. Berbagai macam rintangan dan hambatan telah banyak dilalui hingga akhirnya diperolehlah batang ulin yang dimaksud. Karena keramat yang diberikan Allah padanya, kayu ulin yang besar itu hanya dicabut dan ditarik dengan tangan saja. Kayu ulin kemudian dihanyutkan di sungai Barito.

Makam Datu Landak di Kalampayan, Astambul, Kabupaten Banjar

Pada tanggal 10 Rajab 1315 H (5 Desember 1897), dimulailah pemancangan empat tiang guru dengan kayu ulin tersebut. Saat itu masyarakat kebingungan tentang cara mendirikan kayu besar tersebut. Oleh Muhammad Afif, ia menepuk tanah beberapa kali, seketika kayu ulin besar itu semuanya tegak berdiri dengan sendirinya dengan izin Allah.

Hingga sekarang, seiring perkembangan zaman, bentuk struktur Masjid Al Karomah telah mengalami perubahan menjadi masjid modern, tetapi tiang guru yang menjadi cikal bakal pendirian masjid tersebut tetap dipertahankan sebagai warisan dari Muhammad Afif Datu Landak.[1]

Baca juga

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]