Lompat ke isi

Psikolinguistik: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Dwi Yenie (bicara | kontrib)
Menambahkan informasi
 
(45 revisi perantara oleh 29 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
'''Psikolinguistik''' adalah penggabungan antara dua kata '[[psikologi]]' dan '[[linguistik]]'. Psikolinguistik mempelajari faktor-faktor psikologis dan [[neurobiologi]]s yang memungkinkan [[manusia]] mendapatkan, menggunakan, dan memahami [[bahasa]]. Kajiannya semula lebih banyak bersifat [[filosofi]]s, karena masih sedikitnya pemahaman tentang bagaimana [[otak]] manusia berfungsi. Oleh karena itu psikolinguistik sangat erat kaitannya dengan [[psikologi kognitif]]. Penelitian modern menggunakan [[biologi]], [[neurologi]], [[ilmu]] [[kognitif]], dan [[teori]] [[informasi]] untuk mempelajari cara otak memroses bahasa.
'''Psikolinguistik''' adalah ilmu multidisipliner berupa penggabungan antara ilmu [[psikologi]] dan [[linguistik]]. Psikolinguistik mempelajari faktor-faktor psikologis dan [[neurobiologi]]s yang memungkinkan [[manusia]] memperoleh, menggunakan, dan memahami [[bahasa]]. Kajiannya semula lebih banyak bersifat [[filosofi]]s karena masih sedikitnya pemahaman tentang proses [[otak]] [[manusia]] berfungsi. Oleh karena itu, psikolinguistik sangat erat kaitannya dengan [[psikologi kognitif]]. Penelitian modern menggunakan [[biologi]], [[neurologi]], [[ilmu]] [[kognitif]], dan [[teori]] [[informasi]] untuk mempelajari cara otak memproses bahasa.


Psikolinguistik meliputi proses kognitif yang bisa menghasilkan [[kalimat]] yang mempunyai arti dan benar secara [[tata bahasa]] dari perbendaharaan kata dan struktur tata bahasa, termasuk juga proses yang membuat bisa dipahaminya [[ungkapan]], [[kata]], [[tulisan]], dan sebagainya.
Psikolinguistik meliputi proses kognitif yang bisa menghasilkan [[kalimat]] yang mempunyai arti dan benar secara [[tata bahasa]] dari perbendaharaan kata dan struktur tata bahasa, termasuk juga proses yang membuat [[ungkapan]], [[kata]], [[tulisan]], dan sebagainya menjadi bisa dipahami.
Psikolinguistik perkembangan mempelajari kemampuan [[bayi]] dan [[anak-anak]] dalam mempelajari bahasa, biasanya dengan metoda [[eksperimental]] dan [[kuantitatif]] (berbeda dengan [[observasi naturalistik]] seperti yang dilakukan [[Jean Piaget]] dalam [[penelitian]]nya tentang [[perkembangan]] anak).
Psikolinguistik perkembangan mempelajari kemampuan [[bayi]] dan [[anak-anak]] dalam mempelajari bahasa, biasanya dengan metode eksperimental dan kuantitatif (berbeda dengan pengamatan naturalistik seperti yang dilakukan [[Jean Piaget]] dalam [[penelitian]]nya tentang [[perkembangan]] anak).

Dengan kata lain, psikolinguistik memaparkan hakikat struktur bahasa, dan bagaimana struktur ini diperoleh, digunakan pada waktu bertutur, dan pada waktu memahami kalimat-kalimat dalam pertuturan itu.

== Psikologi, Linguistik, dan Psikolinguistik ==

=== Psikologi ===
Psikologi merupakan ilmu yang mengkaji tingkah laku manusia serta hubungan-hubungan antarmanusia. Oleh karena abstraknya jiwa manusia, maka objek material psikologi adalah terkait aktivitas-aktivitas jiwa yang teramati melalui tingkah laku manusia. Orang yang mempelajari tingkah laku itu disebut sebagai psikolog.<ref>{{Cite book|last=Soemanto|first=Wasty|date=1988|title=Pengantar Psikologi|location=Jakarta|publisher=Bina Aksara|url-status=live}}</ref>

=== Linguistik ===
Linguistik ([[Alfabet Fonetik Internasional|IPA]]: [liŋuistik]) atau ilmu bahasa merupakan ilmu yang mempelajari tentang bahasa secara ilmiah.<ref>{{Cite web|first=Kamus Besar Bahasa Indonesia|date=2016|title=Linguistik|url=https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/linguistik|website=KBBI Daring|access-date=26-12-2021}}</ref> Linguistik mempelajari fenomena kebahasaan dengan beragam cara dan dari berbagai sudut pandang.

=== Psikolinguistik ===
Psikolinguistik merupakan disiplin ilmu yang mempersoalkan dan mendeskripsikan proses psikologis yang menjadikan manusia dapat memahami dan menggunakan bahasa. Bidang psikolinguistik juga mengandalkan ilmu neurologi, terutama bagi pakar psikolinguistik yang juga mempelajari perbedaan jenis kelamin, afasia, bahasa setelah cedera bawaan atau didapat pada otak yang belum matang, serta gangguan perkembangan bahasa (disfasia).<ref>{{Cite book|date=2009|url=https://www.worldcat.org/oclc/237029015|title=Encyclopedia of neuroscience|location=[Amsterdam]|publisher=Elsevier|isbn=0-08-045046-6|others=Larry R. Squire|oclc=237029015}}</ref>

== Topik ==
Secara rinci, psikolinguistik mempelajari empat topik utama<ref>{{Cite book|last=Dardjowidjojo|first=Soenjono|date=2003|url=https://www.worldcat.org/oclc/54400227|title=Psikolinguistik : pengantar pemahaman bahasa manusia|location=Jakarta|publisher=Yayasan Obor Indonesia|isbn=979-461-459-9|edition=Ed. 1|oclc=54400227}}</ref>:

* [[Komprehensif|Komprehensi]] merupakan proses-proses mental yang dilalui oleh manusia sehingga dapat menangkap perkataan orang lain serta memahami maksudnya.
* Produksi merupakan proses-proses mental pada manusia sehingga dapat berujar seperti yang diujarkan.
* Landasan biologis dan [[Neurologi|neurologis]] sehingga manusia dapat berbahasa.
* Pemerolehan bahasa merupakan proses anak memperoleh bahasa.

== Subdisiplin ==
Psikolinguistik mengalami perkembangan pesat sehingga melahirkan beberapa subdisiplin psikolinguistik:

* Psikolinguistik Teoretis
* Psikolinguistik Perkembangan
* Psikolinguistik Sosial
* Psikolinguistik Pendidikan
* Psikolinguistik-Neurologi (Neuropsikolinguistik)
* Psikolinguistik Eksperimen
* Psikolinguistik Terapan


== Area studi ==
== Area studi ==
Psikolinguistik bersifat [[interdisipliner]] dan dipelajari oleh ahli dalam berbagai bidang, seperti psikologi, ilmu kognitif, dan linguistik. Psikolinguistik adalah perilaku berbahasa yang disebabkan oleh interaksinya dengan cara berpikir manusia. Ilmu ini meneliti tentang perolehan, produksi dan pemahaman terhadap [[bahasa]]<ref>Sternberg, R.J. (2006) Cognitive Psychology. Belmont, CA : Thomson Wadsorth</ref>. Ada beberapa subdivisi dalam psikolinguistik yang didasarkan pada komponen-komponen yang membentuk bahasa pada manusia.
Psikolinguistik bersifat [[interdisipliner]] dan dipelajari oleh ahli dalam berbagai bidang, seperti psikologi, ilmu kognitif, dan linguistik. Psikolinguistik adalah perilaku berbahasa yang disebabkan oleh interaksinya dengan cara berpikir manusia. Ilmu ini meneliti tentang pemerolehan, produksi, dan pemahaman manusia terhadap [[bahasa]].<ref>Sternberg, R.J. (2006) Cognitive Psychology. Belmont, CA: Thomson Wadsorth</ref> Ada beberapa subdivisi dalam psikolinguistik yang didasarkan pada komponen-komponen yang membentuk bahasa pada manusia:


* [[Fonetik]] dan [[fonologi]] mempelajari bunyi ucapan. Di dalam psikolinguistik, penelitian terfokus pada bagaimana otak memproses dan memahami bunyi-bunyi ini.
* [[Fonetik]] dan [[fonologi]] mempelajari bunyi ucapan. Di dalam psikolinguistik, penelitian terfokus pada proses otak memproduksi dan memahami bunyi-bunyi ini.
* [[Morfologi]] mempelajari struktur kalimat, terutama hubungan antara kata yang berhubungan dan pembentukan kata-kata berdasarkan pada aturan-aturan.
* [[Morfologi]] mempelajari struktur kalimat, terutama hubungan antara kata yang berhubungan dan pembentukan kata-kata berdasarkan pada aturan-aturan.
* [[Sintaks]] mempelajari pola-pola yang menentukan bagaimana kata-kata dikombinasikan bersama membentuk kalimat
* [[Sintaksis]] mempelajari pola-pola yang menentukan bagaimana kata-kata dikombinasikan bersama membentuk kalimat
* [[Semantik]] berhubungan dengan makna dari kata atau kalimat. Bila sintaks berhubungan dengan struktur formal dari kalimat, semantik berhubungan dengan makna aktual dari kalimat.
* [[Semantik]] berhubungan dengan makna dari kata atau kalimat. Bila sintaks berhubungan dengan struktur formal dari kalimat, semantik berhubungan dengan makna aktual dari kalimat.
* [[Pragmatik]] berhubungan dengan peran konteks dalam penginterpretasian makna.
* [[Pragmatik]] berhubungan dengan peran konteks dalam penginterpretasian makna.
* Studi tentang cara mengenali dan membaca kata meneliti proses yang tercakup dalam perolehan informasi [[ortografik]], morfologis, [[fonologis]], dan semantik dari pola-pola dalam tulisan.
* Studi tentang cara mengenali dan membaca kata meneliti proses yang tercakup dalam pemerolehan informasi [[ortografik]], morfologis, [[fonologis]], dan semantik dari pola-pola dalam tulisan.
'''Teks ini akan dicetak tebal'''


== Perolehan bahasa ==
== Pemerolehan bahasa ==
Terdapat beberapa teori mengenai perolehan bahasa pada bayi dan balita yang bersumber pada perkembangan psikologi yang bersifat
Terdapat beberapa teori mengenai pemerolehan bahasa pada bayi dan balita yang bersumber pada perkembangan psikologi yang bersifat
[[natur dan nurtur]]. Natur adalah aliran yang meyakini bahwa kemampuan manusia adalah bawaan sejak lahir. Oleh karena itu manusia telah dilengkapi secara biologis oleh alam (natur) untuk memproduksi bahasa melalui alat-alat bicara (lidah, bibir, gigi, rongga tenggorokan, dibantu oleh alat pendengaran) maupun untuk memahami arti dari bahasa tersebut (melalui skema pada [[kognisi]]). [[Noam Chomsky]] adalah tokoh yang mempercayai peran natur secara radikal dalam perolehan bahasa. Pihak yang mempercayai kekuatan nurtur dalam perolehan bahasa berargumen bahwa bayi dan balita memperoleh bahasa karena terbiasa pada bahasa ibu. Hal ini terbukti pada pembentukan kemampuan fonem yang tergantung pada bahasa ibu. Misalkan pada bayi Jepang pada usia dibawah 6 bulan masih dapat membedakan fonem ra dan la dengan jelas, namun pada usia satu tahun mereka kesulitan untuk membedakan fonem ra dan la.[[Michael Tomasello]] mengkritik Chomsky bahwa bahasa tidak akan muncul begitu saja. Ia meyakini bahwa bahasa diperoleh karena bayi belajar menggunakan bahasa sebagai simbol terlebih dahulu dengan kemampuan bayi untuk melakukan [[atensi bersama]] (''Join attention'') pada saat sebelum bayi mampu memproduksi bahasa <ref>Tomasello, M (1999). The Cultural Origins of Human Cognition. London : Harvard University Press</ref>. Pada dasarnya [[natur dan nurtur]] memiliki kontribusi terhadap perolehan bahasa pada bayi.
natur dan nurtur. Natur adalah aliran yang meyakini bahwa kemampuan berbahasa pada manusia adalah bawaan sejak lahir. Oleh karena itu, manusia telah dilengkapi secara biologis oleh alam (natur) untuk memproduksi bahasa melalui alat-alat bicara (lidah, bibir, gigi, rongga tenggorokan, dibantu oleh alat pendengaran) maupun untuk memahami arti dari bahasa tersebut (melalui skema pada [[kognisi]]).


[[Noam Chomsky]] adalah tokoh yang mempercayai peran natur secara radikal dalam pemerolehan bahasa. Pihak yang mempercayai kekuatan nurtur dalam pemerolehan bahasa berargumen bahwa bayi dan balita memperoleh bahasa karena terbiasa pada bahasa ibu. Hal ini terbukti pada pembentukan kemampuan [[fonem]] yang tergantung pada bahasa ibu, misalnya pada bayi Jepang berusia di bawah enam bulan masih dapat membedakan fonem [ra] dan [la] dengan jelas, tetapi pada usia satu tahun mereka kesulitan untuk membedakan fonem [ra] dan [la].
=== Mekanisme perolehan bahasa ===


[[:en:Michael_Tomasello|Michael Tomasello]] mengkritik [[Noam Chomsky|Chomsky]] bahwa bahasa tidak akan muncul begitu saja. Ia meyakini bahwa bahasa diperoleh karena bayi belajar menggunakan bahasa sebagai simbol terlebih dahulu dengan kemampuan bayi untuk melakukan atensi bersama (''join attention'') pada saat sebelum bayi mampu memproduksi bahasa.<ref>Tomasello, M (1999). The Cultural Origins of Human Cognition. London: Harvard University Press</ref> Namun, pada dasarnya, natur dan nurtur memiliki kontribusi terhadap pemerolehan bahasa pada bayi.
* Imitasi
[[Imitasi]] dalam perolehan bahasa terjadi ketika anak menirukan pola bahasa maupun kosa kata dari orang-orang yang signifikan bagi mereka, biasanya orang tua atau pengasuh. [[Imitasi]] yang dilakukan oleh anak, tidak hanya menirukan secara persis ([[mimikri]]) hal yang dilakukan orang lain, namun anak memilih hal-hal yang dianggap oleh anak menarik untuk ditirukan.


=== Mekanisme pemerolehan bahasa ===
* Pengkondisian
Mekanisme perolehan bahasa melalui [[pengkondisian]] diajukan oleh [[B.F Skinner]]. Mekanisme pengkondisian atau pembiasaan terhadap ucapan yang didengar anak dan diasosiasikan dengan objek atau peristiwa yang terjadi. Oleh karena itu kosa kata awal yang dimiliki oleh anak adalah kata benda.
* Kognisi sosial
Anak memperoleh pemahaman terhadap kata ([[semantik]]) karena secara kognisi ia memahami tujuan seseorang memproduksi suatu fonem melalui mekanisme [[atensi bersama]]. Adapun produksi bahasa diperolehnya melalui mekanisme imitasi.


* '''Imitasi'''
== Catatan kaki ==
[[Imitasi]] dalam pemerolehan bahasa terjadi ketika anak menirukan pola bahasa maupun [[kosakata]] dari orang-orang yang signifikan bagi mereka, biasanya orang tua atau pengasuh. [[Imitasi]] yang dilakukan oleh anak, tidak hanya menirukan secara persis ([[mimikri]]) hal yang dilakukan orang lain, tetapi anak memilih hal-hal yang dianggap oleh anak menarik untuk ditirukan.


* '''Pengondisian'''
{{reflist}}
Mekanisme perolehan bahasa melalui pengondisian diajukan oleh [[B.F. Skinner]]. Mekanisme pengondisian atau pembiasaan terhadap ucapan yang didengar anak dan diasosiasikan dengan objek atau peristiwa yang terjadi. Oleh karena itu, kosakata awal yang dimiliki oleh anak umumnya adalah [[Nomina|kata benda]].
* '''Kognisi sosial'''
Anak memperoleh pemahaman terhadap kata ([[semantik]]) karena, secara kognisi, ia memahami tujuan seseorang memproduksi suatu fonem melalui mekanisme [[atensi bersama]]. Adapun produksi bahasa diperolehnya melalui mekanisme imitasi.


== Referensi ==
[[Kategori:Linguistika]]
<references />
[[Kategori:Linguistik]]
[[Kategori:Psikologi]]
[[Kategori:Psikologi]]

[[bg:Психолингвистика]]
[[bn:মনোভাষাবিজ্ঞান]]
[[ca:Psicolingüística]]
[[cs:Psycholingvistika]]
[[da:Psykolingvistik]]
[[de:Psycholinguistik]]
[[en:Psycholinguistics]]
[[eo:Psikolingvoscienco]]
[[es:Psicolingüística]]
[[et:Psühholingvistika]]
[[fi:Psykolingvistiikka]]
[[fr:Psycholinguistique]]
[[gl:Psicolingüística]]
[[gv:Shicklaahengoaylleeaght]]
[[he:פסיכובלשנות]]
[[hi:मनोभाषाविज्ञान]]
[[io:Psikolinguistiko]]
[[it:Psicolinguistica]]
[[ja:心理言語学]]
[[lt:Psicholingvistika]]
[[lv:Psiholingvistika]]
[[ms:Psikolinguistik]]
[[nl:Psycholinguïstiek]]
[[pl:Psycholingwistyka]]
[[pt:Psicolinguística]]
[[ru:Психолингвистика]]
[[scn:Pissiculinguistica]]
[[simple:Psycholinguistics]]
[[sk:Psycholingvistika]]
[[sr:Психолингвистика]]
[[sv:Psykolingvistik]]
[[th:จิตวิทยาภาษาศาสตร์]]
[[zh:心理语言学]]

Revisi terkini sejak 21 Desember 2023 14.07

Psikolinguistik adalah ilmu multidisipliner berupa penggabungan antara ilmu psikologi dan linguistik. Psikolinguistik mempelajari faktor-faktor psikologis dan neurobiologis yang memungkinkan manusia memperoleh, menggunakan, dan memahami bahasa. Kajiannya semula lebih banyak bersifat filosofis karena masih sedikitnya pemahaman tentang proses otak manusia berfungsi. Oleh karena itu, psikolinguistik sangat erat kaitannya dengan psikologi kognitif. Penelitian modern menggunakan biologi, neurologi, ilmu kognitif, dan teori informasi untuk mempelajari cara otak memproses bahasa.

Psikolinguistik meliputi proses kognitif yang bisa menghasilkan kalimat yang mempunyai arti dan benar secara tata bahasa dari perbendaharaan kata dan struktur tata bahasa, termasuk juga proses yang membuat ungkapan, kata, tulisan, dan sebagainya menjadi bisa dipahami. Psikolinguistik perkembangan mempelajari kemampuan bayi dan anak-anak dalam mempelajari bahasa, biasanya dengan metode eksperimental dan kuantitatif (berbeda dengan pengamatan naturalistik seperti yang dilakukan Jean Piaget dalam penelitiannya tentang perkembangan anak).

Dengan kata lain, psikolinguistik memaparkan hakikat struktur bahasa, dan bagaimana struktur ini diperoleh, digunakan pada waktu bertutur, dan pada waktu memahami kalimat-kalimat dalam pertuturan itu.

Psikologi, Linguistik, dan Psikolinguistik[sunting | sunting sumber]

Psikologi[sunting | sunting sumber]

Psikologi merupakan ilmu yang mengkaji tingkah laku manusia serta hubungan-hubungan antarmanusia. Oleh karena abstraknya jiwa manusia, maka objek material psikologi adalah terkait aktivitas-aktivitas jiwa yang teramati melalui tingkah laku manusia. Orang yang mempelajari tingkah laku itu disebut sebagai psikolog.[1]

Linguistik[sunting | sunting sumber]

Linguistik (IPA: [liŋuistik]) atau ilmu bahasa merupakan ilmu yang mempelajari tentang bahasa secara ilmiah.[2] Linguistik mempelajari fenomena kebahasaan dengan beragam cara dan dari berbagai sudut pandang.

Psikolinguistik[sunting | sunting sumber]

Psikolinguistik merupakan disiplin ilmu yang mempersoalkan dan mendeskripsikan proses psikologis yang menjadikan manusia dapat memahami dan menggunakan bahasa. Bidang psikolinguistik juga mengandalkan ilmu neurologi, terutama bagi pakar psikolinguistik yang juga mempelajari perbedaan jenis kelamin, afasia, bahasa setelah cedera bawaan atau didapat pada otak yang belum matang, serta gangguan perkembangan bahasa (disfasia).[3]

Topik[sunting | sunting sumber]

Secara rinci, psikolinguistik mempelajari empat topik utama[4]:

  • Komprehensi merupakan proses-proses mental yang dilalui oleh manusia sehingga dapat menangkap perkataan orang lain serta memahami maksudnya.
  • Produksi merupakan proses-proses mental pada manusia sehingga dapat berujar seperti yang diujarkan.
  • Landasan biologis dan neurologis sehingga manusia dapat berbahasa.
  • Pemerolehan bahasa merupakan proses anak memperoleh bahasa.

Subdisiplin[sunting | sunting sumber]

Psikolinguistik mengalami perkembangan pesat sehingga melahirkan beberapa subdisiplin psikolinguistik:

  • Psikolinguistik Teoretis
  • Psikolinguistik Perkembangan
  • Psikolinguistik Sosial
  • Psikolinguistik Pendidikan
  • Psikolinguistik-Neurologi (Neuropsikolinguistik)
  • Psikolinguistik Eksperimen
  • Psikolinguistik Terapan

Area studi[sunting | sunting sumber]

Psikolinguistik bersifat interdisipliner dan dipelajari oleh ahli dalam berbagai bidang, seperti psikologi, ilmu kognitif, dan linguistik. Psikolinguistik adalah perilaku berbahasa yang disebabkan oleh interaksinya dengan cara berpikir manusia. Ilmu ini meneliti tentang pemerolehan, produksi, dan pemahaman manusia terhadap bahasa.[5] Ada beberapa subdivisi dalam psikolinguistik yang didasarkan pada komponen-komponen yang membentuk bahasa pada manusia:

  • Fonetik dan fonologi mempelajari bunyi ucapan. Di dalam psikolinguistik, penelitian terfokus pada proses otak memproduksi dan memahami bunyi-bunyi ini.
  • Morfologi mempelajari struktur kalimat, terutama hubungan antara kata yang berhubungan dan pembentukan kata-kata berdasarkan pada aturan-aturan.
  • Sintaksis mempelajari pola-pola yang menentukan bagaimana kata-kata dikombinasikan bersama membentuk kalimat
  • Semantik berhubungan dengan makna dari kata atau kalimat. Bila sintaks berhubungan dengan struktur formal dari kalimat, semantik berhubungan dengan makna aktual dari kalimat.
  • Pragmatik berhubungan dengan peran konteks dalam penginterpretasian makna.
  • Studi tentang cara mengenali dan membaca kata meneliti proses yang tercakup dalam pemerolehan informasi ortografik, morfologis, fonologis, dan semantik dari pola-pola dalam tulisan.

Pemerolehan bahasa[sunting | sunting sumber]

Terdapat beberapa teori mengenai pemerolehan bahasa pada bayi dan balita yang bersumber pada perkembangan psikologi yang bersifat natur dan nurtur. Natur adalah aliran yang meyakini bahwa kemampuan berbahasa pada manusia adalah bawaan sejak lahir. Oleh karena itu, manusia telah dilengkapi secara biologis oleh alam (natur) untuk memproduksi bahasa melalui alat-alat bicara (lidah, bibir, gigi, rongga tenggorokan, dibantu oleh alat pendengaran) maupun untuk memahami arti dari bahasa tersebut (melalui skema pada kognisi).

Noam Chomsky adalah tokoh yang mempercayai peran natur secara radikal dalam pemerolehan bahasa. Pihak yang mempercayai kekuatan nurtur dalam pemerolehan bahasa berargumen bahwa bayi dan balita memperoleh bahasa karena terbiasa pada bahasa ibu. Hal ini terbukti pada pembentukan kemampuan fonem yang tergantung pada bahasa ibu, misalnya pada bayi Jepang berusia di bawah enam bulan masih dapat membedakan fonem [ra] dan [la] dengan jelas, tetapi pada usia satu tahun mereka kesulitan untuk membedakan fonem [ra] dan [la].

Michael Tomasello mengkritik Chomsky bahwa bahasa tidak akan muncul begitu saja. Ia meyakini bahwa bahasa diperoleh karena bayi belajar menggunakan bahasa sebagai simbol terlebih dahulu dengan kemampuan bayi untuk melakukan atensi bersama (join attention) pada saat sebelum bayi mampu memproduksi bahasa.[6] Namun, pada dasarnya, natur dan nurtur memiliki kontribusi terhadap pemerolehan bahasa pada bayi.

Mekanisme pemerolehan bahasa[sunting | sunting sumber]

  • Imitasi

Imitasi dalam pemerolehan bahasa terjadi ketika anak menirukan pola bahasa maupun kosakata dari orang-orang yang signifikan bagi mereka, biasanya orang tua atau pengasuh. Imitasi yang dilakukan oleh anak, tidak hanya menirukan secara persis (mimikri) hal yang dilakukan orang lain, tetapi anak memilih hal-hal yang dianggap oleh anak menarik untuk ditirukan.

  • Pengondisian

Mekanisme perolehan bahasa melalui pengondisian diajukan oleh B.F. Skinner. Mekanisme pengondisian atau pembiasaan terhadap ucapan yang didengar anak dan diasosiasikan dengan objek atau peristiwa yang terjadi. Oleh karena itu, kosakata awal yang dimiliki oleh anak umumnya adalah kata benda.

  • Kognisi sosial

Anak memperoleh pemahaman terhadap kata (semantik) karena, secara kognisi, ia memahami tujuan seseorang memproduksi suatu fonem melalui mekanisme atensi bersama. Adapun produksi bahasa diperolehnya melalui mekanisme imitasi.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Soemanto, Wasty (1988). Pengantar Psikologi. Jakarta: Bina Aksara. 
  2. ^ "Linguistik". KBBI Daring. 2016. Diakses tanggal 26-12-2021. 
  3. ^ Encyclopedia of neuroscience. Larry R. Squire. [Amsterdam]: Elsevier. 2009. ISBN 0-08-045046-6. OCLC 237029015. 
  4. ^ Dardjowidjojo, Soenjono (2003). Psikolinguistik : pengantar pemahaman bahasa manusia (edisi ke-Ed. 1). Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. ISBN 979-461-459-9. OCLC 54400227. 
  5. ^ Sternberg, R.J. (2006) Cognitive Psychology. Belmont, CA: Thomson Wadsorth
  6. ^ Tomasello, M (1999). The Cultural Origins of Human Cognition. London: Harvard University Press