Lompat ke isi

Zarmi Bachtiar: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Jayrangkoto (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
 
(16 revisi perantara oleh 11 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox person
{{Infobox person
| name = Zarmi Bachtiar
|name = Zarmi Bachtiar
| image = Zarmi Bachtiar.jpg
|image =
| imagesize =
|imagesize =
| alt =
|alt =
| caption =
|caption =
| birth_name =
|birth_name =
| birth_date = {{Birth date and age|1945|9|27}}
|birth_date = {{Birth date and age|1945|9|27}}
| birth_place = {{negara|Indonesia}} [[Bukittinggi]], [[Sumatera Barat]]
|birth_place = [[Bukittinggi]], [[Sumatera Barat]]
| death_date = <!-- {{Death date and age|YYYY|MM|DD|YYYY|MM|DD}} -->
|death_date = <!-- {{Death date and age|YYYY|MM|DD|YYYY|MM|DD}} -->
| death_place = <!-- {{negara|Indonesia}} -->
|death_place = <!-- {{negara|Indonesia}} -->
| nationality = {{negara|Indonesia}} [[Indonesia]]
|nationality = [[Indonesia]]
| other_names =
|other_names =
| alma_mater =
|alma_mater =
| occupation = [[Olahragawan]]
|occupation = [[Olahragawan]]
| known_for = [[Binaraga|Binaragawan]] legendaris Indonesia
|known_for = [[Binaraga]]wan legendaris Indonesia
| religion = [[Islam]]
|religion = [[Islam]]
| spouse =
|spouse =
| children =
|children =
| parents =
|parents =
}}
}}
'''Zarmi Bachtiar''' ({{lahirmati|[[Bukittinggi]], [[Sumatera Barat]]|27|9|1945}}) adalah seorang mantan atlet binaraga Indonesia. Ia memulai karier atletnya pada tahun 1970, dan tiga tahun kemudian (1973) ia mendapatkan medali perak pada PON VIII. Pada ajang internasional, Zarmi juga berhasil merebut medali perunggu di SEA Games Manila pada tahun 1981, medali perak di SEA Games 1987, serta medali emas secara berturut-turut di kejuaraan tingkat ASEAN pada tahun 1983, 1984, dan 1985. Atas prestasinya tersebut, Zarmi dianggap sebagai maestro binaraga dan pahlawan binaraga Indonesia di kancah internasional.<ref name=antaranews.com>[http://www.antaranews.com/print/332444/zarmi-kuli-pasar-yang-jadi-legenda "Zarmi, kuli pasar yang jadi legenda"] ''[[Antara]]''. Diakses 16 Oktober 2015.</ref><ref name=citizendaily.net>[http://citizendaily.net/atlet-binaraga-yang-harumkan-indonesia-di-mata-dunia/ "Atlet Binaraga yang Harumkan Indonesia di Mata Dunia"] ''Citizen Daily'', 11 November 2014. Diakses 16 Oktober 2015.</ref>
'''Zarmi Bachtiar''' ({{lahirmati|[[Bukittinggi]], [[Sumatera Barat]]|27|9|1945}}) adalah seorang mantan [[atlet]] [[binaraga]] [[Indonesia]]. Ia memulai karier atletnya pada tahun 1970, dan tiga tahun kemudian (1973) ia mendapatkan medali perak pada [[PON VIII]] di [[Jakarta]]. Pada ajang [[internasional]], Zarmi juga berhasil merebut [[Perunggu|medali perunggu]] di [[SEA Games]] [[Manila]] pada tahun 1981, [[medali perak]] di SEA Games 1987, serta medali emas secara berturut-turut di kejuaraan tingkat [[ASEAN]] pada tahun 1983, 1984, dan 1985. Atas prestasinya tersebut, Zarmi dianggap sebagai [[maestro]] binaraga dan pahlawan binaraga Indonesia di kancah internasional.<ref name=antaranews.com>[http://www.antaranews.com/print/332444/zarmi-kuli-pasar-yang-jadi-legenda "Zarmi, kuli pasar yang jadi legenda"] ''[[Antara]]''. Diakses 16 Oktober 2015.</ref><ref name=citizendaily.net>[http://citizendaily.net/atlet-binaraga-yang-harumkan-indonesia-di-mata-dunia/ "Atlet Binaraga yang Harumkan Indonesia di Mata Dunia"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150916010703/http://citizendaily.net/atlet-binaraga-yang-harumkan-indonesia-di-mata-dunia/ |date=2015-09-16 }} ''Citizen Daily'', 11 November 2014. Diakses 16 Oktober 2015.</ref>


== Riwayat ==
== Riwayat ==
Zarmi berasal dari keluarga sederhana di sebuah kampung sekitar 9 kilometer dari kota Bukittinggi. Sejak remaja ia sudah punya keinginan menjadi atlet binaraga, namun ia tak mampu ikut iuran untuk latihan binaraga seperti yang dilakukan teman-temannya. Zarmi kemudian mengambil inisiatif dengan membuat peralatan sederhana berupa potongan pohon kelapa untuk dijadikan barbel. Kegiatannya itu mendapatkan cemoohan dari warga kampungnya, ia sering dibilang gila dan kurang pekerjaan. Cemoohan itu tidak membuat Zarmi patah semangat, tapi malah membuatnya makin giat.<ref name=antaranews.com/>
Zarmi berasal dari keluarga sederhana di sebuah kampung sekitar 9 [[kilometer]] dari kota Bukittinggi. Sejak remaja ia sudah punya keinginan menjadi atlet binaraga, namun ia tak mampu ikut iuran untuk latihan binaraga seperti yang dilakukan teman-temannya. Zarmi kemudian mengambil inisiatif dengan membuat peralatan sederhana berupa potongan pohon kelapa untuk dijadikan [[barbel]]. Kegiatannya itu mendapatkan cemoohan dari warga kampungnya, ia sering dibilang gila dan kurang pekerjaan. Cemoohan itu tidak membuat Zarmi patah semangat, tapi malah membuatnya makin giat.<ref name=antaranews.com/>


Pada tahun 1970, setamat STM di Bukittinggi, Zarmi pergi merantau ke Pekanbaru dengan tujuan mencari pekerjaan sebagai pegawai negeri. Ia sempat menjadi kuli panggul di pasar untuk menyambung hidup. Pada tahun 1973, Zarmi dikirim untuk pertama kali ikut PON VIII di Jakarta di mana cabang binaraga masih berstatus eksebisi. Dalam ajang tersebut Zarmi berhasil menggaet medali perak pada ''kelas pendek''. Prestasi yang diraih Zarmi mengharumkan nama Riau, sehingga pada ajang-ajang berikutnya Zarmi selalu jadi andalan Riau pada cabang binaraga. Zarmi juga berhasil mempersembahkan medali emas untuk Riau pada PON 1981, 1985 dan 1989. Pada PON 1996, dalam usia 51 tahun, Zarmi masih bisa meraih medali perak sebagai persembahan terakhirnya pada Riau. Ia jadi atlet tertua dalam sejarah binaraga nasional yang masih mampu berprestasi.<ref name=antaranews.com/>
Pada tahun 1970, setamat [[STM]] di Bukittinggi, Zarmi pergi merantau ke [[Pekanbaru]] dengan tujuan mencari pekerjaan sebagai [[Pegawai Negeri Sipil|pegawai negeri]]. Ia sempat menjadi kuli panggul di pasar untuk menyambung hidup. Pada tahun 1973, Zarmi dikirim untuk pertama kali ikut PON VIII di Jakarta di mana cabang binaraga masih berstatus [[Pertandingan eksibisi|eksebisi]]. Dalam ajang tersebut Zarmi berhasil menggaet medali perak pada ''kelas pendek''. Prestasi yang diraih Zarmi mengharumkan nama [[Riau]], sehingga pada ajang-ajang berikutnya Zarmi selalu jadi andalan Riau pada cabang binaraga. Zarmi juga berhasil mempersembahkan medali emas untuk Riau pada [[Pekan Olahraga Nasional|PON]] 1981, 1985 dan 1989. Pada PON 1996, dalam usia 51 tahun, Zarmi masih bisa meraih medali perak sebagai persembahan terakhirnya pada Riau. Ia jadi atlet tertua dalam sejarah binaraga nasional yang masih mampu berprestasi.<ref name=antaranews.com/>


Pada ajang binaraga tingkat regional dan internasional, Zarmi juga telah mempersembahkan medali perak pada SEA Games 1981 di Manila dan peringkat sepuluh di kejuaraan dunia 1983 di Singapura. Setelah tidak lagi aktif sebagai atlet, Zarmi kemudian menjadi pelatih binaraga dan mendirikan 'Riau Barbell Club Pekanbaru'. Salah satu anak binaannya, [[Asrelawandi]], kemudian juga berhasil menjadi juara di Asian Beach Games 2008 di Bali dan Asian Beach Games 2010 di Muscat, Oman.<ref name=antaranews.com/>
Pada ajang binaraga tingkat regional dan internasional, Zarmi juga telah mempersembahkan medali perak pada SEA Games 1981 di Manila dan peringkat sepuluh di kejuaraan dunia 1983 di [[Singapura]]. Setelah tidak lagi aktif sebagai atlet, Zarmi kemudian menjadi [[pelatih]] binaraga dan mendirikan 'Riau Barbell Club Pekanbaru'. Salah satu anak binaannya, [[Asrelawandi]], kemudian juga berhasil menjadi juara di [[Asian Beach Games]] 2008 di [[Bali]] dan Asian Beach Games 2010 di [[Muscat]], [[Oman]].<ref name=antaranews.com/>


Prestasi dan dedikasi Zarmi pada dunia binaraga kemudian menempatkan namanya sebagai salah satu dari 100 atlet legendaris Indonesia versi buku KONI Pusat pada tahun 2002. Pada ajang PON XVIII di Riau, Zarmi mendapat kehormatan yang diidamkan para atlet nasional, yaitu sebagai pembawa obor terakhir untuk menyulut kaldron pada acara pembukaan pesta olahraga nasional terbesar itu.<ref name=antaranews.com/><ref name=republika.co.id>[http://www.republika.co.id/berita/olahraga/umum-2/12/09/11/ma6zo0-tombakan-zarmi-bachtiar-nyalakan-api-kaldron "Tombakan Zarmi Bachtiar Nyalakan Api Kaldron"] ''[[Republika]]'', 11 September 2012. Diakses 16 Oktober 2015.</ref>
Prestasi dan dedikasi Zarmi pada dunia binaraga kemudian menempatkan namanya sebagai salah satu dari 100 atlet [[legenda]]ris Indonesia versi buku [[Komite Olahraga Nasional Indonesia|KONI Pusat]] pada tahun 2002. Pada ajang [[PON XVIII]] 2012 di Riau, Zarmi mendapat kehormatan yang diidamkan para atlet nasional, yaitu sebagai pembawa obor terakhir untuk menyulut [[kaldron]] pada acara pembukaan pesta olahraga nasional terbesar itu.<ref name=antaranews.com/><ref name=republika.co.id>[http://www.republika.co.id/berita/olahraga/umum-2/12/09/11/ma6zo0-tombakan-zarmi-bachtiar-nyalakan-api-kaldron "Tombakan Zarmi Bachtiar Nyalakan Api Kaldron"] ''[[Republika]]'', 11 September 2012. Diakses 16 Oktober 2015.</ref>

== Referensi ==


== Rujukan ==
{{reflist}}
{{reflist}}


Baris 37: Baris 38:
* [http://reps-id.com/7-tokoh-pahlawan-binaraga-kebanggaan-indonesia/ "7 Tokoh Pahlawan Binaraga Kebanggaan Indonesia"] ''Reps Fitness Indonesia''.
* [http://reps-id.com/7-tokoh-pahlawan-binaraga-kebanggaan-indonesia/ "7 Tokoh Pahlawan Binaraga Kebanggaan Indonesia"] ''Reps Fitness Indonesia''.


[[Kategori:Olahragawan Indonesia]]
[[Kategori:Binaragawan Indonesia]]
[[Kategori:Binaragawan Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Riau]]
[[Kategori:Tokoh Minangkabau]]
[[Kategori:Tokoh Minangkabau]]
[[Kategori:Tokoh dari Bukittinggi]]
[[Kategori:Tokoh dari Bukittinggi]]

Revisi terkini sejak 23 Desember 2023 05.05

Zarmi Bachtiar
Lahir27 September 1945 (umur 79)
Bukittinggi, Sumatera Barat
KebangsaanIndonesia
PekerjaanOlahragawan
Dikenal atasBinaragawan legendaris Indonesia

Zarmi Bachtiar (lahir 27 September 1945) adalah seorang mantan atlet binaraga Indonesia. Ia memulai karier atletnya pada tahun 1970, dan tiga tahun kemudian (1973) ia mendapatkan medali perak pada PON VIII di Jakarta. Pada ajang internasional, Zarmi juga berhasil merebut medali perunggu di SEA Games Manila pada tahun 1981, medali perak di SEA Games 1987, serta medali emas secara berturut-turut di kejuaraan tingkat ASEAN pada tahun 1983, 1984, dan 1985. Atas prestasinya tersebut, Zarmi dianggap sebagai maestro binaraga dan pahlawan binaraga Indonesia di kancah internasional.[1][2]

Zarmi berasal dari keluarga sederhana di sebuah kampung sekitar 9 kilometer dari kota Bukittinggi. Sejak remaja ia sudah punya keinginan menjadi atlet binaraga, namun ia tak mampu ikut iuran untuk latihan binaraga seperti yang dilakukan teman-temannya. Zarmi kemudian mengambil inisiatif dengan membuat peralatan sederhana berupa potongan pohon kelapa untuk dijadikan barbel. Kegiatannya itu mendapatkan cemoohan dari warga kampungnya, ia sering dibilang gila dan kurang pekerjaan. Cemoohan itu tidak membuat Zarmi patah semangat, tapi malah membuatnya makin giat.[1]

Pada tahun 1970, setamat STM di Bukittinggi, Zarmi pergi merantau ke Pekanbaru dengan tujuan mencari pekerjaan sebagai pegawai negeri. Ia sempat menjadi kuli panggul di pasar untuk menyambung hidup. Pada tahun 1973, Zarmi dikirim untuk pertama kali ikut PON VIII di Jakarta di mana cabang binaraga masih berstatus eksebisi. Dalam ajang tersebut Zarmi berhasil menggaet medali perak pada kelas pendek. Prestasi yang diraih Zarmi mengharumkan nama Riau, sehingga pada ajang-ajang berikutnya Zarmi selalu jadi andalan Riau pada cabang binaraga. Zarmi juga berhasil mempersembahkan medali emas untuk Riau pada PON 1981, 1985 dan 1989. Pada PON 1996, dalam usia 51 tahun, Zarmi masih bisa meraih medali perak sebagai persembahan terakhirnya pada Riau. Ia jadi atlet tertua dalam sejarah binaraga nasional yang masih mampu berprestasi.[1]

Pada ajang binaraga tingkat regional dan internasional, Zarmi juga telah mempersembahkan medali perak pada SEA Games 1981 di Manila dan peringkat sepuluh di kejuaraan dunia 1983 di Singapura. Setelah tidak lagi aktif sebagai atlet, Zarmi kemudian menjadi pelatih binaraga dan mendirikan 'Riau Barbell Club Pekanbaru'. Salah satu anak binaannya, Asrelawandi, kemudian juga berhasil menjadi juara di Asian Beach Games 2008 di Bali dan Asian Beach Games 2010 di Muscat, Oman.[1]

Prestasi dan dedikasi Zarmi pada dunia binaraga kemudian menempatkan namanya sebagai salah satu dari 100 atlet legendaris Indonesia versi buku KONI Pusat pada tahun 2002. Pada ajang PON XVIII 2012 di Riau, Zarmi mendapat kehormatan yang diidamkan para atlet nasional, yaitu sebagai pembawa obor terakhir untuk menyulut kaldron pada acara pembukaan pesta olahraga nasional terbesar itu.[1][3]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c d e "Zarmi, kuli pasar yang jadi legenda" Antara. Diakses 16 Oktober 2015.
  2. ^ "Atlet Binaraga yang Harumkan Indonesia di Mata Dunia" Diarsipkan 2015-09-16 di Wayback Machine. Citizen Daily, 11 November 2014. Diakses 16 Oktober 2015.
  3. ^ "Tombakan Zarmi Bachtiar Nyalakan Api Kaldron" Republika, 11 September 2012. Diakses 16 Oktober 2015.

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]