Lompat ke isi

Neurolinguistik: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
 
(6 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
'''Neurolinguistik''' adalah salah satu bidang [[kajian]] [[interdisipliner]] dalam [[ilmu]] [[linguistik]] dan ilmu [[kedokteran]] yang mengkaji hubungan antara [[otak]] manusia dengan [[bahasa]].
'''Neurolinguistik''' adalah salah satu bidang [[kajian]] [[interdisipliner]] dalam [[ilmu]] [[linguistik]] dan ilmu [[kedokteran]] yang mengkaji hubungan antara kerja [[otak]] manusia untuk memproses kegiatan berbahasa. Neurolinguistik berfokus pada upaya untuk membuat sebuah model ''neural program'' yang merupakan rekonstuksi kerja otak dalam memproses kegiatan bicara, mendengar, membaca, menulis, dan berbahasa isyarat.<ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/156874430|title=Pesona bahasa : langkah awal memahami linguistik|last=1948-|first=Gunawan, Fitri,|last2=Untung,|first2=Yuwono,|last3=T.,|first3=Lauder, Multamia R. M.|isbn=9789792216813|location=Jakarta|oclc=156874430}}</ref>


Gangguan pada kemampuan berbahasa karena kerusakan [[otak manusia]] disebut [[afasia]], yaitu (gangguan [[bicara]] karena mengalami [[gegar/trauma otak]]). Orang yang menderita kerusakan bahasa ini dapat diamati dari ketidakmampuannya berbahasa secara normal.
Gangguan pada kemampuan berbahasa karena kerusakan [[otak manusia]] disebut [[afasia]], yaitu (gangguan [[bicara]] karena mengalami [[gegar/trauma otak]]). Orang yang menderita kerusakan bahasa ini dapat diamati dari ketidakmampuannya berbahasa secara normal.
Baris 18: Baris 18:


== Peneliti Neurolinguistik ==
== Peneliti Neurolinguistik ==
Di dunia, hingga tahun [[2006]] penelitian dalam bidang ilmu Neurolinguistik ini terhitung masih sangat sedikit.[[Wernicke]] dan [[Broca]] adalah dua orang [[peneliti]] [[abad 19]] berkebangsaan [[Jerman]] yang menjadi tokoh dalam bidang ilmu Neurolinguistik ini. Beberapa peneliti Neurolinguistik di [[Indonesia]] saat ini adalah Dr. Gustianingsih,<ref>[http://dirdosen.usu.ac.id/dosen/detail/1237.html Dr. Gustianingsih]</ref> Herlina Mustikasari<ref>[http://www.kawanpustaka.com/kabar-kawan/405-cara-jitu-belajar-membaca-dengan-metode-bunyi-.html 405 Cara Jitu Belajar Membaca Dengan Metode Bunyi]</ref> Prof. Dr. Siusana Kweldju, M.Pd<ref>[http://www.um.ac.id/direktori/?act=detail-guru-besar&p_id=48 Prof. Dr. Siusana Kweldju, M.Pd]</ref>.
Di dunia, hingga tahun [[2006]] penelitian dalam bidang ilmu Neurolinguistik ini terhitung masih sangat sedikit.[[Wernicke]] dan [[Broca]] adalah dua orang [[peneliti]] [[abad 19]] berkebangsaan [[Jerman]] yang menjadi tokoh dalam bidang ilmu Neurolinguistik ini. Beberapa peneliti Neurolinguistik di [[Indonesia]] saat ini adalah Dr. Gustianingsih,<ref>{{Cite web |url=http://dirdosen.usu.ac.id/dosen/detail/1237.html |title=Dr. Gustianingsih |access-date=2011-06-14 |archive-date=2010-01-14 |archive-url=https://web.archive.org/web/20100114022322/http://dirdosen.usu.ac.id/dosen/detail/1237.html |dead-url=yes }}</ref> Herlina Mustikasari<ref>{{Cite web |url=http://www.kawanpustaka.com/kabar-kawan/405-cara-jitu-belajar-membaca-dengan-metode-bunyi-.html |title=405 Cara Jitu Belajar Membaca Dengan Metode Bunyi |access-date=2011-06-14 |archive-date=2016-03-05 |archive-url=https://web.archive.org/web/20160305104010/http://kawanpustaka.com/kabar-kawan/405-cara-jitu-belajar-membaca-dengan-metode-bunyi-.html |dead-url=yes }}</ref> Prof. Dr. Siusana Kweldju, M.Pd.<ref>[http://www.um.ac.id/direktori/?act=detail-guru-besar&p_id=48 Prof. Dr. Siusana Kweldju, M.Pd]</ref>


== Referensi ==
== Referensi ==
{{reflist}}
{{reflist}}



{{stub}}
{{Kedokteran-stub}}
[[Kategori:Neurologi]]

Revisi terkini sejak 23 Desember 2023 09.36

Neurolinguistik adalah salah satu bidang kajian interdisipliner dalam ilmu linguistik dan ilmu kedokteran yang mengkaji hubungan antara kerja otak manusia untuk memproses kegiatan berbahasa. Neurolinguistik berfokus pada upaya untuk membuat sebuah model neural program yang merupakan rekonstuksi kerja otak dalam memproses kegiatan bicara, mendengar, membaca, menulis, dan berbahasa isyarat.[1]

Gangguan pada kemampuan berbahasa karena kerusakan otak manusia disebut afasia, yaitu (gangguan bicara karena mengalami gegar/trauma otak). Orang yang menderita kerusakan bahasa ini dapat diamati dari ketidakmampuannya berbahasa secara normal.

Afasia Broca[sunting | sunting sumber]

Afasia Broca berarti kerusakan daerah bahasa atau pusat bahasa yang mengendalikan baik artikulasi maupun peran yang unik dalam pembentukan kata dan kalimat, karena daerah Broca berhubungan dengan unsur struktur dan organisasi bahasa. Oleh karena itu, area Broca pada otak bertanggung jawab untuk kaidah artikulasi yang menciptakan pola bunyi, untuk kaidah morfologi dan sintaksis, antara lain dalam membentuk kata dan frasa.

Afasia Wernicke[sunting | sunting sumber]

Afasia Wernicke yang berhubungan dengan kerusakan area Wernicke pada otak. Area Wernicke adalah pusat bahasa yang bertanggung jawab untuk memproduksi makna, seperti interpretasi kata selama pemahaman makna dan pemilihan kata selama menghasilkan produksi ujaran.

Afasia Konduksi[sunting | sunting sumber]

Afasia konduksi merupakan kerusakan pada arcuate fasciculus, berdampak pada transmisi informasi dari daerah Wernicke ke daerah Broca. Gejala kerusakan ini, pertama karena informasi leksikal dari daerah Wernicke tidak dapat dipindahkan ke daerah Broca, sehingga ujarannya secara semantis tidak padu (tidak koheren). Demikian pula, karena informasi kategori morfem terikat (afiks) dan kategori leksikal tidak dapat dipindahkan ke daerah Wernicke, pemahaman bahasa menjadi rusak.

Alexia dan Agrafia[sunting | sunting sumber]

Alexia dan Agrafia adalah kerusakan pada angular gyrus mengganggu asosiasi pencitraan pola visual dengan bentuk pendengaran, karena itu mengganggu kemampuan baca dan tulis. Kerusakan baca disebut alexia, sedangkan kehilangan kemampuan tulis disebut agrafia. Kedua kerusakan bahasa tersebut biasanya saling melengkapi.

Alexia terjadi dengan sendirinya. Penderita alexic mungkin bisa menulis, tetapi tidak bisa membaca apa yang dia tulis. Kerusakan angular gyrus tidak memengaruhi pandangan. Penderita alexia dan agrafia masih bisa melihat dengan normal.

Peneliti Neurolinguistik[sunting | sunting sumber]

Di dunia, hingga tahun 2006 penelitian dalam bidang ilmu Neurolinguistik ini terhitung masih sangat sedikit.Wernicke dan Broca adalah dua orang peneliti abad 19 berkebangsaan Jerman yang menjadi tokoh dalam bidang ilmu Neurolinguistik ini. Beberapa peneliti Neurolinguistik di Indonesia saat ini adalah Dr. Gustianingsih,[2] Herlina Mustikasari[3] Prof. Dr. Siusana Kweldju, M.Pd.[4]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ 1948-, Gunawan, Fitri,; Untung,, Yuwono,; T.,, Lauder, Multamia R. M. Pesona bahasa : langkah awal memahami linguistik. Jakarta. ISBN 9789792216813. OCLC 156874430. 
  2. ^ "Dr. Gustianingsih". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-01-14. Diakses tanggal 2011-06-14. 
  3. ^ "405 Cara Jitu Belajar Membaca Dengan Metode Bunyi". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-05. Diakses tanggal 2011-06-14. 
  4. ^ Prof. Dr. Siusana Kweldju, M.Pd