Manteb Soedharsono: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Alifa Meisya (bicara | kontrib)
rapikan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Perbaikan penulisan nama sesuai standard bahasa jawa
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(15 revisi perantara oleh 13 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{recent death}}
{{Infobox person
{{Infobox person
|pre-nominals= [[Ki]]
| pre-nominals = [[Ki]]
|name = Manteb Soedharsono
| name = Manteb Soedharsono
|othername = {{hlist|Ki Manteb|Dalang Setan (julukan)}}
| othername = {{hlist|Ki Manteb|Dalang Setan (julukan)}}
|image = Wayang Performance.jpg
| image = Ki Manteb Soedharsono.gif
| birth_date = {{birth date|1948|08|31}}
|caption = Pagelaran wayang kulit Ki Manteb Soedharsono, memainkan lakon ''Gathotkaca Winisuda''.
| birth_name = Manteb Soedharsono
|birth_date = {{birth date|1948|08|31}}
| birth_place = Dusun Jatimalang, [[Palur, Mojolaban, Sukoharjo|Palur]], [[Mojolaban, Sukoharjo|Mojolaban]], [[Sukoharjo]], [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]]
|birth_name = Manteb Soedharsono
| children = {{Plainlist|
|birth_place = Dusun Jatimalang, [[Palur, Mojolaban, Sukoharjo|Palur]], [[Mojolaban, Sukoharjo|Mojolaban]], [[Sukoharjo]], [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]]
| children = {{Plainlist|
* '''Pernikahan dengan Samirah''':<br>Medhot Samiyana
* '''Pernikahan dengan Samirah''':<br>Medhot Samiyana
* '''Pernikahan dengan Suparmi''':<br>Endar Maryati
* '''Pernikahan dengan Suparmi''':<br>Endar Maryati
Baris 15: Baris 13:
* '''Pernikahan dengan Sri Suwarni''':<br>Danang Suseno<br>Gatot Tetuko
* '''Pernikahan dengan Sri Suwarni''':<br>Danang Suseno<br>Gatot Tetuko
* '''Anak angkat''':<br>Bagas}}
* '''Anak angkat''':<br>Bagas}}
| family = {{Plainlist|
| family = {{Plainlist|
* Marsi (adik)
* Marsi (adik)
* Manta Muda Darsana (adik)
* Manta Muda Darsana (adik)
Baris 22: Baris 20:
* Darmadi Ari Darsana (adik)
* Darmadi Ari Darsana (adik)
* Suprapti (adik)}}
* Suprapti (adik)}}
| death_date = {{Death date and age|2021|07|02|1948|08|31}}
| death_date = {{Death date and age|2021|07|02|1948|08|31}}
| death_place = [[Karangpandan, Karanganyar|Karangpandan]], [[Karanganyar]], [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]]
| death_place = [[Karangpandan, Karanganyar|Karangpandan]], [[Karanganyar]], [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]]
|occupation = {{hlist|[[Dalang]]|[[Seniman]]}}
| occupation = {{hlist|[[Dalang]]|[[Seniman]]}}
|style = [[Wayang kulit|Gagrag Surakarta]]
| style = [[Wayang kulit|Gagrag Surakarta]]
|spouse = {{Plainlist|
| spouse = {{Plainlist|
* {{marriage|Samirah|1966|1967|reason=div.}}
* {{marriage|Samirah|1966|1967|reason=div.}}
* Suparmi (1967–?; bercerai)
* Suparmi (1967–?; bercerai)
Baris 34: Baris 32:
* Erni (?–?; bercerai)
* Erni (?–?; bercerai)
* {{marriage|Benny 'Sasya' Syamsiah|2011|2012|reason=div.}}
* {{marriage|Benny 'Sasya' Syamsiah|2011|2012|reason=div.}}
* {{marriage|Suwarti|2013|2021|reason=d.}}{{sfn|Nurdiyanto|2015|pp=24-31}}<ref>{{Cite web|url=https://news.detik.com/berita/d-1774705/pancen-oye-dalang-ki-manteb-menikah-ketujuh-kalinya|title=Pancen Oye! Dalang Ki Manteb Menikah Ketujuh Kalinya|date=24 November 2011|website=detikNews|access-date=15 Maret 2021}}</ref>
* {{marriage|Suwarti|2013|2021|reason=d.}}{{sfn|Nurdiyanto|2015|pp=24-31}}<ref>{{Cite news|url=https://news.detik.com/berita/d-1774705/pancen-oye-dalang-ki-manteb-menikah-ketujuh-kalinya|title=Pancen Oye! Dalang Ki Manteb Menikah Ketujuh Kalinya|date=24 November 2011|work=[[Detik.com|detikcom]]|access-date=15 Maret 2021}}</ref>
}}}}
}}
}}
[[Ki]] '''Manteb Soedharsono''' ([[aksara Jawa]]: ꦑꦶꦩꦟ꧀ꦠꦼꦧ꧀ꦯꦸꦝꦂꦱꦤ; {{lahirmati|[[Mojolaban, Sukoharjo]], [[Jawa Tengah]]|31|8|1948|[[Karangpandan, Karanganyar]], [[Jawa Tengah]]|2|7|2021}}) adalah seorang [[dalang]] [[wayang kulit]] ternama yang dari [[Jawa Tengah]].{{sfn|Nurdiyanto|2015|p=11}} Karena keterampilannya dalam memainkan [[wayang]], ia pun dijuluki para penggemarnya sebagai '''Dalang Setan'''. Ia juga dianggap sebagai pelopor perpaduan seni pedalangan dengan peralatan musik modern.{{sfn|Nurdiyanto|2015|p=4}}
[[Ki]] '''Manteb Soedharsono''' ([[aksara Jawa]]: ꦏꦶꦩꦤ꧀ꦠꦼꦧ꧀‌ꦱꦸꦢꦂꦯꦤ, {{lahirmati|[[Mojolaban, Sukoharjo]], [[Jawa Tengah]]|31|8|1948|[[Karangpandan, Karanganyar]], [[Jawa Tengah]]|2|7|2021}}) adalah seorang [[dalang]] [[wayang kulit]] ternama yang berasal dari [[Jawa Tengah]].{{sfn|Nurdiyanto|2015|p=11}} Karena keterampilannya dalam memainkan [[wayang]], ia pun dijuluki para penggemarnya sebagai "Dalang Setan". Ia juga dianggap sebagai pelopor perpaduan seni pedalangan dengan peralatan musik modern.{{sfn|Nurdiyanto|2015|p=4}}

Saat ini Ki Manteb berdomisili di Dusun Sekiteran, Kelurahan [[Doplang, Karangpandan, Karanganyar|Doplang]], Kecamatan [[Karangpandan, Karanganyar|Karangpandan]], [[Kabupaten Karanganyar]], [[Jawa Tengah]].<ref>{{Cite web|url=https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20191130135126-241-452922/ki-manteb-soedharsono-dalang-setengah-dewa-dari-karanganyar|title=Ki Manteb Soedharsono, Dalang Setengah Dewa dari Karanganyar|date=1 Desember 2019|website=CNN Indonesia|access-date=15 Maret 2021}}</ref>{{sfn|Nurdiyanto|2015|pp=26-27}}


== Riwayat Hidup ==
== Riwayat Hidup ==
Baris 50: Baris 47:


=== Menemukan identitas ===
=== Menemukan identitas ===
Untuk meningkatkan keahliannya, Manteb banyak belajar kepada para dalang senior, misalnya kepada dalang legendaris Ki Narto Sabdo pada tahun [[1972]], dan kepada Ki Sudarman Gondodarsono yang ahli ''sabet'', pada tahun [[1974]].
Untuk meningkatkan keahliannya, Manteb banyak belajar kepada para dalang senior, misalnya kepada dalang legendaris Ki Narto Sabdo pada tahun [[1972]], dan kepada Ki Darman Gondo Darsono yang ahli ''sabet'', pada tahun [[1974]].


Pada tahun '70 dan '80-an, dunia pedalangan wayang kulit dikuasai oleh [[Ki Narto Sabdo]] dan [[Ki Anom Suroto]]. Ki Manteb berusaha keras menemukan jati diri untuk bisa tetap eksis dalam kariernya. Jika Ki Narto mahir dalam seni dramatisasi, sedangkan Ki Anom mahir dalam olah suara, maka Ki Manteb memilih untuk mendalami seni menggerakkan wayang, atau yang disebut dengan istilah ''sabet''.
Pada tahun '70 dan '80-an, dunia pedalangan wayang kulit dikuasai oleh [[Ki Narto Sabdo]] dan [[Ki Anom Suroto]]. Ki Manteb berusaha keras menemukan jati diri untuk bisa tetap eksis dalam kariernya. Jika Ki Narto mahir dalam seni dramatisasi, sedangkan Ki Anom mahir dalam olah suara, maka Ki Manteb memilih untuk mendalami seni menggerakkan wayang, atau yang disebut dengan istilah ''sabet''.
Baris 59: Baris 56:


=== Mendapat popularitas ===
=== Mendapat popularitas ===
[[File:Wayang Performance.jpg|thumb]]
Pagelaran wayang kulit Ki Manteb Soedharsono, memainkan lakon "''Gathotkaca Winisuda''"

Ki Manteb mulai mendalang sejak kecil. Namun, popularitasnya sebagai seniman tingkat nasional mulai diperhitungkan publik sejak ia menggelar pertunjukan ''Banjaran Bima'' sebulan sekali selama setahun penuh di [[Jakarta]] pada tahun [[1987]].
Ki Manteb mulai mendalang sejak kecil. Namun, popularitasnya sebagai seniman tingkat nasional mulai diperhitungkan publik sejak ia menggelar pertunjukan ''Banjaran Bima'' sebulan sekali selama setahun penuh di [[Jakarta]] pada tahun [[1987]].


Baris 69: Baris 69:
Pada tanggal 4–5 September 2004, Ki Manteb membuat rekor dengan mendalang 24 jam tanpa henti dengan lakon Baratayudha. Pertunjukan ini berlokasi di RRI Semarang, Jalan A. Yani 144–146 Semarang. Berkat pementasannya ini, ia mendapatkan rekor MURI pentas wayang kulit terlama. Dan hebatnya, meskipun telah mendalang selama 24 jam itu, dokter yang memeriksa kesehatan Ki Manteb setelah pentas menyatakan bahwa kondisi Ki Manteb sangat prima.
Pada tanggal 4–5 September 2004, Ki Manteb membuat rekor dengan mendalang 24 jam tanpa henti dengan lakon Baratayudha. Pertunjukan ini berlokasi di RRI Semarang, Jalan A. Yani 144–146 Semarang. Berkat pementasannya ini, ia mendapatkan rekor MURI pentas wayang kulit terlama. Dan hebatnya, meskipun telah mendalang selama 24 jam itu, dokter yang memeriksa kesehatan Ki Manteb setelah pentas menyatakan bahwa kondisi Ki Manteb sangat prima.


Tanggal [[5 Januari]] [[2013]], Ki Manteb didaulat [[Dahlan Iskan]], yang menjabat [[Menteri Negara]] [[BUMN]], untuk melakukan prosesi tolak bala bagi [[mobil listrik]] [[Tucuxi]] agar terhindar dari fitnah dan marabahaya.<ref>{{Cite web|url=https://www.antaranews.com/berita/351646/mobil-listrik-tucuxi-jalani-tes-jalan-solo-surabaya|title=Mobil Listrik Tucuxi jalani tes jalan Solo-Surabaya|date=5 Januari 2013|editor=5 Januari 2013|website=ANTARA News|access-date=15 Maret 2021}}</ref> Namun sayang, di daerah [[Plaosan, Magetan]] mobil tersebut mengalami kecelakaan. Dalam kecelakaan itu, Dahlan Iskan selamat.
Tanggal [[5 Januari]] [[2013]], Ki Manteb didaulat [[Dahlan Iskan]], yang menjabat [[Menteri Negara]] [[BUMN]], untuk melakukan prosesi tolak bala bagi [[mobil listrik]] [[Tucuxi]] agar terhindar dari fitnah dan marabahaya.<ref>{{Cite news|url=https://www.antaranews.com/berita/351646/mobil-listrik-tucuxi-jalani-tes-jalan-solo-surabaya|title=Mobil Listrik Tucuxi jalani tes jalan Solo-Surabaya|date=5 Januari 2013|editor=5 Januari 2013|work=[[Lembaga Kantor Berita Nasional Antara|ANTARA News]]|access-date=15 Maret 2021|editor-last=RH|editor-first=Priyambodo}}</ref> Namun sayang, di daerah [[Plaosan, Magetan]] mobil tersebut mengalami kecelakaan. Dalam kecelakaan itu, Dahlan Iskan selamat.


== Manajemen keuangan ==
== Manajemen keuangan ==
Baris 83: Baris 83:
# Tahun 2010 penghargaan “Nikkei Asia Prize Award 2010” dalam bidang kebudayaan dianugerahkan kepada Ki Manteb Soedharsono karena kontribusinya yang signifikan bagi kelestarian dan kemajuan kebudayaan Indonesia terutama wayang kulit.
# Tahun 2010 penghargaan “Nikkei Asia Prize Award 2010” dalam bidang kebudayaan dianugerahkan kepada Ki Manteb Soedharsono karena kontribusinya yang signifikan bagi kelestarian dan kemajuan kebudayaan Indonesia terutama wayang kulit.


== Filmografi ==
=== Film ===
{|class="wikitable sortable"
!Tahun
!Judul
!Peran
!Produksi
|-
|2016
|''[[Jagoan Instan]]''
|Mbah Parto
|[[Starvision Plus]]
|}
== Iklan ==
== Iklan ==
* [[Oskadon]] Obat Sakit Kepala (1996–2021)
* Oskadon (1996–2023)


== Referensi ==
== Referensi ==
Baris 97: Baris 110:
* [https://www.kapanlagi.com/ki-manteb-soedharsono/profil/ Ki Manteb Soedharsono di KapanLagi.com]
* [https://www.kapanlagi.com/ki-manteb-soedharsono/profil/ Ki Manteb Soedharsono di KapanLagi.com]


{{Authority control}}
{{lifetime|1948||Soedharsono, Ki Manteb}}


[[Kategori:Meninggal usia 72|Soedharsono, Ki Manteb]]
[[Kategori:Seniman Indonesia]]
[[Kategori:Seniman Indonesia]]
[[Kategori:Dalang Indonesia]]
[[Kategori:Dalang Indonesia]]

Revisi terkini sejak 24 Desember 2023 13.01

Ki
Manteb Soedharsono
LahirManteb Soedharsono
(1948-08-31)31 Agustus 1948
Dusun Jatimalang, Palur, Mojolaban, Sukoharjo, Jawa Tengah, Indonesia
Meninggal2 Juli 2021(2021-07-02) (umur 72)
Karangpandan, Karanganyar, Jawa Tengah, Indonesia
Nama lain
  • Ki Manteb
  • Dalang Setan (julukan)
Pekerjaan
GayaGagrag Surakarta
Suami/istri
Samirah
(m. 1966; c. 1967)
  • Suparmi (1967–?; bercerai)
  • Sumarni (1969–?; bercerai)
  • Sani (?–?; bercerai)
Sri Suwarni
(m. 1978; c. 2005)
  • Erni (?–?; bercerai)
Benny 'Sasya' Syamsiah
(m. 2011; c. 2012)
Suwarti
(m. 2013; meninggal 2021)
[1][2]
Anak
  • Pernikahan dengan Samirah:
    Medhot Samiyana
  • Pernikahan dengan Suparmi:
    Endar Maryati
  • Pernikahan dengan Sumarni:
    Anik Wijayanti
    Retno Palupi
  • Pernikahan dengan Sri Suwarni:
    Danang Suseno
    Gatot Tetuko
  • Anak angkat:
    Bagas
Keluarga
  • Marsi (adik)
  • Manta Muda Darsana (adik)
  • Tuwana (adik)
  • Maryana Brahim Saputra (adik)
  • Darmadi Ari Darsana (adik)
  • Suprapti (adik)

Ki Manteb Soedharsono (aksara Jawa: ꦏꦶꦩꦤ꧀ꦠꦼꦧ꧀‌ꦱꦸꦢꦂꦯꦤ, 31 Agustus 1948 – 2 Juli 2021) adalah seorang dalang wayang kulit ternama yang berasal dari Jawa Tengah.[3] Karena keterampilannya dalam memainkan wayang, ia pun dijuluki para penggemarnya sebagai "Dalang Setan". Ia juga dianggap sebagai pelopor perpaduan seni pedalangan dengan peralatan musik modern.[4]

Riwayat Hidup[sunting | sunting sumber]

Masa muda[sunting | sunting sumber]

Manteb Soedharsono adalah putra seorang dalang pula, bernama Ki Hardjo Brahim. Ia dilahirkan di Dusun Jatimalang, Kelurahan Palur, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, pada tanggal 31 Agustus 1948.

Ki Hardjo Brahim adalah seniman tulen yang tidak memiliki pekerjaan lain kecuali mendalang. Manteb sebagai putra pertama dididik dengan keras agar bisa menjadi dalang tulen seperti dirinya. Ki Hardjo sering mengajak Manteb ikut mendalang ketika ia mengadakan pertunjukan.

Sementara itu, ibu Manteb yang juga seorang seniman, penabuh gamelan, lebih suka jika putranya itu memiliki pekerjaan sampingan. Itulah sebabnya, Manteb pun disekolahkan di STM Manahan, Solo. Namun sejak kecil Manteb sudah laris sebagai dalang sehingga pendidikannya pun terbengkalai. Akhirnya, ia memutuskan untuk berhenti sekolah untuk mendalami karier mendalang.

Menemukan identitas[sunting | sunting sumber]

Untuk meningkatkan keahliannya, Manteb banyak belajar kepada para dalang senior, misalnya kepada dalang legendaris Ki Narto Sabdo pada tahun 1972, dan kepada Ki Darman Gondo Darsono yang ahli sabet, pada tahun 1974.

Pada tahun '70 dan '80-an, dunia pedalangan wayang kulit dikuasai oleh Ki Narto Sabdo dan Ki Anom Suroto. Ki Manteb berusaha keras menemukan jati diri untuk bisa tetap eksis dalam kariernya. Jika Ki Narto mahir dalam seni dramatisasi, sedangkan Ki Anom mahir dalam olah suara, maka Ki Manteb memilih untuk mendalami seni menggerakkan wayang, atau yang disebut dengan istilah sabet.

Ki Manteb mengaku hobi menonton film kung fu yang dibintangi Bruce Lee dan Jackie Chan, untuk kemudian diterapkan dalam pedalangan. Untuk mendukung keindahan sabet yang dimainkannya, Ki Manteb pun membawa peralatan musik modern ke atas pentas, misalnya tambur, biola, terompet, ataupun simbal. Pada awalnya hal ini banyak mengundang kritik dari para dalang senior. Namun tidak sedikit pula yang mendukung inovasi Ki Manteb.

Keahlian Ki Manteb dalam olah sabet tidak hanya sekadar adegan bertarung saja, tetapi juga meliputi adegan menari, sedih, gembira, terkejut, mengantuk, dan sebagainya. Selain itu ia juga menciptakan adegan flashback yang sebelumnya hanya dikenal dalam dunia perfilman dan karya sastra saja. Ia berpendapat jika ingin menjadi dalang sabet yang mahir, maka harus bisa membuat wayang dengan tangannya sendiri.

Mendapat popularitas[sunting | sunting sumber]

Pagelaran wayang kulit Ki Manteb Soedharsono, memainkan lakon "Gathotkaca Winisuda"

Ki Manteb mulai mendalang sejak kecil. Namun, popularitasnya sebagai seniman tingkat nasional mulai diperhitungkan publik sejak ia menggelar pertunjukan Banjaran Bima sebulan sekali selama setahun penuh di Jakarta pada tahun 1987.

Ketika Ki Narto Sabdo meninggal dunia tahun 1985, seorang penggemar beratnya bernama Soedharko Prawiroyudo merasa sangat kehilangan. Soedharko kemudian bertemu murid Ki Narto, yaitu Ki Manteb yang dianggap memiliki beberapa kemiripan dengan gurunya itu. Ki Manteb pun diundang untuk mendalang dalam acara khitanan putra Soedharko.

Sejak itu, hubungan Sudarko dengan Ki Manteb semakin akrab. Sudarko pun bertindak sebagai promotor pergelaran rutin Banjaran Bima di Jakarta yang dipentaskan oleh Ki Manteb. Pergelaran tersebut diselenggarakan setiap bulan sebanyak 12 episode sejak kelahiran sampai kematian Bima, tokoh Pandawa.

Ki Manteb mengaku, Banjaran Bima merupakan tonggak bersejarah dalam hidupnya. Sejak itu namanya semakin terkenal. Bahkan, pada tahun '90-an, tingkat popularitasnya telah melebihi Ki Anom Suroto, yang juga menjadi kakak angkatnya.

Pada tanggal 4–5 September 2004, Ki Manteb membuat rekor dengan mendalang 24 jam tanpa henti dengan lakon Baratayudha. Pertunjukan ini berlokasi di RRI Semarang, Jalan A. Yani 144–146 Semarang. Berkat pementasannya ini, ia mendapatkan rekor MURI pentas wayang kulit terlama. Dan hebatnya, meskipun telah mendalang selama 24 jam itu, dokter yang memeriksa kesehatan Ki Manteb setelah pentas menyatakan bahwa kondisi Ki Manteb sangat prima.

Tanggal 5 Januari 2013, Ki Manteb didaulat Dahlan Iskan, yang menjabat Menteri Negara BUMN, untuk melakukan prosesi tolak bala bagi mobil listrik Tucuxi agar terhindar dari fitnah dan marabahaya.[5] Namun sayang, di daerah Plaosan, Magetan mobil tersebut mengalami kecelakaan. Dalam kecelakaan itu, Dahlan Iskan selamat.

Manajemen keuangan[sunting | sunting sumber]

Selain gaya pedalangan yang atraktif, Ki Manteb juga dikenal sebagai pelopor dalam hal manajemen keuangan. Honor hasil pentas tidak dihabiskan langsung, melainkan dikelola oleh istrinya, Sri Suwarni (wafat: 2005) yang bertindak sebagai manajer.

Ki Manteb memiliki banyak kru dalam setiap pementasannya. Ia juga membutuhkan biaya perawatan untuk armada dan peralatan mendalangnya. Untuk itu diperlukan manajemen yang baik agar tidak mengulangi pengalaman buruk para dalang lainnya, misalnya semasa muda hidup berlimpah karena laris, tetapi setelah tua menderita kekurangan.

Prestasi[sunting | sunting sumber]

  1. Pada tahun 1982 Ki Manteb menjadi juara Pakeliran Padat se-Surakarta. Prestasi tersebut membuat namanya mulai menanjak.
  2. Tahun 1995 Ki Manteb mendapat penghargaan dari Presiden Soeharto berupa Satyalancana Kebudayaan.
  3. Pada awal tahun 1998 Ki Manteb menggelar pertunjukkan kolosal di Museum Keprajuritan Taman Mini Indonesia Indah, dengan lakon Rama Tambak. Pergelaran yang sukses ini mendapat dukungan dari pakar wayang STSI.
  4. Pada tahun 2004 Ki Manteb memecahkan rekor MURI mendalang selama 24 jam 28 menit tanpa istirahat.
  5. Tahun 2010 penghargaan “Nikkei Asia Prize Award 2010” dalam bidang kebudayaan dianugerahkan kepada Ki Manteb Soedharsono karena kontribusinya yang signifikan bagi kelestarian dan kemajuan kebudayaan Indonesia terutama wayang kulit.

Filmografi[sunting | sunting sumber]

Film[sunting | sunting sumber]

Tahun Judul Peran Produksi
2016 Jagoan Instan Mbah Parto Starvision Plus

Iklan[sunting | sunting sumber]

  • Oskadon (1996–2023)

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Nurdiyanto 2015, hlm. 24-31.
  2. ^ "Pancen Oye! Dalang Ki Manteb Menikah Ketujuh Kalinya". detikcom. 24 November 2011. Diakses tanggal 15 Maret 2021. 
  3. ^ Nurdiyanto 2015, hlm. 11.
  4. ^ Nurdiyanto 2015, hlm. 4.
  5. ^ 5 Januari 2013, Priyambodo, ed. (5 Januari 2013). "Mobil Listrik Tucuxi jalani tes jalan Solo-Surabaya". ANTARA News. Diakses tanggal 15 Maret 2021. 

Bacaan lanjutan[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]