Lompat ke isi

Teori penggunaan dan pemenuhan kepuasan: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Nallimbot (bicara | kontrib)
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k →‎top: Bot: Merapikan artikel, removed orphan tag
 
(27 revisi perantara oleh 15 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Underlinked|date=Oktober 2016}}
'''Teori Penggunaan dan Pemenuhan Kebutuhan''' (bahasa [[Inggris]]: ''Uses and Gratification Theory'') adalah salah satu teori komunikasi dimana titik-berat penelitian dilakukan pada pemirsa sebagai penentu pemilihan pesan dan media.


'''Teori Penggunaan dan Pemenuhan Kebutuhan''' (bahasa [[Inggris]]: ''Uses and Gratification Theory'') adalah salah satu teori komunikasi dimana titik-berat penelitian dilakukan pada pemirsa sebagai penentu pemilihan pesan dan media.
Pemirsa dilihat sebagai individu aktif dan memiliki tujuan, mereka bertanggung jawab dalam pemilihan media yang akan mereka gunakan untuk memenuhi kebutuhan mereka dan individu ini tahu kebutuhan mereka dan bagaimana memenuhinya. Media dianggap hanya menjadi salah satu cara pemenuhan kebutuhan dan individu bisa jadi menggunakan media untuk memenuhi kebutuhan mereka, atau tidak menggunakan media dan memilih cara lain.

Pemirsa dilihat sebagai individu aktif dan memiliki tujuan, mereka bertanggung jawab dalam pemilihan media yang akan mereka gunakan untuk memenuhi kebutuhan mereka dan individu ini tahu kebutuhan mereka dan bagaimana memenuhinya. Media dianggap hanya menjadi salah satu cara pemenuhan kebutuhan dan individu bisa jadi menggunakan media untuk memenuhi kebutuhan mereka, atau tidak menggunakan media dan memilih cara lain.


== Latar belakang ==
== Latar belakang ==


Teori Penggunaan dan Pemenuhan Kebutuhan menggunakan pendekatan dengan fokus “mengapa sekelompok orang memilih untuk menggunakan media tertentu dibandingkan kandungan isi yang ditawarkan”.
Teori Penggunaan dan Pemenuhan Kebutuhan menggunakan pendekatan ini berfokus terhadap audiens member. Dimana teori ini mencoba menjelaskan tentang bagaimana audiens memilih media yang mereka inginkan. Dimana mereka merupakan audiens / khalayak yang secara aktif memilih dan memiliki kebutuhan dan keinginan yang berbeda – beda di dalam mengkonsumsi media.


Menurut para pendirinya, Elihu Katz, Jay G. Blumlerm, dan Michael Gurevitch, Teori Penggunaan dan Pemenuhan Kebutuhan meneliti asal mula kebutuhan secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau sumber-sumber lain, yang membawa pada pola terpaan media yang berlainan, dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan dan akibat-akibat lain.
Pendekatan ini secara kontras membandingkan efek dari media dan bukan ‘apa yang media lakukan pada pemirsanya’ (yang menitik beratkan kepada kehomogenan pemirsa dalam komunikasi masa dan melihat media sebagai jarum hipodermik).


Pendekatan ini secara kontras membandingkan efek dari media dan bukan ‘apa yang media lakukan pada pemirsanya’ (kritik akan teori jarum hipodermik, dimana pemirsa merupakan objek pasif yang hanya menerima apa yang diberi media).
Teori Penggunaan dan Pemenuhan Kepuasan dapat dilihat sebagai kecenderungan yang lebih luas oleh peneliti media yang membuka ruang untuk umpan balik dan penerjemahan prilaku yang lebih beragam <ref> {{en}} McQuail, Denis (1987): Mass Communication Theory: An Introduction (2nd edn). London: Sage </ref>. Namun beberapa komentar berargumentasi bahwa pemenuhan kepuasan seharusnya dapat dilihat sebagai efek, contohnya film horror secara umum menghasilkan respon yang sama pada pemirsanya, lagipula banyak orang sebenarnya telah menghabiskan waktu di depan TV lebih banyak daripada yang mereka rencanakan. Menonton TV sendiri telah membentuk opini apa yang dibutuhkan pemirsa dan membentuk harapan-harapan.


Sebagaimana yang diketahui, bahwa kebutuhan manusia yang memiliki motif yang berbeda – beda. Dengan kata lain, setiap orang memiliki latar belakang, pengalaman, dan lingkungan yang berbeda. Perbedaan ini, tentunya berpengaruh pula kepada pemilihan konsumsi akan sebuah media. Katz, Blumler, Gurevitch mencoba merumuskan asumsi dasar dari teori ini, yaitu: Khalayak dianggap aktif, dimana penggunaan media massa diasumsikan memiliki tujuan. Point kedua ialah, dalam proses komunikasi massa banyak inisiatif yang mengaitkan pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada anggota khalayak. Point ketiga, media massa harus bersaing dengan sumber – sumber lain untuk memuaskan kebutuhannya. Dimana kebutuhannya ialah untuk memuaskan kebutuhan manusia, hal ini bergantung kepada khalayak yang bersangkutan. Point keempat, banyak tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data yang diberikan anggota khalayak. Point kelima, Nilai pertimbangan seputar keperluan audiens tentang media secara spesifik.
Teori Penggunaan dan Pemenuhan Kepuasan pada awalnya muncul ditahun 1940 dan mengalami kemunculan kembali dan penguatan di tahun 1970an dan 1980an. Para teoritis pendukung Teori Penggunaan dan Pemenuhan Kepuasan berargumentasi bahwa kebutuhan manusialah yang mempengaruhi bagaimana mereka menggunakan dan merespon saluran media. Zillman sebagaimana dikutip McQuail telah menunjukkan pengaruh mood seseorang saat memilih media yang akan ia gunakan, pada saat seseorang merasa bosan maka ia akan memilih isi yang lebih menarik dan menegangkan dan pada saat seseorang merasa tertekan ia akan memilih isi yang lebih menenangkan dan ringan. Program TV yang sama bisa jadi berbeda saat harus kepuasan pada kebutuhan yang berbeda untuk individu yang berbeda. Kebutuhan yang berbeda diasosiasikan dengan kepribadian seseorang, tahap-tahap kedewasaannya, latar belakang, dan peranan sosialnya. Sebagai contoh menurut Judith van Evra anak-anak secara khusu lebih menyukai untuk menonton TV untuk mencari informasi dan disaat yang sama lebih mudah dipengaruhi <ref> {{en}} Evra, Judith van (1990): Television and Child Development. Hillsdale, NJ: Lawrence Erlbaum </ref>.

Teori Penggunaan dan Pemenuhan Kepuasan dapat dilihat sebagai kecenderungan yang lebih luas oleh peneliti media yang membuka ruang untuk umpan balik dan penerjemahan prilaku yang lebih beragam.<ref>{{en}} McQuail, Denis (1987): Mass Communication Theory: An Introduction (2nd edn). London: Sage</ref> Namun, beberapa komentar berargumentasi bahwa pemenuhan kepuasan seharusnya dapat dilihat sebagai efek, contohnya film horror secara umum menghasilkan respon yang sama pada pemirsanya, lagipula banyak orang sebenarnya telah menghabiskan waktu di depan TV lebih banyak daripada yang mereka rencanakan. Menonton TV telah membentuk opini apa yang dibutuhkan pemirsa dan membentuk harapan-harapan.

Teori Penggunaan dan Pemenuhan Kepuasan pada awalnya muncul pada tahun 1940-an dan mengalami kemunculan kembali dan penguatan pada tahun 1970-an dan 1980-an. Para teoretis pendukung Teori Penggunaan dan Pemenuhan Kepuasan berargumentasi bahwa kebutuhan manusialah yang memengaruhi bagaimana mereka menggunakan dan merespon saluran media. Dikutip McQuail, Zilman menunjukkan pengaruh mood seseorang saat memilih media yang akan ia gunakan, pada saat seseorang merasa bosan maka ia akan memilih isi yang lebih menarik dan menegangkan dan pada saat seseorang merasa tertekan ia akan memilih isi yang lebih menenangkan dan ringan. Program TV yang sama bisa jadi berbeda saat harus kepuasan pada kebutuhan yang berbeda untuk individu yang berbeda. Kebutuhan yang berbeda diasosiasikan dengan kepribadian seseorang, tahap-tahap kedewasaannya, latar belakang, dan peranan sosialnya. Sebagai contoh, menurut Judith Van Evra. anak-anak secara khusus lebih menyukai untuk menonton TV untuk mencari informasi dan disaat yang sama lebih mudah dipengaruhi.<ref>{{en}} Evra, Judith van (1990): Television and Child Development. Hillsdale, NJ: Lawrence Erlbaum</ref>


== Empat area interaksi kepuasan antara media dan individu ==
== Empat area interaksi kepuasan antara media dan individu ==


McQuail,Blumler, dan Browmn menggunakan model teori penggunaan dan pemenuhan kepuasan pada tahun 1972<ref>{{en}} McQuail, D., Blumler, J. G., & Browmn, J. (1972). The television audience: A revised perspective. In D. McQuail (Ed.), Sociology of Mass Communication (pp. 135-65). Middlesex, England: Penguin.</ref> untuk menekankan empat area kepuasan pada [[media cetak]] yang didapatkan oleh penggunanya, yaitu:
McQuail,Blumler, dan Browmn menggunakan model Teori Penggunaan dan Pemenuhan Kepuasan pada tahun 1972,<ref>{{en}} McQuail, D., Blumler, J. G., & Browmn, J. (1972). The television audience: A revised perspective. In D. McQuail (Ed.), Sociology of Mass Communication (pp. 135-65). Middlesex, England: Penguin.</ref> untuk menekankan empat area kepuasan pada [[media cetak]] yang didapatkan oleh penggunanya, yaitu:
<!--
<!--
# Escapism — a media text which provides escapism. When a media text temporarily partially covers one's senses. For example playing a video game.
# Escapism — a media text which provides escapism. When a media text temporarily partially covers one's senses. For example playing a video game.
# Personal relationships — People create personal relationships with the characters in a media text, they start to feel they know them. This can become dangerous if people start to trust them as well, for example if one trusted a news reporter too much they may take everything they say at face value and not question it, this trust could then be abused.
# Personal relationships — People create personal relationships with the characters in a media text, they start to feel they know them. This can become dangerous if people start to trust them as well, for example if one trusted a news reporter too much they may take everything they say at face value and not question it, this trust could then be abused.
# Personal identity — When a person creates part of their own identity from things they find attractive in people from media texts, for example someone may have a haircut because they liked the look of a similar one in a magazine. This can go a long way in shaping people and people's ideas of values, norms, ideologies and fashions.
# Personal identity — When a person creates part of their own identity from things they find attractive in people from media texts, for example someone may have a haircut because they liked the look of a similar one in a magazine. This can go a long way in shaping people and people's ideas of values, norms, ideologies and fashions.


Katz, Gurevitch and Haas (1973) developed 35 needs taken from the social and psychological functions of the mass media and put them into five categories:
Katz, Gurevitch and Haas (1973) developed 35 needs taken from the social and psychological functions of the mass media and put them into five categories:
Baris 27: Baris 33:
Personal integrative needs, including credibility, stability, status;
Personal integrative needs, including credibility, stability, status;
Social integrative needs, including interacting with family and friends; and
Social integrative needs, including interacting with family and friends; and
Tension release needs, including escape and diversion.
Tension release needs, including escape and diversion.


McQuail, Blumler, and Brown (1972) proposed a model of “media-person interactions” to classify four important media gratifications: (1) Diversion: escape from routine or problems; emotional release; (2) Personal relationships: companionship; social utility; (3) Personal identity: self reference; reality exploration; value reinforces; and (4) Surveillance (forms of information seeking).
McQuail, Blumler, and Brown (1972) proposed a model of “media-person interactions” to classify four important media gratifications: (1) Diversion: escape from routine or problems; emotional release; (2) Personal relationships: companionship; social utility; (3) Personal identity: self reference; reality exploration; value reinforces; and (4) Surveillance (forms of information seeking).
Baris 34: Baris 40:
# Fungsi pengawasan (''surveillance''), penyediaan informasi tentang lingkungan.
# Fungsi pengawasan (''surveillance''), penyediaan informasi tentang lingkungan.


[[Berkas:Model komunikasi media terintegrasi sebagai pemenuhan kebutuhan.JPG|thumb|350px|Model komunikasi media terintegrasi sebagai pemenuhan kebutuhan]]
[[Berkas:Model komunikasi media terintegrasi sebagai pemenuhan kebutuhan.JPG|jmpl|350px|Model komunikasi media terintegrasi sebagai pemenuhan kebutuhan]]


== Kritik akan teori ini ==
== Kritik akan teori ini ==


Pada derajat tertentu laporan penggunaan media oleh para pemirsanya memiliki keterbatasan-keterbatasan. Banyak orang tidak benar-benar tahu alasan mengapa mereka memilih media atau saluran tertentu, contohnya anak-anak hanya tahu bahwa mereka menghindari menonton saluran yang menayangkan bincang-bincang orang dewasa, atau film berbahasa asing karena mereka tidak mengerti, tetapi anak-anak tersebut tidak benar-benar sadar mereka berakhir di saluran mana.
Pada derajat tertentu, laporan penggunaan media oleh para pemirsanya memiliki keterbatasan-keterbatasan. Banyak orang tidak benar-benar tahu alasan mengapa mereka memilih media atau saluran tertentu, contohnya anak-anak hanya tahu bahwa mereka menghindari menonton saluran yang menayangkan bincang-bincang orang dewasa, atau film berbahasa asing karena mereka tidak mengerti, tetapi anak-anak tersebut tidak benar-benar sadar mereka berakhir di saluran mana.


Walaupun teori ini menekankan pemilihan media oleh para pemirsanya, namun ada penelitian-penelitian lain yang mengungkapkan bahwa penggunaan media sebenarnya terkait dengan kebiasaan, ritual, dan tidak benar-benar diseleksi <ref> {{en}}[http://www.uky.edu/~drlane/capstone/mass/uses.htm Situs UKY] </ref>. Teori ini mengesampingkan kemungkinan bahwa media bisa jadi memiliki pengaruh yang tidak disadari pada kehidupan pemirsanya dan mendikte bagaimana seharusnya dunia dilihat dari kacamata para perancang kandungan isi dalam media.
Walaupun teori ini menekankan pemilihan media oleh para pemirsanya, namun ada penelitian-penelitian lain yang mengungkapkan bahwa penggunaan media sebenarnya terkait dengan kebiasaan, ritual, dan tidak benar-benar diseleksi.<ref>{{en}} [http://www.uky.edu/~drlane/capstone/mass/uses.htm Situs UKY]</ref> Teori ini mengesampingkan kemungkinan bahwa media bisa jadi memiliki pengaruh yang tidak disadari pada kehidupan pemirsanya dan mendikte bagaimana seharusnya dunia dilihat dari kacamata para perancang kandungan isi dalam media.


Sebagai contoh saat anak-anak pulang sekolah, sudah menjadi kebiasaannya untuk mengambil makan siang dan duduk dikursi sembari menyetel TV. Tidak ada alasan yang benar-benar nyata mengapa ia menyetel TV dan bukannya membaca majalah atau koran, hanya kebiasaan, atau justru sebaliknya, bagi orang dewasa mungkin ia langsung membaca koran dan bukannya menyetel TV saat meminum kopinya dipagi hari. Pada banyak hal kejadian ini merupakan kejadian alamiah sehari-hari dan tidak dilakukan secara sadar. Walaupun begitu menonton TV dapat juga menjadi pengalaman seni dan menggugah motivasi seseorang untuk melakukan sesuatu.
Sebagai contoh, saat anak-anak pulang sekolah, sudah menjadi kebiasaannya untuk mengambil makan siang dan duduk dikursi sembari menyetel TV. Tidak ada alasan yang benar-benar nyata mengapa ia menyetel TV dan bukannya membaca majalah atau koran, hanya kebiasaan, atau justru sebaliknya, bagi orang dewasa mungkin ia langsung membaca koran dan bukannya menyetel TV saat meminum kopinya dipagi hari. Pada banyak hal kejadian ini merupakan kejadian alamiah sehari-hari dan tidak dilakukan secara sadar. Walaupun begitu, menonton TV dapat juga menjadi pengalaman seni dan menggugah motivasi seseorang untuk melakukan sesuatu.


Namun sebuah teori yang menyatakan bahwa pemirsa media sebenarnya hanya menggunakan media untuk menyalurkan pemenuhan akan kepuasannya sejujurnya tidak secara penuh dapat menilai kekuatan media dalam lingkup sosial di masa kini. Teori Penggunaan dan Pemenuhan Kepuasan dapat dikatakan tidak sempurna saat digunakan untuk menilai media yang telah digunakan secara ritual (kebiasaan). Namun teori ini tetap tepat untuk digunakan untuk menilai hal-hal spesifik tertentu yang menyangkut pemilihan pribadi saat menggunakan media.
Namun, sebuah teori yang menyatakan bahwa pemirsa media sebenarnya hanya menggunakan media untuk menyalurkan pemenuhan akan kepuasannya sejujurnya tidak secara penuh dapat menilai kekuatan media dalam lingkup sosial pada masa kini. Teori Penggunaan dan Pemenuhan Kepuasan dapat dikatakan tidak sempurna saat digunakan untuk menilai media yang telah digunakan secara ritual (kebiasaan). Namun, teori ini tetap tepat untuk digunakan untuk menilai hal-hal spesifik tertentu yang menyangkut pemilihan pribadi saat menggunakan media.


== Relevansi Teori Penggunaan dan Pemenuhan Kepuasan ==
== Relevansi teori penggunaan dan pemenuhan kepuasan ==


Teori Penggunaan dan Pemenuhan Kepuasan memiliki relevansi tinggi saat digunakan untuk menentukan hal-hal sebagai berikut <ref> {{en}}[http://www.tcw.utwente.nl/theorieenoverzicht/Theory%20clusters/Mass%20Media/Uses_and_Gratifications_Approach.doc Situs Universitas Twente Nederland: Pendekatan Teori Penggunaan dan Pemenuhan Kepuasan.] </ref>
Teori Penggunaan dan Pemenuhan Kepuasan memiliki relevansi tinggi saat digunakan untuk menentukan hal-hal sebagai berikut:<ref>{{en}} [http://www.tcw.utwente.nl/theorieenoverzicht/Theory%20clusters/Mass%20Media/Uses_and_Gratifications_Approach.doc Situs Universitas Twente Nederland: Pendekatan Teori Penggunaan dan Pemenuhan Kepuasan.] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080223104248/http://www.tcw.utwente.nl/theorieenoverzicht/Theory%20clusters/Mass%20Media/Uses_and_Gratifications_Approach.doc/ |date=2008-02-23 }}</ref>


# Pemilihan musik sesuai selera. Saat memilih musik kita tidak hanya mengandalkan mood tertentu, namun juga berusaha untuk menunjukkan jati diri dan kesadaran sosial lainnya. Banyak jenis musik yang dapat dipilih dan pilihan kita menunjukkan kebutuhan tertentu yang spesifik.
# Pemilihan musik sesuai selera. Saat memilih musik kita tidak hanya mengandalkan mood tertentu, tetapi juga berusaha untuk menunjukkan jati diri dan kesadaran sosial lainnya. Banyak jenis musik yang dapat dipilih dan pilihan kita menunjukkan kebutuhan tertentu yang spesifik.
# Penerimaan akan media-media baru (seperti internet) dan penggunaan media-media lama , bahkan dengan adanya media baru pengganti. Inovasi diadopsi saat media baru pengganti memiliki dan dapat menggantikan fungsi-fungsi media lama tradisional. Contohnya alat komunikasi pager yang tergantikan dengan telepon selular. Atau media TV yang tetap tidak tergantikan oleh telepon selular walaupun telepon selular kini dapat berfungsi seperti TV. Di lain pihak pengguna lama mulai menggunakan internet dan terpaksa mempelajarinya saat ada informasi-informasi yang disalurkan hanya dapat dilihat melalui internet. Contohnya seperti detik.com saat kerusuhan 1998. Koran jelas kurang cepat dan TV terlalu seragam penayangannya, sementara detik.com menawarkan berita yang lebih spesifik, dituangkan tertulis dan dapat diulang.
# Penerimaan akan media-media baru (seperti internet) dan penggunaan media-media lama, bahkan dengan adanya media baru pengganti. Inovasi diadopsi saat media baru pengganti memiliki dan dapat menggantikan fungsi-fungsi media lama tradisional. Contohnya, alat komunikasi pager yang tergantikan dengan telepon seluler. Atau media TV yang tetap tidak tergantikan oleh telepon seluler walaupun telepon seluler kini dapat berfungsi seperti TV. Di lain pihak pengguna lama mulai menggunakan internet dan terpaksa mempelajarinya saat ada informasi-informasi yang disalurkan hanya dapat dilihat melalui internet. Contohnya. seperti media berita detik.com yang memberitakan saat kerusuhan Tahun 1998. Koran lebih lambat dalam penyampaian beritanya dan TV terlalu seragam penayangannya, sementara media berita detik.com menawarkan berita yang lebih spesifik, dituangkan tertulis, dan dapat diulang.


== Referensi ==
== Referensi ==
Baris 58: Baris 64:
[[Kategori:Studi media]]
[[Kategori:Studi media]]
[[Kategori:Teori komunikasi]]
[[Kategori:Teori komunikasi]]

[[de:Nutzen- und Belohnungsansatz]]
[[en:Uses and gratifications theory]]
[[es:Teoría de usos y gratificaciones]]
[[it:Uses and gratification]]
[[ko:이용과 충족 이론]]
[[zh:使用與滿足研究]]

Revisi terkini sejak 28 Desember 2023 18.34

Teori Penggunaan dan Pemenuhan Kebutuhan (bahasa Inggris: Uses and Gratification Theory) adalah salah satu teori komunikasi dimana titik-berat penelitian dilakukan pada pemirsa sebagai penentu pemilihan pesan dan media.

Pemirsa dilihat sebagai individu aktif dan memiliki tujuan, mereka bertanggung jawab dalam pemilihan media yang akan mereka gunakan untuk memenuhi kebutuhan mereka dan individu ini tahu kebutuhan mereka dan bagaimana memenuhinya. Media dianggap hanya menjadi salah satu cara pemenuhan kebutuhan dan individu bisa jadi menggunakan media untuk memenuhi kebutuhan mereka, atau tidak menggunakan media dan memilih cara lain.

Latar belakang[sunting | sunting sumber]

Teori Penggunaan dan Pemenuhan Kebutuhan menggunakan pendekatan ini berfokus terhadap audiens member. Dimana teori ini mencoba menjelaskan tentang bagaimana audiens memilih media yang mereka inginkan. Dimana mereka merupakan audiens / khalayak yang secara aktif memilih dan memiliki kebutuhan dan keinginan yang berbeda – beda di dalam mengkonsumsi media.

Menurut para pendirinya, Elihu Katz, Jay G. Blumlerm, dan Michael Gurevitch, Teori Penggunaan dan Pemenuhan Kebutuhan meneliti asal mula kebutuhan secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau sumber-sumber lain, yang membawa pada pola terpaan media yang berlainan, dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan dan akibat-akibat lain.

Pendekatan ini secara kontras membandingkan efek dari media dan bukan ‘apa yang media lakukan pada pemirsanya’ (kritik akan teori jarum hipodermik, dimana pemirsa merupakan objek pasif yang hanya menerima apa yang diberi media).

Sebagaimana yang diketahui, bahwa kebutuhan manusia yang memiliki motif yang berbeda – beda. Dengan kata lain, setiap orang memiliki latar belakang, pengalaman, dan lingkungan yang berbeda. Perbedaan ini, tentunya berpengaruh pula kepada pemilihan konsumsi akan sebuah media. Katz, Blumler, Gurevitch mencoba merumuskan asumsi dasar dari teori ini, yaitu: Khalayak dianggap aktif, dimana penggunaan media massa diasumsikan memiliki tujuan. Point kedua ialah, dalam proses komunikasi massa banyak inisiatif yang mengaitkan pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada anggota khalayak. Point ketiga, media massa harus bersaing dengan sumber – sumber lain untuk memuaskan kebutuhannya. Dimana kebutuhannya ialah untuk memuaskan kebutuhan manusia, hal ini bergantung kepada khalayak yang bersangkutan. Point keempat, banyak tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data yang diberikan anggota khalayak. Point kelima, Nilai pertimbangan seputar keperluan audiens tentang media secara spesifik.

Teori Penggunaan dan Pemenuhan Kepuasan dapat dilihat sebagai kecenderungan yang lebih luas oleh peneliti media yang membuka ruang untuk umpan balik dan penerjemahan prilaku yang lebih beragam.[1] Namun, beberapa komentar berargumentasi bahwa pemenuhan kepuasan seharusnya dapat dilihat sebagai efek, contohnya film horror secara umum menghasilkan respon yang sama pada pemirsanya, lagipula banyak orang sebenarnya telah menghabiskan waktu di depan TV lebih banyak daripada yang mereka rencanakan. Menonton TV telah membentuk opini apa yang dibutuhkan pemirsa dan membentuk harapan-harapan.

Teori Penggunaan dan Pemenuhan Kepuasan pada awalnya muncul pada tahun 1940-an dan mengalami kemunculan kembali dan penguatan pada tahun 1970-an dan 1980-an. Para teoretis pendukung Teori Penggunaan dan Pemenuhan Kepuasan berargumentasi bahwa kebutuhan manusialah yang memengaruhi bagaimana mereka menggunakan dan merespon saluran media. Dikutip McQuail, Zilman menunjukkan pengaruh mood seseorang saat memilih media yang akan ia gunakan, pada saat seseorang merasa bosan maka ia akan memilih isi yang lebih menarik dan menegangkan dan pada saat seseorang merasa tertekan ia akan memilih isi yang lebih menenangkan dan ringan. Program TV yang sama bisa jadi berbeda saat harus kepuasan pada kebutuhan yang berbeda untuk individu yang berbeda. Kebutuhan yang berbeda diasosiasikan dengan kepribadian seseorang, tahap-tahap kedewasaannya, latar belakang, dan peranan sosialnya. Sebagai contoh, menurut Judith Van Evra. anak-anak secara khusus lebih menyukai untuk menonton TV untuk mencari informasi dan disaat yang sama lebih mudah dipengaruhi.[2]

Empat area interaksi kepuasan antara media dan individu[sunting | sunting sumber]

McQuail,Blumler, dan Browmn menggunakan model Teori Penggunaan dan Pemenuhan Kepuasan pada tahun 1972,[3] untuk menekankan empat area kepuasan pada media cetak yang didapatkan oleh penggunanya, yaitu:

  1. Fungsi pengawasan (surveillance), penyediaan informasi tentang lingkungan.
Model komunikasi media terintegrasi sebagai pemenuhan kebutuhan

Kritik akan teori ini[sunting | sunting sumber]

Pada derajat tertentu, laporan penggunaan media oleh para pemirsanya memiliki keterbatasan-keterbatasan. Banyak orang tidak benar-benar tahu alasan mengapa mereka memilih media atau saluran tertentu, contohnya anak-anak hanya tahu bahwa mereka menghindari menonton saluran yang menayangkan bincang-bincang orang dewasa, atau film berbahasa asing karena mereka tidak mengerti, tetapi anak-anak tersebut tidak benar-benar sadar mereka berakhir di saluran mana.

Walaupun teori ini menekankan pemilihan media oleh para pemirsanya, namun ada penelitian-penelitian lain yang mengungkapkan bahwa penggunaan media sebenarnya terkait dengan kebiasaan, ritual, dan tidak benar-benar diseleksi.[4] Teori ini mengesampingkan kemungkinan bahwa media bisa jadi memiliki pengaruh yang tidak disadari pada kehidupan pemirsanya dan mendikte bagaimana seharusnya dunia dilihat dari kacamata para perancang kandungan isi dalam media.

Sebagai contoh, saat anak-anak pulang sekolah, sudah menjadi kebiasaannya untuk mengambil makan siang dan duduk dikursi sembari menyetel TV. Tidak ada alasan yang benar-benar nyata mengapa ia menyetel TV dan bukannya membaca majalah atau koran, hanya kebiasaan, atau justru sebaliknya, bagi orang dewasa mungkin ia langsung membaca koran dan bukannya menyetel TV saat meminum kopinya dipagi hari. Pada banyak hal kejadian ini merupakan kejadian alamiah sehari-hari dan tidak dilakukan secara sadar. Walaupun begitu, menonton TV dapat juga menjadi pengalaman seni dan menggugah motivasi seseorang untuk melakukan sesuatu.

Namun, sebuah teori yang menyatakan bahwa pemirsa media sebenarnya hanya menggunakan media untuk menyalurkan pemenuhan akan kepuasannya sejujurnya tidak secara penuh dapat menilai kekuatan media dalam lingkup sosial pada masa kini. Teori Penggunaan dan Pemenuhan Kepuasan dapat dikatakan tidak sempurna saat digunakan untuk menilai media yang telah digunakan secara ritual (kebiasaan). Namun, teori ini tetap tepat untuk digunakan untuk menilai hal-hal spesifik tertentu yang menyangkut pemilihan pribadi saat menggunakan media.

Relevansi teori penggunaan dan pemenuhan kepuasan[sunting | sunting sumber]

Teori Penggunaan dan Pemenuhan Kepuasan memiliki relevansi tinggi saat digunakan untuk menentukan hal-hal sebagai berikut:[5]

  1. Pemilihan musik sesuai selera. Saat memilih musik kita tidak hanya mengandalkan mood tertentu, tetapi juga berusaha untuk menunjukkan jati diri dan kesadaran sosial lainnya. Banyak jenis musik yang dapat dipilih dan pilihan kita menunjukkan kebutuhan tertentu yang spesifik.
  2. Penerimaan akan media-media baru (seperti internet) dan penggunaan media-media lama, bahkan dengan adanya media baru pengganti. Inovasi diadopsi saat media baru pengganti memiliki dan dapat menggantikan fungsi-fungsi media lama tradisional. Contohnya, alat komunikasi pager yang tergantikan dengan telepon seluler. Atau media TV yang tetap tidak tergantikan oleh telepon seluler walaupun telepon seluler kini dapat berfungsi seperti TV. Di lain pihak pengguna lama mulai menggunakan internet dan terpaksa mempelajarinya saat ada informasi-informasi yang disalurkan hanya dapat dilihat melalui internet. Contohnya. seperti media berita detik.com yang memberitakan saat kerusuhan Tahun 1998. Koran lebih lambat dalam penyampaian beritanya dan TV terlalu seragam penayangannya, sementara media berita detik.com menawarkan berita yang lebih spesifik, dituangkan tertulis, dan dapat diulang.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ (Inggris) McQuail, Denis (1987): Mass Communication Theory: An Introduction (2nd edn). London: Sage
  2. ^ (Inggris) Evra, Judith van (1990): Television and Child Development. Hillsdale, NJ: Lawrence Erlbaum
  3. ^ (Inggris) McQuail, D., Blumler, J. G., & Browmn, J. (1972). The television audience: A revised perspective. In D. McQuail (Ed.), Sociology of Mass Communication (pp. 135-65). Middlesex, England: Penguin.
  4. ^ (Inggris) Situs UKY
  5. ^ (Inggris) Situs Universitas Twente Nederland: Pendekatan Teori Penggunaan dan Pemenuhan Kepuasan. Diarsipkan 2008-02-23 di Wayback Machine.