Masirei, Waropen: Perbedaan antara revisi
k ibukota → ibu kota |
Wagino Bot (bicara | kontrib) k Bot: Merapikan artikel, removed stub tag |
||
(5 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 7: | Baris 7: | ||
|nama dati2 = Waropen |
|nama dati2 = Waropen |
||
|nama camat = -- |
|nama camat = -- |
||
|luas = 297,15 km |
|luas = 297,15 km² |
||
|penduduk = 2.137 jiwa |
|penduduk = 2.137 jiwa |
||
|kelurahan = 10 |
|kelurahan = 10 |
||
Baris 19: | Baris 19: | ||
Distrik Masirei merupakan salah satu distrik di Kabupaten Waropen yang berbatasan dengan Selat Saireri di bagian utara, Kabupaten Mamberamo Raya di bagian timur, Distrik Demba di bagian barat, dan Distrik Kirihi di bagian selatan. |
Distrik Masirei merupakan salah satu distrik di Kabupaten Waropen yang berbatasan dengan Selat Saireri di bagian utara, Kabupaten Mamberamo Raya di bagian timur, Distrik Demba di bagian barat, dan Distrik Kirihi di bagian selatan. |
||
Secara umum, wilayah Distrik Masirei memiliki topografi dataran rendah dengan rata-rata ketinggian 10 meter di atas permukaan laut. |
Secara umum, wilayah Distrik Masirei memiliki topografi dataran rendah dengan rata-rata ketinggian 10 meter di atas permukaan laut. |
||
Distrik Masirei secara keseluruhan memiliki luas wilayah 297,15 Km2, yang terbagi menjadi 10 desa yaitu |
Distrik Masirei secara keseluruhan memiliki luas wilayah 297,15 Km2, yang terbagi menjadi 10 desa yaitu: Koweda, Bunggu, Sauri, Sirami, Sinonde, Kali Baru, Kowogi, Emauri, Obutai, dan Wairo. |
||
Desa Koweda merupakan pusat pemerintahan Distrik Masirei. Berdasarkan jarak tempuh ke ibu kota Kabupaten Waropen, Desa Koweda merupakan desa yang terdekat, sedangkan yang terjauh adalah Desa Kali Baru. Semua akses ke ibu kota kabupaten melalui jalur laut menggunakan perahu baik perahu tanpa motor, dengan motor, ataupun speed. Hal ini dikarenakan belum terdapat jalan melalui daratan. |
Desa Koweda merupakan pusat pemerintahan Distrik Masirei. Berdasarkan jarak tempuh ke ibu kota Kabupaten Waropen, Desa Koweda merupakan desa yang terdekat, sedangkan yang terjauh adalah Desa Kali Baru. Semua akses ke ibu kota kabupaten melalui jalur laut menggunakan perahu baik perahu tanpa motor, dengan motor, ataupun speed. Hal ini dikarenakan belum terdapat jalan melalui daratan. |
||
Baris 111: | Baris 111: | ||
Sarana untuk transportasi dari dan ke desa di Distrik Masirei umumnya melalui jalan darat dan juga laut. Di Distrik Masirei tidak terdapat jalan yang diaspal, karena sebagian besar jalannya hanya diperkeras, dan sisanya masih tanah. Desa Kali Baru merupakan desa yang hanya bisa ditempuh lewat laut. Hal ini dikarenakan belum terdapat jalan darat yang menghubungkannya. Desa yang dapat diakses oleh kendaraan bermotor roda 4 adalah Desa Sinonde, Sauri, Sirami, Koweda, Bunggu, Kowogi, Emauri, Obutai, dan Wairo. |
Sarana untuk transportasi dari dan ke desa di Distrik Masirei umumnya melalui jalan darat dan juga laut. Di Distrik Masirei tidak terdapat jalan yang diaspal, karena sebagian besar jalannya hanya diperkeras, dan sisanya masih tanah. Desa Kali Baru merupakan desa yang hanya bisa ditempuh lewat laut. Hal ini dikarenakan belum terdapat jalan darat yang menghubungkannya. Desa yang dapat diakses oleh kendaraan bermotor roda 4 adalah Desa Sinonde, Sauri, Sirami, Koweda, Bunggu, Kowogi, Emauri, Obutai, dan Wairo. |
||
Distrik ini memiliki jalan darat yang dapat terhubung ke Distrik Demba dan Distrik Wonti dan selanjutnya ke Distrik Soyoi Mambai dan Distrik Oudate tetapi hanya dapat dilalui kendaraan yang berpenggerak 4 roda karena masih ada halangan 7 |
Distrik ini memiliki jalan darat yang dapat terhubung ke Distrik Demba dan Distrik Wonti dan selanjutnya ke Distrik Soyoi Mambai dan Distrik Oudate tetapi hanya dapat dilalui kendaraan yang berpenggerak 4 roda karena masih ada halangan 7 km jalan di Distrik Wonti yang badan jalannya masih terbuat dari tanah tetapi gorong-gorong drainase sudah diganti dengan Aramco. Kendala terbesar rute jalan ini adalah belum dibangunnya Jembatan Botawa di Sungai Ruambak yang mempunyai bentang 120 m serta Jembatan Demba di Sungai Demba bentang 60 meter. |
||
== Komunikasi == |
== Komunikasi == |
||
Baris 118: | Baris 118: | ||
== Referensi == |
== Referensi == |
||
{{reflist}} |
{{reflist}} |
||
{{Masirei, Waropen}} |
|||
{{Distrik Masirei}} |
|||
{{Kabupaten Waropen}} |
{{Kabupaten Waropen}} |
||
{{Authority control}} |
|||
{{kecamatan-stub}} |
Revisi terkini sejak 30 Desember 2023 19.53
Masirei | |
---|---|
Negara | Indonesia |
Provinsi | Papua |
Kabupaten | Waropen |
Pemerintahan | |
• Kepala distrik | -- |
Populasi | |
• Total | 2,137 jiwa jiwa |
Kode Kemendagri | 91.15.03 |
Kode BPS | 9426020 |
Luas | 297,15 km² |
Kepadatan | 7 orang/km2; |
Kampung/kelurahan | 10 |
Masirei adalah sebuah distrik di Kabupaten Waropen, Papua, Indonesia.
Geografis
[sunting | sunting sumber]Distrik Masirei merupakan salah satu distrik di Kabupaten Waropen yang berbatasan dengan Selat Saireri di bagian utara, Kabupaten Mamberamo Raya di bagian timur, Distrik Demba di bagian barat, dan Distrik Kirihi di bagian selatan. Secara umum, wilayah Distrik Masirei memiliki topografi dataran rendah dengan rata-rata ketinggian 10 meter di atas permukaan laut. Distrik Masirei secara keseluruhan memiliki luas wilayah 297,15 Km2, yang terbagi menjadi 10 desa yaitu: Koweda, Bunggu, Sauri, Sirami, Sinonde, Kali Baru, Kowogi, Emauri, Obutai, dan Wairo. Desa Koweda merupakan pusat pemerintahan Distrik Masirei. Berdasarkan jarak tempuh ke ibu kota Kabupaten Waropen, Desa Koweda merupakan desa yang terdekat, sedangkan yang terjauh adalah Desa Kali Baru. Semua akses ke ibu kota kabupaten melalui jalur laut menggunakan perahu baik perahu tanpa motor, dengan motor, ataupun speed. Hal ini dikarenakan belum terdapat jalan melalui daratan.
Pemerintahan
[sunting | sunting sumber]Distrik Masirei memiliki 10 desa, yaitu Koweda, Bungu, Sauri, Sirami, Sinonde, Kali Biru, Kowogi, Emauri, Obutai, dan Wairo. Tiap desa memiliki aparat pemerintahan, yaitu kepala desa dan sekertaris desa. Setiap desa di distrik Masirei memiliki RW/RK dan RT. Secara keseluruhan, desa di Distrik Masirei masuk dalam Klasifikasi Desa Swadaya. Jika dilihat dari persentase kepala desa dan sekertaris desa berdasarkan jenis kelamin, dapat terlihat masih didominasi oleh kaum laki-laki. Hal ini menunjukkan belum adanya partisipasi wanita dalam struktur aparat desa di Distrik Masirei.
Pembagian Administrasi
[sunting | sunting sumber]No. | Desa | Kode Pos |
---|---|---|
1 | Desa Aniboi | 98263 |
2 | Desa Fafai | 98263 |
3 | Desa Koweda | 98263 |
4 | Desa Mayagaido (Mayaghaido) | 98263 |
5 | Desa Odase | 98263 |
6 | Desa Saurisirami | 98263 |
7 | Desa Sinonde | 98263 |
8 | Desa Urato (Tefaro) | 98263 |
9 | Desa Wonti | 98263 |
Kependudukan
[sunting | sunting sumber]Berdasarkan data dari dinas kependudukan catatan sipil dan tenaga kerja kabupaten Waropen tahun 2015, jumlah penduduk Distrik Masirei adalah 2.137 jiwa, yang terdiri dari 1.100 laki-laki dan 1.037 perempuan. Dengan Kepadatan Penduduk 7 jiwa/Km2. Distrik Masirei memiliki seks rasio (perbandingan lakilaki dan perempuan) sebesar 106,08. Hal menunjukkan bahwa dalam 100 penduduk perempuan terdapat 106 penduduk laki-laki. Berdasarkan piramida penduduk, dapat terlihat bahwa penduduk yang berada pada usia produktif (15-64 tahun) sebanyak 862 jiwa, dan yang berada pada usia belum/tidak produktif (0-14 tahun dan 65+ tahun) sebanyak 645 jiwa, dengan dependency rasio (Rasio Ketergantungan) sebesar 74,83 persen. Hal ini berarti penduduk usia produktif menanggung beban ketergantungan penduduk usia belum/tidak produktif sebesar 74,83 persen.
Pendidikan
[sunting | sunting sumber]Pada Tahun Ajaran 2015/2016 Distrik Masirei memiliki 4 Sekolah Dasar (SD), 1 Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan 1 Sekolah menengah Kejuruan (SMK). Untuk melihat efektivitas pendidikan, dapat dilihat dari indikator rasio murid-guru. Beban guru yang melebihi kondisi ideal dapat mempengaruhi kualitas pengajaran yang diberikan. Pada Tahun Ajaran 2015/2016, rasio murid-guru secara total di Distrik Masirei pada tingkat pendidikan SD sebesar 11:1 dan rasio murid-sekolah sebesar 66:1. Pada jenjang SMP, rasio murid guru 16:1 dan rasio murid sekolah 170:1. Sedangkan untuk jenjang SMK, rasio murid guru 6:1 dan rasio murid sekolah 71:1.
Kesehatan
[sunting | sunting sumber]Hingga tahun 2015, di Distrik Masirei tersedia 1 puskesmas, 1 pustu (puskesmas pembantu), dan 6 posyandu.
Sarana Ibadah
[sunting | sunting sumber]Pada tahun 2015, jumlah sarana tempat peribadatan di Distrik Masirei sebanyak 7 buah, yang hanya terdiri dari gereja Kristen. Meskipun demikian, keberadaan agama yang dianut di distrik ini ada tiga, yaitu Islam, Kristen, dan Katolik.
Ekonomi
[sunting | sunting sumber]Pertanian
[sunting | sunting sumber]Tanaman Pangan
[sunting | sunting sumber]Salah satu mata pencaharian masyarakat di Kabupaten Waropen adalah Pertanian. Produktivitas dalam pertanian dapat diukur dari luas panen dan jumlah produksi hasil pertanian per tahun. Tahun 2015, Dinas Pertanian Kabupaten Waropen mencatat luas panen tanaman pangan di Distrik Masirei mencapai 30 hektar dengan rata-rata produksi per hektar sekitar 28,23 ton. Dari jumlah rata-rata produksi tersebut, terdapat empat komoditas dari distrik Masirei yaitu ubi kayu (12,26 ton/ha), ubi jalar (10,11 ton/ha), keladi (4 ton/ha), dan jagung (1,86 ton/ha).
Perkebunan
[sunting | sunting sumber]Jumlah rumah tangga usaha perkebunan di Distrik Masirei adalah sebanyak 179 rumah tangga. Dari 179 rumah tangga tersebut, 165 rumah tangga merupakan rumah tangga usaha tanaman tahunan, dan sisanya rumah tangga tanaman semusim.
Peternakan
[sunting | sunting sumber]Jenis ternak yang diusahakan di distrik Masirei adalah ternak besar (sapi potong) dan ternak kecil (kambing dan babi). Selain ternak besar dan kecil, juga terdapat ternak unggas (ayam kampung). Jumlah ternak besar pada tahun 2015 adalah 14 ekor. Sedangkan jumlah ternak kecil adalah 28 ekor dan jumlah ternak unggas mencapai 1.518 ekor.
Kehutanan
[sunting | sunting sumber]Dari hasil Sensus Pertanian 2013, jumlah rumah tangga usaha kehutanan adalah 91 rumah tangga. Menurut jenis kegiatannya, ada terdapat 9 rumah tangga yang membudidayakan tanaman kehutanan, 53 rumah tangga yang memungut hasil hutan, dan 54 menangkap satwa liar.
Perikanan
[sunting | sunting sumber]Berdasarkan data dari Dinas Kelautan dan Perikanan kabupaten Waropen, Jumlah rumah tangga usaha penangkapan ikan di Distrik Masirei tahun 2015 adalah sebanyak 49 rumah tangga, yang sebagian besar merupakan rumah tangga penangkapan ikan di laut (31 rumah tangga), dan sisanya di penangkapan ikan di perairan umum (18 rumah tangga). Jika dilihat dari peralatan usaha yang digunakan, sebagian besar masyarakat Masirei menggunakan perahu tanpa motor yaitu sebanyak 30 rumah tangga. Sedangkan jika dilihat dari hasil produksinya, sebagian pesar berasal dari laut yaitu sebanyak 1.145 Ton.
Perdagangan
[sunting | sunting sumber]Di Distrik Masirei, sarana perdagangan yang dimiliki ada 1 pasar dengan bangunan semi permanen, 1 pasar tanpa bangunan dan 5 toko/warung kelontong di Desa Koweda. Sedangkan di desa lainnya belum terdapat sarana perdagangan. Sehingga Desa Koweda menjadi pusat perdagangan di Distrik Masirei. Selain itu, terkadang masyarakat Distrik Masirei membawa hasil pertanian (tanaman pangan, hortikultura, dan perikanan) ke ibu kota Kabupaten.
Transportasi
[sunting | sunting sumber]Sarana untuk transportasi dari dan ke desa di Distrik Masirei umumnya melalui jalan darat dan juga laut. Di Distrik Masirei tidak terdapat jalan yang diaspal, karena sebagian besar jalannya hanya diperkeras, dan sisanya masih tanah. Desa Kali Baru merupakan desa yang hanya bisa ditempuh lewat laut. Hal ini dikarenakan belum terdapat jalan darat yang menghubungkannya. Desa yang dapat diakses oleh kendaraan bermotor roda 4 adalah Desa Sinonde, Sauri, Sirami, Koweda, Bunggu, Kowogi, Emauri, Obutai, dan Wairo.
Distrik ini memiliki jalan darat yang dapat terhubung ke Distrik Demba dan Distrik Wonti dan selanjutnya ke Distrik Soyoi Mambai dan Distrik Oudate tetapi hanya dapat dilalui kendaraan yang berpenggerak 4 roda karena masih ada halangan 7 km jalan di Distrik Wonti yang badan jalannya masih terbuat dari tanah tetapi gorong-gorong drainase sudah diganti dengan Aramco. Kendala terbesar rute jalan ini adalah belum dibangunnya Jembatan Botawa di Sungai Ruambak yang mempunyai bentang 120 m serta Jembatan Demba di Sungai Demba bentang 60 meter.
Komunikasi
[sunting | sunting sumber]Distrik Masirei tidak memiliki satupun fasilitas komunikasi. Begitupula dengan fasilitas siaran televisi (baik menggunakan parabola ataupun TV Kabel), dan juga tidak tersedianya kantor pos. Selain itu, distrik ini juga tidak memiliki tempat penginapan maupun hotel.