Penaklukan kembali Konstantinopel: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan |
Membalikkan revisi 25129719 oleh Abhiseka Nareswara (bicara) Tag: Pembatalan |
||
(16 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{Infobox military conflict|image=Theodosian Walls in Constantinople. Gate of Springs (Silivri) 1.jpg|caption=[[Tembok Konstantinopel|Gerbang Musim Semi]], gerbang yang dilalui |
{{Infobox military conflict|image=Theodosian Walls in Constantinople. Gate of Springs (Silivri) 1.jpg|caption=[[Tembok Konstantinopel|Gerbang Musim Semi]], gerbang yang dilalui [[Angkatan Darat Romawi Timur|tentara Nikea]] pada saat penaklukan kembali [[Konstantinopel]]|place=[[Konstantinopel]]|result=Tentara Nikea memasuki kota tanpa perlawanan |
||
* Runtuhnya [[Kekaisaran Latin]] |
|||
* Restorasi [[Kekaisaran Bizantium]]|combatant1=[[Berkas:Byzantine imperial flag, 14th century, square.svg|15px]] [[Kekaisaran Nikea]]|combatant2=[[Berkas:Blason Empire Latin de Constantinople.svg|15px]] [[Kekaisaran Latin]]{{br}}[[Berkas:Flag of the Republic of Venice (Mid-14th century).svg|15px]] [[Republik Venesia]]|commander1=[[Berkas:Byzantine imperial flag, 14th century, square.svg|15px]] [[Alexios Strategopoulos]]|commander2=[[Berkas:Blason Empire Latin de Constantinople.svg|15px]] [[Baudouin dari Courtenay|Baudouin II]]|date=25 Juli 1261|partof=[[Peperangan Nikea-Latin]]|strength1=|strength2=|casualities1=|casualties1=}} |
|||
'''Penaklukan kembali Konstantinopel''' adalah perebutan kembali kota [[Konstantinopel]] oleh |
'''Penaklukan kembali Konstantinopel''' adalah perebutan kembali kota [[Konstantinopel]] oleh [[Kekaisaran Nicea|Kekaisaran Nikea]], yang mengarah pada pembentukan kembali [[Kekaisaran Bizantium di bawah Dinasti Palaiologos|Kekaisaran Bizantium di bawah dinasti Palaiologos]], setelah selang waktu 57 tahun di mana kota itu telah menjadi ibu kota Kekaisaran Latin sejak [[Perang Salib Keempat]] berakhir pada tahun 1204. |
||
== Latar belakang == |
== Latar belakang == |
||
Setelah kemenangannya dalam [[Pertempuran Pelagonia]] pada tahun 1259, [[Kaisar Nicaea|kaisar |
Setelah kemenangannya dalam [[Pertempuran Pelagonia]] pada tahun 1259, [[Kaisar Nicaea|kaisar Nikea]], [[Mikhael VIII Palaiologos|Mikhael VIII]], dibiarkan bebas meneruskan penaklukan Konstantinopel. Kekaisaran Latin yang lemah terputus dari bantuan apa pun, baik dari [[Frankokratia|negara-negara Latin Yunani]] atau dari saingan Nikea, [[Kedespotan Epirus]].{{sfn|Nicol|1993|pp=32–33}} Pada tahun 1260, Mikhael menyerang Konstantinopel, sebagai salah satu ksatria Latin yang ditawan di Pelagonia, dan yang rumahnya di tembok kota, telah berjanji untuk membuka gerbang bagi pasukan kaisar. Dia gagal melakukannya, dan Palaiologos malah melancarkan serangan yang gagal ke [[Galata]].{{sfn|Wolff|1969|p=229}}{{sfn|Nicol|1993|p=33}} Untuk melanjutkan rencananya, Mikhael menyimpulkan [[Perjanjian Nimfaeum (1261)|aliansi dengan Genoa]] pada bulan Maret 1261, dan pada bulan Juli 1261, ketika gencatan senjata satu tahun berakhir setelah serangan Nikea yang gagal mendekati akhir, jenderal [[Alexios Strategopoulos]] dikirim dengan pasukan kecil 800 orang tentara (kebanyakan dari [[suku Kuman]]) untuk mengawasi [[Kekaisaran Bulgaria Kedua|Kekaisaran Bulgaria]] dan memata-matai pertahanan Latin.{{sfn|Bartusis|1997|pp=39–40}}{{sfn|Nicol|1993|pp=33–35}} |
||
== Penaklukan == |
== Penaklukan == |
||
Ketika pasukan |
Ketika pasukan Nikea mencapai desa [[Silivri|Selimbria]], sekitar {{convert|30|mi|km}} sebelah barat Konstantinopel, mereka mengetahui dari beberapa petani lokal independen (''thelematarioi'') bahwa seluruh garnisun Latin serta armada Venesia tidak hadir untuk melakukan serangan terhadap [[Pulau Kefken|pulau Dafnusia]] di Nikea.{{sfn|Bartusis|1997|p=40}} Strategopoulos awalnya ragu-ragu untuk mengambil keuntungan dari situasi ini, karena pasukannya yang kecil mungkin akan hancur jika tentara Latin kembali terlalu cepat dan karena ia akan melampaui perintah kaisar, tetapi akhirnya memutuskan bahwa ia tidak dapat menyia-nyiakan kesempatan emas seperti itu untuk merebut kembali kota.{{sfn|Bartusis|1997|p=41}} |
||
Pada malam 24/25 Juli 1261, Strategopoulos dan anak buahnya mendekati tembok kota dan bersembunyi di sebuah biara dekat Gerbang Musim Semi.{{Sfn|Bartusis|1997|p=41}} Strategopoulos mengirim detasemen anak buahnya, dipimpin oleh beberapa thelematarioi, untuk menuju kota melalui jalan rahasia. Mereka menyerang tembok dari dalam, mengejutkan para penjaga dan membuka gerbang, memberikan pasukan |
Pada malam 24/25 Juli 1261, Strategopoulos dan anak buahnya mendekati tembok kota dan bersembunyi di sebuah biara dekat Gerbang Musim Semi.{{Sfn|Bartusis|1997|p=41}} Strategopoulos mengirim detasemen anak buahnya, dipimpin oleh beberapa thelematarioi, untuk menuju kota melalui jalan rahasia. Mereka menyerang tembok dari dalam, mengejutkan para penjaga dan membuka gerbang, memberikan pasukan Nikea masuk ke kota.{{sfn|Nicol|1993|p=35}} Tentara Latin sama sekali tidak sadar, dan setelah perjuangan singkat, tentara Nikea menguasai tembok-tembok tanah. Ketika berita ini menyebar ke seluruh kota, Kaisar [[Baudouin dari Courtenay|Baudouin II]] dan penduduk Latin buru-buru bergegas ke pelabuhan [[Tanduk Emas]], berharap bisa melarikan diri dengan kapal. Pada saat yang sama, tentara Strategopoulos membakar gedung-gedung dan gudang-gudang Venesia di sepanjang pantai untuk mencegah mereka mendarat di sana. Berkat kedatangan armada Venesia yang kembali tepat waktu, banyak tentara Latin berhasil mengungsi ke bagian Yunani yang masih dikuasai Latin, tetapi kota itu ditaklukan Nikea.{{sfn|Nicol|1993|p=35}} |
||
== Akibat == |
== Akibat == |
||
[[Berkas:1263 Mediterranean Sea.svg|jmpl|290x290px|Kekaisaran Bizantium tahun 1263 (merah muda)]] |
|||
Penaklukan kembali Konstantinopel menandakan pemulihan Kekaisaran Bizantium, dan pada tanggal 15 Agustus, pada hari [[Dormisi Bunda Allah]], Kaisar Mikhael |
Penaklukan kembali Konstantinopel menandakan pemulihan Kekaisaran Bizantium, dan pada tanggal 15 Agustus, pada hari [[Dormisi Bunda Allah|Dormisi Theotokos]], Kaisar Mikhael memasuki kota dengan kemenangan dan dimahkotai di [[Hagia Sophia|Hagia Sofia]]. Hak-hak kaisar yang sah, [[Ioannes IV Laskaris|Ioannes Laskaris]], yang oleh Palaiologos seolah-olah memerintah sebagai wali, dikesampingkan, dan pemuda itu dibutakan dan dipenjarakan.{{sfn|Nicol|1993|pp=36–37}} Kampanye ini juga menyebabkan kebangkitan kembali kekayaan Bizantium yang berumur pendek di bawah dinasti [[Palaiologos]]. |
||
Alih-alih mempertahankan harta miliknya di Asia Kecil, Mikhael memilih untuk memperluas kekaisaran, hanya mendapatkan kesuksesan jangka pendek. Untuk menghindari pemecatan lagi atas ibu kota oleh Latin, dia memaksa Gereja untuk tunduk kepada Roma, sekali lagi solusi sementara yang membuat kaum tani membenci Mikhael dan Konstantinopel.<ref>{{Harvnb|Reinert|2002|p=257}}</ref> Upaya [[Andronikos II Palaiologos|Andronikos Palaiologos]] dan kemudian cucunya menandai upaya tulus terakhir Bizantium dalam memulihkan kejayaan kekaisaran. Namun, penggunaan tentara bayaran oleh Andronikus Palaiologos sering menjadi bumerang, dengan ''[[Magnas Societas Catalanorum]]'' (perusahaan tentara bayaran) merusak pedesaan dan meningkatkan kebencian terhadap Konstantinopel.<ref>{{Harvnb|Reinert|2002|p=261}}.</ref> |
|||
[[Berkas:Constantinople 1453.jpg|jmpl|Miniatur [[Pengepungan Konstantinopel (1453)|pengepungan Konstantinopel terakhir]] oleh Muhammad al-Fatih]] |
|||
Situasi menjadi lebih buruk bagi Bizantium selama perang saudara. Perang saudara selama enam tahun menghancurkan kekaisaran, memungkinkan penguasa Serbia [[Stefan Dušan]] menguasai sebagian besar wilayah kekaisaran yang tersisa dan mendirikan [[Kekaisaran Serbia]]. Pada tahun 1354, gempa bumi di [[Gallipoli, Turki|Gallipoli]] menghancurkan benteng, memungkinkan [[Utsmaniyah]] (yang dipekerjakan sebagai tentara bayaran selama perang saudara oleh kaisar [[Ioannes VI Kantakouzenos|Ioannes Kantakouzenos]]) untuk membangun diri mereka di Eropa.<ref>{{Harvnb|Reinert|2002|p=268}}.</ref><ref>{{Cite book|last=Vasilʹev|first=Aleksandr Aleksandrovich|date=1964|url=https://books.google.com/books?id=EXiWAwAAQBAJ|title=History of the Byzantine Empire, 324–1453|publisher=Univ of Wisconsin Press|isbn=978-0-299-80925-6|language=en|access-date=19 July 2021|archive-url=https://web.archive.org/web/20210808183933/https://books.google.com/books?id=EXiWAwAAQBAJ|archive-date=8 August 2021|url-status=live}}</ref> Pada saat perang saudara Bizantium telah berakhir, Kesultanan Utsmaniyah telah mengalahkan Serbia dan menaklukkan mereka sebagai pengikut. Setelah [[Pertempuran Kosovo (1448)|Pertempuran Kosovo]], sebagian besar Balkan menjadi didominasi oleh Utsmaniyah.<ref>{{Harvnb|Reinert|2002|p=270}}.</ref> |
|||
Kaisar Bizantium meminta bantuan Barat, tetapi paus hanya akan mempertimbangkan untuk mengirim bantuan sebagai imbalan reuni [[Gereja Ortodoks Timur]] dengan [[Tahta Roma]]. Kesatuan gereja dianggap dan kadang-kadang dicapai dengan dekrit kekaisaran, tetapi warga dan pendeta Ortodoks sangat membenci otoritas Roma dan [[Ritus latin|Ritus Latin]].<ref>{{Harvnb|Runciman|1990|pp=71–72}}.</ref> Beberapa pasukan Barat tiba untuk memperkuat pertahanan Kristen di Konstantinopel, tetapi sebagian besar penguasa Barat, yang terganggu oleh urusan mereka sendiri, tidak melakukan apa-apa saat Utsmaniyah mengobrak-abrik sisa wilayah Bizantium.<ref name="R84-85">{{Harvnb|Runciman|1990|pp=84–85}}.</ref> |
|||
Konstantinopel pada tahap ini kurang berpenduduk dan bobrok. Populasi kota telah runtuh begitu parah sehingga sekarang tidak lebih dari sekelompok desa yang dipisahkan oleh ladang. Pada tanggal 2 April 1453, pasukan [[Muhammad al-Fatih]] yang terdiri dari 80.000 tentara dan sejumlah besar laskar mengepung kota.<ref name="R84-86">{{Harvnb|Runciman|1990|pp=84–86}}.</ref> Meskipun pertahanan terakhir kota yang putus asa oleh pasukan Kristen yang kalah jumlah secara besar-besaran (sekitar 7.000 tentara, 2.000 di antaranya tentara asing),<ref name="R84-85" /> Konstantinopel akhirnya jatuh ke tangan Utsmaniyah setelah pengepungan selama dua bulan pada tanggal 29 Mei 1453. kaisar Bizantium terakhir, [[Konstantinus XI Palaiologos|Konstantinus Dragases Palaiologos]], terakhir terlihat membuang regalia kekaisarannya dan melemparkan dirinya ke dalam pertempuran tangan kosong setelah tembok kota direbut.<ref>{{Harvnb|Hindley|2004|p=300}}.</ref> |
|||
Jatuhnya Konstantinopel menyebabkan ketakutan yang luar biasa, banyak yang menganggap jatuhnya Konstantinopel sebagai tanda [[Eskatologi|Akhir zaman]] sudah dekat; yang lain percaya bahwa [[kaisar Romawi Suci]] (walaupun ia seorang [[Katolik Roma]]) sekarang menggantikan kaisar Konstantinopel. Ada juga harapan bahwa Konstantinopel akan segera dibebaskan. Selain itu, Gereja Ortodoks Timur dibiarkan tanpa ''[[Basileus]]'' Ortodoks Timurnya. |
|||
== Referensi == |
== Referensi == |
||
{{reflist}} |
{{reflist}} |
||
==Sumber== |
==Sumber== |
||
⚫ | |||
⚫ | |||
=== Sumber modern === |
|||
⚫ | * {{cite book|last=Wolff|first=Robert Lee|year=1969|title=Setton-A History of the Crusades|volume=2|pages=186–233|chapter=The Latin Empire of Constantinople, 1204–1261|chapter-url=http://digicoll.library.wisc.edu/cgi-bin/History/History-idx?type=turn&entity=History.CrusTwo.p0213&id=History.CrusTwo|url-status=live|issue=1|ref=harv}} |
||
⚫ | |||
⚫ | |||
⚫ | |||
* {{Cite book|last=Madden|first=Thomas F.|date=2005|title=Crusades: The Illustrated History|location=Ann Arbor|publisher=University of Michigan Press|isbn=978-0-472-03127-6|author-link=|url-status=live}} |
|||
* {{Cite book|last=Reinert|first=Stephen W.|date=2002|title=The Oxford History of Byzantium|location=Oxford, England|publisher=Oxford University Press|isbn=978-0-19-814098-6|editor-last=Cyril Mango|pages=248–283|chapter=Fragmentation (1204–1453)}} |
|||
* {{Cite book|last=Vasilʹev|first=Aleksandr Aleksandrovich|date=1964|url=https://books.google.com/books?id=EXiWAwAAQBAJ|title=History of the Byzantine Empire, 324–1453|publisher=Univ of Wisconsin Press|isbn=978-0-299-80925-6|language=en|access-date=19 July 2021|archive-url=https://web.archive.org/web/20210808183933/https://books.google.com/books?id=EXiWAwAAQBAJ|archive-date=8 August 2021|url-status=live}} |
|||
* {{Cite book|last=Runciman|first=Steven|date=2004|url=https://books.google.com/books?id=YQYe7VGlym8C|title=The Byzantine Theocracy|location=Cambridge, Britania Raya|publisher=Cambridge University Press|isbn=978-0-521-54591-4|access-date=25 June 2016|archive-url=https://web.archive.org/web/20170909110319/https://books.google.com/books?id=YQYe7VGlym8C|archive-date=9 September 2017|url-status=live}} |
|||
* {{Cite book|last=Hindley|first=Geoffrey|date=2004|url=https://archive.org/details/briefhistoryofcr0000hind|title=A Brief History of the Crusades|location=London|publisher=Robinson|isbn=978-1-84119-766-1|url-access=registration}} |
|||
[[Kategori:Perang yang melibatkan Kekaisaran Romawi Timur]] |
[[Kategori:Perang yang melibatkan Kekaisaran Romawi Timur]] |
||
[[Kategori:Konstantinopel]] |
[[Kategori:Konstantinopel]] |
Revisi terkini sejak 5 Januari 2024 11.40
Penaklukan kembali Konstantinopel | |||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Bagian dari Peperangan Nikea-Latin | |||||||
Gerbang Musim Semi, gerbang yang dilalui tentara Nikea pada saat penaklukan kembali Konstantinopel | |||||||
| |||||||
Pihak terlibat | |||||||
Kekaisaran Nikea |
Kekaisaran Latin Republik Venesia | ||||||
Tokoh dan pemimpin | |||||||
Alexios Strategopoulos | Baudouin II |
Penaklukan kembali Konstantinopel adalah perebutan kembali kota Konstantinopel oleh Kekaisaran Nikea, yang mengarah pada pembentukan kembali Kekaisaran Bizantium di bawah dinasti Palaiologos, setelah selang waktu 57 tahun di mana kota itu telah menjadi ibu kota Kekaisaran Latin sejak Perang Salib Keempat berakhir pada tahun 1204.
Latar belakang
[sunting | sunting sumber]Setelah kemenangannya dalam Pertempuran Pelagonia pada tahun 1259, kaisar Nikea, Mikhael VIII, dibiarkan bebas meneruskan penaklukan Konstantinopel. Kekaisaran Latin yang lemah terputus dari bantuan apa pun, baik dari negara-negara Latin Yunani atau dari saingan Nikea, Kedespotan Epirus.[1] Pada tahun 1260, Mikhael menyerang Konstantinopel, sebagai salah satu ksatria Latin yang ditawan di Pelagonia, dan yang rumahnya di tembok kota, telah berjanji untuk membuka gerbang bagi pasukan kaisar. Dia gagal melakukannya, dan Palaiologos malah melancarkan serangan yang gagal ke Galata.[2][3] Untuk melanjutkan rencananya, Mikhael menyimpulkan aliansi dengan Genoa pada bulan Maret 1261, dan pada bulan Juli 1261, ketika gencatan senjata satu tahun berakhir setelah serangan Nikea yang gagal mendekati akhir, jenderal Alexios Strategopoulos dikirim dengan pasukan kecil 800 orang tentara (kebanyakan dari suku Kuman) untuk mengawasi Kekaisaran Bulgaria dan memata-matai pertahanan Latin.[4][5]
Penaklukan
[sunting | sunting sumber]Ketika pasukan Nikea mencapai desa Selimbria, sekitar 30 mil (48 km) sebelah barat Konstantinopel, mereka mengetahui dari beberapa petani lokal independen (thelematarioi) bahwa seluruh garnisun Latin serta armada Venesia tidak hadir untuk melakukan serangan terhadap pulau Dafnusia di Nikea.[6] Strategopoulos awalnya ragu-ragu untuk mengambil keuntungan dari situasi ini, karena pasukannya yang kecil mungkin akan hancur jika tentara Latin kembali terlalu cepat dan karena ia akan melampaui perintah kaisar, tetapi akhirnya memutuskan bahwa ia tidak dapat menyia-nyiakan kesempatan emas seperti itu untuk merebut kembali kota.[7]
Pada malam 24/25 Juli 1261, Strategopoulos dan anak buahnya mendekati tembok kota dan bersembunyi di sebuah biara dekat Gerbang Musim Semi.[7] Strategopoulos mengirim detasemen anak buahnya, dipimpin oleh beberapa thelematarioi, untuk menuju kota melalui jalan rahasia. Mereka menyerang tembok dari dalam, mengejutkan para penjaga dan membuka gerbang, memberikan pasukan Nikea masuk ke kota.[8] Tentara Latin sama sekali tidak sadar, dan setelah perjuangan singkat, tentara Nikea menguasai tembok-tembok tanah. Ketika berita ini menyebar ke seluruh kota, Kaisar Baudouin II dan penduduk Latin buru-buru bergegas ke pelabuhan Tanduk Emas, berharap bisa melarikan diri dengan kapal. Pada saat yang sama, tentara Strategopoulos membakar gedung-gedung dan gudang-gudang Venesia di sepanjang pantai untuk mencegah mereka mendarat di sana. Berkat kedatangan armada Venesia yang kembali tepat waktu, banyak tentara Latin berhasil mengungsi ke bagian Yunani yang masih dikuasai Latin, tetapi kota itu ditaklukan Nikea.[8]
Akibat
[sunting | sunting sumber]Penaklukan kembali Konstantinopel menandakan pemulihan Kekaisaran Bizantium, dan pada tanggal 15 Agustus, pada hari Dormisi Theotokos, Kaisar Mikhael memasuki kota dengan kemenangan dan dimahkotai di Hagia Sofia. Hak-hak kaisar yang sah, Ioannes Laskaris, yang oleh Palaiologos seolah-olah memerintah sebagai wali, dikesampingkan, dan pemuda itu dibutakan dan dipenjarakan.[9] Kampanye ini juga menyebabkan kebangkitan kembali kekayaan Bizantium yang berumur pendek di bawah dinasti Palaiologos.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Nicol 1993, hlm. 32–33.
- ^ Wolff 1969, hlm. 229.
- ^ Nicol 1993, hlm. 33.
- ^ Bartusis 1997, hlm. 39–40.
- ^ Nicol 1993, hlm. 33–35.
- ^ Bartusis 1997, hlm. 40.
- ^ a b Bartusis 1997, hlm. 41.
- ^ a b Nicol 1993, hlm. 35.
- ^ Nicol 1993, hlm. 36–37.
Sumber
[sunting | sunting sumber]- Nicol, Donald M. (1993). The Last Centuries of Byzantium, 1261–1453. ISBN 978-0-521-43991-6.
- Bartusis, Mark C. (1997). The Late Byzantine Army: Arms and Society, 1204–1453. University of Pennsylvania Press. ISBN 0-8122-1620-2.
- Wolff, Robert Lee (1969). "The Latin Empire of Constantinople, 1204–1261". Setton-A History of the Crusades. 2. hlm. 186–233.