Lutung mentawai: Perbedaan antara revisi

Lutung mentawai ;
	Presbytis potenziani
Status konservasi
	Terancam kritis
IUCN	18130
Taksonomi
Kelas	Mammalia
Ordo	Primates
Superfamili	Cercopithecoidea
Famili	Cercopithecidae
Genus	Presbytis
Spesies	Presbytis potenziani ; (Bonaparte, 1856)
Tata nama
Protonim	Semnopithecus potenziani
Distribusi
	;

Jelajahi riwayat secara interaktif

← Revisi sebelumnya

Konten dihapus Konten ditambahkan

VisualTeks wiki

Sebaris

Revisi terkini sejak 23 Januari 2024 09.44

Lutung mentawai (Presbytis potenziani) adalah jenis lutung endemik yang habitatnya hanya ada di Kepulauan Mentawai, Indonesia. Nama lokalnya adalah Joja. Bagian dorsal dan ekornya berwarna hitam mengilat dengan ventral cokelat kemerahan. Bagian dagu, dahi dan pipinya berwarna putih dengan bagian kelamin berwarna putih kekuningan. Panjang tubuhnya rata-rata 50 cm dengan berat rata-rata 6–6,5 kg.

Spesies lutung mentawai hanya ada dua, yaitu Presbytis potenziani potenziani dan Presbytis potenziani siberu. Habitat lutung mentawai berpusat di Taman Nasional Siberut dan pulau-pulau di Kepulauan Mentawai. Lutung mentawai hidup di bagian atas pepohonan secara berkelompok di atas pohon di dalam hutan primer maupun hutan sekunder.

Makanan utama dari lutung mentawai adalah tumbuhan dan serangga berukuran kecil. Lutung mentawai termasuk hewan langka. Pemerintah Indonesia telah menetapkan lutung mentawai sebagai salah satu satwa yang dilindungi di Indonesia pada tahun 1999.

Ciri fisik[sunting | sunting sumber]

Lutung mentawai memiliki bagian dorsal dan ekor berwarna hitam yang mengkilat seperti sutra.^[1] Di bagian ventral, warnanya pucat hingga cokelat kemerahan. Warna putih terdapat di bagian dagu, dahi dan pipi. Warna bagian kelamin (genital) adalah putih kekuningan. Rambut berwarna putih tumbuh di bagian kelamin jantan. Ukuran rata-rata dari tubuh lutung mentawai baik jantan maupin betina adalah 50 cm. Sementara bagian ekornya memiliki panjang rata-rata 50,5 cm. Berat badan jantan maupun betina sekitar 6–6,5 kg.^[2]

Spesies[sunting | sunting sumber]

Lutung mentawai termasuk salah satu marga primata asli Indonesia yang hidup di Kepulauan Mentawai.^[3] Nama marganya adalah Presbytsis potenziani.^[4] Lutung mentawai termasuk mamalia.^[5] Spesies lutung mentawai disebut dengan nama Joja oleh penduduk di Kepulauan Mentawai.^[6] Penamaan ini khususnya di Pulau Siberut.^[7] Sementara di wilayah Kecamatan Sipora Utara dan Kecamatan Pagai Selatan, lutung mentawai disebut ataipeipei.^[2] Spesies lutung mentawai ada dua, yaitu Presbytis potenziani potenziani dan Presbytis potenziani siberu.^[2] Nama spesies untuk Presbytis potenziani siberu telah disingkat menjadi Presbytis siberu.^[8]

Habitat[sunting | sunting sumber]

Lutung mentawai membentuk habitat secara menyebar di Sumatra bagian barat.^[9] Habitat lutung mentawai berada di kawasan cagar biosfer Taman Nasional Siberut. Penyebarannya di wilayah Kecamatan Siberut Utara dan Kecamatan Siberut Selatan.^[10] Presbytis potenziani potenziani hidup menyebar di Kepulauan Mentawai khususnya di Pulau Sipora, Pulau Pagai Utara, dan Pulau Pagai Selatan^[2]. Sedangkan habitat utama Presbytis siberu di Pulau Siberut.^[8] Di Pulau Siberut, Presbytis siberu ditemukan di Taman Nasional Siberut dan kawasan hutan produksi Pulau Siberut.^[11]

Tempat hidup lutung mentawai selalu berada di atas pohon.^[1] Habitat lutung mentawai berada di hutan primer dan hutan sekunder. Lutung mentawai dapat ditemukan di hutan rawa, sekitar perkebunan dan perbukitan. Habitatnya jarang ditemukan di tepian sungai.^[12]

Makanan[sunting | sunting sumber]

Lutung mentawai memakan serangga dan tumbuhan. Jenis serangga yang dimakannya adalah serangga berukuran kecil. Sementara jenis tumbuhan yang dimakannya dari famili Dipterocarpaceae. Bagian tumbuhan yang dimakan oleh lutung mentawai hanya bagian pucuk daun, bunga dan buah. Daun merupakan makanan utama mereka dengan komposisi 55%. Kemudian diikuti oleh buah dan biji sebesar 32%. Sisanya sebesar 14% adalah makanan jenis lain.^[12]

Perilaku sosial[sunting | sunting sumber]

Lutung mentawai hidup secara berkelompok. Dalam satu kelompok, jumlah anggotanya antara dua sampai lima ekor.^[13] Kelompok lutung mentawai dibentuk oleh pasangan kawin yang terdiri dari satu pejantan dan satu betina. Jumlah anggota keluarganya dapat mencapai 8 ekor. Anggota keluarganya meliputi anak-anak lutung mentawai yang belum mampu mencari makan sendiri.^[12]

Perlindungan[sunting | sunting sumber]

Keberadaan lutung mentawai termasuk langka.^[14] Di seluruh dunia, lutung mentawai hanya ditemukan di Kepulauan Mentawai.^[15] Pemerintah Indonesia menetapkan lutung mentawai sebagai salah satu dari satwa yang dilindungi di Indonesia.^[16] Penetapan perlindungan lutung mentawai melalui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Jenis-Jenis Satwa yang Dilindungi.^[17] Lutung mentawai ditetapkan sebagai salah satu satwa yang hanya dapat dipelihara jika memperoleh izin resmi dari Presiden Indonesia.^[18]

Referensi[sunting | sunting sumber]

Catatan kaki[sunting | sunting sumber]

^ ^a ^b Pusat Data dan Analisa Tempo (2020). Beberapa Kisah Hewan Endemik Indonesia. Tempo Publishing. hlm. 14.
^ ^a ^b ^c ^d Supriatna dan Wahyono 2000, hlm. 195.
^ Supriatna, J., dan Ramadhan, R. (2016). Yanwardi, ed. Pariwisata Primata Indonesia. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia. hlm. 17. ISBN 978-602-433-216-7.
^ Mangunjaya, Fachruddin M. (2005). Konservasi Alam dalam Islam. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia. hlm. 126. ISBN 978-602-433-154-2.
^ Hamdani dan Haikal (2017). Nasirin, A. dan Roby, ed. Seluk Beluk Perdagangan Ekspor Impor Jilid 1. Jakarta Timur: Bushindo. hlm. 48. ISBN 978-979-97521-4-7.
^ Supriatna, Jatna (2014). Yanwardi, ed. Berwisata Alam di Taman Nasional. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia. hlm. 30. ISBN 978-979-461-896-7.
^ Darmanto dan Setyawati, A. B. (2012). Berebut Hutan Siberut: Orang Mentawai, Kekuasaan, dan Politik Ekologi. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia. hlm. 195–196. ISBN 978-979-91-0503-5.
^ ^a ^b Supriatna, Jatna (2021). Otobiografi Jatna Supriatna: Jejak Selusur Seorang Petualang, Pendidik dan Wiraswasta Perikehidupan Alam. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia. hlm. 190. ISBN 978-623-321-099-7.
^ Supriatna, Jatna (2018). Konservasi Biodiversitas: Teori dan Praktik di Indonesia. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia. hlm. 47. ISBN 978-602-433-633-2.
^ Sinaga, dkk. 2017, hlm. 11.
^ Pusat Data dan Analisa Tempo (2020). Melihat Hutan Indonesia pada Periode Pertama Presiden Joko Widodo. Tempo Publishing. hlm. 57–58. ISBN 978-623-339-488-8.
^ ^a ^b ^c Supriatna dan Wahyono 2000, hlm. 196.
^ Sinaga, dkk. 2017, hlm. 12.
^ Supriatna, Jatna (2008). Melestarikan Alam Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. hlm. 439. ISBN 978-979-461-696-3.
^ Pusat Data dan Analisa Tempo (2020). Taman Nasional Siberut Sumatera. Tempo Publishing. hlm. 28–29. ISBN 978-623-339-393-5.
^ Alikodra, Hadi S. (2018). Sardin, Dewi Sartika, ed. Teknik Pengelolaan Satwaliar dalam Rangka Mempertahankan Keanekaragaman Hayati Indonesia. Bogor: PT Penerbit IPB Press. hlm. 357. ISBN 978-979-493-192-9.
^ Mangunjaya, F. M., dkk. (2017). Mangunjaya, Fachruddin M., ed. Pelestarian Satwa Langka untuk Keseimbangan Ekosistem: Penuntun Sosialisasi Fatwa MUI No. 4, 2014, tentang Fatwa Pelestarian Satwa Langka untuk Menjaga Keseimbangan Ekosistem. Lembaga Pemuliaan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam, Majelis Ulama Indonesia. hlm. 133–134. ISBN 978-602-0819-34-1.
^ Pusat Data dan Analisa Tempo. Satwa Langka di Rumah Pejabat Negara. Tempo Publishing. hlm. 41–42. ISBN 978-623-262-347-7.

Daftar pustaka[sunting | sunting sumber]

Sinaga W., dkk. (2017). "Studi Inventarisasi Jenis dan Sebaran Primata Endemik di Wilayah Pengelolaan Taman Nasional I dan II Taman Nasional Siberut, Sumatera Barat, Indonesia" (PDF). Jurnal Primatologi Indonesia. 14 (1). ISSN 1410-5373.

Supriatna, J., dan Wahyono, E. H. (2000). Panduan Lapangan Primata Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. ISBN 979-461-355-X.

Pranala luar[sunting | sunting sumber]

[:1-1] Pusat Data dan Analisa Tempo (2020). Beberapa Kisah Hewan Endemik Indonesia. Tempo Publishing. hlm. 14.

[FOOTNOTESupriatna_dan_Wahyono2000195-2] Supriatna dan Wahyono 2000, hlm. 195.

[3] Supriatna, J., dan Ramadhan, R. (2016). Yanwardi, ed. Pariwisata Primata Indonesia. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia. hlm. 17. ISBN 978-602-433-216-7.

[4] Mangunjaya, Fachruddin M. (2005). Konservasi Alam dalam Islam. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia. hlm. 126. ISBN 978-602-433-154-2.

[5] Hamdani dan Haikal (2017). Nasirin, A. dan Roby, ed. Seluk Beluk Perdagangan Ekspor Impor Jilid 1. Jakarta Timur: Bushindo. hlm. 48. ISBN 978-979-97521-4-7.

[6] Supriatna, Jatna (2014). Yanwardi, ed. Berwisata Alam di Taman Nasional. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia. hlm. 30. ISBN 978-979-461-896-7.

[7] Darmanto dan Setyawati, A. B. (2012). Berebut Hutan Siberut: Orang Mentawai, Kekuasaan, dan Politik Ekologi. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia. hlm. 195–196. ISBN 978-979-91-0503-5.

[:0-8] Supriatna, Jatna (2021). Otobiografi Jatna Supriatna: Jejak Selusur Seorang Petualang, Pendidik dan Wiraswasta Perikehidupan Alam. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia. hlm. 190. ISBN 978-623-321-099-7.

[9] Supriatna, Jatna (2018). Konservasi Biodiversitas: Teori dan Praktik di Indonesia. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia. hlm. 47. ISBN 978-602-433-633-2.

[FOOTNOTESinaga,_dkk.201711-10] Sinaga, dkk. 2017, hlm. 11.

[11] Pusat Data dan Analisa Tempo (2020). Melihat Hutan Indonesia pada Periode Pertama Presiden Joko Widodo. Tempo Publishing. hlm. 57–58. ISBN 978-623-339-488-8.

[FOOTNOTESupriatna_dan_Wahyono2000196-12] Supriatna dan Wahyono 2000, hlm. 196.

[FOOTNOTESinaga,_dkk.201712-13] Sinaga, dkk. 2017, hlm. 12.

[14] Supriatna, Jatna (2008). Melestarikan Alam Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. hlm. 439. ISBN 978-979-461-696-3.

[15] Pusat Data dan Analisa Tempo (2020). Taman Nasional Siberut Sumatera. Tempo Publishing. hlm. 28–29. ISBN 978-623-339-393-5.

[16] Alikodra, Hadi S. (2018). Sardin, Dewi Sartika, ed. Teknik Pengelolaan Satwaliar dalam Rangka Mempertahankan Keanekaragaman Hayati Indonesia. Bogor: PT Penerbit IPB Press. hlm. 357. ISBN 978-979-493-192-9.

[17] Mangunjaya, F. M., dkk. (2017). Mangunjaya, Fachruddin M., ed. Pelestarian Satwa Langka untuk Keseimbangan Ekosistem: Penuntun Sosialisasi Fatwa MUI No. 4, 2014, tentang Fatwa Pelestarian Satwa Langka untuk Menjaga Keseimbangan Ekosistem. Lembaga Pemuliaan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam, Majelis Ulama Indonesia. hlm. 133–134. ISBN 978-602-0819-34-1.

[18] Pusat Data dan Analisa Tempo. Satwa Langka di Rumah Pejabat Negara. Tempo Publishing. hlm. 41–42. ISBN 978-623-262-347-7.

[1]

[2]

[3]

[4]

[5]

[6]

[7]

[8]

[9]

[10]

[11]

[12]

[13]

[14]

[15]

[16]

[17]

[18]

@@ Baris 1: / Baris 1: @@
+{{infobox spesies}}
-<span data-source="4" id="cx4" tabindex="0" contenteditable="false"></span>
+'''Lutung mentawai '''(''Presbytis potenziani'') adalah jenis [[lutung]] endemik yang [[habitat]]nya hanya ada di [[Kepulauan Mentawai]], [[Indonesia]]. Nama lokalnya adalah '''Joja'''. Bagian [[Dorsal (biologi)|dorsal]] dan [[ekor]]nya berwarna hitam mengilat dengan [[ventral]] cokelat kemerahan. Bagian [[dagu]], [[dahi]] dan [[pipi]]nya berwarna putih dengan bagian kelamin berwarna putih kekuningan. Panjang tubuhnya rata-rata 50&nbsp;cm dengan berat rata-rata 6–6,5&nbsp;kg.
+Spesies lutung mentawai hanya ada dua, yaitu ''Presbytis potenziani potenziani'' dan ''Presbytis potenziani siberu''. Habitat lutung mentawai berpusat di [[Taman Nasional Siberut]] dan pulau-pulau di Kepulauan Mentawai. Lutung mentawai hidup di bagian atas pepohonan secara berkelompok di atas pohon di dalam hutan primer maupun hutan sekunder.
-<nowiki>{{taxonomy/{{taxonomy/{{taxonomy/{{taxonomy/{{taxonomy/{{taxonomy/{{taxonomy/{{taxonomy/{{taxonomy/{{taxonomy/{{taxonomy/{{taxonomy/{{taxonomy/{{taxonomy/{{taxonomy/{{taxonomy/{{taxonomy/{{taxonomy/{{taxonomy/{{taxonomy/{{taxonomy/{{taxonomy/{{taxonomy/{{taxonomy/{{taxonomy/{{taxonomy/{{taxonomy/{{taxonomy/{{taxonomy/{{taxonomy/{{taxonomy/{{taxonomy/{{taxonomy/{{taxonomy/{{taxonomy/</nowiki>[[Templat:Taxonomy/Presbytis]]<nowiki>|machine code=parent}}|machine code=parent}}|machine code=parent}}|machine code=parent}}|machine code=parent}}|machine code=parent}}|machine code=parent}}|machine code=parent}}|machine code=parent}}|machine code=parent}}|machine code=parent}} |machine code=parent}}|machine code=parent}}|machine code=parent}}|machine code=parent}}|machine code=parent}}|machine code=parent}}|machine code=parent}}|machine code=parent}}|machine code=parent}}|machine code=parent}}|machine code=parent}}|machine code=parent}} |machine code=parent}}|machine code=parent}}|machine code=parent}}|machine code=parent}}|machine code=parent}}|machine code=parent}}|machine code=parent}}|machine code=parent}}|machine code=parent}}|machine code=parent}}|machine code=parent}}|machine code=parent}} </nowiki>
-{| class="infobox biota" style="text-align: left; width: 200px; font-size: 100%;" tabindex="0"
-! colspan="2" style="text-align: center; background-color: transparent;" | Mentawai langur<ref name="msw3"><cite class="citation book" id="CITEREFGroves2005">[//en.wiki-indonesia.club/wiki/Colin_Groves Groves, C.P.] (2005).  Wilson, D.E.; Reeder, D.M., eds. [http://www.departments.bucknell.edu/biology/resources/msw3/browse.asp?id=12100664 ''Mammal Species of the World: A Taxonomic and Geographic Reference''] (3rd ed.). Baltimore: Johns Hopkins University Press. p.&nbsp;172. [//en.wiki-indonesia.club/wiki/International_Standard_Book_Number ISBN]&nbsp;[//en.wiki-indonesia.club/wiki/Special:BookSources/0-801-88221-4 0-801-88221-4]. [//en.wiki-indonesia.club/wiki/OCLC OCLC]&nbsp;[//www.worldcat.org/oclc/62265494 62265494].</cite><span class="Z3988" title="ctx_ver=Z39.88-2004&rft_val_fmt=info%3Aofi%2Ffmt%3Akev%3Amtx%3Abook&rft.genre=book&rft.btitle=Mammal+Species+of+the+World%3A+A+Taxonomic+and+Geographic+Reference&rft.place=Baltimore&rft.pages=172&rft.edition=3rd&rft.pub=Johns+Hopkins+University+Press&rft.date=2005&rft_id=info%3Aoclcnum%2F62265494&rft.isbn=0-801-88221-4&rft.aulast=Groves&rft.aufirst=C.P.&rft_id=http%3A%2F%2Fwww.departments.bucknell.edu%2Fbiology%2Fresources%2Fmsw3%2Fbrowse.asp%3Fid%3D12100664&rfr_id=info%3Asid%2Fen.wiki-indonesia.club%3AMentawai+langur">&nbsp;</span></ref>
-|- style="text-align: center; background-color: transparent;"
-! colspan="2" | [[Status konservasi]]
-|-
-| colspan="2" | <div style="text-align: center;">[[Berkas:Status_iucn3.1_EN.svg|pra=|al=|nirbing]]<br />
-[[Spesies terancam|Terancam]]
-[[Kategori:Spesies terancam punah]]
-<small>&nbsp;([[IUCN Red List|IUCN 3.1]])<ref name="iucn"><cite class="citation journal">Whittaker, D. & Mittermeier, R. A. (2008). [http://www.iucnredlist.org/details/18130/0 "''Presbytis potenziani''"]. ''[//en.wiki-indonesia.club/wiki/The_IUCN_Red_List_of_Threatened_Species The IUCN Red List of Threatened Species]''. [//en.wiki-indonesia.club/wiki/IUCN IUCN]. '''2008''': e.T18130A7667072. [//en.wiki-indonesia.club/wiki/Digital_object_identifier doi]:[[doi:10.2305/IUCN.UK.2008.RLTS.T18130A7667072.en|10.2305/IUCN.UK.2008.RLTS.T18130A7667072.en]]<span class="reference-accessdate">. Retrieved <span class="nowrap">12 January</span> 2018</span>.</cite><span class="Z3988" title="ctx_ver=Z39.88-2004&rft_val_fmt=info%3Aofi%2Ffmt%3Akev%3Amtx%3Ajournal&rft.genre=article&rft.jtitle=The+IUCN+Red+List+of+Threatened+Species&rft.atitle=Presbytis+potenziani&rft.volume=2008&rft.pages=e.T18130A7667072&rft.date=2008&rft_id=info%3Adoi%2F10.2305%2FIUCN.UK.2008.RLTS.T18130A7667072.en&rft.au=Whittaker%2C+D.&rft.au=Mittermeier%2C+R.+A.&rft_id=http%3A%2F%2Fwww.iucnredlist.org%2Fdetails%2F18130%2F0&rfr_id=info%3Asid%2Fen.wiki-indonesia.club%3AMentawai+langur">&nbsp;</span></ref></small></div>
-|-
-! colspan="2" style="text-align: center; background-color: transparent;" | [[Klasifikasi ilmiah]] [[Berkas:Red_Pencil_Icon.png|pra=Templat:Taxonomy/Presbytis| e ]]
-|-
-|-
-|Unrecognized taxon (<span class="plainlinks">[http://wiki-indonesia.club/w/index.php?action=edit&title=Templat:taxonomy/Presbytis&preload=Templat:Taxonomy/preload fix]</span>):
-|[[Presbytis]]
-[[Kategori:Automatic taxobox cleanup|&mu;Lutung Mentawai]]
-|-
-| Spesies:
-| '''''P. potenziani'''''
-|-
-! colspan="2" style="text-align: center; background-color: transparent;" | [[Tata nama biologi|Nama binomial]]
-|-
-| colspan="2" style="text-align: center;" | '''<span class="binomial">''Presbytis potenziani''</span>'''<br />
-<small>([[Charles Lucien Bonaparte|Bonaparte]], 1856)</small>
-|-
-| colspan="2" style="text-align: center;" | [[Berkas:Mentawai_Langur_area.png|nirbing]]
-|-
-| colspan="2" style="text-align: center; font-size: 88%;" | Mentawai langur range
-|}
-<span data-source="4" id="cx4" tabindex="0" contenteditable="false"></span>
-'''Lutung Mentawai '''(''Presbytis potenziani'') adalah spesies [[primata]] di family [[Monyet Dunia Lama|Cercopithecidae]]. Dia adalah hewan [[Endemisme|endemik]] di [[Kabupaten Kepulauan Mentawai|Pulau Mentawai]] di [[Indonesia]].
+[[Makanan]] utama dari lutung mentawai adalah [[tumbuhan]] dan [[serangga]] berukuran kecil. Lutung mentawai termasuk hewan langka. [[Pemerintah Indonesia]] telah menetapkan lutung mentawai sebagai salah satu satwa yang dilindungi di Indonesia pada tahun 1999.
-[[Habitat]] alaminya adalah hutan tropis kering atau subtropis. Hal ini terancam oleh [[Pengrusakan habitat|hilangnya habitat]].
+== Ciri fisik ==
+Lutung mentawai memiliki bagian [[Dorsal (biologi)|dorsal]] dan ekor berwarna hitam yang mengkilat seperti [[sutra]].<ref name=":1">{{Cite book|last=Pusat Data dan Analisa Tempo|date=2020|url=https://www.google.co.id/books/edition/Beberapa_Kisah_Hewan_Endemik_Indonesia/aE9REAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=Lutung+mentawai&pg=PA14&printsec=frontcover|title=Beberapa Kisah Hewan Endemik Indonesia|publisher=Tempo Publishing|pages=14|url-status=live}}</ref> Di bagian ventral, warnanya pucat hingga cokelat kemerahan. Warna putih terdapat di bagian dagu, dahi dan pipi. Warna bagian kelamin (genital) adalah putih kekuningan. Rambut berwarna putih tumbuh di bagian kelamin jantan. Ukuran rata-rata dari tubuh lutung mentawai baik jantan maupin betina adalah 50&nbsp;cm. Sementara bagian ekornya memiliki panjang rata-rata 50,5&nbsp;cm. Berat badan jantan maupun betina sekitar 6–6,5&nbsp;kg.{{Sfn|Supriatna dan Wahyono|2000|p=195}}
+== Spesies ==
+Lutung mentawai termasuk salah satu marga primata asli Indonesia yang hidup di Kepulauan Mentawai.<ref>{{Cite book|last=Supriatna, J., dan Ramadhan, R.|date=2016|url=https://www.google.co.id/books/edition/Pariwisata_Primata_Indonesia/Kz-aDQAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=Lutung+mentawai&pg=PA17&printsec=frontcover|title=Pariwisata Primata Indonesia|location=Jakarta|publisher=Yayasan Pustaka Obor Indonesia|isbn=978-602-433-216-7|editor-last=Yanwardi|pages=17|url-status=live}}</ref> Nama marganya adalah ''Presbytsis potenziani''.<ref>{{Cite book|last=Mangunjaya|first=Fachruddin M.|date=2005|url=https://www.google.co.id/books/edition/Konservasi_Alam_dalam_Islam/PPHoDQAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=Lutung+mentawai&pg=PA125&printsec=frontcover|title=Konservasi Alam dalam Islam|location=Jakarta|publisher=Yayasan Pustaka Obor Indonesia|isbn=978-602-433-154-2|pages=126|url-status=live}}</ref> Lutung mentawai termasuk mamalia.<ref>{{Cite book|last=Hamdani dan Haikal|date=2017|url=https://www.google.co.id/books/edition/Seluk_Beluk_Perdagangan_Ekspor_Impor_Jil/iDtBEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=Lutung+mentawai&pg=PA48&printsec=frontcover|title=Seluk Beluk Perdagangan Ekspor Impor Jilid 1|location=Jakarta Timur|publisher=Bushindo|isbn=978-979-97521-4-7|editor-last=Nasirin, A. dan Roby|pages=48|url-status=live}}</ref> Spesies lutung mentawai disebut dengan nama ''Joja'' oleh penduduk di Kepulauan Mentawai.<ref>{{Cite book|last=Supriatna|first=Jatna|date=2014|url=https://www.google.co.id/books/edition/Berwisata_Alam_di_Taman_Nasional/eiMaDAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=Lutung+mentawai&pg=PA30&printsec=frontcover|title=Berwisata Alam di Taman Nasional|location=Jakarta|publisher=Yayasan Pustaka Obor Indonesia|isbn=978-979-461-896-7|editor-last=Yanwardi|pages=30|url-status=live}}</ref> Penamaan ini khususnya di [[Pulau Siberut]].<ref>{{Cite book|last=Darmanto dan Setyawati, A. B.|date=2012|url=https://www.google.co.id/books/edition/Berebut_Hutan_Siberut/9ihIDwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=Lutung+mentawai&pg=PA196&printsec=frontcover|title=Berebut Hutan Siberut: Orang Mentawai, Kekuasaan, dan Politik Ekologi|location=Jakarta|publisher=Kepustakaan Populer Gramedia|isbn=978-979-91-0503-5|pages=195-196|url-status=live}}</ref> Sementara di wilayah [[Sipora Utara, Kepulauan Mentawai|Kecamatan Sipora Utara]] dan [[Pagai Selatan, Kepulauan Mentawai|Kecamatan Pagai Selatan]], lutung mentawai disebut ataipeipei.{{Sfn|Supriatna dan Wahyono|2000|p=195}} Spesies lutung mentawai ada dua, yaitu ''Presbytis potenziani potenziani'' dan ''Presbytis potenziani siberu''.{{Sfn|Supriatna dan Wahyono|2000|p=195}}  Nama spesies untuk ''Presbytis potenziani siberu'' telah disingkat menjadi ''Presbytis siberu.<ref name=":0">{{Cite book|last=Supriatna|first=Jatna|date=2021|url=https://www.google.co.id/books/edition/Otobiografi_Jatna_Supriatna_Jejak_Selusu/81VHEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=Lutung+mentawai&pg=PA189&printsec=frontcover|title=Otobiografi Jatna Supriatna: Jejak Selusur Seorang Petualang, Pendidik dan Wiraswasta Perikehidupan Alam|location=Jakarta|publisher=Yayasan Pustaka Obor Indonesia|isbn=978-623-321-099-7|pages=190|url-status=live}}</ref>''
+== Habitat ==
+Lutung mentawai membentuk habitat secara menyebar di [[Sumatra]] bagian barat.<ref>{{Cite book|last=Supriatna|first=Jatna|date=2018|url=https://www.google.co.id/books/edition/Konservasi_Biodiversitas/7RJpDwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=Lutung+mentawai&pg=PA47&printsec=frontcover|title=Konservasi Biodiversitas: Teori dan Praktik di Indonesia|location=Jakarta|publisher=Yayasan Pustaka Obor Indonesia|isbn=978-602-433-633-2|pages=47|url-status=live}}</ref> Habitat lutung mentawai berada di kawasan [[cagar biosfer]] [[Taman Nasional Siberut]]. Penyebarannya di wilayah [[Siberut Utara, Kepulauan Mentawai|Kecamatan Siberut Utara]] dan [[Siberut Selatan, Kepulauan Mentawai|Kecamatan Siberut Selatan]].{{Sfn|Sinaga, dkk.|2017|p=11}}  ''Presbytis potenziani potenziani'' hidup menyebar di Kepulauan Mentawai khususnya di [[Pulau Sipora]], [[Pulau Pagai Utara]], dan [[Pulau Pagai Selatan]]{{Sfn|Supriatna dan Wahyono|2000|p=195}}. Sedangkan habitat utama ''Presbytis siberu'' di [[Pulau Siberut]].<ref name=":0" /> Di Pulau Siberut, ''Presbytis siberu'' ditemukan di Taman Nasional Siberut dan kawasan hutan produksi Pulau Siberut.<ref>{{Cite book|last=Pusat Data dan Analisa Tempo|date=2020|url=https://www.google.co.id/books/edition/Melihat_Hutan_Indonesia_Pada_Periode_Per/2wpSEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=Lutung+mentawai&pg=PA58&printsec=frontcover|title=Melihat Hutan Indonesia pada Periode Pertama Presiden Joko Widodo|publisher=Tempo Publishing|isbn=978-623-339-488-8|pages=57-58|url-status=live}}</ref>
+Tempat hidup lutung mentawai selalu berada di atas [[pohon]].<ref name=":1" /> Habitat lutung mentawai berada di hutan primer dan hutan sekunder. Lutung mentawai dapat ditemukan di hutan rawa, sekitar [[perkebunan]] dan perbukitan. Habitatnya jarang ditemukan di tepian sungai.{{Sfn|Supriatna dan Wahyono|2000|p=196}}
+== Makanan ==
+Lutung mentawai memakan [[serangga]] dan [[tumbuhan]]. Jenis serangga yang dimakannya adalah serangga berukuran kecil. Sementara jenis tumbuhan yang dimakannya dari famili ''[[Dipterocarpaceae]]''. Bagian tumbuhan yang dimakan oleh lutung mentawai hanya bagian pucuk daun, bunga dan buah. Daun merupakan makanan utama mereka dengan komposisi 55%. Kemudian diikuti oleh buah dan biji sebesar 32%. Sisanya sebesar 14% adalah makanan jenis lain.{{Sfn|Supriatna dan Wahyono|2000|p=196}}
+== Perilaku sosial ==
+Lutung mentawai hidup secara berkelompok. Dalam satu kelompok, jumlah anggotanya antara dua sampai lima ekor.{{Sfn|Sinaga, dkk.|2017|p=12}} Kelompok lutung mentawai dibentuk oleh pasangan kawin yang terdiri dari satu pejantan dan satu betina. Jumlah anggota keluarganya dapat mencapai 8 ekor. Anggota keluarganya meliputi anak-anak lutung mentawai yang belum mampu mencari makan sendiri.{{Sfn|Supriatna dan Wahyono|2000|p=196}}
+== Perlindungan ==
+Keberadaan lutung mentawai termasuk langka.<ref>{{Cite book|last=Supriatna|first=Jatna|date=2008|url=https://www.google.co.id/books/edition/Melestarikan_alam_Indonesia/VX0crY5PkFYC?hl=id&gbpv=1&dq=Lutung+mentawai&pg=PA439&printsec=frontcover|title=Melestarikan Alam Indonesia|location=Jakarta|publisher=Yayasan Obor Indonesia|isbn=978-979-461-696-3|pages=439|url-status=live}}</ref> Di seluruh dunia, lutung mentawai hanya ditemukan di Kepulauan Mentawai.<ref>{{Cite book|last=Pusat Data dan Analisa Tempo|date=2020|url=https://www.google.co.id/books/edition/Taman_Nasional_Siberut_Sumatera/etBSEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=Lutung+mentawai&pg=PA28&printsec=frontcover|title=Taman Nasional Siberut Sumatera|publisher=Tempo Publishing|isbn=978-623-339-393-5|pages=28-29|url-status=live}}</ref> Pemerintah Indonesia menetapkan lutung mentawai sebagai salah satu dari satwa yang dilindungi di Indonesia.<ref>{{Cite book|last=Alikodra|first=Hadi S.|date=2018|url=https://www.google.co.id/books/edition/Teknik_Pengelolaan_Satwaliar_Dalam_Rangk/b0kTEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=Lutung+mentawai&pg=PA357&printsec=frontcover|title=Teknik Pengelolaan Satwaliar dalam Rangka Mempertahankan Keanekaragaman Hayati Indonesia|location=Bogor|publisher=PT Penerbit IPB Press|isbn=978-979-493-192-9|editor-last=Sardin|editor-first=Dewi Sartika|pages=357|url-status=live}}</ref> Penetapan perlindungan lutung mentawai melalui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Jenis-Jenis Satwa yang Dilindungi.<ref>{{Cite book|last=Mangunjaya, F. M., dkk.|date=2017|url=https://www.google.co.id/books/edition/Pelestarian_Satwa_Langka_untuk_Keseimban/2pJEDwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=Lutung+mentawai&pg=PA134&printsec=frontcover|title=Pelestarian Satwa Langka untuk Keseimbangan Ekosistem: Penuntun Sosialisasi Fatwa MUI No. 4, 2014, tentang Fatwa Pelestarian Satwa Langka untuk Menjaga Keseimbangan Ekosistem|publisher=Lembaga Pemuliaan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam, Majelis Ulama Indonesia|isbn=978-602-0819-34-1|editor-last=Mangunjaya|editor-first=Fachruddin M.|pages=133-134|url-status=live}}</ref> Lutung mentawai ditetapkan sebagai salah satu satwa yang hanya dapat dipelihara jika memperoleh izin resmi dari [[Presiden Indonesia]].<ref>{{Cite book|last=Pusat Data dan Analisa Tempo|url=https://www.google.co.id/books/edition/Investigasi_Satwa_Langka_di_Rumah_Pejaba/ZOLUDwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=Lutung+mentawai&pg=PA42&printsec=frontcover|title=Satwa Langka di Rumah Pejabat Negara|publisher=Tempo Publishing|isbn=978-623-262-347-7|pages=41-42|url-status=live}}</ref>
 == Referensi ==
+=== Catatan kaki ===
 {{Reflist}}
+=== Daftar pustaka ===
+* {{Cite journal|last=Sinaga W., dkk.|date=2017|title=Studi Inventarisasi Jenis dan Sebaran Primata Endemik di Wilayah Pengelolaan Taman Nasional I dan II Taman Nasional Siberut, Sumatera Barat, Indonesia|url=https://primata.ipb.ac.id/wp-content/uploads/2020/10/JPI-Vol.-14-No-1-2017-9-13.pdf|journal=Jurnal Primatologi Indonesia|volume=14|issue=1|issn=1410-5373}}
+* {{Cite book|last=Supriatna, J., dan Wahyono, E. H.|date=2000|url=https://www.google.co.id/books/edition/Panduan_lapangan_primata_Indonesia/uptshOgJKfoC?hl=id&gbpv=1&dq=Lutung+mentawai&pg=PA196&printsec=frontcover|title=Panduan Lapangan Primata Indonesia|location=Jakarta|publisher=Yayasan Obor Indonesia|isbn=979-461-355-X|ref={{sfnref|Supriatna dan Wahyono|2000}}|url-status=live}}
+== Pranala luar ==
+{{Commonscat|Presbytis potenziani}}
+{{Taxonbar|from=Q631717}}
+[[Kategori:Spesies terancam punah]]
 [[Kategori:Mamalia Indonesia]]
 [[Kategori:Kabupaten Kepulauan Mentawai]]
+[[Kategori:Primata Indonesia]]

Pengidentifikasi takson
Presbytis potenziani	Wikidata: Q631717 Wikispecies: Presbytis potenziani ADW: Presbytis_potenziani ARKive: presbytis-potenziani ECOS: 1636 EoL: 128448 GBIF: 5219563 iNaturalist: 43505 IRMNG: 10920672 ITIS: 573046 IUCN: 18130 MSW: 12100664 NCBI: 1046098 Species+: 8236
Semnopithecus potenziani	Wikidata: Q109647569 GBIF: 9918702