Lompat ke isi

Masjid Tuo Kayu Jao: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Irfandenas (bicara | kontrib)
←Membatalkan revisi 4728987 oleh 180.243.56.209 (Bicara)
Harris Est 13 (bicara | kontrib)
menambah gambar
 
(35 revisi perantara oleh 13 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox religious building
'''Masjid Tuo Kayu Jao''' adalah salah satu [[masjid]] tertua di [[Indonesia]] yang didirikan sekitar [[abad]] ke-16. Masjid ber[[arsitektur]] khas [[Orang Minang|Minangkabau]] ini terletak di Jorong Kayu Jao, [[nagari]] [[Batang Barus, Gunung Talang, Solok|Batang Barus]], kecamatan [[Gunung Talang, Solok|Gunung Talang]], [[Kabupaten Solok]], [[Sumatera Barat]].
|image = Surau Tuo Kayu Jao.jpg
|caption = Masjid Tuo Kayu Jao, Maret 2019
|image_size = 250px
|building_name = مسجد كايو جاو<br />Masjid Tuo Kayu Jao
|location = Jorong Kayu Jao, [[Batang Barus, Gunung Talang, Solok|Nagari Batang Barus]], [[Gunung Talang, Solok|Kecamatan Gunung Talang]], [[Kabupaten Solok]], [[Sumatera Barat]], [[Indonesia]]
|religious_affiliation = [[Islam]]
|leadership =
|website =
|architect =
|architecture_type = Masjid
|architecture_style = [[Minangkabau]]
|facade_direction =
|groundbreaking = [[Abad ke-17]]
|year_completed =
|construction_cost =
|capacity =
|length = 15 meter{{sfn|Harian Haluan|2012}}
|width = 10 meter{{sfn|Harian Haluan|2012}}
|dome_quantity = Tidak ada
|dome_height_outer =
|dome_dia_outer =
|minaret_quantity = Tidak ada
|minaret_height =
}}


'''Masjid Nurul Islam Koto Kayu Jao''' adalah salah satu [[masjid]] tertua di [[Indonesia]] yang terletak di Jorong Kayu Jao, [[Batang Barus, Gunung Talang, Solok|Nagari Batang Barus]], [[Gunung Talang, Solok|Kecamatan Gunung Talang]], [[Kabupaten Solok]], [[Sumatera Barat]].{{sfn|Media Indonesia|2011}} Masjid ini diperkirakan merupakan peninggalan abad ke-17 dan menjadi masjid tertua di Kabupaten Solok.{{sfn|ANTARA|2011}}{{sfn|Media Indonesia|2011}}
== Aristektur ==
Di samping keasliannya yang tetap terjaga, [[arsitektur]] pada [[masjid]] ini juga sangat mudah untuk dikenali. Atapnya yang terbuat dari ijuk melambangkan desain rumah adat [[Orang Minang|Minangkabau]] yakni [[Rumah Gadang]], selain itu juga pada bagian [[mihrab]]nya yang diberi gonjong.


Masjid Tuo Kayu Jao juga merupakan salah satu [[cagar budaya]] di Sumatera Barat yang diawasi oleh [[Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala]].{{sfn|Wawasanproklamator.com|2012}} Masjid ini telah beberapa kali mengalami pemugaran, seperti pemugaran salah satu tiang dan penggantian atap ijuk yang lama dengan yang baru karena telah lapuk. Meskipun telah beberapa kali dipugar, keaslian masjid ini masih tetap dipertahankan.{{sfn|Media Indonesia|2011}} Namun dalam pemugaran terakhir, warna [[cat]] masjid ini yang sebelumnya putih diganti menjadi coklat kehitaman.{{sfn|Wawasanproklamator.com|2012}}
Jumlah tiangnya yang sebanyak 27 buah<ref>[http://berita.liputan6.com/daerah/200909/242657/Masjid.Tuo.Sebagai.Cagar.Budaya Liputan6 - Masjid Tuo Sebagai Cagar Budaya]</ref> melambangkan enam suku yang masing-masing terdiri dari ''ampek jinih'' (empat unsur pemerintahan [[Adat Minangkabau|adat]]) sehingga jumlahnya 24 bagian, ditambah dengan tiga unsur dari agama yakni khatib, imam dan bilal, sehingga jumlahnya menjadi 27. Kuatnya syariat agama [[Islam]] di daerah tersebut juga tergambar dari jumlah jendelanya yang 13 buah, yang mengisyaratkan rukun [[Salat]] yang 13 macam.


Saat ini selain digunakan untuk aktivitas ibadah umat [[Islam]], masjid satu lantai ini juga digunakan sebagai sarana pendidikan agama bagi masyarakat, bahkan telah menjadi salah satu [[objek wisata|daya tarik wisata]] terkenal di Sumatera Barat terutama di Kabupaten Solok.{{sfn|ANTARA|2012}}
Menurut seorang tokoh masyarakat setempat, di awal pembangunan masjid tersebut hingga beberapa tahun kemudian, pola bangunan yang tidak memakai paku masih tetap dipertahankan<ref>[http://www.sumbarprov.go.id/detail.php?id=259 Pemprov Sumbar - Masjid Tuo Kayu Jao Saksi Keberadaan Islam Sejak Abad XVI]</ref>.

== Sejarah ==

Tidak diketahui pasti tahun berapa sebetulnya masjid ini berdiri. Masjid ini diperkirakan berasal dari abad ke-17.{{sfn|Harian Haluan|2011}}{{sfn|Lampung Post|2012}}{{sfn|Wawasanproklamator.com|2012}} Perkiraan tersebut merujuk pada abad dimulainya perkembangan agama [[Islam]] di [[Kabupaten Solok|Solok]].{{sfn|ANTARA|2011}} Nagari tempat masjid ini berada maupun sekitarnya juga telah dibentuk sebelumnya lengkap dengan tiga unsur kepemimpinan yang dikenal oleh masyarakat [[Minangkabau]], yaitu alim ulama, cerdik pandai, dan ninik mamak.{{sfn|Harian Haluan|2011}}{{sfn|Lampung Post|2012}} Menurut pemuka masyarakat setempat, terdapat dua orang yang berperan dalam pembangunan masjid ini, yakni Angku Musaur dan Angku Labai, yang keduanya dimakamkan tidak jauh dari lingkungan masjid.{{sfn|Wawasanproklamator.com|2012}}

== Arsitektur ==
[[Berkas:Masjid Tuo Kayu Jao (2).jpg|kiri|jmpl|bagian dalam masjid]]
Arsitektur yang dimiliki masjid ini secara keseluruhan dipengaruhi oleh corak [[Minangkabau]]. Masjid ini memiliki tatanan [[atap]] sebanyak tiga tingkat yang terbuat dari ijuk dengan ketebalan sekitar 15&nbsp;cm{{sfn|Wawasanproklamator.com|2012}} dan permukaan dibuat tidak datar melainkan sedikit cekung; permukaan atap yang cekung cocok untuk daerah beriklim [[tropis]] karena dapat lebih cepat mengalirkan air hujan ke bawah.{{sfn|Liputan6.com|2009}}{{sfn|Harian Haluan|2011}} Antara tingkatan atap yang satu dengan yang lain terdapat celah yang dibuat untuk pencahayaan dengan tingkatan teratas merupakan atap berbentuk [[limas]]. Bagian [[mihrab]] memiliki atap dengan bentuk berbeda, yaitu berbentuk gonjong layaknya [[Rumah Gadang]]. Di sisi lain, corak [[Islam]] terlihat pada masing-masing puncak atap yang dilengkapi mustaka.

Atap masjid ini disangga oleh 27 tiang, simbolisasi dari enam [[Daftar suku Minangkabau|suku]] di sekitar masjid ini yang masing-masing terdiri dari empat unsur pemerintahan ditambah dengan tiga unsur dari [[agama]] yakni khatib, imam, dan bilal.{{sfn|Media Indonesia|2011}}{{sfn|Lampung Post|2012}} Simbolisasi lain juga terdapat dalam jumlah [[jendela]] yang sebanyak 13, yang mengisyaratkan jumlah [[rukun salat]].{{sfn|ANTARA|2011}}

Sebelum [[pengeras suara]] ada, [[Daftar masjid di Indonesia|masjid-masjid di Indonesia]] umumnya menggunakan [[bedug]] sebagai penananda masuknya waktu [[salat]] dan dipukul ketika waktu untuk salat tiba kemudian akan dilanjutkan dengan kumandang [[azan]]. Seperti masjid tua lainnya di [[Indonesia]], masjid ini juga memiliki bedug atau disebut ''tabuah'' dalam [[bahasa Minang]]. Bedug yang diperkirakan berusia sama dengan masjid ini diletakkan di bangunan tersendiri di lingkungan masjid.{{sfn|Liputan6.com|2009}} Sebagai salah satu budaya [[Islam di Indonesia]], keberadaan bedug tersebut masih tetap dipertahankan.

== Lihat pula ==

* [[Islam di Sumatera Barat]]

== Rujukan ==

; Catatan kaki
{{reflist
| colwidth = 30em
| refs =
}}
; Daftar pustaka
{{refbegin|2}}
* {{Cite news
| url = http://www.mediaindonesia.com/mediatravelista/index.php/read/2011/08/08/2987/2/Masjid-Kayu-Jao-Dijadikan-Destinasi-Wisata-Religius
| title = Masjid Kayu Jao Dijadikan Destinasi Wisata Religius
| work = [[Media Indonesia]]
| date = 2011-08-08
| accessdate = 2012-07-27
| ref = {{sfnRef|Media Indonesia|2011}}
| archive-date = 2011-08-11
| archive-url = https://archive.today/20110811163703/http://www.mediaindonesia.com/mediatravelista/index.php/read/2011/08/08/2987/2/Masjid-Kayu-Jao-Dijadikan-Destinasi-Wisata-Religius
| dead-url = yes
}}
* {{Cite news| url = http://berita.liputan6.com/read/242657/Masjid.Tuo.Sebagai.Cagar.Budaya
| title = Masjid Tuo Sebagai Cagar Budaya
| work = [[Liputan6.com]]
| date = 2009-09-01
| accessdate = 2012-07-27
| ref= {{sfnRef|Liputan6.com|2009}}
}}
* {{Cite news| url = http://www.antaranews.com/print/270592/ayo-ke-masjid-tertua-kedua-di-indonesia
| title = Ayo ke Masjid Tertua Kedua di Indonesia
| work = [[Lembaga Kantor Berita Nasional Antara|ANTARA News]]
| date = 2011
| accessdate = 2012-07-27
| ref= {{sfnRef|ANTARA|2011}}
}}
* {{cite web
| url = http://www.antarasumbar.com/berita/kab-solok/d/16/237861/dprd-pinta-pemerintah-benahi-masjid-tuo-kayu-jao.html
| title = DPRD Pinta Pemerintah Benahi Masjid Tuo Kayu Jao
| work = [[Lembaga Kantor Berita Nasional Antara|ANTARA]]
| date = 2012-08-02
| accessdate = 2012-07-27
| ref= {{sfnRef|ANTARA|2012}}
}}
* {{cite web
| url = http://www.harianhaluan.com/index.php?option=com_content&view=article&id=8643:masjid-kayu-jao-yang-berusia-412-tahun&catid=21:khas&Itemid=91
| title = Masjid Kayu Jao yang Berusia 412 Tahun
| work = [[Harian Haluan]]
| date = 2011-09-19
| accessdate = 2012-10-09
| ref= {{sfnRef|Harian Haluan|2011}}
}}
* {{cite web
| url = http://www.harianhaluan.com/index.php?option=com_content&view=article&id=16856:masjid-tuo-kayu-jao-bertiang-27&catid=21:khas&Itemid=91
| title = Masjid Kayu Jao Bertiang 27
| work = [[Harian Haluan]]
| date = 2012-07-25
| accessdate = 2012-10-09
| ref= {{sfnRef|Harian Haluan|2012}}
}}
* {{cite web
| url = http://wawasanproklamator.com/artikel/36/pesona-masjid-tuo-nan-eksotik.html
| title = Pesona Masjid Tuo Nan Eksotik
| work = Wawasanproklamator.com
| date = 2012-05-29
| accessdate = 2012-07-27
| ref = {{sfnRef|Wawasanproklamator.com|2012}}
| archive-date = 2017-09-13
| archive-url = https://web.archive.org/web/20170913044426/http://wawasanproklamator.com/artikel/36/pesona-masjid-tuo-nan-eksotik.html
| dead-url = yes
}}
* {{cite web
| url = http://www.lampungpost.com/index.php/home/pencarian-berita/39-nasional/42227-masjid-tua-kayu-jao-masjid-tertua-di-indonesia.html
| title = Masjid Tua Kayu Jao, Masjid Tertua (Kedua) di Indonesia
| work = [[Lampung Post]]
| date = 2012-07-24
| accessdate = 2012-07-27
| ref= {{sfnRef|Lampung Post|2012}}
}}
{{refend}}

== Pranala luar ==
{{Portal|Islam}}
* [http://www.sumbarprov.go.id/detail.php?id=259 Masjid Tuo Kayu Jao] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20101130103033/http://sumbarprov.go.id/detail.php?id=259 |date=2010-11-30 }} di situs web resmi Pemerintah Provinsi Sumatera Barat
* http://digilib.mercubuana.ac.id/manager/t!@file_artikel_abstrak/Isi_Artikel_157468931928.pdf
* https://docplayer.info/61345926-Pelestarian-bangunan-masjid-tuo-kayu-jao-di-sumatera-barat.html


== Referensi ==
{{reflist}}
{{DEFAULTSORT:Masjid Tuo}}
{{Masjid di Indonesia}}
{{Masjid di Indonesia}}
{{masjid-stub}}


[[Kategori:Masjid di Sumatera Barat]]
[[Kategori:Masjid di Sumatera Barat|Kayu Jao]]
[[jv:Masjid Tuo Kayu Jao]]
[[Kategori:Kabupaten Solok|Kayu Jao]]

Revisi terkini sejak 28 Januari 2024 07.01

مسجد كايو جاو
Masjid Tuo Kayu Jao
Masjid Tuo Kayu Jao, Maret 2019
Agama
AfiliasiIslam
Lokasi
LokasiJorong Kayu Jao, Nagari Batang Barus, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok, Sumatera Barat, Indonesia
Arsitektur
TipeMasjid
Gaya arsitekturMinangkabau
Peletakan batu pertamaAbad ke-17
Spesifikasi
Panjang15 meter[1]
Lebar10 meter[1]
KubahTidak ada
MenaraTidak ada

Masjid Nurul Islam Koto Kayu Jao adalah salah satu masjid tertua di Indonesia yang terletak di Jorong Kayu Jao, Nagari Batang Barus, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok, Sumatera Barat.[2] Masjid ini diperkirakan merupakan peninggalan abad ke-17 dan menjadi masjid tertua di Kabupaten Solok.[3][2]

Masjid Tuo Kayu Jao juga merupakan salah satu cagar budaya di Sumatera Barat yang diawasi oleh Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala.[4] Masjid ini telah beberapa kali mengalami pemugaran, seperti pemugaran salah satu tiang dan penggantian atap ijuk yang lama dengan yang baru karena telah lapuk. Meskipun telah beberapa kali dipugar, keaslian masjid ini masih tetap dipertahankan.[2] Namun dalam pemugaran terakhir, warna cat masjid ini yang sebelumnya putih diganti menjadi coklat kehitaman.[4]

Saat ini selain digunakan untuk aktivitas ibadah umat Islam, masjid satu lantai ini juga digunakan sebagai sarana pendidikan agama bagi masyarakat, bahkan telah menjadi salah satu daya tarik wisata terkenal di Sumatera Barat terutama di Kabupaten Solok.[5]

Tidak diketahui pasti tahun berapa sebetulnya masjid ini berdiri. Masjid ini diperkirakan berasal dari abad ke-17.[6][7][4] Perkiraan tersebut merujuk pada abad dimulainya perkembangan agama Islam di Solok.[3] Nagari tempat masjid ini berada maupun sekitarnya juga telah dibentuk sebelumnya lengkap dengan tiga unsur kepemimpinan yang dikenal oleh masyarakat Minangkabau, yaitu alim ulama, cerdik pandai, dan ninik mamak.[6][7] Menurut pemuka masyarakat setempat, terdapat dua orang yang berperan dalam pembangunan masjid ini, yakni Angku Musaur dan Angku Labai, yang keduanya dimakamkan tidak jauh dari lingkungan masjid.[4]

Arsitektur

[sunting | sunting sumber]
bagian dalam masjid

Arsitektur yang dimiliki masjid ini secara keseluruhan dipengaruhi oleh corak Minangkabau. Masjid ini memiliki tatanan atap sebanyak tiga tingkat yang terbuat dari ijuk dengan ketebalan sekitar 15 cm[4] dan permukaan dibuat tidak datar melainkan sedikit cekung; permukaan atap yang cekung cocok untuk daerah beriklim tropis karena dapat lebih cepat mengalirkan air hujan ke bawah.[8][6] Antara tingkatan atap yang satu dengan yang lain terdapat celah yang dibuat untuk pencahayaan dengan tingkatan teratas merupakan atap berbentuk limas. Bagian mihrab memiliki atap dengan bentuk berbeda, yaitu berbentuk gonjong layaknya Rumah Gadang. Di sisi lain, corak Islam terlihat pada masing-masing puncak atap yang dilengkapi mustaka.

Atap masjid ini disangga oleh 27 tiang, simbolisasi dari enam suku di sekitar masjid ini yang masing-masing terdiri dari empat unsur pemerintahan ditambah dengan tiga unsur dari agama yakni khatib, imam, dan bilal.[2][7] Simbolisasi lain juga terdapat dalam jumlah jendela yang sebanyak 13, yang mengisyaratkan jumlah rukun salat.[3]

Sebelum pengeras suara ada, masjid-masjid di Indonesia umumnya menggunakan bedug sebagai penananda masuknya waktu salat dan dipukul ketika waktu untuk salat tiba kemudian akan dilanjutkan dengan kumandang azan. Seperti masjid tua lainnya di Indonesia, masjid ini juga memiliki bedug atau disebut tabuah dalam bahasa Minang. Bedug yang diperkirakan berusia sama dengan masjid ini diletakkan di bangunan tersendiri di lingkungan masjid.[8] Sebagai salah satu budaya Islam di Indonesia, keberadaan bedug tersebut masih tetap dipertahankan.

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]
Catatan kaki
Daftar pustaka

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]