Lompat ke isi

N-250: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Nashrul Hakiem (bicara | kontrib)
k menambahkan Kategori:Pesawat turboprop menggunakan HotCat
Raksasabonga (bicara | kontrib)
 
(36 revisi perantara oleh 28 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{|{{Infobox aircraft begin
{{infobox Aircraft
|name = N-250
|name= N-250
|image=
|type = Transpor Sipil
|caption= Prototipe pertama dari N250 di Bandung Airshow 2012 di [[Bandara Internasional Husein Sastranegara]]
|manufacturer = IPTN/PT Dirgantara Indonesia
}}{{Infobox aircraft type
|image = Berkas:N250.jpg
|type = [[Pesawat regional]]
|caption =
|designer = [[IPTN]]
|manufacturer = [[IPTN]]/[[Dirgantara Indonesia]]
|designer =
|first flight = [[10 Agustus]] [[1995]]
|first flight = 10 Agustus 1995
|introduced = 1989
|introduction = 15 Juni 1997
|retired =
|retired = 2000
|status = prototipe
|number built = 2 (PA-1, PA-2)
|primary user =
|more users =
|primary users =
|status = Dipajang di [[Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala]]
|produced =
|unit cost =
|number built = 2 (PA-1 & PA-2)
|developed into =
|unit cost =
|developed from =
|variants with their own articles =
}}
}}
|}
'''Pesawat N-250''' adalah pesawat regional [[komuter]] turboprop rancangan asli [[IPTN]] (Sekarang [[PT Dirgantara Indonesia]],PT DI, ''Indonesian Aerospace''), [[Indonesia]]. Menggunakan kode '''N''' yang berarti '''Nusantara''' menunjukkan bahwa desain, produksi dan perhitungannya dikerjakan di Indonesia atau bahkan '''[[Nurtanio]]''', yang merupakan pendiri dan perintis industri penerbangan di Indonesia. berbeda dengan pesawat sebelumnya seperti [[CN-235]] dimana kode '''CN''' menunjukkan '''CASA-Nusantara''' atau '''CASA-Nurtanio''', yang berarti pesawat itu dikerjakan secara patungan antara perusahaan [[CASA]] [[Spanyol]] dengan [[IPTN]].


'''Pesawat N-250''' adalah pesawat [[pesawat penumpang sipil|penumpang sipil]] (airliner) regional [[komuter]] turboprop rancangan asli [[IPTN]] (Sekarang [[PT Dirgantara Indonesia]],PT DI, ''Indonesian Aerospace''), [[Indonesia]]. Menggunakan kode '''N''' yang berarti '''Nusantara''' menunjukkan bahwa desain, produksi dan perhitungannya dikerjakan di Indonesia atau bahkan '''[[Nurtanio Pringgoadisuryo|Nurtanio]]''', yang merupakan pendiri dan perintis industri penerbangan di Indonesia. Berbeda dengan pesawat sebelumnya seperti [[CN-235]] di mana kode '''CN''' menunjukkan '''CASA-Nusantara''' atau '''CASA-Nurtanio''', yang berarti pesawat itu dikerjakan secara patungan antara perusahaan [[CASA]] [[Spanyol]] dengan [[IPTN]].
Pesawat ini merupakan primadona IPTN dalam usaha merebut pasar di kelas 50-70 penumpang dengan keunggulan yang dimiliki di kelasnya (saat diluncurkan pada tahun [[1995]]). Menjadi bintang pameran pada saat [[Indonesian Air Show]] [[1996]] di [[Cengkareng]]. Namun akhirnya pesawat ini dihentikan produksinya setelah [[krisis ekonomi 1997]]. Rencananya program N-250 akan dibangun kembali oleh [[B.J. Habibie]] setelah mendapatkan persetujuan dari Presiden [[Susilo Bambang Yudhoyono]] dan perubahan di Indonesia yang dianggap demokratis. Namun untuk mengurangi biaya produksi dan meningkatkan daya saing harga di pasar internasional, beberapa performa yang dimilikinya dikurangi seperti penurunan kapasitas mesin,dan direncanakan dihilangkannya [[Sistem fly-by wire]].


Pesawat ini merupakan primadona IPTN dalam usaha merebut pasar di kelas 50-70 penumpang dengan keunggulan yang dimiliki di kelasnya (saat diluncurkan pada tahun 1995). Menjadi bintang pameran pada saat Indonesian Air Show 1996 di [[Cengkareng]]. Namun akhirnya pesawat ini dihentikan produksinya setelah [[Krisis finansial Asia 1997|krisis ekonomi 1997]]. Rencananya program N-250 akan dibangun kembali oleh [[B.J. Habibie]] setelah mendapatkan persetujuan dari Presiden [[Susilo Bambang Yudhoyono]] dan perubahan di Indonesia yang dianggap demokratis. Namun untuk mengurangi biaya produksi dan meningkatkan daya saing harga di pasar internasional, beberapa performa yang dimilikinya dikurangi seperti penurunan kapasitas mesin, dan direncanakan dihilangkannya sistem [[fly-by-wire]].
Pertimbangan [[B.J. Habibie]] untuk memproduksi pesawat itu (sekalipun sekarang dia bukan direktur IPTN) adalah diantaranya karena salah satu pesawat saingannya [[Fokker F-50]] sudah tidak diproduksi lagi sejak keluaran perdananya [[1985]], karena perusahaan industrinya, [[Fokker Aviation]] di [[Belanda]] dinyatakan gulung tikar pada tahun [[1996]].


Pertimbangan [[B.J. Habibie]] untuk memproduksi pesawat itu (sekalipun sekarang dia bukan direktur IPTN) adalah diantaranya karena salah satu pesawat saingannya [[Fokker F-50]] sudah tidak diproduksi lagi sejak keluaran perdananya 1985, karena perusahaan industrinya, [[Fokker]] di [[Belanda]] dinyatakan gulung tikar pada tahun 1996.
== Performa Pesawat ==


Pada 21 Agustus 2020, pesawat ini menjadi salah satu koleksi [[Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala]].<ref>{{Cite news|title=Pesawat N-250 Gatotkaca Tiba di Museum Dirgantara Mandala Yogyakarta|url=https://regional.kompas.com/read/2020/08/21/13384641/pesawat-n-250-gatotkaca-tiba-di-museum-dirgantara-mandala-yogyakarta|work=[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2020-08-21|editor-last=Arief|editor-first=Teuku Muhammad Valdy}}</ref>
[[Berkas:250 3v.gif|right|thumb|Gambar tiga sisi N-250]]


== Performa Pesawat ==
Pesawat ini menggunakan [[mesin turboprop]] 2439 KW dari Allison AE 2100 C buatan perusahaan [[Allison]]. Pesawat berbaling baling 6 bilah ini mampu terbang dengan kecepatan maksimal 610 km/jam (330 mil/jam) dan kecepatan ekonomis 555 km/jam yang merupakan kecepatan tertinggi di kelas turprop 50 penumpang. Ketinggian operasi 25.000 kaki (7620 meter) dengan daya jelajah 1480 km. (Pada pesawat baru, kapasitas mesin akan diturunkan yang akan menurunkan performa).
Pesawat ini menggunakan mesin [[turboprop]] Allison AE 2100 C berkapasitas 2.439 KW produksi perusahaan [[Allison Engine Company]]. Pesawat berbaling baling 6 bilah ini mampu terbang dengan kecepatan maksimal 610&nbsp;km/jam (330 mil/jam) dan kecepatan ekonomis 555&nbsp;km/jam yang merupakan kecepatan tertinggi di kelas turprop 50 penumpang. Ketinggian operasi 25.000 kaki (7.620 meter) dengan daya jelajah 1.480&nbsp;km. (Pada pesawat baru, kapasitas mesin akan diturunkan yang akan menurunkan performa).


== Berat dan Dimensi ==
== Berat dan Dimensi ==


* Rentang Sayap : 28 meter
* Rentang Sayap: 28 meter
* Panjang badan pesawat : 26,30 meter
* Panjang badan pesawat: 26,30 meter
* Tinggi : 8,37 meter
* Tinggi: 8,37 meter
* Berat kosong : 13.665 kg
* Berat kosong: 13.665&nbsp;kg
* Berat maksimum saat ''take-off'' (lepas landas) : 22.000 kg
* Berat maksimum saat ''take-off'' (lepas landas): 22.000&nbsp;kg


(Meski mesin N 250 diturunkan kemampuannya, dimensi tidak akan diubah)
(Meski mesin N 250 diturunkan kemampuannya, dimensi tidak akan diubah)
Baris 42: Baris 41:
== Sejarah ==
== Sejarah ==


Rencana pengembangan N-250 pertama kali diungkap PT IPTN (sekarang PT Dirgantara Indonesia, ''Indonesian Aerospace'') pada [[Paris Air Show]] [[1989]]. Pembuatan prototipe pesawat ini dengan teknologi ''fly by wire'' pertama di dunia dimulai pada tahun [[1992]].
Rencana pengembangan N-250 pertama kali diungkap PT IPTN (sekarang PT Dirgantara Indonesia, ''Indonesian Aerospace'') pada Paris Air Show 1989. Pembuatan prototipe pesawat ini dengan teknologi ''fly by wire'' pertama di dunia dimulai pada tahun 1992.


N-250 rencananya akan dibuat empat pesawat prototipe (''prototype aircraft - PA'') yaitu PA-1, PA-2, PA-3, dan PA-4. Akan tetapi hanya dibuat 2 pesawat prototip saja menyusul diberhentikannya program pengembangan.
N-250 rencananya akan dibuat empat pesawat prototipe (''prototype aircraft - PA'') yaitu PA-1, PA-2, PA-3, dan PA-4. Akan tetapi hanya dibuat 2 pesawat prototip saja menyusul diberhentikannya program pengembangan.
* PA-1 dengan sandi '''[[Gatotkaca]]''', 50 penumpang, terbang perdana (''first flight'') selama 55 menit pada tanggal [[10 Agustus]] [[1995]].
* PA-1 dengan sandi '''[[Gatotkaca]]''', 50 penumpang, terbang perdana (''first flight'') selama 55 menit pada tanggal 10 Agustus 1995.
* PA-2 dengan sandi '''[[Krincing Wesi]]''', N250-100, 68 penumpang terbang perdana (''first flight'') pada tanggal [[19 Desember]] [[1996]].
* PA-2 dengan sandi '''[[Krincing Wesi]]''', N250-100, 68 penumpang terbang perdana (''first flight'') pada tanggal 19 Desember 1996.


Saingan pesawat ini adalah [[ATR 42-500]], [[Fokker F-50]] dan [[Dash 8-300]].
Saingan pesawat ini adalah [[ATR 42-500]], [[Fokker F-50]] dan [[Dash 8-300]].


== Links ==
== Pranala luar ==
* [http://www.indonesian-aerospace.com/ PT Dirgantara Indonesia]
* [http://www.indonesian-aerospace.com/ PT Dirgantara Indonesia]
* [http://www.garudamiliter.blogspot.com/2013/02/pt-di-lanjutkan-pengembangan-pesawat.html PT DI Lanjutkan Pengembangan Pesawat N250 Besutan BJ Habibie]
* [http://www.dprin.go.id/links/pt_iptn/250-ti.htm PT-IPTN N-250 Departemen Perindustrian]
* [http://www.dprin.go.id/links/pt_iptn/250-ti.htm PT-IPTN N-250 Departemen Perindustrian] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20060307210701/http://www.dprin.go.id/links/pt_iptn/250-ti.htm |date=2006-03-07 }}
* [http://www.airliners.net/info/stats.main?id=257 IPTN N-250in airliners.net ]
* [http://www.airliners.net/info/stats.main?id=257 IPTN N-250in airliners.net ]


{{Pesawat Dirgantara Indonesia}}
{{pesawat-stub}}


[[Kategori:Pesawat terbang sipil]]
[[Kategori:Pesawat terbang sipil]]
Baris 61: Baris 61:
[[Kategori:Pesawat terbang Nusantara]]
[[Kategori:Pesawat terbang Nusantara]]
[[Kategori:Pesawat turboprop]]
[[Kategori:Pesawat turboprop]]

[[en:IPTN N-250]]

Revisi terkini sejak 6 Februari 2024 04.47

N-250
Jenis Pesawat regional
Pembuat IPTN/Dirgantara Indonesia
Penerbangan perdana 10 Agustus 1995
Pengenalan 15 Juni 1997
Dipensiunkan 2000
Status Dipajang di Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala
Jumlah 2 (PA-1, PA-2)

Pesawat N-250 adalah pesawat penumpang sipil (airliner) regional komuter turboprop rancangan asli IPTN (Sekarang PT Dirgantara Indonesia,PT DI, Indonesian Aerospace), Indonesia. Menggunakan kode N yang berarti Nusantara menunjukkan bahwa desain, produksi dan perhitungannya dikerjakan di Indonesia atau bahkan Nurtanio, yang merupakan pendiri dan perintis industri penerbangan di Indonesia. Berbeda dengan pesawat sebelumnya seperti CN-235 di mana kode CN menunjukkan CASA-Nusantara atau CASA-Nurtanio, yang berarti pesawat itu dikerjakan secara patungan antara perusahaan CASA Spanyol dengan IPTN.

Pesawat ini merupakan primadona IPTN dalam usaha merebut pasar di kelas 50-70 penumpang dengan keunggulan yang dimiliki di kelasnya (saat diluncurkan pada tahun 1995). Menjadi bintang pameran pada saat Indonesian Air Show 1996 di Cengkareng. Namun akhirnya pesawat ini dihentikan produksinya setelah krisis ekonomi 1997. Rencananya program N-250 akan dibangun kembali oleh B.J. Habibie setelah mendapatkan persetujuan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan perubahan di Indonesia yang dianggap demokratis. Namun untuk mengurangi biaya produksi dan meningkatkan daya saing harga di pasar internasional, beberapa performa yang dimilikinya dikurangi seperti penurunan kapasitas mesin, dan direncanakan dihilangkannya sistem fly-by-wire.

Pertimbangan B.J. Habibie untuk memproduksi pesawat itu (sekalipun sekarang dia bukan direktur IPTN) adalah diantaranya karena salah satu pesawat saingannya Fokker F-50 sudah tidak diproduksi lagi sejak keluaran perdananya 1985, karena perusahaan industrinya, Fokker di Belanda dinyatakan gulung tikar pada tahun 1996.

Pada 21 Agustus 2020, pesawat ini menjadi salah satu koleksi Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala.[1]

Performa Pesawat

[sunting | sunting sumber]

Pesawat ini menggunakan mesin turboprop Allison AE 2100 C berkapasitas 2.439 KW produksi perusahaan Allison Engine Company. Pesawat berbaling baling 6 bilah ini mampu terbang dengan kecepatan maksimal 610 km/jam (330 mil/jam) dan kecepatan ekonomis 555 km/jam yang merupakan kecepatan tertinggi di kelas turprop 50 penumpang. Ketinggian operasi 25.000 kaki (7.620 meter) dengan daya jelajah 1.480 km. (Pada pesawat baru, kapasitas mesin akan diturunkan yang akan menurunkan performa).

Berat dan Dimensi

[sunting | sunting sumber]
  • Rentang Sayap: 28 meter
  • Panjang badan pesawat: 26,30 meter
  • Tinggi: 8,37 meter
  • Berat kosong: 13.665 kg
  • Berat maksimum saat take-off (lepas landas): 22.000 kg

(Meski mesin N 250 diturunkan kemampuannya, dimensi tidak akan diubah)

Rencana pengembangan N-250 pertama kali diungkap PT IPTN (sekarang PT Dirgantara Indonesia, Indonesian Aerospace) pada Paris Air Show 1989. Pembuatan prototipe pesawat ini dengan teknologi fly by wire pertama di dunia dimulai pada tahun 1992.

N-250 rencananya akan dibuat empat pesawat prototipe (prototype aircraft - PA) yaitu PA-1, PA-2, PA-3, dan PA-4. Akan tetapi hanya dibuat 2 pesawat prototip saja menyusul diberhentikannya program pengembangan.

  • PA-1 dengan sandi Gatotkaca, 50 penumpang, terbang perdana (first flight) selama 55 menit pada tanggal 10 Agustus 1995.
  • PA-2 dengan sandi Krincing Wesi, N250-100, 68 penumpang terbang perdana (first flight) pada tanggal 19 Desember 1996.

Saingan pesawat ini adalah ATR 42-500, Fokker F-50 dan Dash 8-300.

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Arief, Teuku Muhammad Valdy (ed.). "Pesawat N-250 Gatotkaca Tiba di Museum Dirgantara Mandala Yogyakarta". Kompas.com. Diakses tanggal 2020-08-21.