Lompat ke isi

Ki tolod: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Muhammad Anas Sidik (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Muhammad Anas Sidik (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
(3 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 43: Baris 43:


{{Taxonbar|from=Q311092}}
{{Taxonbar|from=Q311092}}
[[Kategori:Hippobroma]]

[[Kategori:Flora Hindia Barat]]
[[Kategori:Flora Hindia Barat]]
[[Kategori:Flora Indonesia]]
[[Kategori:Flora Indonesia]]

Revisi per 13 Februari 2024 08.26


Ki tolod
Hippobroma longiflora Edit nilai pada Wikidata

Edit nilai pada Wikidata
Taksonomi
SuperkerajaanEukaryota
KerajaanPlantae
DivisiTracheophytes
OrdoAsterales
FamiliCampanulaceae
GenusHippobroma
SpesiesHippobroma longiflora Edit nilai pada Wikidata
G.Don
Tata nama
BasionimLobelia longiflora (en) Terjemahkan Edit nilai pada Wikidata
Sinonim takson
  • Laurentia longiflora (L.) Peterm

Ki tolod (berasal dari bahasa Sunda: ᮊᮤ ᮒᮧᮜᮧᮓ᮪, translit. Ki Tolod, juga dikenal sebagai Ki koréjat) dengan nama latin Hippobroma longifora adalah tumbuhan obat berupa terna tegak yang tingginya mencapai 60 cm. Tumbuhan ini juga disebut sebagai kendali, sangkobak (Jawa). Walaupun tumbuhan ini memiliki sifat anti-radang, tetapi sayangnya, getah tumbuhan ini beracun.

Deskripsi

Ki tolod adalah terna tegak yang mencapai 60 cm, bercabang dari pangkalnya, serta bergetah putih dengan rasa tajam yang beracun.[1] Daunnya tunggal, duduk, helaian daunnya berbentuk lanset, dengan ujungnya yang runcing, dan pangkalnya yang menyempit. Tepi daunnya bergerigi sampai melekuk, dengan panjang daun 5-17 cm, dan berwarna hijau. Bunganya tunggal, tegak, bertangkai panjang, keluar dari ketiak daun, mahkotanya berbentuk bintang, dan berwarna putih.[1] Buahnya termasuk buah kotak, berbentuk lonceng, merunduk, merekah menjadi dua ruang, dengan biji yang banyak. Perbanyakannya dapat dengan biji, setek batang, atau anakan.[1]

Referensi

  1. ^ a b c Dalimartha 2008, hlm. 89-90.
Bibliografi