Lompat ke isi

Ahmad Shiddiq: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Gaung Tebono (bicara | kontrib)
k clean up: perbaikan kategori
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
 
(7 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Unreferenced|date=Maret 2021}}{{Infobox Person
{{Unreferenced|date=Maret 2021}}
{{Infobox officeholder
|honorific_prefix = <!-- Hanya gelar kenegaraan/kehormatan (bukan gelar akademis/haji) -->
|honorific suffix = <!-- Hanya gelar kenegaraan/kehormatan (bukan gelar akademis) -->
|birth_date = 24 Januari 1926
|birth_date = 24 Januari 1926
|birth_place = [[Jember]], [[Jawa Timur]], [[Hindia Belanda]]
|birth_place = [[Jember]], [[Hindia Belanda]]
|death_date = {{death date and age|1991|1|23|1926|1|24}}
|death_date = {{death date and age|1991|1|23|1926|1|24}}
|image = Hasan Siddiq.jpg
|image = Hasan Siddiq.jpg
|image_size = 200px
|image_size = 200px
|name = Ahmad Shiddiq
|name = Ahmad Shiddiq
|nationality = <!-- Hanya untuk warga negara asing -->
|honorific_prefix = [[Kyai|K.]][[Haji (gelar)|H.]]
|order = ke-5
|honorific suffix = Rais Am PBNU
|nationality = [[Indonesia]]
|order = 5
|predecessor = [[Ali Maksum]]
|predecessor = [[Ali Maksum]]
|successor = [[KH. Ali Yafie]]
|successor = [[KH. Ali Yafie]]
|religion = <!-- Kosongkan bagian ini; kolom terkait Suku, Agama dan Ras telah dinonaktifkan -->
|religion = [[Islam]]
|term_start = [[1984]]
|term_start = [[1984]]
|term_end = [[1991]]
|term_end = [[1991]]
Baris 20: Baris 21:
'''Ahmad Shiddiq''' ({{lahirmati|[[Jember]]|24|1|1926|Indonesia|23|1|1991}}) adalah tokoh [[Nahdlatul Ulama]] yang pernah menjabat sebagai Rais Aam Syuriah pada tahun 1984 hingga 1991.
'''Ahmad Shiddiq''' ({{lahirmati|[[Jember]]|24|1|1926|Indonesia|23|1|1991}}) adalah tokoh [[Nahdlatul Ulama]] yang pernah menjabat sebagai Rais Aam Syuriah pada tahun 1984 hingga 1991.


== Kehidupan awal ==
== Riwayat Hidup ==
=== Kehidupan awal ===
KH. Achmad Shiddiq lahir dengan nama kecilnya, Achmad Muhammad Hasan, di Jember pada hari Ahad Legi 10 Rajab 1344 (tanggal 24 Januari 1926). Ia adalah putra bungsu Kyai Shiddiq dari lbu Nyai H. Achmad ditinggalkan ibunya pada usia 4 tahun, kemudian ayahnya pada usia 8 tahun. Karena itu, kakaknya, Kyai Mahfudz Shiddiq, bertugas mengasuh Achmad, sedangkan Kyai Halim Shiddiq mengasuh Abdullah yang masih berumur 10 tahun. Ada yang menduga, bahwa bila Achmad terkesan banyak mewarisi sifat dan gaya berpikir kakaknya (Kyai Mahfudz Shiddiq).
KH. Achmad Shiddiq lahir dengan nama kecilnya, Achmad Muhammad Hasan, di Jember pada hari Ahad Legi 10 Rajab 1344 (tanggal 24 Januari 1926). Ia adalah putra bungsu Kyai Shiddiq dari lbu Nyai H. Achmad ditinggalkan ibunya pada usia 4 tahun, kemudian ayahnya pada usia 8 tahun. Karena itu, kakaknya, Kyai Mahfudz Shiddiq, bertugas mengasuh Achmad, sedangkan Kyai Halim Shiddiq mengasuh Abdullah yang masih berumur 10 tahun. Ada yang menduga, bahwa bila Achmad terkesan banyak mewarisi sifat dan gaya berpikir kakaknya (Kyai Mahfudz Shiddiq).


Setelah waktu berlalu, Kyai Mahfudz mengirim Achmad untuk menimba ilmu di [[Pondok Pesantren Tebuireng|Tebuireng]]. Semasa di Tebuireng, Kyai Hasyim melihat potensi kecerdasan pada Achmad, sehingga, kamarnya pun dikhususkan oleh Kyai Hasyim. Achmad dan beberapa putra-putra kyai dikumpulkan dalam satu. kamar.
Setelah waktu berlalu, Kyai Mahfudz mengirim Achmad untuk menimba ilmu di [[Pondok Pesantren Tebuireng|Tebuireng]]. Semasa di Tebuireng, Kyai Hasyim melihat potensi kecerdasan pada Achmad, sehingga, kamarnya pun dikhususkan oleh Kyai Hasyim. Achmad dan beberapa putra-putra kyai dikumpulkan dalam satu. kamar.
Baris 35: Baris 37:
== Karier ==
== Karier ==
[[Berkas:K. Achmad Shiddiq.jpg|jmpl|Potret K. Achmad Shiddiq sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia periode 1956–1959 dari partai Nahdlatoel Oelama daerah pemilihan Djawa Timoer.]]
[[Berkas:K. Achmad Shiddiq.jpg|jmpl|Potret K. Achmad Shiddiq sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia periode 1956–1959 dari partai Nahdlatoel Oelama daerah pemilihan Djawa Timoer.]]
Setelah menyelesaikan belajar di pondok Tebuireng, Kyai Achmad Shiddiq mulai aktif di GPII (Gabungan Pemuda Islam Indonesia) Jember. Kariernya di GPII melejit sampai kepengurusan tingkat Jawa Timur, dan pada Pemilu 1955, Kyai Achmad terpilih sebagai anggota DPR Daerah sementara di Jember.
Setelah menyelesaikan belajar di pondok Tebuireng, Kyai Achmad Shiddiq mulai aktif di GPII ([[Gabungan Pemuda Islam Indonesia]]) Jember. Kariernya di GPII melejit sampai kepengurusan tingkat Jawa Timur, dan pada [[Pemilihan umum legislatif Indonesia 1955|Pemilu 1955]], Kyai Achmad terpilih sebagai anggota DPR Daerah Sementara di Jember.


Perjuangan Kyai Achmad dalam mempertahankan kemerdekaan ’45 dimulai dengan jabatannya sebagai Badan Eksekutif Pemerintah Jember, bersama A Latif Pane (PNI), P. Siahaan. (PBI) dan Nazarudin Lathif (Masyumi). Pada saat itu, bupati dijabat oleh Soedarman, Patihnya R Soenarto dan Noto Hadinegoro sebagai sekretaris Bupati. Selain itu, Kyai Achmad juga berjuang di pasukan Mujahidin (PPPR) pada tahun 1947.
Perjuangan Kyai Achmad dalam mempertahankan kemerdekaan ’45 dimulai dengan jabatannya sebagai Badan Eksekutif Pemerintah Jember, bersama A Latif Pane ([[Partai Nasional Indonesia|PNI]]), P. Siahaan. (PBI) dan Nazarudin Lathif ([[Partai Masyumi|Masyumi]]). Pada saat itu, bupati dijabat oleh Soedarman, Patihnya R Soenarto dan Noto Hadinegoro sebagai sekretaris Bupati. Selain itu, Kyai Achmad juga berjuang di pasukan Mujahidin (PPPR) pada tahun 1947.


Pengabdiannya di pemerintahan dimulai sebagai kepala KUA (Kantor Urusan Agama) di Situbondo. Saat itu di departemen Agama dikuasai oleh tokoh-tokoh NU. Menteri Agama adalah KH. Wahid Hasyim (NU). Dan kariernya di pemerintahan melonjak cepat. Dalam waktu singkat, Kyai Achmad Shiddiq menjabat sebagai kepala, kantor Wilayah Departemen Agama di Jawa Timur.
Pengabdiannya di pemerintahan dimulai sebagai kepala KUA (Kantor Urusan Agama) di [[Kabupaten Situbondo|Situbondo]]. Saat itu di departemen Agama dikuasai oleh tokoh-tokoh NU. Menteri Agama adalah KH. Wahid Hasyim (NU). Dan kariernya di pemerintahan melonjak cepat. Dalam waktu singkat, Kyai Achmad Shiddiq menjabat sebagai kepala, kantor Wilayah Departemen Agama di Jawa Timur.


Di NU sendiri, karier Kyai Achmad bermula di Jember. Tak berapa lama, Kyai Achmad sudah aktif di kepengurusan tingkat wilayah Jawa Timur, sehingga di NU saat itu ada 2 bani Shiddiq yaitu: Kyai Achmad dan Kyai Abdullah (kakaknya). Bahkan pada Konferensi NU wilayah berikutnya, pasangan kakak beradik tersebut dikesankan saling bersaaing dan selanjutnya Kyai Achmad Shiddiq muncul sebagai ketua wilayah NU Jawa Timur.
Di NU sendiri, karier Kyai Achmad bermula di Jember. Tak berapa lama, Kyai Achmad sudah aktif di kepengurusan tingkat wilayah Jawa Timur, sehingga di NU saat itu ada 2 bani Shiddiq yaitu: Kyai Achmad dan Kyai Abdullah (kakaknya). Bahkan pada Konferensi NU wilayah berikutnya, pasangan kakak beradik tersebut dikesankan saling bersaaing dan selanjutnya Kyai Achmad Shiddiq muncul sebagai ketua wilayah NU Jawa Timur.
Baris 49: Baris 51:


{{Authority control}}
{{Authority control}}

{{indo-bio-stub}}
[[Kategori:Rais Aam Syuriyah PBNU]]
[[Kategori:Tokoh dari Jember]]
[[Kategori:Tokoh Jawa Timur]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Tokoh Jawa Timur]]
[[Kategori:Tokoh Jember]]
[[Kategori:Tokoh dari Kecamatan Ambulu]]
[[Kategori:Tokoh Angkatan 45]]
[[Kategori:Tokoh Islam Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Nahdlatul Ulama]]
[[Kategori:Rais Aam Syuriyah PBNU]]
[[Kategori:Politikus Indonesia]]
[[Kategori:Anggota DPR RI 1956–1959]]
[[Kategori:Politikus Partai Nadhlatul Ulama]]


{{Indo-politikus-stub}}

Revisi terkini sejak 27 Februari 2024 12.40

Ahmad Shiddiq
Rais AM PBNU ke-5
Masa jabatan
1984 – 1991
Sebelum
Pendahulu
Ali Maksum
Pengganti
KH. Ali Yafie
Sebelum
Informasi pribadi
Lahir24 Januari 1926
Jember, Hindia Belanda
Meninggal23 Januari 1991(1991-01-23) (umur 64)
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Ahmad Shiddiq (24 Januari 1926 – 23 Januari 1991) adalah tokoh Nahdlatul Ulama yang pernah menjabat sebagai Rais Aam Syuriah pada tahun 1984 hingga 1991.

Riwayat Hidup

[sunting | sunting sumber]

Kehidupan awal

[sunting | sunting sumber]

KH. Achmad Shiddiq lahir dengan nama kecilnya, Achmad Muhammad Hasan, di Jember pada hari Ahad Legi 10 Rajab 1344 (tanggal 24 Januari 1926). Ia adalah putra bungsu Kyai Shiddiq dari lbu Nyai H. Achmad ditinggalkan ibunya pada usia 4 tahun, kemudian ayahnya pada usia 8 tahun. Karena itu, kakaknya, Kyai Mahfudz Shiddiq, bertugas mengasuh Achmad, sedangkan Kyai Halim Shiddiq mengasuh Abdullah yang masih berumur 10 tahun. Ada yang menduga, bahwa bila Achmad terkesan banyak mewarisi sifat dan gaya berpikir kakaknya (Kyai Mahfudz Shiddiq).

Setelah waktu berlalu, Kyai Mahfudz mengirim Achmad untuk menimba ilmu di Tebuireng. Semasa di Tebuireng, Kyai Hasyim melihat potensi kecerdasan pada Achmad, sehingga, kamarnya pun dikhususkan oleh Kyai Hasyim. Achmad dan beberapa putra-putra kyai dikumpulkan dalam satu. kamar.

Karena kepribadiannya yang tenang, Achmad disegani oleh teman-temannya. Di pondok Tebuireng itu pula, Kyai Achmad berteman dengan Kyai Muchith Muzadi, yang kemudian hari menjadi mitra diskusinya dalam merumuskan konsep-konsep strategis, khususnya menyangkut ke-NU-an, seperti buku Khittah Nandliyah, Fikroh Nandliyah, dan sebagainya.

Kecerdasan dan kepiawaiannya berpidato, menjadikan Achmad sangat dekat hubungannya dengan Wahid Hasyim. Kyai Wahid telah membimbing Kyai Achmad dalam Madrasah Nidzomiyah. Ketika Wahid Hasyim memegang jabatan ketua MIAI, ketua NU dan Menteri Agama, Achmad Shiddiq dipercaya sebagai sekretaris pribadinya.

Pendidikan

[sunting | sunting sumber]
Potret K. Achmad Shiddiq sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia periode 1956–1959 dari partai Nahdlatoel Oelama daerah pemilihan Djawa Timoer.

Setelah menyelesaikan belajar di pondok Tebuireng, Kyai Achmad Shiddiq mulai aktif di GPII (Gabungan Pemuda Islam Indonesia) Jember. Kariernya di GPII melejit sampai kepengurusan tingkat Jawa Timur, dan pada Pemilu 1955, Kyai Achmad terpilih sebagai anggota DPR Daerah Sementara di Jember.

Perjuangan Kyai Achmad dalam mempertahankan kemerdekaan ’45 dimulai dengan jabatannya sebagai Badan Eksekutif Pemerintah Jember, bersama A Latif Pane (PNI), P. Siahaan. (PBI) dan Nazarudin Lathif (Masyumi). Pada saat itu, bupati dijabat oleh Soedarman, Patihnya R Soenarto dan Noto Hadinegoro sebagai sekretaris Bupati. Selain itu, Kyai Achmad juga berjuang di pasukan Mujahidin (PPPR) pada tahun 1947.

Pengabdiannya di pemerintahan dimulai sebagai kepala KUA (Kantor Urusan Agama) di Situbondo. Saat itu di departemen Agama dikuasai oleh tokoh-tokoh NU. Menteri Agama adalah KH. Wahid Hasyim (NU). Dan kariernya di pemerintahan melonjak cepat. Dalam waktu singkat, Kyai Achmad Shiddiq menjabat sebagai kepala, kantor Wilayah Departemen Agama di Jawa Timur.

Di NU sendiri, karier Kyai Achmad bermula di Jember. Tak berapa lama, Kyai Achmad sudah aktif di kepengurusan tingkat wilayah Jawa Timur, sehingga di NU saat itu ada 2 bani Shiddiq yaitu: Kyai Achmad dan Kyai Abdullah (kakaknya). Bahkan pada Konferensi NU wilayah berikutnya, pasangan kakak beradik tersebut dikesankan saling bersaaing dan selanjutnya Kyai Achmad Shiddiq muncul sebagai ketua wilayah NU Jawa Timur.

Jabatan organisasi Islam
Didahului oleh:
K.H. Ali Ma’shum
Rais Am Syuriah
PB Nahdlatul Ulama

1984-1991
Diteruskan oleh:
K.H. Ali Yafie