Lompat ke isi

Anom Suroto: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Ghalih.99 (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Gaung Tebono (bicara | kontrib)
k →‎clean up: perbaikan kategori
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
 
(21 revisi perantara oleh 13 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{More citations needed|date=September 2023}}
{{rapikan}}
{{Infobox person
'''Ki Anom Suroto''' ({{lahirmati|[[Juwiring]], [[Kabupaten Klaten]], [[Jawa Tengah]]|11|8|1948}}) adalah seorang [[dalang]] Wayang Kulit Purwa. Ia mulai terkenal sebagai dalang sejak sekitar tahun 1975-an. Ilmu pedalangan dipelajarinya sejak umur 12 tahun dari ayahnya sendiri, [[Ki Sadiyun Harjadarsana]]. Selain itu secara langsung dan tak langsung ia banyak belajar dari [[Nartosabdo|Ki Nartasabdo]] dan beberapa dalang senior lainnya.
| pre-nominals = [[Ki]]
| name = Anom Suroto
| othername =
| image =
| birth_date = {{birth date|1948|08|11}}
| birth_name = Anom Suroto
| birth_place = [[Juwiring, Klaten|Juwiring]], [[Kabupaten Klaten|Klaten]], [[Indonesia]]
| children = <!-- Kolom ini diisi hanya jumlah anak; hanya nama anak yang secara independen sudah terkenal atau telah memiliki artikelnya di Wikipedia; bila ada rujukan/referensi, uraikan pada artikel -->2
| family = <!-- Nama tokoh; termasuk hanya jika subjek secara independen terkenal atau sangat relevan; bila ada rujukan/referensi, uraikan pada artikel -->
[[Ki]] [[Warseno Slank]] (adik)
| nationality =
| death_date =
| death_place =
| occupation = {{hlist|[[Dalang]]|[[Seniman]]}}
| style = [[Wayang kulit|Gagrag Surakarta]]
| spouse = Sri Sayuti
| father = <!-- Nama orang tua; termasuk hanya jika subjek secara independen TERKENAL atau sangat relevan; bila ada rujukan/referensi, uraikan pada artikel -->}}


Dalang laris itu juga pernah belajar di Kursus Pedalangan yang diselenggarakan [[Himpunan Budaya Surakarta]] (HBS), belajar secara tidak langsung dari [[Pasinaon Dalang Mangkunegaran]] (PDMN), [[Pawiyatan Kraton Surakarta]], bahkan pernah juga belajar di Habiranda, [[Daerah Istimewa Yogyakarta|Yogyakarta]]. Saat belajar di Habiranda ia menggunakan nama samaran Margono.
'''Ki KRT H Lebdo Nagoro Anom Suroto''' atau '''Ki Anom Suroto''' ({{lahirmati|[[Juwiring, Klaten|Juwiring]], [[Kabupaten Klaten|Klaten]]|11|8|1948}}) adalah seorang [[dalang]] [[wayang kulit purwa]]. Ia mulai terkenal sebagai dalang sejak sekitar tahun 1975-an. Ilmu pedalangan dipelajarinya sejak umur 12 tahun dari ayahnya sendiri, [[Ki Sadiyun Harjadarsana]]. Selain itu secara langsung dan tak langsung ia banyak belajar dari [[Nartosabdo|Ki Nartasabdo]] dan beberapa dalang senior lainnya. Dalang laris itu juga pernah belajar di Kursus Pedalangan yang diselenggarakan [[Himpunan Budaya Surakarta]] (HBS), belajar secara tidak langsung dari [[Pasinaon Dalang Mangkunegaran]] (PDMN), [[Pawiyatan Kraton Surakarta]], bahkan pernah juga belajar di Habiranda, [[Daerah Istimewa Yogyakarta|Yogyakarta]]. Saat belajar di Habiranda ia menggunakan nama samaran Margono.


== Perjalanan karier ==
Pada tahun [[1968]], Anom Suroto sudah tampil di RRI ([[Radio Republik Indonesia]]), setelah melalui seleksi ketat. Tahun [[1978]] ia diangkat sebagai [[abdi dalem]] [[Penewu Anon-anon]] dengan nama Mas Ngabehi Lebdocarito. Tahun [[1995]] ia memperolah [[Satyalancana Kebudayaan|Satya Lencana Kebudayaan]] [[Indonesia|RI]] dari Pemerintah RI.
Pada tahun [[1968]], Anom Suroto sudah tampil di RRI ([[Radio Republik Indonesia]]), setelah melalui seleksi ketat. Tahun [[1978]] ia diangkat sebagai [[abdi dalem]] [[Penewu Anon-anon]] dengan nama Mas Ngabehi Lebdocarito.


Hingga akhir abad ke-20 ini, Anom Suroto adalah satu-satunya yang pernah mendalang di lima benua, antara lain di [[Amerika Serikat]] pada tahun [[1991]], dalam rangka pameran KIAS (Kebudayaan Indonesia di AS). Ia pernah juga mendalang di [[Jepang]], [[Spanyol]], [[Jerman Barat]], [[Australia]] dan pada 2018 awal beliau mendalang di [[Rusia]]. Khusus untuk menambah wasasan pedalangan mengenai dewa-dewa, Dr. Soedjarwo, Ketua Umum Sena Wangi, pernah mengirim Ki Anom Suroto ke India, Nepal, Thailand, Mesir, dan Yunani.
Ki H. Anom Suroto selain aktif mendalang, ia juga giat membina pedalangan dengan membimbing dalang-dalang yang lebih muda, baik dari daerahnya maupun dari daerah lain. Secara berkala, ia mengadakan semacam forum kritik pedalangan dalam bentuk sarasehan dan pentas pedalangan di rumahnya Jl. Notodiningratan 100, Surakarta. Acara itu diadakan setiap hari Rabu Legi, sesuai dengan hari kelahirannya, sehingga akhirnya dinamakan Rebo Legen. Acara Rebo Legen selain ajang silaturahmi para seniman pedalangan, acara itu juga digunakan secara positif oleh seniman dalang untuk saling bertukar pengalaman. Acara itu kini tetap berlanjut di kediamannya di Kebon Seni Timasan, Pajang, Sukoharjo. Di Kebon seni itu berdiri megah bangunan Joglo yang begitu megah dalam area kebon seluas 5000 M2.


Tahun [[1995]] ia memperolah [[Satyalancana Kebudayaan|Satya Lencana Kebudayaan]] [[Indonesia|RI]] dari Presiden Soeharto.
Hingga akhir abad ke-20 ini, Anom Suroto adalah satu-satunya yang pernah mendalang di lima benua, antara lain di Amerika Serikat pada tahun 1991, dalam rangka pameran KIAS (Kebudayaan Indonesia di AS). Ia pernah juga mendalang di Jepang, Spanyol, Jerman Barat (waktu itu), Australia, dan banyak negara lainnya. Khusus untuk menambah wasasan pedalangan me-ngenai dewa-dewa, Dr. Soedjarwo, Ketua Umum Sena Wangi, pernah mengirim Ki Anom Suroto ke India, Nepal, Thailand, Mesir, dan Yunani.


Pada tahun 1993, dalam Angket Wayang yang diselenggarakan dalam rangka Pekan Wayang Indonesia VI-1993, Anom Suroto terpilih sebagai dalang kesayangan.
Di sela kesibukannya mendalang Anom Suroto juga menciptakan beberapa gending Jawa, di antaranya Mas Sopir, Berseri, Satria Bhayangkara, ABRI Rakyat Trus Manunggal, Nyengkuyung pembangunan, Nandur ngunduh, Salisir dll. Dalang yang rata-rata pentas 10 kali tiap bulan ini, juga menciptakan sanggit lakon sendiri antara lain Semar mbangun Kahyangan, Anoman Maneges, Wahyu Tejamaya, Wahyu Kembar dll.


Dalam organisasi pedalangan, Anom Suroto menjabat sebagai Ketua III Pengurus Pusat PEPADI, untuk periode 1996 – 2001.
Bagi Anom Suroto tiada kebahagiaan yang paling tinggi kecuali bisa membuat membuat senang penontonnya, menghibur rakyat banyak dan bisa melestarikan kesenian klasik.


Anom Suroto yang pernah mendapat anugerah nama Lebdocarito dari Keraton Surakarta, pada 1997 diangkat sebagai Bupati [[Sepuh]] dengan nama baru Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Lebdonagoro.
Anom Suroto pernah mencoba merintis Koperasi Dalang ‘Amarta’ yang bergerak di bidang simpan pinjam dan penjualan alat perlengkapan pergelaran wayang. Selain itu, dalang yang telah menunaikan ibadah haji ini, menjadi pemrakarsa pendirian Yayasan Sesaji Dalang, yang salah satu tujuannya adalah membantu para seniman, khususnya yang berkaitan dengan pedalangan.


== Kegiatan selain wayang ==
Dalam organisasi pedalangan, Anom Suroto menjabat sebagai Ketua III Pengurus Pusat PEPADI, untuk periode 1996 – 2001.


=== Pembinaan dalang muda dan sarasehan ===
Pada tahun 1993, dalam Angket Wayang yang diselenggarakan dalam rangka Pekan Wayang Indonesia VI-1993, Anom Suroto terpilih sebagai dalang kesayangan.
Selain aktif mendalang, ia juga giat membina pedalangan dengan membimbing dalang-dalang yang lebih muda, baik dari daerahnya maupun dari daerah lain. Secara berkala, ia mengadakan semacam forum kritik pedalangan dalam bentuk sarasehan dan pentas pedalangan di rumahnya yang terletak di Jl. Notodiningratan 100, [[Kota Surakarta|Surakarta]]. Acara itu diadakan setiap hari Rabu [[Legi]], sesuai dengan hari kelahirannya, sehingga akhirnya dinamakan ''Rebo Legen''. Acara Rebo Legen merupakan ajang silaturahmi para seniman dan tempat mereka bertukar pikiran. Acara itu kini tetap berlanjut di kediamannya di Kebon Seni Timasan, Pajang, Sukoharjo. Di Kebon seni itu berdiri megah bangunan Joglo yang begitu megah dalam area kebon seluas 5000 m<sup>2</sup>.


=== Gending Jawa ===
Anom Suroto yang pernah mendapat anugerah nama Lebdocarito dari Keraton Surakarta, pada 1997 diangkat sebagai Bupati [[Sepuh]] dengan nama baru Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Lebdonagoro.
Di sela kesibukannya mendalang Anom Suroto juga menciptakan beberapa gending Jawa, di antaranya ''Mas Sopir, Berseri, Satria Bhayangkara, ABRI Rakyat Trus Manunggal, Nyengkuyung Pembangunan, Nandur Ngunduh, Salisir,'' dll. Dalang yang rata-rata pentas 10 kali tiap bulan ini, juga menciptakan sanggit lakon sendiri antara lain ''Semar mbangun Kahyangan, Anoman Maneges, Wahyu Tejamaya, Wahyu Kembar'' dll.

=== Koperasi dalang ===
Anom Suroto pernah mencoba merintis Koperasi Dalang ‘Amarta’ yang bergerak di bidang simpan pinjam dan penjualan alat perlengkapan pergelaran wayang. Selain itu, ia pun menjadi pemrakarsa pendirian Yayasan Sesaji Dalang, yang salah satu tujuannya adalah membantu para seniman, khususnya yang berkaitan dengan pedalangan.


== Referensi ==
== Referensi ==
Baris 26: Baris 49:
* [http://jamansemana.wordpress.com/2009716mp3-wayang-kulitkresna-boyong-video/wayang-kulit/ki-h-anom-suroto/ Ki H Anom Suroto]. Diakses pada 7 Oktober 2011.
* [http://jamansemana.wordpress.com/2009716mp3-wayang-kulitkresna-boyong-video/wayang-kulit/ki-h-anom-suroto/ Ki H Anom Suroto]. Diakses pada 7 Oktober 2011.


[[Kategori:Tokoh dari Klaten]]
[[Kategori:Tokoh dari Kecamatan Juwiring]]
[[Kategori:Tokoh Klaten]]
[[Kategori:Tokoh Jawa Tengah]]
[[Kategori:Tokoh Jawa Tengah]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]

Revisi terkini sejak 27 Februari 2024 12.51

Ki
Anom Suroto
LahirAnom Suroto
(1948-08-11)11 Agustus 1948
Juwiring, Klaten, Indonesia
Pekerjaan
GayaGagrag Surakarta
Suami/istriSri Sayuti
Anak2
KeluargaKi Warseno Slank (adik)

Ki KRT H Lebdo Nagoro Anom Suroto atau Ki Anom Suroto (lahir 11 Agustus 1948) adalah seorang dalang wayang kulit purwa. Ia mulai terkenal sebagai dalang sejak sekitar tahun 1975-an. Ilmu pedalangan dipelajarinya sejak umur 12 tahun dari ayahnya sendiri, Ki Sadiyun Harjadarsana. Selain itu secara langsung dan tak langsung ia banyak belajar dari Ki Nartasabdo dan beberapa dalang senior lainnya. Dalang laris itu juga pernah belajar di Kursus Pedalangan yang diselenggarakan Himpunan Budaya Surakarta (HBS), belajar secara tidak langsung dari Pasinaon Dalang Mangkunegaran (PDMN), Pawiyatan Kraton Surakarta, bahkan pernah juga belajar di Habiranda, Yogyakarta. Saat belajar di Habiranda ia menggunakan nama samaran Margono.

Perjalanan karier[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 1968, Anom Suroto sudah tampil di RRI (Radio Republik Indonesia), setelah melalui seleksi ketat. Tahun 1978 ia diangkat sebagai abdi dalem Penewu Anon-anon dengan nama Mas Ngabehi Lebdocarito.

Hingga akhir abad ke-20 ini, Anom Suroto adalah satu-satunya yang pernah mendalang di lima benua, antara lain di Amerika Serikat pada tahun 1991, dalam rangka pameran KIAS (Kebudayaan Indonesia di AS). Ia pernah juga mendalang di Jepang, Spanyol, Jerman Barat, Australia dan pada 2018 awal beliau mendalang di Rusia. Khusus untuk menambah wasasan pedalangan mengenai dewa-dewa, Dr. Soedjarwo, Ketua Umum Sena Wangi, pernah mengirim Ki Anom Suroto ke India, Nepal, Thailand, Mesir, dan Yunani.

Tahun 1995 ia memperolah Satya Lencana Kebudayaan RI dari Presiden Soeharto.

Pada tahun 1993, dalam Angket Wayang yang diselenggarakan dalam rangka Pekan Wayang Indonesia VI-1993, Anom Suroto terpilih sebagai dalang kesayangan.

Dalam organisasi pedalangan, Anom Suroto menjabat sebagai Ketua III Pengurus Pusat PEPADI, untuk periode 1996 – 2001.

Anom Suroto yang pernah mendapat anugerah nama Lebdocarito dari Keraton Surakarta, pada 1997 diangkat sebagai Bupati Sepuh dengan nama baru Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Lebdonagoro.

Kegiatan selain wayang[sunting | sunting sumber]

Pembinaan dalang muda dan sarasehan[sunting | sunting sumber]

Selain aktif mendalang, ia juga giat membina pedalangan dengan membimbing dalang-dalang yang lebih muda, baik dari daerahnya maupun dari daerah lain. Secara berkala, ia mengadakan semacam forum kritik pedalangan dalam bentuk sarasehan dan pentas pedalangan di rumahnya yang terletak di Jl. Notodiningratan 100, Surakarta. Acara itu diadakan setiap hari Rabu Legi, sesuai dengan hari kelahirannya, sehingga akhirnya dinamakan Rebo Legen. Acara Rebo Legen merupakan ajang silaturahmi para seniman dan tempat mereka bertukar pikiran. Acara itu kini tetap berlanjut di kediamannya di Kebon Seni Timasan, Pajang, Sukoharjo. Di Kebon seni itu berdiri megah bangunan Joglo yang begitu megah dalam area kebon seluas 5000 m2.

Gending Jawa[sunting | sunting sumber]

Di sela kesibukannya mendalang Anom Suroto juga menciptakan beberapa gending Jawa, di antaranya Mas Sopir, Berseri, Satria Bhayangkara, ABRI Rakyat Trus Manunggal, Nyengkuyung Pembangunan, Nandur Ngunduh, Salisir, dll. Dalang yang rata-rata pentas 10 kali tiap bulan ini, juga menciptakan sanggit lakon sendiri antara lain Semar mbangun Kahyangan, Anoman Maneges, Wahyu Tejamaya, Wahyu Kembar dll.

Koperasi dalang[sunting | sunting sumber]

Anom Suroto pernah mencoba merintis Koperasi Dalang ‘Amarta’ yang bergerak di bidang simpan pinjam dan penjualan alat perlengkapan pergelaran wayang. Selain itu, ia pun menjadi pemrakarsa pendirian Yayasan Sesaji Dalang, yang salah satu tujuannya adalah membantu para seniman, khususnya yang berkaitan dengan pedalangan.

Referensi[sunting | sunting sumber]