Lompat ke isi

Bambang Utoyo: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Dirga udara (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(34 revisi perantara oleh 25 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox Officeholder
{{Infobox Officeholder
|honorific-prefix = <small>Letnan Jenderal TNI Anumerta</small>
|honorific-prefix = [[Jenderal]] [[TNI]] ([[Anumerta]])
|name = Bambang Utoyo
|name = Bambang Utoyo
|image = Djenderal Major Bambang Utoyo.png
|image = Djenderal Major Bambang Utoyo.png
|imagesize = 200px
|imagesize = 200px
|caption =
|caption =
|order = 4
|order = ke-4
|office = [[Kepala Staf TNI Angkatan Darat]]
|office = Kepala Staf TNI Angkatan Darat
|president = [[Soekarno]]
|president = [[Soekarno]]
|term_start = [[27 Juni]] [[1955]]
|term_start = 27 Juni 1955
|term_end = [[28 Oktober]] [[1955]]
|term_end = 28 Oktober 1955
|predecessor = [[Zulkifli Lubis]]
|predecessor = [[Zulkifli Lubis]]
|successor = [[Abdul Haris Nasution]]
|successor = [[Abdul Haris Nasution]]
Baris 16: Baris 16:
|religion = [[Islam]]
|religion = [[Islam]]
|signature =
|signature =
|children = 6
}}
|birth_date= {{birth date|1920|8|20}}
[[Letnan Jenderal]] [[TNI]] [[Anumerta]] [[Purnawirawan|Purn.]] '''Bambang Utoyo''' ({{lahirmati|[[Tuban]], [[Jawa Timur]]|20|8|1920|[[Bonn]], [[Jerman]]|4|7|1980}})<ref>{{cite book|last= |first= |authorlink= |coauthors= |title=Bambang Utoyo, Jiwa Ragaku untuk Negeri Tercinta, KASAD ke-4 |year=2010 |publisher=Dinas Sejarah Angkatan Darat |location=Bandung |id=ISBN 978-602-95551-1-0}}</ref> adalah mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat ([[KASAD]]) ke-4 yang menjabat dari tanggal [[27 Juni]] [[1955]] – [[28 Oktober]] [[1955]].
|birth_place= [[Tuban]], [[Jawa Timur]]
|death_date={{death date and age|1980|7|4|1920|8|20}}
|death_place= {{negara|Jerman Barat}} [[Bonn]]
|allegiance = {{flag|Indonesia}}
|branch = [[Berkas:Insignia of the Indonesian Army.svg|25px]] [[TNI Angkatan Darat]]
|rank = [[File:22-TNI Army-GEN.svg|25px| ]] [[Jenderal]] [[TNI]] ([[Anumerta]])
|serviceyears = 1945-1976
|unit = Infanteri
}}
[[Jenderal TNI]] ([[Anumerta]]) ([[Purnawirawan|Purn.]]) '''Bambang Utoyo''' ({{lahirmati|[[Tuban]], [[Jawa Timur]]|20|8|1920|[[Bonn]], [[Jerman Barat]]|4|7|1980}})<ref>{{cite book|last=|first=|authorlink=|coauthors=|title=Bambang Utoyo, Jiwa Ragaku untuk Negeri Tercinta, KASAD ke-4|year=2010|publisher=Dinas Sejarah Angkatan Darat|location=Bandung|id=ISBN 978-602-95551-1-0}}</ref> adalah [[Kepala Staf TNI Angkatan Darat]] ([[KASAD|KSAD]]) ke-4 yang menjabat dari tanggal [[27 Juni]] [[1955]] – [[28 Oktober]] [[1955]]. Ia dikenal sebagai KSAD bertangan satu.<ref name=":0" />


Bambang muda lulus dari [[MULO]] pada tahun 1938 di [[Palembang]] dan aktif dalam organisasi pemuda Perkumpulan Indonesia Muda. Setelah [[Perang Dunia II]] usai Bambang menikah dengan Siti Nuraini Asa'ari yang juga berasal dari [[Palembang]] pada tahun [[1950]] dan dikaruniai 4 anak.
Bambang muda lulus dari [[MULO]] pada tahun 1938 di [[Palembang]] dan aktif dalam organisasi pemuda Perkumpulan Indonesia Muda. Setelah [[Perang Dunia II]] usai Bambang menikah dengan Siti Nuraini Asa'ari yang juga berasal dari [[Palembang]] pada tahun [[1950]] dan dikaruniai 6 anak.


Bambang Utoyo meninggal dunia pada usia 59 tahun dengan pangkat terakhir [[Letnan Jenderal]] [[Anumerta]]. Mulai tanggal [[1 November]] [[1997]], pemerintah Indonesia menaikkan pengkatnya menjadi [[Jenderal]] (Kehormatan).<ref>Keputusan Presiden Nomor 50/ABRI Tahun 1997</ref>
==Karier militer==

Pada tahun 1943, pada saat [[Jepang]] mulai berkuasa di [[Indonesia]] turut serta dalam latihan [[Giyugun|''Giju Gun'']] (seperti [[PETA]]) di Pagar Alam dan menjadi ''Sooy Giju Gun''.<ref>Majalah Gajah Mada, Agustus 1955 No.2 tahun ke VI, Majalah Khusus Angkatan Perang Republik Indonesia</ref> Setelah [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia]], menjadi komandan Resimen I, Divisi II [[Tentara Nasional Indonesia|Tentara Republik Indonesia (TRI)]] dengan pangkat [[Letnan Kolonel]]. Setelah menjadi komanda Divisi II pada tahun [[1946]], pangkatnya dinaikan menjadi [[Kolonel]].
== Karier militer ==
Pada tahun 1943, pada saat [[Jepang]] mulai berkuasa di [[Indonesia]] turut serta dalam latihan [[Giyugun|''Giju Gun'']] (seperti [[PETA]]) di Pagar Alam dan menjadi ''Sooy Giju Gun''.<ref>Majalah Gajah Mada, Agustus 1955 No.2 tahun ke VI, Majalah Khusus Angkatan Perang Republik Indonesia</ref> Setelah [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia]], menjadi komandan Resimen I, Divisi II [[Tentara Nasional Indonesia|Tentara Republik Indonesia (TRI)]] dengan pangkat [[Letnan Kolonel]]. Setelah menjadi komandan Divisi II pada tahun [[1946]], pangkatnya dinaikan menjadi [[Kolonel]].

Menjelang akhir tahun 1946 hingga Januari 1947, Bambang memimpin pasukan untuk melawan pasukan sekutu yang dikenal dengan [[Pertempuran Lima Hari Lima Malam (Palembang)|Pertempuran Lima Hari Lima Malam]].<ref name=":0">{{Cite web|last=Arsilan|first=Rifki|date=2020-09-19|title=Kisah KSAD Bertangan Satu Dianggap Penghianat oleh Anak Buah {{!}} Halaman 3|url=https://www.viva.co.id/militer/militer-indonesia/1303849-kisah-ksad-bertangan-satu-dianggap-penghianat-oleh-anak-buah|website=www.viva.co.id|language=id|access-date=2023-11-14}}</ref> Pertempuran berakhir dengan gencatan senjata dengan pihak sekutu. Selain itu, Bambang Utoyo harus kehilangan satu tangannya karena percobaan granat hasil karya anak buahnya hingga di kemudian hari ia dikenal sebagai KASAD bertangan satu.<ref>{{Cite web|last=Arsilan|first=Rifki|date=2020-09-18|title=Kisah Jenderal TNI Bertangan Satu Kena Granat Lalu Dilantik Jadi KSAD {{!}} Halaman 3|url=https://www.viva.co.id/militer/militer-indonesia/1303420-kisah-jenderal-tni-bertangan-satu-kena-granat-lalu-dilantik-jadi-ksad|website=www.viva.co.id|language=id|access-date=2023-11-14}}</ref>


Pada tahun [[1948]] pada saat terjadi reorganisasi dan rasionalisasi (RERA) TNI yang dijalankan oleh [[Perdana Menteri Indonesia|Perdana Menteri]] [[Mohammad Hatta]], pangkatnya diturunkan satu tingkat menjadi [[Letnan Kolonel]].
Pada tahun [[1948]] pada saat terjadi reorganisasi dan rasionalisasi (RERA) TNI yang dijalankan oleh [[Perdana Menteri Indonesia|Perdana Menteri]] [[Mohammad Hatta]], pangkatnya diturunkan satu tingkat menjadi [[Letnan Kolonel]].
Baris 28: Baris 42:
Karena alasan kesehatan, Bambang pensiun dari dinas aktif militer pada tanggal 5 September 1952 dengan pangkat Kolonel. Setelah terjadinya [[peristiwa 17 Oktober]] [[1952]], untuk mengatasi ketegangan pada tanggal 25 November 1952 aktif kembali dan menjabat sebagai Panglima [[Komando Daerah Militer II/Sriwijaya|Tentara dan Teritorium II]] di Palembang dengan pangkat Kolonel.<ref>{{cite web|url=http://www.kodam-ii-sriwijaya.mil.id/index.php?module=content&id=56|title=Panglima Kodam II/Sriwijaya dari masa ke masa|publisher=kodam-ii-sriwijaya.mil.id|accessdate=22 November 2013}}</ref>
Karena alasan kesehatan, Bambang pensiun dari dinas aktif militer pada tanggal 5 September 1952 dengan pangkat Kolonel. Setelah terjadinya [[peristiwa 17 Oktober]] [[1952]], untuk mengatasi ketegangan pada tanggal 25 November 1952 aktif kembali dan menjabat sebagai Panglima [[Komando Daerah Militer II/Sriwijaya|Tentara dan Teritorium II]] di Palembang dengan pangkat Kolonel.<ref>{{cite web|url=http://www.kodam-ii-sriwijaya.mil.id/index.php?module=content&id=56|title=Panglima Kodam II/Sriwijaya dari masa ke masa|publisher=kodam-ii-sriwijaya.mil.id|accessdate=22 November 2013}}</ref>


Pada tanggal 10 Juni 1955 [[Presiden]] [[Soekarno]] menetapkan Bambang Utoyo sebagai [[KASAD]]<ref>Keputusan Presiden No.150/M Tahun 1955</ref> dengan pangkat [[Brigadir Jenderal|Djenderal Major]]<ref>Keputusan Presiden No.151/M Tahun 1955</ref> dan melantiknya pada tanggal 27 Juni 1955.
Pada tanggal 10 Juni 1955 [[Presiden]] [[Soekarno]] menetapkan Bambang Utoyo sebagai [[KASAD]]<ref>Keputusan Presiden No.150/M Tahun 1955</ref> dengan pangkat [[Brigadir Jenderal|Djenderal Major]]<ref>Keputusan Presiden No.151/M Tahun 1955</ref> dan melantiknya pada tanggal 27 Juni 1955. Ia menjabat sebagai KASAD selama 4 bulan.<ref>{{Cite web|last=admin|date=2020-08-21|title=Mengenang 100 Tahun Jendral Bambang Utoyo (Kasad TNI Ke-4, 27/6/1955-28/10/1955)|url=https://investigasibhayangkara.com/mengenang-100-tahun-jendral-bambang-utoyo-kasad-tni-ke-4-27-6-1955-28-10-1955/|website=INVESTIGASI BHAYANGKARA|language=id|access-date=2023-11-14}}</ref>

==Meninggal Dunia==
[[Berkas:Bambang Utojo-TMPNU Kalibata 1.jpg|jmpl|Makam Bambang Utoyo di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata, Jakarta]]
Beliau wafat di Bonn, Jerman Barat pada tanggal 4 Juli 1980 dalam usia 59 tahun dan dimakamkan di [[Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata|Taman Makam Pahlawan Nasional Utama (TMPNU) Kalibata]], Jakarta Selatan.

==Kenaikan Pangkat Kehormatan==
Pada November 1997, Presiden [[Soeharto]] memberikan penghargaan untuk para mantan KSAD. Soeharto memberikan kenaikan pangkat kehormatan satu tingkat lebih tinggi kepada [[Djatikoesoemo|Jenderal (Kehormatan) GPH Djatikusumo]], [[Bambang Soegeng|Letjen (Kehormatan) Bambang Sugeng]], dan Letjen (Kehormatan) Bambang Utoyo. Selain itu juga kepada [[Sarwo Edhie Wibowo|Jenderal (Kehormatan) Sarwo Edhie Wibowo]], mantan Dubes RI di Korea Selatan.

== Penghargaan ==
=== Tanda jasa{{sfn|Dinas Sejarah TNI AD|2011|p=37}} ===
{| style="margin:1em auto; text-align:center;"
|-
|
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Bintang Dharma.png|width=100}}
|
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Bintang Gerilya.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Kartika Eka Paksi Utama.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Indonesian Armed Forces "8 Years" Service Star (1945-1953).gif|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Satyalencana Bhakti.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalancana Perang Kemerdekaan I.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satya Lencana Perang Kemerderkaan II.gif|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satya Lencana GOM I.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalencana G.O.M. II.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalencana G.O.M. III.gif|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalencana G.O.M. IV.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satya Lencana Sapta Marga.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Satyalencana Kebhaktian Sosial.png|width=100}}
|}

{| class="wikitable" style="margin:1em auto; text-align:center;"
|-
!Baris ke-1
| colspan="6"|[[Bintang Dharma]]
|-
!Baris ke-2
| colspan="2"|[[Bintang Gerilya]]
| colspan="2"|[[Bintang Kartika Eka Paksi|Bintang Kartika Eka Paksi Utama]]
| colspan="2"|[[Bintang Sewindu Angkatan Perang Republik Indonesia]]
|-
!Baris ke-3
| colspan="2"|[[Satyalancana Bhakti]]
| colspan="2"|[[Satyalancana Perang Kemerdekaan I]]
| colspan="2"|[[Satyalancana Perang Kemerdekaan II]]
|-
!Baris ke-4
| colspan="2"|[[Satyalancana G.O.M I]]
| colspan="2"|[[Satyalancana G.O.M II]]
| colspan="2"|[[Satyalancana G.O.M III]]
|-
!Baris ke-5
| colspan="2"|[[Satyalancana G.O.M IV]]
| colspan="2"|[[Daftar tanda kehormatan di Indonesia#Bekas|Satyalancana Sapta Marga]]
| colspan="3"|[[Satyalancana Kebhaktian Sosial]]
|}

== Bibliografi ==
* {{Citation|author=Dinas Sejarah TNI AD|date=2011|title=Profil Kepala Staf Angkatan Darat Ke-1 s.d.Ke-26|volume=I|pages=|url=https://drive.google.com/file/d/1Ih0ChoFC3Mm-wzOxnZxg12y2oNzBAlPq/view}}

== Referensi ==


==Referensi==
{{reflist}}
{{reflist}}


Baris 37: Baris 113:
{{kotak suksesi|jabatan=[[Kepala Staf TNI Angkatan Darat]]|pendahulu=[[Zulkifli Lubis]]|pengganti=[[Abdul Haris Nasution]]|tahun=[[27 Juni]] [[1955]] – [[28 Oktober]] [[1955]]}}
{{kotak suksesi|jabatan=[[Kepala Staf TNI Angkatan Darat]]|pendahulu=[[Zulkifli Lubis]]|pengganti=[[Abdul Haris Nasution]]|tahun=[[27 Juni]] [[1955]] – [[28 Oktober]] [[1955]]}}
{{Kotak_selesai}}
{{Kotak_selesai}}
{{indo-bio-stub}}


{{Kepala Staf TNI Angkatan Darat}}
{{DEFAULTSORT:Utoyo, Bambang}}


{{DEFAULTSORT:Utoyo, Bambang}}
[[Kategori:KSAD]]
[[Kategori:Pejuang kemerdekaan Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh militer Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh TNI]]
[[Kategori:Tokoh Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat]]
[[Kategori:Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat]]
[[Kategori:Panglima Komando Daerah Militer II/Sriwijaya]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Pangdam]]
[[Kategori:Tokoh Sumatera Selatan]]
[[Kategori:Tokoh dari Tuban]]
[[Kategori:Tokoh Angkatan 45]]
[[Kategori:Penerima Bintang Dharma]]
[[Kategori:Penerima Bintang Gerilya]]
[[Kategori:Penerima Bintang Sewindu APRI]]

Revisi terkini sejak 27 Februari 2024 16.49

Bambang Utoyo
Kepala Staf TNI Angkatan Darat ke-4
Masa jabatan
27 Juni 1955 – 28 Oktober 1955
PresidenSoekarno
Informasi pribadi
Lahir(1920-08-20)20 Agustus 1920
Tuban, Jawa Timur
Meninggal4 Juli 1980(1980-07-04) (umur 59)
Jerman Barat Bonn
Suami/istriSiti Nuraini Asa'ari
Anak6
ProfesiTentara
Karier militer
Pihak Indonesia
Dinas/cabang TNI Angkatan Darat
Masa dinas1945-1976
Pangkat Jenderal TNI (Anumerta)
SatuanInfanteri
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Jenderal TNI (Anumerta) (Purn.) Bambang Utoyo (20 Agustus 1920 – 4 Juli 1980)[1] adalah Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) ke-4 yang menjabat dari tanggal 27 Juni 195528 Oktober 1955. Ia dikenal sebagai KSAD bertangan satu.[2]

Bambang muda lulus dari MULO pada tahun 1938 di Palembang dan aktif dalam organisasi pemuda Perkumpulan Indonesia Muda. Setelah Perang Dunia II usai Bambang menikah dengan Siti Nuraini Asa'ari yang juga berasal dari Palembang pada tahun 1950 dan dikaruniai 6 anak.

Bambang Utoyo meninggal dunia pada usia 59 tahun dengan pangkat terakhir Letnan Jenderal Anumerta. Mulai tanggal 1 November 1997, pemerintah Indonesia menaikkan pengkatnya menjadi Jenderal (Kehormatan).[3]

Karier militer

[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 1943, pada saat Jepang mulai berkuasa di Indonesia turut serta dalam latihan Giju Gun (seperti PETA) di Pagar Alam dan menjadi Sooy Giju Gun.[4] Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, menjadi komandan Resimen I, Divisi II Tentara Republik Indonesia (TRI) dengan pangkat Letnan Kolonel. Setelah menjadi komandan Divisi II pada tahun 1946, pangkatnya dinaikan menjadi Kolonel.

Menjelang akhir tahun 1946 hingga Januari 1947, Bambang memimpin pasukan untuk melawan pasukan sekutu yang dikenal dengan Pertempuran Lima Hari Lima Malam.[2] Pertempuran berakhir dengan gencatan senjata dengan pihak sekutu. Selain itu, Bambang Utoyo harus kehilangan satu tangannya karena percobaan granat hasil karya anak buahnya hingga di kemudian hari ia dikenal sebagai KASAD bertangan satu.[5]

Pada tahun 1948 pada saat terjadi reorganisasi dan rasionalisasi (RERA) TNI yang dijalankan oleh Perdana Menteri Mohammad Hatta, pangkatnya diturunkan satu tingkat menjadi Letnan Kolonel.

Karena alasan kesehatan, Bambang pensiun dari dinas aktif militer pada tanggal 5 September 1952 dengan pangkat Kolonel. Setelah terjadinya peristiwa 17 Oktober 1952, untuk mengatasi ketegangan pada tanggal 25 November 1952 aktif kembali dan menjabat sebagai Panglima Tentara dan Teritorium II di Palembang dengan pangkat Kolonel.[6]

Pada tanggal 10 Juni 1955 Presiden Soekarno menetapkan Bambang Utoyo sebagai KASAD[7] dengan pangkat Djenderal Major[8] dan melantiknya pada tanggal 27 Juni 1955. Ia menjabat sebagai KASAD selama 4 bulan.[9]

Meninggal Dunia

[sunting | sunting sumber]
Makam Bambang Utoyo di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata, Jakarta

Beliau wafat di Bonn, Jerman Barat pada tanggal 4 Juli 1980 dalam usia 59 tahun dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama (TMPNU) Kalibata, Jakarta Selatan.

Kenaikan Pangkat Kehormatan

[sunting | sunting sumber]

Pada November 1997, Presiden Soeharto memberikan penghargaan untuk para mantan KSAD. Soeharto memberikan kenaikan pangkat kehormatan satu tingkat lebih tinggi kepada Jenderal (Kehormatan) GPH Djatikusumo, Letjen (Kehormatan) Bambang Sugeng, dan Letjen (Kehormatan) Bambang Utoyo. Selain itu juga kepada Jenderal (Kehormatan) Sarwo Edhie Wibowo, mantan Dubes RI di Korea Selatan.

Penghargaan

[sunting | sunting sumber]
Baris ke-1 Bintang Dharma
Baris ke-2 Bintang Gerilya Bintang Kartika Eka Paksi Utama Bintang Sewindu Angkatan Perang Republik Indonesia
Baris ke-3 Satyalancana Bhakti Satyalancana Perang Kemerdekaan I Satyalancana Perang Kemerdekaan II
Baris ke-4 Satyalancana G.O.M I Satyalancana G.O.M II Satyalancana G.O.M III
Baris ke-5 Satyalancana G.O.M IV Satyalancana Sapta Marga Satyalancana Kebhaktian Sosial

Bibliografi

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Bambang Utoyo, Jiwa Ragaku untuk Negeri Tercinta, KASAD ke-4. Bandung: Dinas Sejarah Angkatan Darat. 2010. ISBN 978-602-95551-1-0. 
  2. ^ a b Arsilan, Rifki (2020-09-19). "Kisah KSAD Bertangan Satu Dianggap Penghianat oleh Anak Buah | Halaman 3". www.viva.co.id. Diakses tanggal 2023-11-14. 
  3. ^ Keputusan Presiden Nomor 50/ABRI Tahun 1997
  4. ^ Majalah Gajah Mada, Agustus 1955 No.2 tahun ke VI, Majalah Khusus Angkatan Perang Republik Indonesia
  5. ^ Arsilan, Rifki (2020-09-18). "Kisah Jenderal TNI Bertangan Satu Kena Granat Lalu Dilantik Jadi KSAD | Halaman 3". www.viva.co.id. Diakses tanggal 2023-11-14. 
  6. ^ "Panglima Kodam II/Sriwijaya dari masa ke masa". kodam-ii-sriwijaya.mil.id. Diakses tanggal 22 November 2013. 
  7. ^ Keputusan Presiden No.150/M Tahun 1955
  8. ^ Keputusan Presiden No.151/M Tahun 1955
  9. ^ admin (2020-08-21). "Mengenang 100 Tahun Jendral Bambang Utoyo (Kasad TNI Ke-4, 27/6/1955-28/10/1955)". INVESTIGASI BHAYANGKARA. Diakses tanggal 2023-11-14. 
  10. ^ Dinas Sejarah TNI AD 2011, hlm. 37.
Jabatan militer
Didahului oleh:
Zulkifli Lubis
Kepala Staf TNI Angkatan Darat
27 Juni 195528 Oktober 1955
Diteruskan oleh:
Abdul Haris Nasution