Lompat ke isi

Singarimbun: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
k Mengembalikan suntingan oleh 118.136.102.19 (bicara) ke revisi terakhir oleh Kris Simbolon
Tag: Pengembalian
 
(13 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
'''Singarimbun''' adalah salah satu cabang (sub-) [[marga]] [[Perangin-angin]], yaitu salah satu dari lima induk marga pada [[Suku Karo]].
'''Singarimbun''' ([[Surat Batak|Surat Batak Karo]]: ᯘᯪᯝᯒᯪᯅᯉᯬ᯳) adalah salah satu [[Marga Karo|marga]] [[Suku Karo|Batak Karo]] yang termasuk ke dalam induk marga [[Peranginangin]].


'''Singarimbun''' merupakan suatu kumpulan orang yang menyebutkan dirinya sebagai Marga yang tinggal di dataran tinggi karo di Bulu Langke sekitar 2 km di atas Mardinding, Kecamatan Tiganderket, Kabupaten Karo.
Singarimbun merupakan suatu kumpulan orang yang menyebutkan dirinya sebagai Marga yang tinggal di dataran tinggi karo di Bulu Langke sekitar 2 km di atas [[Mardingding, Tiganderket, Karo|Mardinding]], [[Tiganderket, Karo|Kecamatan Tiganderket]], [[Kabupaten Karo]].


'''Singarimbun''' yang pertama kali diperkirakan ada sekitar tahun 1400 an dan merupakan keturunan dari Kerajaan Majapahit yang pada waktu tahun 1330an melakukan penyerangan di Kerajaan Aru (Haru) dimana berdasarkan sejarah Pasukan Perang Majapahit dibawah pimpinan Mahapatih Gajah Mada ternyata tidak dapat mengalahkan Kerjaan Aru/ Haru sehingga mereka ditawan sehingga menjadi Marga Perangin angin yang ditempatkan sekitar Kampung Gajah dan Kampung Singa.
Singarimbun yang pertama kali diperkirakan ada sekitar tahun 1400 an dan merupakan keturunan dari Kerajaan Majapahit yang pada waktu tahun 1330an melakukan penyerangan di Kerajaan Aru (Haru) dimana berdasarkan sejarah Pasukan Perang Majapahit dibawah pimpinan Mahapatih Gajah Mada ternyata tidak dapat mengalahkan Kerjaan Aru/ Haru sehingga mereka ditawan sehingga menjadi Marga Perangin angin yang ditempatkan sekitar Kampung Gajah dan Kampung Singa.


Catatan. Sebagaimana diketahui Mahapatih setelah tahun 1330an tersebut tidak pernah diberitakan lagi keberadaannya.
Catatan. Sebagaimana diketahui Mahapatih setelah tahun 1330an tersebut tidak pernah diberitakan lagi keberadaannya.


'''Singarimbun''' setelah meletus Gunung Sinabung sekitar tahun 1500an (sebelum Belanda menjajah) membentuk kampung di Buluh Langkai dan karena tempatnya sempit dan terjal di lereng Gunung Sinabung maka membuat kampung baru di sebut Mardinding, dan dibentuklah dengan sebutan Kesain Rumah Jahe, Rumah Julu, Rumah Gerga dan Rumah Kurung Manik. Dan berdasarkan letak tanah dan besaran ukuran tanah maka dapat diketahui keturunan Singarimbun tersebut.
Singarimbun setelah meletus Gunung Sinabung sekitar tahun 1500an (sebelum Belanda menjajah) membentuk kampung di Buluh Langkai dan karena tempatnya sempit dan terjal di lereng Gunung Sinabung maka membuat kampung baru di sebut Mardinding, dan dibentuklah dengan sebutan Kesain Rumah Jahe, Rumah Julu, Rumah Gerga dan Rumah Kurung Manik. Dan berdasarkan letak tanah dan besaran ukuran tanah maka dapat diketahui keturunan Singarimbun tersebut.


Dengan beranak cucunya '''Singarimbun''' maka pada tahun 1700 an dibentuk Kutambaru oleh '''Kangsa Singarimbun''', dan '''Raja Nongnong''' yang sebelumnya diberikan tempat di Mardinding pada Rumah Julu melakukan migrasi oleh Puang Natangsa ke Temberun. Dan dari Mardinding berkembang ke Tanjung Pulo yang sekarang ada disebut Kerangan Singarimbun.
Dengan beranak cucunya Singarimbun maka pada tahun 1700 an dibentuk Kutambaru oleh Kangsa Singarimbun dan Raja Nongnong yang sebelumnya diberikan tempat di [[Mardingding, Tiganderket, Karo|Mardingding]] pada Rumah Julu melakukan migrasi oleh Puang Natangsa ke Temberun. Dan dari Mardinding berkembang ke Tanjung Pulo yang sekarang ada disebut Kerangan Singarimbun.


Laki-laki '''SIngarimbun''' disebut Tambar Malem sementara Perempuannya disebut Bru Saribu
Laki-laki bermarga Singarimbun disebut ''Tambar Malem'' sementara Perempuannya disebut ''Beru Saribu''.


== Tokoh Terkenal ==
== Tokoh ==
* [[Alm. Prof. DR. Masri Singarimbun]]
* [[Masri Singarimbun]]
* [[Alm. Letkol Kunci Singarimbun]]
* [[Alm. Drs. Kenal Singarimbun]]
* [[Alm. Kursi Singarimbun]]
* [[Advokat Ir. Tonin Tachta Singarimbun SH]]
* [[Dora Natalia Singarimbun]]


== Lihat pula ==
== Lihat pula ==
Baris 28: Baris 23:
* [[Perangin-angin]]
* [[Perangin-angin]]


== Referensi ==
[[Kategori:Suku Karo]]
{{Reflist}}
[[Kategori:Merga Karo]]

[[Kategori:Merga Silima]]
[[Kategori:Marga Batak]]
[[Kategori:Marga Karo]]
[[Kategori:Marga Peranginangin]]
[[Kategori:Marga Singarimbun]]

{{Suku-Batak-stub}}

Revisi terkini sejak 5 Maret 2024 02.06

Singarimbun (Surat Batak Karo: ᯘᯪᯝᯒᯪᯅᯉᯬ᯳) adalah salah satu marga Batak Karo yang termasuk ke dalam induk marga Peranginangin.

Singarimbun merupakan suatu kumpulan orang yang menyebutkan dirinya sebagai Marga yang tinggal di dataran tinggi karo di Bulu Langke sekitar 2 km di atas Mardinding, Kecamatan Tiganderket, Kabupaten Karo.

Singarimbun yang pertama kali diperkirakan ada sekitar tahun 1400 an dan merupakan keturunan dari Kerajaan Majapahit yang pada waktu tahun 1330an melakukan penyerangan di Kerajaan Aru (Haru) dimana berdasarkan sejarah Pasukan Perang Majapahit dibawah pimpinan Mahapatih Gajah Mada ternyata tidak dapat mengalahkan Kerjaan Aru/ Haru sehingga mereka ditawan sehingga menjadi Marga Perangin angin yang ditempatkan sekitar Kampung Gajah dan Kampung Singa.

Catatan. Sebagaimana diketahui Mahapatih setelah tahun 1330an tersebut tidak pernah diberitakan lagi keberadaannya.

Singarimbun setelah meletus Gunung Sinabung sekitar tahun 1500an (sebelum Belanda menjajah) membentuk kampung di Buluh Langkai dan karena tempatnya sempit dan terjal di lereng Gunung Sinabung maka membuat kampung baru di sebut Mardinding, dan dibentuklah dengan sebutan Kesain Rumah Jahe, Rumah Julu, Rumah Gerga dan Rumah Kurung Manik. Dan berdasarkan letak tanah dan besaran ukuran tanah maka dapat diketahui keturunan Singarimbun tersebut.

Dengan beranak cucunya Singarimbun maka pada tahun 1700 an dibentuk Kutambaru oleh Kangsa Singarimbun dan Raja Nongnong yang sebelumnya diberikan tempat di Mardingding pada Rumah Julu melakukan migrasi oleh Puang Natangsa ke Temberun. Dan dari Mardinding berkembang ke Tanjung Pulo yang sekarang ada disebut Kerangan Singarimbun.

Laki-laki bermarga Singarimbun disebut Tambar Malem sementara Perempuannya disebut Beru Saribu.

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]