Lompat ke isi

Syahganda Nainggolan: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k →‎Referensi: clean up
N.prophet97 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(14 revisi perantara oleh 10 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Nama Batak|[[Suku Batak Toba|Toba]]|[[Nainggolan]]}}
'''Syahganda Nainggolan''' ({{lahirmati||27|11|1965}}) adalah seorang Politisi & Aktivis senior Indonesia. Lahir di [[Medan]], ia sempat mengenyam pendidikan di [[Institut Teknologi Bandung]] (ITB) sebelum akhirnya dikeluarkan karena aktivitas politiknya menentang Orde Baru kala itu. Dilansir dari Laporan Majalah Tempo September 1989, mahasiswa jurusan [[Geodesi]] ini aktif di forum kelompok diskusi MSC (Mahasiswa Student Center) ITB.


{{Infobox person
Pada era reformasi, Syahganda menjadi motor [[Partai Daulat Rakyat]] (PDR) bersama [[Adi Sasono]]. Namun, ia pertama kalinya menjadi caleg dari [[Partai Merdeka]] dari Dapil [[Tangerang]]. Ia kemudian pindah ke [[Partai Golkar]], dan menjadi calon Partai Golkar untuk daerah Jawa Barat V pada 2009.
| name = Syahganda Nainggolan
| birth_date = {{Birth date and age|1965|11|27}}
| birth_place = [[Kota Medan|Medan]], [[Sumatera Utara]], Indonesia
| alma_mater = [[Institut Teknologi Bandung]]<br>[[Universitas Indonesia]]
| occupation = [[Politikus]], [[aktivis]]
| organization = Serikat Buruh Persaudaraan Pekerja Muslim Indonesia 98<br>Sabang Merauke Circle<br>[[Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia]]
| known_for = Aktivis
}}

[[Doktor|Dr.]] [[Haji (gelar)|H.]] '''Syahganda Nainggolan''', [[Magister|M.T.]] ({{lahirmati||27|11|1965}}) adalah seorang politikus dan aktivis Indonesia. Lahir di [[Kota Medan|Medan]], ia sempat mengenyam pendidikan di [[Institut Teknologi Bandung]] sebelum akhirnya dikeluarkan karena aktivitas politiknya menentang [[Orde Baru (Indonesia)|Orde Baru]] kala itu. Dilansir dari laporan majalah [[Tempo (majalah)|Tempo]], September 1989, mahasiswa jurusan [[Geodesi]] ini aktif di forum kelompok diskusi MSC (Mahasiswa Student Center) ITB.

Pada era reformasi, Syahganda menjadi motor [[Partai Daulat Rakyat]] (PDR) bersama [[Adi Sasono]]. Namun, ia pertama kalinya menjadi caleg dari [[Partai Merdeka]] dari Dapil [[Kota Tangerang|Tangerang]]. Ia kemudian pindah ke [[Partai Golkar]], dan menjadi calon Partai Golkar untuk daerah [[Jawa Barat V (daerah pemilihan)|Jawa Barat V]] pada [[Pemilihan umum legislatif Indonesia 2009|2009]].


Nama Syahganda juga kembali mencuat pada 2007. Saat itu ia menjadi salah satu Tim Sukses dari Pasangan Presiden dan Wakil Presiden [[Susilo Bambang Yudhoyono]] - [[Jusuf Kalla]]. Hal itu disebut-sebut membawanya mendapat posisi Komisaris PT Pelindo.
Nama Syahganda juga kembali mencuat pada 2007. Saat itu ia menjadi salah satu Tim Sukses dari Pasangan Presiden dan Wakil Presiden [[Susilo Bambang Yudhoyono]] - [[Jusuf Kalla]]. Hal itu disebut-sebut membawanya mendapat posisi Komisaris PT Pelindo.


Pada akhir era kepemimpinan SBY, Syahganda sempat dihubungkan dengan akun twitter @triomacan2000. Ia disebut-sebut sebagai salam satu admin bersama [[Abdul Rasyid]], Staf Khusus Menteri Koordinator Perekonomian dan [[Raden Nuh]].
Pada akhir era kepemimpinan SBY, Syahganda sempat dihubungkan dengan akun Twitter @triomacan2000. Ia disebut-sebut sebagai salam satu admin bersama [[Abdul Rasyid]], Staf Khusus Menteri Koordinator Perekonomian dan [[Raden Nuh]].


Ia kemudian mendirikan Lembaga Kajian Publik Sabang-Merauke Circle pada 2010. Pada 2015, Syahganda berhasil meraih gelar doktoralnya di [[Universitas Indonesia]]. Disertasinya berjudul 'Analisa Pengaruh Jaminan Upah Layak, Jaminan Sosial dan Solidaritas Sosial Terhadap Kesejahteraan Buruh'.
Ia kemudian mendirikan Lembaga Kajian Publik Sabang-Merauke Circle pada 2010. Pada 2015, Syahganda berhasil meraih gelar doktoralnya di [[Universitas Indonesia]]. Disertasinya berjudul 'Analisa Pengaruh Jaminan Upah Layak, Jaminan Sosial dan Solidaritas Sosial Terhadap Kesejahteraan Buruh'.


Di era kepemimpinan [[Joko Widodo]] periode kedua, Syahganda muncul kembali setelah ia menyatakan dukungan dan ikut hadir dalam deklarasi [[Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia]] KAMI pada Agustus 2020. Bersama [[Din Syamsuddin]] hingga [[Gatot Nurmantyo]], ia kemudian aktif di koalisi tersebut dan didapuk sebagai Sekretaris Komisi Kerja (Komja). Pada 14 Oktober 2020, Syahganda ditetapkan sebagai tersangka oleh Mabes Polri dan dijerat dengan Pasal 45 ayat 2 Undang-Undang RI Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) dan atau Pasal 160 KUHP tentang Penghasutan.<ref>https://nasional.tempo.co/read/1395988/profil-syahganda-nainggolan-jadi-aktivis-sejak-kuliah-di-itb</ref>
Di era kepemimpinan [[Joko Widodo]] periode kedua, Syahganda muncul kembali setelah ia menyatakan dukungan dan ikut hadir dalam deklarasi [[Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia]] KAMI pada Agustus 2020. Bersama [[Din Syamsuddin]] hingga [[Gatot Nurmantyo]], ia kemudian aktif di koalisi tersebut dan didapuk sebagai Sekretaris Komisi Kerja (Komja).<ref>https://nasional.tempo.co/read/1395988/profil-syahganda-nainggolan-jadi-aktivis-sejak-kuliah-di-itb</ref>


== Referensi ==
== Referensi ==
{{reflist}}
{{reflist}}


[[Kategori:Alumni Institut Teknologi Bandung]]
[[Kategori:Alumni Universitas Indonesia]]
[[Kategori:Marga Nainggolan]]
[[Kategori:Tokoh dari Medan]]
[[Kategori:Tokoh dari Medan]]
[[Kategori:Politikus Indonesia]]
[[Kategori:Politikus Partai Golongan Karya]]





Revisi terkini sejak 11 Maret 2024 10.08

Syahganda Nainggolan
Lahir27 November 1965 (umur 58)
Medan, Sumatera Utara, Indonesia
AlmamaterInstitut Teknologi Bandung
Universitas Indonesia
PekerjaanPolitikus, aktivis
OrganisasiSerikat Buruh Persaudaraan Pekerja Muslim Indonesia 98
Sabang Merauke Circle
Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia
Dikenal atasAktivis

Dr. H. Syahganda Nainggolan, M.T. (lahir 27 November 1965) adalah seorang politikus dan aktivis Indonesia. Lahir di Medan, ia sempat mengenyam pendidikan di Institut Teknologi Bandung sebelum akhirnya dikeluarkan karena aktivitas politiknya menentang Orde Baru kala itu. Dilansir dari laporan majalah Tempo, September 1989, mahasiswa jurusan Geodesi ini aktif di forum kelompok diskusi MSC (Mahasiswa Student Center) ITB.

Pada era reformasi, Syahganda menjadi motor Partai Daulat Rakyat (PDR) bersama Adi Sasono. Namun, ia pertama kalinya menjadi caleg dari Partai Merdeka dari Dapil Tangerang. Ia kemudian pindah ke Partai Golkar, dan menjadi calon Partai Golkar untuk daerah Jawa Barat V pada 2009.

Nama Syahganda juga kembali mencuat pada 2007. Saat itu ia menjadi salah satu Tim Sukses dari Pasangan Presiden dan Wakil Presiden Susilo Bambang Yudhoyono - Jusuf Kalla. Hal itu disebut-sebut membawanya mendapat posisi Komisaris PT Pelindo.

Pada akhir era kepemimpinan SBY, Syahganda sempat dihubungkan dengan akun Twitter @triomacan2000. Ia disebut-sebut sebagai salam satu admin bersama Abdul Rasyid, Staf Khusus Menteri Koordinator Perekonomian dan Raden Nuh.

Ia kemudian mendirikan Lembaga Kajian Publik Sabang-Merauke Circle pada 2010. Pada 2015, Syahganda berhasil meraih gelar doktoralnya di Universitas Indonesia. Disertasinya berjudul 'Analisa Pengaruh Jaminan Upah Layak, Jaminan Sosial dan Solidaritas Sosial Terhadap Kesejahteraan Buruh'.

Di era kepemimpinan Joko Widodo periode kedua, Syahganda muncul kembali setelah ia menyatakan dukungan dan ikut hadir dalam deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia KAMI pada Agustus 2020. Bersama Din Syamsuddin hingga Gatot Nurmantyo, ia kemudian aktif di koalisi tersebut dan didapuk sebagai Sekretaris Komisi Kerja (Komja).[1]

Referensi

[sunting | sunting sumber]