Lompat ke isi

Achmad Wiranatakusumah: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Added {{Cleanup rewrite}} tag to article (TW)
k koreksi tanda baca
 
(24 revisi perantara oleh 15 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Cleanup rewrite|date=Juni 2020}}
{{Cleanup rewrite|date=Juni 2020}}
{{Infobox Officeholder
{{sedang ditulis}}
|honorific-prefix = <small>Letnan Jenderal TNI (Purn.)</small>
== Letjen TNI (purn.) Achmad Wiranatakusumah ==
|name = Achmad Wiranatakusumah
<ref>{{Cite book|title=Letjen TNi (Purn.) Achmad Wiranatakusumah|last=Taram, sastranegara, Yahya|first=Aam, R. H., Iip D|date=2019|publisher=PT kompas media Nusantara|isbn=978-602-412-623-0|location=Jakarta|pages=163 s/d 172|url-status=live}}</ref><ref>{{Cite book|title=Letjen TNI (Purn.) Achmad Wiranatakusumah "Komandan Siluman Merah"|last=Taram, Sastranegara, D yahya.|first=Aam, R. H. ,Iip|date=2019|publisher=PT kompas Media Nusantara|isbn=978-602-412-623-0|location=Jakarta|pages=163 s/d 172|url-status=live}}</ref>[[Letnan Jenderal|Letjen TNI achmad wiranatakusumah]]
|honorific-suffix =
|image =
|imagesize =
|caption = Peluncuran Buku "Komandan Siluman Merah"
|office =
|order =
|governor =
|lieutenant =
|term_start =
|term_end =
|predecessor =
|successor =
|birth_date = {{Birth date|1925|10|11}}
|birth_place = [[Bandung]], [[Hindia Belanda]]
|death_date = {{Death date and age|1999|9|27|1925|10|11}}
|death_place = [[Jakarta]]
|allegiance = {{flag|Indonesia}}
|serviceyears = 1945–1980
|rank = [[Berkas:Pdu_letjendtni_staf.png|25px]] [[Letnan Jenderal]] [[TNI]]
|branch = [[Berkas:Insignia of the Indonesian Army.svg|25px]] [[TNI Angkatan Darat]]
|unit = [[Infanteri]] ([[RPKAD]])
|awards =
|party =
|relations =
|spouse =
|children = 1. Siti Fatimah Ratnasangkara Wiranatakusumah<br>2. Antar Yuma Tulisa Wiranatakusumah<br>3. Roxanne Siti Aminah Kurniati Wiranatakusumah<br>4. Attila Nuh Achmad Nasran Wiranatakusumah<br>5. [[Kisenda Wiranata|Marsdya TNI (Purn.) Kisenda Wiranata]]<br>6. Achmad Ingemar Laguna<br>7. Kisano Alam Wiranatakusumah
|residence =
|alma_mater =
|occupation =
|religion = [[Islam]]
}}
[[Letnan Jenderal]] [[TNI]] ([[Purnawirawan|Purn.]]) '''Raden Achmad Wiranatakusumah''' ({{lahirmati|[[Bandung]], [[Jawa Barat]]|11|10|1925|[[Jakarta]]|27|9|1999}}) adalah seorang [[Purnawirawan]] perwira tinggi [[TNI Angkatan Darat]] dengan jabatan terakhir Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional. Ia terkenal saat menjabat Komandan Batalyon 26 Brigade Guntur II yang populer dijuluki Batalyon Siluman Merah.<ref>{{Cite book|title=Letjen TNi (Purn.) Achmad Wiranatakusumah|last=Taram, sastranegara, Yahya|first=Aam, R. H., Iip D|date=2019|publisher=PT kompas media Nusantara|isbn=978-602-412-623-0|location=Jakarta|pages=163 s/d 172|url-status=live}}</ref><ref>{{Cite book|title=Letjen TNI (Purn.) Achmad Wiranatakusumah "Komandan Siluman Merah"|last=Taram, Sastranegara, D yahya.|first=Aam, R. H. ,Iip|date=2019|publisher=PT kompas Media Nusantara|isbn=978-602-412-623-0|location=Jakarta|pages=163 s/d 172|url-status=live}}</ref>


== Riwayat Hidup ==
Letnan Jenderal TNI (Purn.) R. Achmad wiranatakusumah Seorang Tokoh Militer ia lahir di Bandung pada 11 oktober 1925 dari Pasangan Raden Aria Adipati H. Muharam Wiranatakusumah, Dalem (Bupati Bandung) yg juga seorang ulama dan seniman, dengan Raden Ayu Sankaningrat, keturunan Bupati Sumedang
{{Tambah referensi bagian | date = November 2022}}
Ia terlahir dari Pasangan [[Wiranatakoesoema V|Raden Aria Adipati H. Muharam Wiranatakusumah, Dalem]] (Bupati Bandung) yang juga seorang ulama dan seniman, dengan R.A. Oekon Sangkaningrat Soeriadihardja, keturunan Bupati Sumedang. Pada tahun 1939, Achmad Bersama saudara dan teman-temannya Mendirikan organisasi pemuda bernama ''Zwarteanker jeugd Organitatie'' kemudian berubah menjadi Padjadjaran Jeugd Troep (PJT) sebagai wadah perjuangan dalam menghadapi invasi Jepang ke Indonesia.


=== Membangun Pasukan di [[Ciwidey, Bandung|Ciwidey]] ===
Pada 1939 Achmad Bersama saudara dan teman-temanya Mendirikan organisasi pemuda bernama Zwarteanker jeugd Organitatie kemudian berubah menjadi '''''Padjadjaran Jeugd Troep''''' (Pjt) . Sebagai wadah perjuangan dalam menghadapi invasi jepang ke indonesia.


Achmad bersama anggotanya mengumpulkan para pemuda yang memiliki semangat juang untuk mengusir Belanda, mereka datang dari daerah perkebunan Sukaati, Ciwidey, Soreang, Banjaran dan Majalaya. Pada 7 Oktober 1945 , Achmad mendirikan kesatuan Tentara. Para perwiranya antara lain bekas ''Seinendan, Peta'' dan ''Heiho.'' Jumlah anggotanya tidak lebih dari 200 orang sehingga hanya cukup menjadi dua kompi. Setelah itu pasukannya bergerak ke Soreang untuk bergabung dengan pasukan lain. Barulah pada 8 januari 1946, pasukan Achmad diresmikan jadi Batalyon III resimen 8 .
'''Membangun Pasukan diciwidey'''


Ditubuh Divisi Siliwangi terjadi reorganisasi. Kesatuan Achmad diberi nama Batalyon III Resimen Menjadi Batalyon 26 Brigade Guntur II dengan Komandan Brigade [[Daan Yahya]]. Pada saat itu juga, batalyon Achmad dijuluki pasukan Siluman. Julukan Itu disematkan oleh tentara Belanda karena Batalyon Achmad melakukan serangan secara mendadak dan tidak ada tanda-tanda sebelumnya. Ketika Belanda membalas serangan dengan mengejar, tiba-tiba Batalyon Achmad menghilang tidak dapat dikejar atau dideteksi dari mana datangnya dan ke mana menghilangnya. Rakyat juga menyebut Batalyon Achmad bisa "Nyiluman" sehingga munculah julukan Batalyon Siluman di samping Nama Batalyon 26 yang kelak melegenda menjadi Batalyon Siluman Merah A3W (''Ayax en drie willem'').
Achmad bersama Anggotanya mengumpulkan para pemuda yg memiliki semangat juang untuk mengusir belanda, mereka datang dari daerah perkebunan sukaati, ciwidey, soreang, banjaran dan majalaya.


Sebagai Komandan Batalyon Siluman Merah, Achmad menjalani peristiwa Penting bagi Divisi Siliwangi, yaitu hijrah Ke Jawa Tengah dan ''long march'' kembali ke Jawa Barat. Bahkan dia Memimpin Rombongan terakhir dan terbesar mencapai 2500 orang. Dalam perjalanan yang panjang dan lama, dia bersama pasukanya harus menghadapi dua musuh sekaligus, yaitu Belanda dan [[Negara Islam Indonesia|DI/TII]] pimpinan [[Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo|S.M Kartosoewirjo]]. Achmad terlibat dalam penumpasan gerakan merongrong Republik Indonesia, seperti [[Pemberontakan PKI 1948|Pemberontakan PKI di Madiun]] dan [[Republik Maluku Selatan|Republik Maluku Selatan (RMS)]]. Dia juga menghadang pemberontakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) yg dipimpin Kapten [[Raymond Westerling]] dan Peristiwa [[Zulkifli Lubis]].
Pada 7 Oktober 1945 , Achmad mendirikan kesatuan Tentara. Para perwiranya bekas seinendan, Peta dan Heiho. Jumlah anggotanya tidak lebih dari 200 orang sehingga hanya cukup menjadi dua kompi.
[[Berkas:Dokumentasi pak achmad.jpg|jmpl|452x452px]]
[[Berkas:Komandan Siluman Merah.jpg|jmpl|395x395px]]
Setelah itu pasukan bergerak ke soreang untuk bergabung dengan pasukan lain,barulah pada 8 januari 1946, Pasukan Achmad diresmikan jadi Batalyon III resimen 8 . Ditubuh Divisi Siliwangi terjadi reorganisasi. Kesatuan Achmad diberi nama Batalyon III Resimen Menjadi Batalyon 26 Brigade Guntur II dengan Komandan Brigade Daan Yahya. Pada saat itu juga, batalyon Achmad dijuluki pasukan Siluman. Julukan Itu disematkan oleh tentara Belanda karena Batalyon Achmad melakukan serangan secara mendadak dan tidak ada tanda-tanda sebelumnya. Ketika Belanda membalas serangan dengan mengejar, tiba-tiba Batalyon Achmad menghilang tidak dapat dikejar atau dideteksi dari mana datangnya dan kemana menghilangnya.


Bekal Pendidikan di Amerika Serikat membuat Achmad menguasai strategi Militer. Oleh karena itu, ketika perjuangan merebut Irian Barat, dia ditugaskan menyusun Strategi infiltrasi ke Irian Barat karena, strategi sebelumnya gagal. Dalam Operasi Trikora, Achmad mendapat tugas membangun Tjaduad (Tjadangan Umum Angkatan Darat), yang kemudian menjadi [[Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat|KOSTRAD (Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat)]] . Dia menjabat kepala Staf dengan Komandannya Mayjen TNI Soeharto. Ketika [[Soeharto]] menjabat Panglima Mandala dalam [[Operasi Trikora|Trikora]], Achmad menjadi Panglima Mandala dari Angkatan Darat. Setelah selesai Operasi Trikora, Achmad ditunjuk menjadi Ketua Tim Serah Terima Kekuasaan atas Irian Barat dari Belanda Kepada Indonesia.
Rakyat juga menyebut Batalyon Achmad bisa "Nyiluman".Maka, munculah julukan Batalyon Siluman di samping Nama Batalyon 26. Yg kelak melegenda menjadi Batalyon Siluman Merah A3W (Ayax en drie willem).


Achmad kembali dipercaya mewakili Angkatan Darat sebagai Deputi II Bagian Operasi Kolaga (Komando Mandala Siaga) pada saat [[Konfrontasi Indonesia–Malaysia|Indonesia berkonfrontasi dengan Malaysia]].
'''Biografi Aom Achmad wiranatakusumah'''


Sebagai [[Kaskostrad|Kepala Staf Kostrad]], Achmad memegang kendali atas situasi genting setelah peristiwa [[Gerakan 30 September|Gerakan 30 September 1965 (G30S)]]. Dialah yang memimpin rapat dan memerintahkan pergerakan pasukan untuk menumpas G30S.
Sebagai Komandan Batalyon Siluman Merah, Achmad menjalani peristiwa Penting bagi Divisi Siliwangi, yaitu hijrah Ke Jawa Tengah dan longmarch kembali ke Jawa Barat. Bahkan dia Memimpin Rombongan Terakhir yg terbesar mencapai 2500 orang. Dalam perjalanan yg panjang dan lama,dia bersama pasukanya harus menghadapi dua musuh sekaligus, yaitu belanda dan DI/TII S.M Kartosoewirjo.


Setelah Soeharto menjadi Men/Pangad, Achmad ditawari menjadi Panglima KOSTRAD akan tetapi dia menolak. Begitu pula tawaran menjadi [[Daftar Gubernur Jawa Barat|Gubernur Jawa Barat]]. Dia kemudian memimpin LAJISTRAD (Lembaga Pengkajian Angkatan Darat), sebelum akhirnya menjadi Sekjen Dewan Hankamnas (Pertahanan dan Keamanan Nasional) sekarang Wantannas (Dewan Ketahanan Nasipnal). Achmad juga menjadi salah satu perumus Utama [[Garis-garis Besar Haluan Negara|GBHN (Garis-garis Besar Haluan Negara)]].
Achmad terlibat dalam penumpasan gerakan merongrong Republik Indonesia, seperti Pemberontakan PKI di Madiun dan Republik Maluku Selatan (RMS). Dia juga mengalami pemberontakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) yg dipimpin Kapten Raymond Westerling dan Peristiwa Zulkifli Lubis.


Achmad menjiwai Intelijen. Sebagai Alumnus Pendidikan militer di Amerika Serikat, dia memiliki hubungan dengan intelijen Amerika sekaligus Rusia. Amerika serikat pernah meminta Achmad untuk mengirim Tim dalam rangka ''Missing In Action'' ke Vietnam untuk mencari tentara Amerika Serikat yang hilang.
Bekal Pendidikan di Amerika Serikat membuat Achmad menguasai strategi Militer. Oleh karena itu, ketika perjuangan merebut Irian Barat, dia ditugaskan menyusun Strategi infiltrasi ke Irian Barat karena strategi sebelumnya gagal. Dalam rangka Trikora itu, dia mendapat tugas membangun Tjaduad (Tjadangan Umum Angkatan Darat), yg kemudian menjadi KOSTRAD. Dia menjabat kepala Staf dengan Komandanya Mayjen TNI Soeharto.


=== Kiprah Sang Komandan Siluman Merah ===
Ketika soeharto menjabat Panglima mandala dalam Trikora, Achmad menjadi Panglima Mandala dari Angkatan Darat. Setelah selesai Operasi Trikora, Achmad ditunjuk menjadi Ketua Tim Serah Terima Kekuasaan atas Irian Barat dari Belanda Kepada Indonesia.


Achmad patut bangga karena anak buahnya banyak yang menjadi inti pasukan elite, seperti RPKAD (Kemudian jadi [[Kopassus]]) dan pasukan Lintas Udara Kujang, antara lain Alex saleh Prawiraatmadja, Pandries, Fadillah, Marcel Muhammad, Suhanda, dan lain-lain. Komandn kompi dan komandan peleton mencapai pangkat jenderal, seperti [[Hartono Rekso Dharsono|Mayjen TNI Hartono Rekso Dharsono]] (Sekjen Asean), Alex Saleh Prawiraatmadja, [[Poniman|Jenderal TNI Poniman]] (Menhankam), [[G.H. Mantik|Letjen TNI Gustaf Hendrik Mantik]] (Pangkowilhan 1), Ahmad Yusuf, Obrien dll. Achmad pula yang menemukan seorang prajurit komando Belanda, yaitu Visser alias [[Idjon Djanbi|Letkol Inf Idjon Djanbi]], yang pada saat itu, menjadi Petani di Lembang, Bandung. Dia menyerahkanya kepada Sutoko untuk mendirikan kesatuan Komando Teritorium III yang kemudian menjadi RPKAD (Sekarang [[Kopassus]]).
Achmad kembali dipercaya mewakili Angkatan Darat sebagai Deputi II Bagian Operasi Kolaga ( Komando Mandala Siaga) pada saat Indonesia berkonfrontasi dengan Malaysia.


Achmad berkontribusi dalam organisasi kemiliteran TNI pada 1945, antara lain perubahan seksi jadi peleton, markas batalion jadi staf kompi, dan sebagainya. Pasukan Achmad adalah yang pertama meletakan pangkat di bahu, sedangkan pasukan-pasukan lain tanda pangkatnya ditempel di dada seperti tentara Jepang. Tanda infanteri senjata bersilang, Tanda RI di kerah kemeja, lagu mars batalion hasil mengubah lagu Lily Marleen diambil alih oleh Divisi Siliwangi waktu hijrah ke jawa tengah. Bahkan, gagasan "Pagar betis" untuk menumpas DI/TII berasal dari Achmad sewaktu menjabat Komandan Resimen 8 Bogor.
Sebagai Kepala Staff Kostrad, Achmad memegang kendali atas situasi genting setelah peristiwa Gerakan 30 september 1965 (G30S). Dialah yg memimpin rapat dan memerintahkan pergerakan pasukan untuk menumpas G30S.


== Kehidupan Pribadi ==
Setelah soeharto menjadi Men/Pangad,Achmad ditawari menjadi Panglima Kostrad. Namun, dia menolak, begitu pula tawaran menjadi Gubernur Jawa Barat. Dia kemudian memimpin Lembaga Pengkajian Angkatan Darat (Lajistrad), sebelum akhirnya menjadi sekjen dewan Hankamnas. Dan menjadi salah satu perumus Utama GBHN.


=== Masa Pensiun ===
Achmad menjiwai Intelijen.sebagai Alumnus Pendidikan militer di Amerika Serikat, dia memiliki hubungan dengan intelijen Amerika sekaligus Rusia. Amerika serikat pernah meminta Achmad untuk mengirim Tim dalam rangka Missing In Action ke vietnam untuk mencari tentara Amerika Serikat Yg Hilang.


Achmad Pensiun pada 1980 dengan pangkat terakhir Letnan jenderal. Jabatan terakhirnya sebagai Sekretaris Jenderal Dewan Hankamnas. Setelah pensiun, Achmad menepi ke [[Ciwidey, Bandung|Barutunggul Ciwidey]] di kaki [[Gunung Sepuh]]. Di sana, dia bernostalgia dengan basis pertahanan terakhirnya sebelum hijrah ke Jawa Tengah. Para mantan anak buahnya sering mengunjunginya. Dia mendirikan Yayasan Purna Yudha Siluman Merah A3W dan membuat koperasi untuk kesejahteraan anggotanya.
'''Kiprah sang Komandan Siluman Merah'''
[[Berkas:Siluman Merah.jpg|jmpl|237x237px|yon siluman merah]]
Achmad patut Bangga karena anak buahnya banyak yg menjadi inti pasukan elite, seperti RPKAD (Kemudian jadi Kopassus) dan pasukan Lintas Udara Kujang, antara lain Alex saleh Prawiraatmadja, Pandries, Fadillah, marcel Muhammad, suhanda, dan lain-lain. Komandn kompi dan komandan peleton mencapai pangkat jenderal, seperti HR dharsono(Sekjen Asean) , Alex Saleh Prawiraatmadja, Poniman (Menhankam),G. H. Mantik (Pangkowilhan 1), Ahmad Yusuf,obrien Dll.


=== Hobi ===
Achmad pula yg menemukan seorang prajurit komando Belanda, yaitu Visser alias Idjon Djanbi, yg menjadi Petani di Lembang, Bandung. Dia menyerahkanya kepada sutoko untuk mendirikan kesatuan Komando Teritorium III yg kemudian menjadi RPKAD (Sekarang Kopassus).
Dia tak Punya mobil Pribadi, hanya mobil sedan dinas berwarna hijau militer. ''"Kalau saya punya Uang, lebih baik untuk memperbaiki perahu motor saya,"'' kata Achmad yang juga suka bermain tenis dan aerobik. Hobinya memperbaiki kapal. Dia dapat kapal bekas dari dinas Angkutan Darat Bagian Laut. Dia dan montir memperbaiki kapal bekas itu. Dua kapalnya tidak selesai dan belum sempat melaut. Yang digunakan untuk melaut adalah kapal kecil atau ''speed boat''. Dia menamai kapalnya ''nget-nget'' dari kata ''ngeteng.'' Maksudnya, kapal itu diperbaiki dengan cara bertahap (Ngeteng)


== Meninggal dunia ==
Achmad berkontribusi dalam organisasi kemiliteran TNI pada 1945, antara lain perubahan seksi jadi peleton, markas batalion jadi staf kompi, dan sebagainya. Pasukan Achmad yg pertama meletakan pangkat di bahu, sedangkan pasukan-pasukan lain tanda pangkatnya ditempel di dada seperti tentara jepang. Tanda infanteri senjata bersilang, Tanda RI di kerah kemeja, lagu mars batalion hasil mengubah lagu Lily marleen diambil alih oleh Divisi siliwangi waktu hijrah ke jawa tengah. Bahkan, gagasan "Pagar betis" untuk menumpas DI/TII berasal dari Achmad sewaktu menjabat Komandan Resimen 8 Bogor.
Achmad Wiranatajusumah meninggal di kereta Api dalam perjalanan dari Bandung ke Jakarta pada 27 september 1999.

'''Akhir Aom Achmad'''

Achmad Pensiun pada 1980 dengan pangkat terakhir Letnan jenderal. Jabatan terakhirnya sebagai Sekretaris Jenderal Dewan Hankamnas.

Setelah pensiun, Achmad menepi ke Barutunggul Ciwidey di kaki Gunung Sepuh. Disana dia bernostalgia dengan basis pertahanan terakhirnya sebelum hijrah ke Jawa Tengah. Para mantan anak buahnya sering mengunjunginya. Dia mendirikan Yayasan Purna Yudha Siluman Merah A3W dan membuat koperasi untuk kesejahteraan anggotanya.

'''Hobbi'''

Dia tak Punya mobil Pribadi, hanya mobil sedan dinas berwarna hijau militer. "Kalau saya punya Uang, lebih baik untuk memperbaiki perahu motor saya," kata achmad yg juga suka bermain tenis dan aerobik.

Hobinya memperbaiki kapal. Dia dapat kapal bekas dari dinas Angkutan Darat Bagian Laut. Dia dan montir memperbaiki kapal bekas itu. Dua kapalnya tidak selesai dan belum sempat melaut. Yg digunakan untuk melaut adalah kapal kecil atau speedboat. Dia menamai kapalnya ''nget-nget Dari kata ngeteng. Maksudnya'' , kapal itu diperbaiki dengan cara bertahap (Ngeteng)

'''Akhir Aom Achmad'''

Achmad meninggal di kereta Api dalam perjalanan bandung jakarta pada 27 september 1999.

'''Riwayat keluarga'''


== Riwayat keluarga ==
Dari dua kali pernikahanya, dia mendapatkan tujuh anak :
Dari dua kali pernikahanya, dia mendapatkan tujuh anak :


# Siti fatimah ratnasangkara Wiranatakusumah
# Siti Fatimah Ratnasangkara Wiranatakusumah
# Antar yuma tulisa Wiranatakusumah
# Antar Yuma Tulisa Wiranatakusumah
# Roxanne Siti aminah Kurniati Wiranatakusumah
# Roxanne Siti Aminah Kurniati Wiranatakusumah
# Attila nuh Achmad Nasran Wiranatakusumah
# Attila Nuh Achmad Nasran Wiranatakusumah
# Marsekal Madya Kisenda Wiranatakusumah M.A.
# Marsekal Madya TNI [[Kisenda Wiranata|Kisenda Wiranatakusumah M.A]].
# Achmad Ingemar Laguna
# Achmad Ingemar Laguna
# Kisano Alam Wiranatakusumah
# Kisano Alam Wiranatakusumah

'''Referensi'''
== Referensi ==
{{Reflist}}

{{DEFAULTSORT:Wiranatakusuma, Achmad}}
[[Kategori:Tokoh militer Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh TNI]]
[[Kategori:Tokoh Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat]]
[[Kategori:Tokoh Sunda]]
[[Kategori:Tokoh Siliwangi]]
[[Kategori:Tokoh Jawa Barat]]
[[Kategori:Tokoh dari Bandung]]
[[Kategori:Tokoh Angkatan 45]]

Revisi terkini sejak 12 Maret 2024 02.50

Letnan Jenderal TNI (Purn.)
Achmad Wiranatakusumah
Informasi pribadi
Lahir(1925-10-11)11 Oktober 1925
Bandung, Hindia Belanda
Meninggal27 September 1999(1999-09-27) (umur 73)
Jakarta
Anak1. Siti Fatimah Ratnasangkara Wiranatakusumah
2. Antar Yuma Tulisa Wiranatakusumah
3. Roxanne Siti Aminah Kurniati Wiranatakusumah
4. Attila Nuh Achmad Nasran Wiranatakusumah
5. Marsdya TNI (Purn.) Kisenda Wiranata
6. Achmad Ingemar Laguna
7. Kisano Alam Wiranatakusumah
Karier militer
Pihak Indonesia
Dinas/cabang TNI Angkatan Darat
Masa dinas1945–1980
Pangkat Letnan Jenderal TNI
SatuanInfanteri (RPKAD)
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Letnan Jenderal TNI (Purn.) Raden Achmad Wiranatakusumah (11 Oktober 1925 – 27 September 1999) adalah seorang Purnawirawan perwira tinggi TNI Angkatan Darat dengan jabatan terakhir Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional. Ia terkenal saat menjabat Komandan Batalyon 26 Brigade Guntur II yang populer dijuluki Batalyon Siluman Merah.[1][2]

Riwayat Hidup

[sunting | sunting sumber]

Ia terlahir dari Pasangan Raden Aria Adipati H. Muharam Wiranatakusumah, Dalem (Bupati Bandung) yang juga seorang ulama dan seniman, dengan R.A. Oekon Sangkaningrat Soeriadihardja, keturunan Bupati Sumedang. Pada tahun 1939, Achmad Bersama saudara dan teman-temannya Mendirikan organisasi pemuda bernama Zwarteanker jeugd Organitatie kemudian berubah menjadi Padjadjaran Jeugd Troep (PJT) sebagai wadah perjuangan dalam menghadapi invasi Jepang ke Indonesia.

Membangun Pasukan di Ciwidey

[sunting | sunting sumber]

Achmad bersama anggotanya mengumpulkan para pemuda yang memiliki semangat juang untuk mengusir Belanda, mereka datang dari daerah perkebunan Sukaati, Ciwidey, Soreang, Banjaran dan Majalaya. Pada 7 Oktober 1945 , Achmad mendirikan kesatuan Tentara. Para perwiranya antara lain bekas Seinendan, Peta dan Heiho. Jumlah anggotanya tidak lebih dari 200 orang sehingga hanya cukup menjadi dua kompi. Setelah itu pasukannya bergerak ke Soreang untuk bergabung dengan pasukan lain. Barulah pada 8 januari 1946, pasukan Achmad diresmikan jadi Batalyon III resimen 8 .

Ditubuh Divisi Siliwangi terjadi reorganisasi. Kesatuan Achmad diberi nama Batalyon III Resimen Menjadi Batalyon 26 Brigade Guntur II dengan Komandan Brigade Daan Yahya. Pada saat itu juga, batalyon Achmad dijuluki pasukan Siluman. Julukan Itu disematkan oleh tentara Belanda karena Batalyon Achmad melakukan serangan secara mendadak dan tidak ada tanda-tanda sebelumnya. Ketika Belanda membalas serangan dengan mengejar, tiba-tiba Batalyon Achmad menghilang tidak dapat dikejar atau dideteksi dari mana datangnya dan ke mana menghilangnya. Rakyat juga menyebut Batalyon Achmad bisa "Nyiluman" sehingga munculah julukan Batalyon Siluman di samping Nama Batalyon 26 yang kelak melegenda menjadi Batalyon Siluman Merah A3W (Ayax en drie willem).

Sebagai Komandan Batalyon Siluman Merah, Achmad menjalani peristiwa Penting bagi Divisi Siliwangi, yaitu hijrah Ke Jawa Tengah dan long march kembali ke Jawa Barat. Bahkan dia Memimpin Rombongan terakhir dan terbesar mencapai 2500 orang. Dalam perjalanan yang panjang dan lama, dia bersama pasukanya harus menghadapi dua musuh sekaligus, yaitu Belanda dan DI/TII pimpinan S.M Kartosoewirjo. Achmad terlibat dalam penumpasan gerakan merongrong Republik Indonesia, seperti Pemberontakan PKI di Madiun dan Republik Maluku Selatan (RMS). Dia juga menghadang pemberontakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) yg dipimpin Kapten Raymond Westerling dan Peristiwa Zulkifli Lubis.

Bekal Pendidikan di Amerika Serikat membuat Achmad menguasai strategi Militer. Oleh karena itu, ketika perjuangan merebut Irian Barat, dia ditugaskan menyusun Strategi infiltrasi ke Irian Barat karena, strategi sebelumnya gagal. Dalam Operasi Trikora, Achmad mendapat tugas membangun Tjaduad (Tjadangan Umum Angkatan Darat), yang kemudian menjadi KOSTRAD (Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat) . Dia menjabat kepala Staf dengan Komandannya Mayjen TNI Soeharto. Ketika Soeharto menjabat Panglima Mandala dalam Trikora, Achmad menjadi Panglima Mandala dari Angkatan Darat. Setelah selesai Operasi Trikora, Achmad ditunjuk menjadi Ketua Tim Serah Terima Kekuasaan atas Irian Barat dari Belanda Kepada Indonesia.

Achmad kembali dipercaya mewakili Angkatan Darat sebagai Deputi II Bagian Operasi Kolaga (Komando Mandala Siaga) pada saat Indonesia berkonfrontasi dengan Malaysia.

Sebagai Kepala Staf Kostrad, Achmad memegang kendali atas situasi genting setelah peristiwa Gerakan 30 September 1965 (G30S). Dialah yang memimpin rapat dan memerintahkan pergerakan pasukan untuk menumpas G30S.

Setelah Soeharto menjadi Men/Pangad, Achmad ditawari menjadi Panglima KOSTRAD akan tetapi dia menolak. Begitu pula tawaran menjadi Gubernur Jawa Barat. Dia kemudian memimpin LAJISTRAD (Lembaga Pengkajian Angkatan Darat), sebelum akhirnya menjadi Sekjen Dewan Hankamnas (Pertahanan dan Keamanan Nasional) sekarang Wantannas (Dewan Ketahanan Nasipnal). Achmad juga menjadi salah satu perumus Utama GBHN (Garis-garis Besar Haluan Negara).

Achmad menjiwai Intelijen. Sebagai Alumnus Pendidikan militer di Amerika Serikat, dia memiliki hubungan dengan intelijen Amerika sekaligus Rusia. Amerika serikat pernah meminta Achmad untuk mengirim Tim dalam rangka Missing In Action ke Vietnam untuk mencari tentara Amerika Serikat yang hilang.

Kiprah Sang Komandan Siluman Merah

[sunting | sunting sumber]

Achmad patut bangga karena anak buahnya banyak yang menjadi inti pasukan elite, seperti RPKAD (Kemudian jadi Kopassus) dan pasukan Lintas Udara Kujang, antara lain Alex saleh Prawiraatmadja, Pandries, Fadillah, Marcel Muhammad, Suhanda, dan lain-lain. Komandn kompi dan komandan peleton mencapai pangkat jenderal, seperti Mayjen TNI Hartono Rekso Dharsono (Sekjen Asean), Alex Saleh Prawiraatmadja, Jenderal TNI Poniman (Menhankam), Letjen TNI Gustaf Hendrik Mantik (Pangkowilhan 1), Ahmad Yusuf, Obrien dll. Achmad pula yang menemukan seorang prajurit komando Belanda, yaitu Visser alias Letkol Inf Idjon Djanbi, yang pada saat itu, menjadi Petani di Lembang, Bandung. Dia menyerahkanya kepada Sutoko untuk mendirikan kesatuan Komando Teritorium III yang kemudian menjadi RPKAD (Sekarang Kopassus).

Achmad berkontribusi dalam organisasi kemiliteran TNI pada 1945, antara lain perubahan seksi jadi peleton, markas batalion jadi staf kompi, dan sebagainya. Pasukan Achmad adalah yang pertama meletakan pangkat di bahu, sedangkan pasukan-pasukan lain tanda pangkatnya ditempel di dada seperti tentara Jepang. Tanda infanteri senjata bersilang, Tanda RI di kerah kemeja, lagu mars batalion hasil mengubah lagu Lily Marleen diambil alih oleh Divisi Siliwangi waktu hijrah ke jawa tengah. Bahkan, gagasan "Pagar betis" untuk menumpas DI/TII berasal dari Achmad sewaktu menjabat Komandan Resimen 8 Bogor.

Kehidupan Pribadi

[sunting | sunting sumber]

Masa Pensiun

[sunting | sunting sumber]

Achmad Pensiun pada 1980 dengan pangkat terakhir Letnan jenderal. Jabatan terakhirnya sebagai Sekretaris Jenderal Dewan Hankamnas. Setelah pensiun, Achmad menepi ke Barutunggul Ciwidey di kaki Gunung Sepuh. Di sana, dia bernostalgia dengan basis pertahanan terakhirnya sebelum hijrah ke Jawa Tengah. Para mantan anak buahnya sering mengunjunginya. Dia mendirikan Yayasan Purna Yudha Siluman Merah A3W dan membuat koperasi untuk kesejahteraan anggotanya.

Dia tak Punya mobil Pribadi, hanya mobil sedan dinas berwarna hijau militer. "Kalau saya punya Uang, lebih baik untuk memperbaiki perahu motor saya," kata Achmad yang juga suka bermain tenis dan aerobik. Hobinya memperbaiki kapal. Dia dapat kapal bekas dari dinas Angkutan Darat Bagian Laut. Dia dan montir memperbaiki kapal bekas itu. Dua kapalnya tidak selesai dan belum sempat melaut. Yang digunakan untuk melaut adalah kapal kecil atau speed boat. Dia menamai kapalnya nget-nget dari kata ngeteng. Maksudnya, kapal itu diperbaiki dengan cara bertahap (Ngeteng)

Meninggal dunia

[sunting | sunting sumber]

Achmad Wiranatajusumah meninggal di kereta Api dalam perjalanan dari Bandung ke Jakarta pada 27 september 1999.

Riwayat keluarga

[sunting | sunting sumber]

Dari dua kali pernikahanya, dia mendapatkan tujuh anak :

  1. Siti Fatimah Ratnasangkara Wiranatakusumah
  2. Antar Yuma Tulisa Wiranatakusumah
  3. Roxanne Siti Aminah Kurniati Wiranatakusumah
  4. Attila Nuh Achmad Nasran Wiranatakusumah
  5. Marsekal Madya TNI Kisenda Wiranatakusumah M.A.
  6. Achmad Ingemar Laguna
  7. Kisano Alam Wiranatakusumah

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Taram, sastranegara, Yahya, Aam, R. H., Iip D (2019). Letjen TNi (Purn.) Achmad Wiranatakusumah. Jakarta: PT kompas media Nusantara. hlm. 163 s/d 172. ISBN 978-602-412-623-0. 
  2. ^ Taram, Sastranegara, D yahya., Aam, R. H. ,Iip (2019). Letjen TNI (Purn.) Achmad Wiranatakusumah "Komandan Siluman Merah". Jakarta: PT kompas Media Nusantara. hlm. 163 s/d 172. ISBN 978-602-412-623-0.