Lompat ke isi

Agama dan pengaturan kelahiran: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Memperbaiki pengalihan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
(5 revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
Setiap kelompok agama memiliki keragaman dalam pandangan mereka tentang '''[[pengaturan kelahiran]]''' atau '''kontrasepsi'''. Keragaman tersebut bahkan juga terdapat pada cabang-cabang berbeda dalam satu keimanan, seperti yang terjadi dalam [[Agama Yahudi|Yudaisme]]. Sejumlah umat beragama mendapati bahwa opini mereka sendiri seputar penggunaan pengaturan kelahiran berbeda dengan keyakinan yang dianut oleh para pemimpin agama mereka, dan banyak yang bergumul dengan dilema etika terkait apa yang dipahami sebagai "tindakan yang benar" berdasarkan iman mereka ketika dihadapkan dengan keadaan, daya pikir, dan pilihan personal.<ref name=Srikanthan2008>{{en}} {{cite journal|last=Srikanthan|first=A|author2=Reid, RL |title=Religious and cultural influences on contraception|url=http://www.jogc.org/abstracts/full/200802_WomensHealth_1.pdf|journal=Journal of obstetrics and gynaecology Canada – Journal d'obstetrique et gynecologie du Canada (JOGC)|date=February 2008|volume=30|issue=2|pages=129–37|pmid=18254994}}{{dead link|date=February 2016}}</ref>
Setiap kelompok agama memiliki keragaman dalam pandangan mereka tentang '''[[pengaturan kelahiran]]''' atau '''kontrasepsi'''. Keragaman tersebut bahkan juga terdapat pada cabang-cabang berbeda dalam satu keimanan, seperti yang terjadi dalam [[Agama Yahudi|Yudaisme]]. Sejumlah umat beragama mendapati bahwa opini mereka sendiri seputar penggunaan pengaturan kelahiran berbeda dengan keyakinan yang dianut oleh para pemimpin agama mereka, dan banyak yang bergumul dengan dilema etika terkait apa yang dipahami sebagai "tindakan yang benar" berdasarkan iman mereka ketika dihadapkan dengan keadaan, daya pikir, dan pilihan personal.<ref name=Srikanthan2008>{{en}} {{cite journal|last=Srikanthan|first=A|author2=Reid, RL|title=Religious and cultural influences on contraception|url=http://www.jogc.org/abstracts/full/200802_WomensHealth_1.pdf|journal=Journal of obstetrics and gynaecology Canada – Journal d'obstetrique et gynecologie du Canada (JOGC)|date=February 2008|volume=30|issue=2|pages=129–37|pmid=18254994|access-date=2017-02-07|archive-date=2013-10-04|archive-url=https://web.archive.org/web/20131004213236/http://www.jogc.org/abstracts/full/200802_WomensHealth_1.pdf|dead-url=yes}}</ref>


== Kristen ==
== Kristen ==
Baris 9: Baris 9:
{{see also|Ajaran Katolik mengenai moralitas seksual|Teologi tubuh Katolik}}
{{see also|Ajaran Katolik mengenai moralitas seksual|Teologi tubuh Katolik}}


[[Gereja Katolik Roma|Gereja Katolik]] telah menentang kontrasepsi buatan sejak abad-abad awal Kekristenan.<ref>{{en}} {{cite web|url=http://www.catholic.com/tracts/contraception-and-sterilization|title=Contraception and Sterilization|publisher=}}</ref><ref name="therealpresence1">{{en}} {{cite web|url=http://www.therealpresence.org/archives/Abortion_Euthanasia/Abortion_Euthanasia_004.htm|title=Fr. Hardon Archives - The Catholic Tradition on the Morality of Contraception|publisher=}}</ref> Praktik semacam ini dipandang berlawanan dengan keteraturan hakiki, karena keyakinan bahwa semua tindakan seksual yang dapat dibenarkan harus memiliki aspek unitif (pengungkapan cinta yang mempersatukan) dan prokreatif (terbuka pada [[reproduksi|prokreasi]]). Satu-satunya bentuk kontrol kelahiran yang diizinkan adalah abstinensi atau pantang. Metode-metode ilmiah modern "abstinensi periodik" seperti [[keluarga berencana alami]] (KBA) diperhitungkan sebagai suatu bentuk abstinensi oleh [[Paus Paulus VI]] di dalam ensiklik ''[[Humanae Vitae]]'' yang dirilisnya pada tahun 1968.<ref name="pope1">{{en}} {{cite web|url=http://www.vatican.va/holy_father/paul_vi/encyclicals/documents/hf_p-vi_enc_25071968_humanae-vitae_en.html |title=Humanae Vitae: Encyclical of Pope Paul VI on the Regulation of Birth, July 25, 1968 |accessdate=2006-10-01 |publisher=The Vatican |deadurl=yes |archiveurl=http://www.webcitation.org/5xI2Wz6n5?url=http%3A%2F%2Fwww.vatican.va%2Fholy_father%2Fpaul_vi%2Fencyclicals%2Fdocuments%2Fhf_p-vi_enc_25071968_humanae-vitae_en.html |archivedate=2011-03-19 |df= }}</ref> Berikut ini merupakan kecaman terhadap kontrasepsi sebagaimana tertulis dalam eksiklik tersebut:
[[Gereja Katolik Roma|Gereja Katolik]] telah menentang kontrasepsi buatan sejak abad-abad awal Kekristenan.<ref>{{en}} {{cite web|url=http://www.catholic.com/tracts/contraception-and-sterilization|title=Contraception and Sterilization|publisher=|access-date=2017-02-07|archive-date=2013-11-24|archive-url=https://web.archive.org/web/20131124143807/http://www.catholic.com/tracts/contraception-and-sterilization|dead-url=yes}}</ref><ref name="therealpresence1">{{en}} {{cite web|url=http://www.therealpresence.org/archives/Abortion_Euthanasia/Abortion_Euthanasia_004.htm|title=Fr. Hardon Archives - The Catholic Tradition on the Morality of Contraception|publisher=}}</ref> Praktik semacam ini dipandang berlawanan dengan keteraturan hakiki, karena keyakinan bahwa semua tindakan seksual yang dapat dibenarkan harus memiliki aspek unitif (pengungkapan cinta yang mempersatukan) dan prokreatif (terbuka pada [[reproduksi|prokreasi]]). Satu-satunya bentuk kontrol kelahiran yang diizinkan adalah abstinensi atau pantang. Metode-metode ilmiah modern "abstinensi periodik" seperti [[keluarga berencana alami]] (KBA) diperhitungkan sebagai suatu bentuk abstinensi oleh [[Paus Paulus VI]] di dalam ensiklik ''[[Humanae Vitae]]'' yang dirilisnya pada tahun 1968.<ref name="pope1">{{en}} {{cite web |url=http://www.vatican.va/holy_father/paul_vi/encyclicals/documents/hf_p-vi_enc_25071968_humanae-vitae_en.html |title=Humanae Vitae: Encyclical of Pope Paul VI on the Regulation of Birth, July 25, 1968 |accessdate=2006-10-01 |publisher=The Vatican |deadurl=yes |archiveurl=https://www.webcitation.org/5xI2Wz6n5?url=http://www.vatican.va/holy_father/paul_vi/encyclicals/documents/hf_p-vi_enc_25071968_humanae-vitae_en.html |archivedate=2011-03-19 |df= }}</ref> Berikut ini merupakan kecaman terhadap kontrasepsi sebagaimana tertulis dalam eksiklik tersebut:


<blockquote>Oleh karena itu kita mendasarkan perkataan kita pada prinsip-prinsip awal seorang manusia dan ajaran Kristen tentang perkawinan ketika kita sekali lagi berkewajiban untuk menyatakan bahwa interupsi secara langsung atas proses generatif telah dimulai dan, di atas segalanya, segala bentuk [[Aborsi dan Gereja Katolik|aborsi]] langsung, bahkan untuk alasan-alasan terapeutik, adalah harus sepenuhnya ditolak sebagai cara-cara yang sah untuk mengatur jumlah anak. Yang juga harus dikutuk, sebagaimana telah ditegaskan oleh [[Magisterium]] Gereja pada banyak kesempatan, adalah [[infertilitas|sterilisasi]] langsung, baik pada sang laki-laki ataupun sang perempuan, baik permanen ataupun temporer.
<blockquote>Oleh karena itu kita mendasarkan perkataan kita pada prinsip-prinsip awal seorang manusia dan ajaran Kristen tentang perkawinan ketika kita sekali lagi berkewajiban untuk menyatakan bahwa interupsi secara langsung atas proses generatif telah dimulai dan, di atas segalanya, segala bentuk [[Aborsi dan Gereja Katolik|aborsi]] langsung, bahkan untuk alasan-alasan terapeutik, adalah harus sepenuhnya ditolak sebagai cara-cara yang sah untuk mengatur jumlah anak. Yang juga harus dikutuk, sebagaimana telah ditegaskan oleh [[Magisterium]] Gereja pada banyak kesempatan, adalah [[infertilitas|sterilisasi]] langsung, baik pada sang laki-laki ataupun sang perempuan, baik permanen ataupun temporer.
Baris 15: Baris 15:
Demikian pula harus ditolak setiap tindakan yang baik sebelum, pada saat, atau setelah hubungan seksual, secara khusus dimaksudkan untuk mencegah prokreasi—entah sebagai suatu tujuan ataupun sebagai suatu sarana.</blockquote>
Demikian pula harus ditolak setiap tindakan yang baik sebelum, pada saat, atau setelah hubungan seksual, secara khusus dimaksudkan untuk mencegah prokreasi—entah sebagai suatu tujuan ataupun sebagai suatu sarana.</blockquote>


Sejumlah dokumen lainnya menyajikan wawasan yang lebih dalam seputar posisi Gereja dalam hal kontrasepsi. Komisi yang ditunjuk untuk mempelajari isu ini dalam waktu beberapa tahun sebelum dirilisnya ''Humanae Vitae'' mengeluarkan dua laporan tidak resmi, yang disebut "laporan mayoritas" berupaya untuk mengungkapkan alasan-alasan agar Gereja Katolik dapat mengubah ajarannya mengenai kontrasepsi, dan "laporan minoritas" yang menjelaskan alasan-alasan untuk menegakkan pandangan Katolik sesuai tradisi dalam hal kontrasepsi.<ref>{{en}} [http://www.endowonline.metadot.net/resources/classes/humanae-vitae/minority-papal-commission-report Minority Report]{{dead link|date=February 2016}}</ref> Pada tahun 1997, Vatikan merilis sebuah dokumen berjudul ''Vademecum bagi Para Bapa Pengakuan'' (2:4) yang menyatakan bahwa "Gereja selalu menyampaikan kejahatan intrinsik kontrasepsi".<ref>{{en}} [http://www.vatican.va/roman_curia/pontifical_councils/family/documents/rc_pc_family_doc_12021997_vademecum_en.html Vademecum] {{webarchive |url=https://web.archive.org/web/20141027062117/http://www.vatican.va/roman_curia/pontifical_councils/family/documents/rc_pc_family_doc_12021997_vademecum_en.html |date=October 27, 2014 }}</ref> Selain itu, banyak [[Bapa Gereja]] yang mengutuk penggunaan kontrasepsi.<ref name="therealpresence1"/><ref>{{en}} {{cite web|url=http://www.ewtn.com/library/ANSWERS/FKBCONTR.HTM|title="This Rock" Magazine|publisher=}}</ref>
Sejumlah dokumen lainnya menyajikan wawasan yang lebih dalam seputar posisi Gereja dalam hal kontrasepsi. Komisi yang ditunjuk untuk mempelajari isu ini dalam waktu beberapa tahun sebelum dirilisnya ''Humanae Vitae'' mengeluarkan dua laporan tidak resmi, yang disebut "laporan mayoritas" berupaya untuk mengungkapkan alasan-alasan agar Gereja Katolik dapat mengubah ajarannya mengenai kontrasepsi, dan "laporan minoritas" yang menjelaskan alasan-alasan untuk menegakkan pandangan Katolik sesuai tradisi dalam hal kontrasepsi.<ref>{{en}} [http://www.endowonline.metadot.net/resources/classes/humanae-vitae/minority-papal-commission-report Minority Report]{{dead link|date=February 2016}}</ref> Pada tahun 1997, Vatikan merilis sebuah dokumen berjudul ''Vademecum bagi Para Bapa Pengakuan'' (2:4) yang menyatakan bahwa "Gereja selalu menyampaikan kejahatan intrinsik kontrasepsi".<ref>{{en}} [http://www.vatican.va/roman_curia/pontifical_councils/family/documents/rc_pc_family_doc_12021997_vademecum_en.html Vademecum] {{webarchive |url=https://web.archive.org/web/20141027062117/http://www.vatican.va/roman_curia/pontifical_councils/family/documents/rc_pc_family_doc_12021997_vademecum_en.html |date=October 27, 2014 }}</ref> Selain itu, banyak [[Bapa Gereja]] yang mengutuk penggunaan kontrasepsi.<ref name="therealpresence1"/><ref>{{en}} {{cite web|url=http://www.ewtn.com/library/ANSWERS/FKBCONTR.HTM|title="This Rock" Magazine|publisher=|access-date=2017-02-07|archive-date=2019-05-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20190520060456/http://www.ewtn.com/library/ANSWERS/FKBCONTR.HTM|dead-url=yes}}</ref>


''[[Donum Vitae]]'', sebuah dokumen yang dikeluarkan [[Kongregasi bagi Doktrin Iman|Kongregasi Ajaran Iman]] pada tahun 1987, menentang [[Tanggapan agama terhadap teknologi reproduksi berbantuan|fertilisasi ''in vitro'']] karena praktik tersebut membahayakan embrio-embrio. ''[[Dignitas Personae]]'' yang dirilis pada tahun 2008 mengecam manipulasi-manipulasi embrionik dan metode-metode baru kontrasepsi.
''[[Donum Vitae]]'', sebuah dokumen yang dikeluarkan [[Kongregasi bagi Doktrin Iman|Kongregasi Ajaran Iman]] pada tahun 1987, menentang [[Tanggapan agama terhadap teknologi reproduksi berbantuan|fertilisasi ''in vitro'']] karena praktik tersebut membahayakan embrio-embrio. ''[[Dignitas Personae]]'' yang dirilis pada tahun 2008 mengecam manipulasi-manipulasi embrionik dan metode-metode baru kontrasepsi.
Baris 30: Baris 30:


== Hindu ==
== Hindu ==
Tidak terdapat larangan penggunaan pengaturan kelahiran di dalam Hinduisme.<ref name="bbc.co.uk">{{en}} [http://www.bbc.co.uk/schools/gcsebitesize/rs/sanctity/hiabortionrev_print.shtml] "BBC - Hindu beliefs about contraception"</ref>
Tidak terdapat larangan penggunaan pengaturan kelahiran di dalam Hinduisme.<ref name="bbc.co.uk">{{en}} [http://www.bbc.co.uk/schools/gcsebitesize/rs/sanctity/hiabortionrev_print.shtml] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150613030640/http://www.bbc.co.uk/schools/gcsebitesize/rs/sanctity/hiabortionrev_print.shtml |date=2015-06-13 }} "BBC - Hindu beliefs about contraception"</ref>


Beberapa kitab suci [[Agama Hindu|Hindu]] memuat saran mengenai apa yang seharusnya dilakukan pasangan untuk mendorong konsepsi atau [[pembuahan]]—dengan demikian memberikan saran kontraseptif bagi mereka yang menginginkannya. Namun, kebanyakan umat Hindu meyakini bahwa terdapat suatu kewajiban untuk berkeluarga sepanjang tahap kehidupan kepala keluarga, dan karenanya cenderung tidak mungkin menggunakan kontrasepsi untuk menghindari keharusan memiliki anak. [[Dharma]] (ajaran dalam hukum moral dan keagamaan Hindu) menekankan perlunya bertindak demi kebaikan dunia ini. Oleh karena itu, sejumlah kalangan Hindu meyakini bahwa menghasilkan lebih banyak anak daripada yang dapat ditunjang oleh lingkungan adalah bertentangan dengan hukum Hindu ini. Kendati fertilitas atau [[kesuburan]] adalah penting, mengandung lebih banyak anak daripada yang dapat ditunjang dipandang sebagai pelanggaran ''[[Ahimsa]]'' (kaidah perilaku tanpa kekerasan).<ref>{{en}} {{cite web|url=http://contraception.about.com/od/additionalresources/ss/religion_5.htm|title=What Are Religious Views on Birth Control?|author=Dawn Stacey M.Ed, LMHC|work=About.com Health}}</ref>
Beberapa kitab suci [[Agama Hindu|Hindu]] memuat saran mengenai apa yang seharusnya dilakukan pasangan untuk mendorong konsepsi atau [[pembuahan]]—dengan demikian memberikan saran kontraseptif bagi mereka yang menginginkannya. Namun, kebanyakan umat Hindu meyakini bahwa terdapat suatu kewajiban untuk berkeluarga sepanjang tahap kehidupan kepala keluarga, dan karenanya cenderung tidak mungkin menggunakan kontrasepsi untuk menghindari keharusan memiliki anak. [[Dharma]] (ajaran dalam hukum moral dan keagamaan Hindu) menekankan perlunya bertindak demi kebaikan dunia ini. Oleh karena itu, sejumlah kalangan Hindu meyakini bahwa menghasilkan lebih banyak anak daripada yang dapat ditunjang oleh lingkungan adalah bertentangan dengan hukum Hindu ini. Kendati fertilitas atau [[kesuburan]] adalah penting, mengandung lebih banyak anak daripada yang dapat ditunjang dipandang sebagai pelanggaran ''[[Ahimsa]]'' (kaidah perilaku tanpa kekerasan).<ref>{{en}} {{cite web|url=http://contraception.about.com/od/additionalresources/ss/religion_5.htm|title=What Are Religious Views on Birth Control?|author=Dawn Stacey M.Ed, LMHC|work=About.com Health|access-date=2017-02-07|archive-date=2009-07-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20090710230858/http://contraception.about.com/od/additionalresources/ss/religion_5.htm|dead-url=yes}}</ref>


Karena [[India]] memiliki populasi yang besar dan padat, banyak dari pembahasan tentang pengaturan kelahiran difokuskan pada isu lingkungan overpopulasi dibandingkan dengan etika-etika yang lebih bersifat pribadi, dan pengaturan kelahiran tidak dianggap sebagai suatu isu etika yang utama.<ref name="bbc.co.uk"/>
Karena [[India]] memiliki populasi yang besar dan padat, banyak dari pembahasan tentang pengaturan kelahiran difokuskan pada isu lingkungan overpopulasi dibandingkan dengan etika-etika yang lebih bersifat pribadi, dan pengaturan kelahiran tidak dianggap sebagai suatu isu etika yang utama.<ref name="bbc.co.uk"/>


== Islam ==
== Islam ==
[[Al-Qur'an]] tidak memuat pernyataan eksplisit tentang moralitas kontrasepsi, tetapi terdapat pernyataan-pernyataan yang menganjurkan [[reproduksi|prokreasi]] atau penghasilan keturunan. Nabi [[Muhammad]] juga disebut mengatakan untuk "menikah dan menghasilkan keturunan".<ref name=yusuf>{{en}} {{cite web|url=http://sgo.sagepub.com/content/4/3/2158244014541771.full-text.pdf+html|title=Contraception and Sexual and Reproductive Awareness Among Ghanaian Muslim Youth|publisher=}}</ref>
[[Al-Qur'an]] tidak memuat pernyataan eksplisit tentang moralitas kontrasepsi, tetapi terdapat pernyataan-pernyataan yang menganjurkan [[reproduksi|prokreasi]] atau penghasilan keturunan. Nabi [[Muhammad]] juga disebut mengatakan untuk "menikah dan menghasilkan keturunan".<ref name=yusuf>{{en}} {{cite web|url=http://sgo.sagepub.com/content/4/3/2158244014541771.full-text.pdf+html|title=Contraception and Sexual and Reproductive Awareness Among Ghanaian Muslim Youth|publisher=}}{{Pranala mati|date=Januari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>


[[Coitus interruptus]] ("sanggama terputus"), satu bentuk primitif kontrol kelahiran, merupakan suatu praktik yang dikenal pada zaman Nabi Muhammad, dan para sahabatnya melakukan itu. Ia mengetahui hal ini, namun tidak pernah menyarankan untuk tidak melakukannya.<ref name=yusuf /><ref>{{en}} [http://www.islamonline.net/servlet/Satellite?pagename=IslamOnline-English-Ask_Scholar/FatwaE/FatwaE&cid=1119503544224 Contraception: Permissible?]," ''[[IslamOnline]]''. {{webarchive |url=https://web.archive.org/web/20100209103633/http://www.islamonline.net/servlet/Satellite?pagename=IslamOnline-English-Ask_Scholar/FatwaE/FatwaE&cid=1119503544224 |date=February 9, 2010 }}</ref>
[[Coitus interruptus]] ("sanggama terputus"), satu bentuk primitif kontrol kelahiran, merupakan suatu praktik yang dikenal pada zaman Nabi Muhammad, dan para sahabatnya melakukan itu. Ia mengetahui hal ini, namun tidak pernah menyarankan untuk tidak melakukannya.<ref name=yusuf /><ref>{{en}} [http://www.islamonline.net/servlet/Satellite?pagename=IslamOnline-English-Ask_Scholar/FatwaE/FatwaE&cid=1119503544224 Contraception: Permissible?]," ''[[IslamOnline]]''. {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100209103633/http://www.islamonline.net/servlet/Satellite?pagename=IslamOnline-English-Ask_Scholar%2FFatwaE%2FFatwaE&cid=1119503544224 |date=2010-02-09 }}</ref>


Para cendekiawan Muslim telah memperluas contoh coitus interruptus, berdasarkan ''[[Kias (Fikih)|kias]]'', untuk menyatakan dapat diizinkannya bentuk-bentuk lain kontrasepsi jika memenuhi tiga kondisi berikut:<ref name=yusuf />
Para cendekiawan Muslim telah memperluas contoh coitus interruptus, berdasarkan ''[[Kias (Fikih)|kias]]'', untuk menyatakan dapat diizinkannya bentuk-bentuk lain kontrasepsi jika memenuhi tiga kondisi berikut:<ref name=yusuf />
Baris 58: Baris 58:
[[Kategori:Pengaturan kelahiran]]
[[Kategori:Pengaturan kelahiran]]
[[Kategori:Seksualitas dan agama]]
[[Kategori:Seksualitas dan agama]]
[[Kategori:Pandangan agama tentang pengendalian kelahiran]]

Revisi per 16 Maret 2024 08.08

Setiap kelompok agama memiliki keragaman dalam pandangan mereka tentang pengaturan kelahiran atau kontrasepsi. Keragaman tersebut bahkan juga terdapat pada cabang-cabang berbeda dalam satu keimanan, seperti yang terjadi dalam Yudaisme. Sejumlah umat beragama mendapati bahwa opini mereka sendiri seputar penggunaan pengaturan kelahiran berbeda dengan keyakinan yang dianut oleh para pemimpin agama mereka, dan banyak yang bergumul dengan dilema etika terkait apa yang dipahami sebagai "tindakan yang benar" berdasarkan iman mereka ketika dihadapkan dengan keadaan, daya pikir, dan pilihan personal.[1]

Kristen

Di antara semua denominasi Kristen masa kini terdapat berbagai macam posisi seputar kontrasepsi. Gereja Katolik Roma telah melarang kontrasepsi artifisial (buatan) sejak dahulu sepanjang yang dapat ditelusuri dalam sejarahnya. Kontrasepsi juga secara secara resmi dilarang oleh kalangan Kristen non-Katolik hingga tahun 1930 Komuni Anglikan mengubah kebijakannya. Tidak lama setelahnya, menurut Flann Campbell, kebanyakan kelompok Protestan mulai menerima penggunaan kontrasepsi modern sebagai suatu hal yang mereka anggap sebagai kebebasan hati nurani yang secara Alkitabiah diperbolehkan.[2]

Katolik Roma

Gereja Katolik telah menentang kontrasepsi buatan sejak abad-abad awal Kekristenan.[3][4] Praktik semacam ini dipandang berlawanan dengan keteraturan hakiki, karena keyakinan bahwa semua tindakan seksual yang dapat dibenarkan harus memiliki aspek unitif (pengungkapan cinta yang mempersatukan) dan prokreatif (terbuka pada prokreasi). Satu-satunya bentuk kontrol kelahiran yang diizinkan adalah abstinensi atau pantang. Metode-metode ilmiah modern "abstinensi periodik" seperti keluarga berencana alami (KBA) diperhitungkan sebagai suatu bentuk abstinensi oleh Paus Paulus VI di dalam ensiklik Humanae Vitae yang dirilisnya pada tahun 1968.[5] Berikut ini merupakan kecaman terhadap kontrasepsi sebagaimana tertulis dalam eksiklik tersebut:

Oleh karena itu kita mendasarkan perkataan kita pada prinsip-prinsip awal seorang manusia dan ajaran Kristen tentang perkawinan ketika kita sekali lagi berkewajiban untuk menyatakan bahwa interupsi secara langsung atas proses generatif telah dimulai dan, di atas segalanya, segala bentuk aborsi langsung, bahkan untuk alasan-alasan terapeutik, adalah harus sepenuhnya ditolak sebagai cara-cara yang sah untuk mengatur jumlah anak. Yang juga harus dikutuk, sebagaimana telah ditegaskan oleh Magisterium Gereja pada banyak kesempatan, adalah sterilisasi langsung, baik pada sang laki-laki ataupun sang perempuan, baik permanen ataupun temporer. Demikian pula harus ditolak setiap tindakan yang baik sebelum, pada saat, atau setelah hubungan seksual, secara khusus dimaksudkan untuk mencegah prokreasi—entah sebagai suatu tujuan ataupun sebagai suatu sarana.

Sejumlah dokumen lainnya menyajikan wawasan yang lebih dalam seputar posisi Gereja dalam hal kontrasepsi. Komisi yang ditunjuk untuk mempelajari isu ini dalam waktu beberapa tahun sebelum dirilisnya Humanae Vitae mengeluarkan dua laporan tidak resmi, yang disebut "laporan mayoritas" berupaya untuk mengungkapkan alasan-alasan agar Gereja Katolik dapat mengubah ajarannya mengenai kontrasepsi, dan "laporan minoritas" yang menjelaskan alasan-alasan untuk menegakkan pandangan Katolik sesuai tradisi dalam hal kontrasepsi.[6] Pada tahun 1997, Vatikan merilis sebuah dokumen berjudul Vademecum bagi Para Bapa Pengakuan (2:4) yang menyatakan bahwa "Gereja selalu menyampaikan kejahatan intrinsik kontrasepsi".[7] Selain itu, banyak Bapa Gereja yang mengutuk penggunaan kontrasepsi.[4][8]

Donum Vitae, sebuah dokumen yang dikeluarkan Kongregasi Ajaran Iman pada tahun 1987, menentang fertilisasi in vitro karena praktik tersebut membahayakan embrio-embrio. Dignitas Personae yang dirilis pada tahun 2008 mengecam manipulasi-manipulasi embrionik dan metode-metode baru kontrasepsi.

Protestan

Penulis dan penyiar radio FamilyLife Today Dennis Rainey mengemukakan empat kategori yang sama bergunanya dalam pemahaman sikap Protestan saat ini menyangkut pengendalian kelahiran. Keempat kategori tersebut yaitu kelompok "anak-anak dalam kelimpahan" seperti para penganut Quiverfull yang memandang salah semua kontrol kelahiran dan keluarga berencana alami, kelompok "anak-anak dalam kelimpahan yang terkelola" yang hanya menerima keluarga berencana alami, kelompok "anak-anak dalam moderasi" yang menerima penggunaan secara bijak berbagai macam kontrasepsi, dan kelompok "tanpa anak-anak" yang memandang diri mereka berada di dalam hak-hak Alkitabiah mereka untuk menentukan kehidupan mereka seputar isu-isu non-natal.[9]

Selain itu, sejumlah gerakan Protestan seperti Focus on the Family memandang kontrasepsi di luar nikah sebagai dorongan untuk praktik promiskuitas:

Seks adalah suatu dorongan yang kuat, dan dalam sebagian besar sejarah manusia sungguh terkait dengan pernikahan dan perkandungan anak. Hanya relatif baru-baru ini tindakan seks telah biasa dipisahkan dari pernikahan dan prokreasi. Penemuan-penemuan kontrasepsi modern telah memberikan banyak orang suatu pengertian berlebihan akan rasa aman dan memicu lebih banyak orang dibandingkan sebelumnya untuk memindahkan ekspresi seksual ke luar garis batas pernikahan.[10]

Hindu

Tidak terdapat larangan penggunaan pengaturan kelahiran di dalam Hinduisme.[11]

Beberapa kitab suci Hindu memuat saran mengenai apa yang seharusnya dilakukan pasangan untuk mendorong konsepsi atau pembuahan—dengan demikian memberikan saran kontraseptif bagi mereka yang menginginkannya. Namun, kebanyakan umat Hindu meyakini bahwa terdapat suatu kewajiban untuk berkeluarga sepanjang tahap kehidupan kepala keluarga, dan karenanya cenderung tidak mungkin menggunakan kontrasepsi untuk menghindari keharusan memiliki anak. Dharma (ajaran dalam hukum moral dan keagamaan Hindu) menekankan perlunya bertindak demi kebaikan dunia ini. Oleh karena itu, sejumlah kalangan Hindu meyakini bahwa menghasilkan lebih banyak anak daripada yang dapat ditunjang oleh lingkungan adalah bertentangan dengan hukum Hindu ini. Kendati fertilitas atau kesuburan adalah penting, mengandung lebih banyak anak daripada yang dapat ditunjang dipandang sebagai pelanggaran Ahimsa (kaidah perilaku tanpa kekerasan).[12]

Karena India memiliki populasi yang besar dan padat, banyak dari pembahasan tentang pengaturan kelahiran difokuskan pada isu lingkungan overpopulasi dibandingkan dengan etika-etika yang lebih bersifat pribadi, dan pengaturan kelahiran tidak dianggap sebagai suatu isu etika yang utama.[11]

Islam

Al-Qur'an tidak memuat pernyataan eksplisit tentang moralitas kontrasepsi, tetapi terdapat pernyataan-pernyataan yang menganjurkan prokreasi atau penghasilan keturunan. Nabi Muhammad juga disebut mengatakan untuk "menikah dan menghasilkan keturunan".[13]

Coitus interruptus ("sanggama terputus"), satu bentuk primitif kontrol kelahiran, merupakan suatu praktik yang dikenal pada zaman Nabi Muhammad, dan para sahabatnya melakukan itu. Ia mengetahui hal ini, namun tidak pernah menyarankan untuk tidak melakukannya.[13][14]

Para cendekiawan Muslim telah memperluas contoh coitus interruptus, berdasarkan kias, untuk menyatakan dapat diizinkannya bentuk-bentuk lain kontrasepsi jika memenuhi tiga kondisi berikut:[13]

  1. Karena keturunan adalah hak dari suami maupun istri, metode pengendalian kelahiran seharusnya digunakan dengan persetujuan kedua belah pihak.
  2. Metode tersebut seharusnya tidak menimbulkan sterilisasi permanen.[13]
  3. Metode tersebut seharusnya tidak membahayakan tubuh.

Ahmadiyyah meyakini bahwa pengendalian kelahiran tidak diizinkan apabila ditempuh karena kekhawatiran akan beban finansial.[15]

Pranala luar

Referensi

  1. ^ (Inggris) Srikanthan, A; Reid, RL (February 2008). "Religious and cultural influences on contraception" (PDF). Journal of obstetrics and gynaecology Canada – Journal d'obstetrique et gynecologie du Canada (JOGC). 30 (2): 129–37. PMID 18254994. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2013-10-04. Diakses tanggal 2017-02-07. 
  2. ^ (Inggris) Campbell, Flann (Nov 1960). "Birth Control and the Christian Churches". Population Studies. Population Investigation Committee. 14 (2): 131–147. doi:10.2307/2172010. JSTOR 2172010. 
  3. ^ (Inggris) "Contraception and Sterilization". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-11-24. Diakses tanggal 2017-02-07. 
  4. ^ a b (Inggris) "Fr. Hardon Archives - The Catholic Tradition on the Morality of Contraception". 
  5. ^ (Inggris) "Humanae Vitae: Encyclical of Pope Paul VI on the Regulation of Birth, July 25, 1968". The Vatican. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-03-19. Diakses tanggal 2006-10-01. 
  6. ^ (Inggris) Minority Report[pranala nonaktif]
  7. ^ (Inggris) Vademecum Diarsipkan October 27, 2014, di Wayback Machine.
  8. ^ (Inggris) ""This Rock" Magazine". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-05-20. Diakses tanggal 2017-02-07. 
  9. ^ (Inggris) Dennis Rainey (11 July 2002). "The Value of Children". FamilyLife Today. Diarsipkan dari versi asli (Transcript of radio broadcast) tanggal October 1, 2005. Diakses tanggal 2006-09-30. 
  10. ^ (Inggris) "Abstinence Policy". Focus on the Family. 2005. Diarsipkan dari versi asli tanggal October 5, 2005. Diakses tanggal 2006-10-01. 
  11. ^ a b (Inggris) [1] Diarsipkan 2015-06-13 di Wayback Machine. "BBC - Hindu beliefs about contraception"
  12. ^ (Inggris) Dawn Stacey M.Ed, LMHC. "What Are Religious Views on Birth Control?". About.com Health. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-07-10. Diakses tanggal 2017-02-07. 
  13. ^ a b c d (Inggris) "Contraception and Sexual and Reproductive Awareness Among Ghanaian Muslim Youth". [pranala nonaktif permanen]
  14. ^ (Inggris) Contraception: Permissible?," IslamOnline. Diarsipkan 2010-02-09 di Wayback Machine.
  15. ^ (Inggris) "Ahmadiyya Muslim Community".