Bawang bombai: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Thijs!bot (bicara | kontrib)
k r2.7.2) (bot Menambah: lad:Sevoya
MITGATVM (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(35 revisi perantara oleh 24 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Taxobox
{{Taxobox
| color = lightgreen
| name = Bawang bombai
| name = Bawang Bombay
| image = Onions.jpg
| image = Onions.jpg
| image_width = 240px
| image_width = 240px
| image_caption = Bawang Bombay
| image_caption = Bawang bombai
| regnum = [[Plantae]]
| regnum = [[Plantae]]
| unranked_divisio = [[Tumbuhan berbunga|Angiospermae]]
| divisio = [[Magnoliophyta]]
| unranked_classis = [[Monokotil]]
| classis = [[Monokotiledon|Liliopsida]]
| unranked_subclassis =
| ordo = [[Asparagales]]
| ordo = [[Asparagales]]
| familia = [[Alliaceae]]
| familia = [[Amaryllidaceae]]
| genus = '''''[[Allium]]'''''
| genus = '''''[[Allium]]'''''
| binomial = ''Allium cepa''
| binomial = ''Allium cepa''
| binomial_authority = [[Carolus Linnaeus|L.]]
| binomial_authority = [[Carolus Linnaeus|L.]]
}}
}}
'''Bawang bombay''' adalah sejenis [[bawang]] yang biasa digunakan dalam memasak makanan di [[Indonesia]], tidak hanya digunakan sebagai hiasan tapi juga bagian dari masakan karena bentuknya yang besar dan tebal dagingnya.
'''Bawang bombai''' (Latin: ''Allium Cepa'' Linnaeus) adalah jenis [[bawang]] yang paling banyak dan luas dibudidayakan, dipakai sebagai bumbu maupun bahan masakan, berbentuk bulat besar dan berdaging tebal.<ref>{{cite book
|last=Brewster
|first=James L.
|title=Onions and other vegetable alliums
|url=https://archive.org/details/onionsotherveget0000brew
|edition=1
|year=1994
|publisher=CAB International
|location=Wallingford, UK
|isbn=0-85198-753-2
|page=[https://archive.org/details/onionsotherveget0000brew/page/16 16] }}</ref>


Disebut bawang bombay karena dibawa oleh pedagang-pedagang yang berasal dari kota Bombay ([[Mumbai]] sekarang) di India ke Indonesia.
Bawang bombai biasa digunakan dalam memasak makanan di [[Indonesia]], tidak hanya digunakan sebagai hiasan tetapi juga bagian dari masakan karena bentuknya yang besar dan tebal dagingnya.<ref name="Supriyati">{{id}} Yati Supriyati, Ersi Herliana., Bertanam 15 Sayuran Organik dalam Pot, Jakarta: Penebar Swadaya, 2010, Hal. 55</ref> Disebut bawang bombai karena dibawa oleh pedagang-pedagang yang berasal dari kota Bombai ([[Mumbai]] sekarang) di India ke Indonesia.<ref name="Supriyati"/>


== Asal-usul ==
{{resep}}
Ditengarai bawang bombai berasal dari Asia Tengah, kemungkinan [[Palestina (wilayah)|Palestina]], lalu menyebar ke [[Eropa]] dan [[India]], dan masuk dibawa oleh para pedagang dari sana.<ref name="Widodo">{{id}} Singgih Widodo., Budidaya Bawang dan Bombay, Jakarta: Penebar Swadaya, 2007, Hal. 136-160</ref> Kemungkinan besar bawang bombai masuk ke [[Indonesia]] seiring masuknya para pedagang dari [[India]] atau penjajah dari [[Belanda]]. Orang Belanda pernah mencoba membudidayakan bawang bombai di [[Padang]], tetapi terhitung gagal.<ref name="Widodo"/> Tanah yang lebih cocok ditengarai di [[Karo]] karena terbukti hasilnya sangat memuaskan.<ref name="Widodo"/> Penggunaannya di Indonesia pada awalnya populer dipakai pada masakan Cina dan Eropa, namun belakangan banyak makanan Indonesia yang mempergunakannya.<ref name="Widodo"/>
{{wikispecies|Allium cepa}}

{{tumbuhan-stub}}
== Karakteristik ==
Bawang bombai memiliki aroma yang khas bila dibanding dengan bawang merah biasa, umbinya terbentuk dari lapisan-lapisan daun yang membesar dan bersatu.<ref name="Supriyati"/>
Pohonnya tumbuh tegak ke atas, akarnya serabut dan tidak terlalu panjang (±10c), daunnya bebentuk seperti pipa namun pipih berwarna hijau tua dan berukuran lebih besar dibanding daun bawang merah biasa.<ref name="Widodo"/> Batang semunya merupakan pelepah daun dan menimbulkan jejak cincin-cincin, pangkal pelepahnya melebar dan menebal membentuk bengkakan besar yang berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan, bengkakan itu sendiri adalah umbi bawang.<ref name="Widodo"/>

Pada bagian pangkal umbi terdapat batang rudimenter yang menyerupai cakram yang merupakan bawang yang sebenarnya.<ref name="Widodo"/> Bunganya majemuk dan berbentuk lingkaran bulat dengan tangkai [[bunga]] besar, kuat serta besar di bagian bawah.<ref name="Widodo"/> Pada ujung tangkai bunga kadang-kadang berbentuk umbi-umbi kecil yang dapat juga dimanfaatkan sebagai bibit.<ref name="Widodo"/> Bunga bawang bombai dapat juga berbentuk biji yang cukup dengan warna hitam.<ref name="Widodo"/>

== Budi daya ==
Bawang bombai cocok ditanam di daerah pesisir dengan suhu 18-20&nbsp;°C.<ref name="Rukmana"/> Penyinaran sinar matahai panjang hingga 14 jam sehari.<ref name="Rukmana"/> Ketinggian tempatnya ideal 800 meter di atas permukaan [[laut]].<ref name="Rukmana"/> Ada pun yang mengatakan ketinggiannya harus di atas 2000 m dpl.<ref name="Widodo"/> [[Tanah]] gembur mengandung keasaman antara 5,5-6,5 pH dengan drainase yang baik menjadi syarat utama supaya tidak membuat umbi bawang membusuk karena terendam air.<ref name="Rukmana"/> Pilihlah bawang dengan ukuran 10-20/umbi, diperlukan 1500–2000&nbsp;kg, atau ± 90.000 umbi untuk satu hektar.<ref name="Rukmana"/>

Tanah perlu disiangi dari rumput liar, dicangkul hingga gembur dan diberi pupuk kandang ±10-20 ton/hektar.<ref name="Rukmana"/>
Bawang bombai paling baik ditanam pada awal musim [[kemarau]], di [[Indonesia]] kira-kira bulan Mei/Juni - Agustus/September.<ref name="Rukmana">{{id}} Rahmat Rukmana., BAWANG MERAH, Budi Daya & Pengolahan Pascapanen, Yogyakarta: Kanisius, Hal. 29-35</ref> Bawang bombai sebaiknya ditanam di tanah yang gembur dengan kelembaban yang cukup (disiram sehari sebelum tanam).<ref name="Rukmana"/> Bersamaan dengan waktu tanam, berikan campuran pupuk N, P, dan K (NPK) dengan perbandingan 15:15:15 dengan dosis 150&nbsp;kg per hektar.<ref name="Rukmana"/> Atau dapat juga diganti dengan pupuk KCI dengan jumlah 325&nbsp;kg per hektar.<ref name="Rukmana"/> Pupuk tersebut dicampur dengan tanah.<ref name="Rukmana"/> Pupuk lainnya diberikan secara susulan.<ref name="Rukmana"/> Di atas bedeng yang hendak ditanami, tentukan jarak tanam dengan menggunakan tali, ajir dan bilah pelarik dengan jarak 20x30 atau 40x30 cm.<ref name="Rukmana"/> Tanamkan bibit bawang bombai satu per satu bagian siung masuk ke dalam tanah dengan posisi siung di atas.<ref name="Rukmana"/> Siram lagi sampai kelembabannya cukup.<ref name="Rukmana"/>

Pemeliharaan tanaman dilakukan dengan cara menyulaminya pada usia 7 hari setelah tanam dengan cara mengganti bibit yang busuk dengan yang baik.<ref name="Rukmana"/> Lakukan pengairan dengan cara digenangi air dan dikurangi secara periodik supaya umbi tidak membusuk.<ref name="Rukmana"/> Dosis pupuk 100–120&nbsp;kg N, 150&nbsp;kg P2O5 dan 100 K2O per hektar atau setara dengan 222–267&nbsp;kg Urea atau 476–571&nbsp;kg Za _ 489&nbsp;kg TSP _ 271&nbsp;kg KCI per hektar.<ref name="Rukmana"/> Pemberian pupuk dilakukan dua kali, yaitu pada umur 2 Minggu setelah tanam pupuk TSP dan KCI serta setengah dosis pupuk Urea dan ZA; kemudian diulang pada umur 4 Minggu setelah tanam berupa pupu Urea atau Za setengah dosis sisanya.<ref name="Rukmana"/> Pemberian pupuk dilarikan di antara barisan tanaman, ditugalkan dan ditutupi tanah.<ref name="Rukmana"/>

== Manfaat ==
[[Berkas:tabel nutrisi bawang.jpg|kiri|466x466px|tabel perbandingan kandungan senyawa dalam bawang]]
Kandungan nutrisi dalam bawang dapat dilihat dan dibandingkan dengan [[bawang merah]] biasa dan [[bawang putih]] pada tabel.<ref name="Rukmana"/>

Penggunaan terbesar adalah untuk bahan dan bumbu masakan.<ref name="Jaelani">{{id}} Khasiat Bawang Merah, Yogyakarta: Kanisius, 2007</ref> Khasiat bawang bombai sangat banyak, yaitu antioksidan alami, mampu menekan efek sinogenik dari senyawa radikal bebas.<ref name="Jaelani"/> Fungi pada umumnya adalah memperkecil risiko penyakit degeneratif seperti kanker kolon.<ref name="Jaelani"/>

Bawang bombai juga dipakai secara umum untuk menyembuhkan berbagai penyakit pencernakan, flu, kembung, mual, [[maag]], disentri, dan membunuh [[cacing]] dalam perut.<ref name="Jaelani" /> Sifat senyawa bawang bombai bersifat hipolipidemik, yaitu dapat menurunkan kadar [[kolesterol]] [[darah]].<ref name="Jaelani" /> Mengkonsumsi satu siung dapat meningkatkan kadar kolesterol 'baik' sebesar 30%.<ref name="Jaelani" /> Manfaat lainnya, dapat menyembuhkan penyakit radang hati, radang sendi, radang tonsil, radang pada tenggorokan, serta radang telinga.<ref name="Jaelani" />

== Referensi ==
{{reflist}}
{{Taxonbar|from=Q23485}}


[[Kategori:Alliaceae]]
[[Kategori:Bahan makanan]]
[[Kategori:Bahan makanan]]
[[Kategori:Bumbu]]
[[Kategori:Bumbu]]
[[Kategori:Bawang]]
[[Kategori:Bawang]]

[[ar:بصل]]
[[ay:Siwilla]]
[[az:Adi soğan]]
[[ba:Һуған]]
[[bat-smg:Cėbolė]]
[[bcl:Sibulyas]]
[[be:Цыбуля рэпчатая]]
[[be-x-old:Цыбуля рэпчатая]]
[[bg:Кромид лук]]
[[bn:পিঁয়াজ]]
[[bo:ཙོང་རིལ།]]
[[br:Ognon (Allium cepa)]]
[[ca:Ceba]]
[[cs:Cibule kuchyňská]]
[[da:Løg]]
[[de:Zwiebel]]
[[dsb:Wšedna cybula]]
[[dv:ފިޔާ]]
[[el:Κρεμμύδι]]
[[en:Onion]]
[[eo:Cepo]]
[[es:Allium cepa]]
[[et:Harilik sibul]]
[[eu:Tipula]]
[[fa:پیاز]]
[[fi:Keltasipuli]]
[[fr:Oignon]]
[[fur:Civole]]
[[gd:Uinnean]]
[[gl:Cebola]]
[[gn:Sevói]]
[[gu:ડુંગળી]]
[[gv:Unnish]]
[[he:בצל הגינה]]
[[hi:प्याज़]]
[[hr:Luk (biljka)]]
[[hsb:Cybličkowacy kobołk]]
[[ht:Zonyon]]
[[hu:Vöröshagyma]]
[[hy:Գլուխ սոխ]]
[[io:Onyono]]
[[is:Laukur]]
[[it:Allium cepa]]
[[ja:タマネギ]]
[[jv:Bawang bombay]]
[[kaa:Piyaz]]
[[kk:Пияз]]
[[kn:ಈರುಳ್ಳಿ]]
[[ko:양파]]
[[ksh:Öllich]]
[[ku:Pîvaz]]
[[la:Allium cepa]]
[[lad:Sevoya]]
[[lb:Ënn]]
[[lmo:Allium cepa]]
[[ln:Litungúlu]]
[[lt:Valgomasis svogūnas]]
[[lv:Sīpols]]
[[mk:Кромид]]
[[ml:ഉള്ളി]]
[[mn:Сонгино]]
[[mr:कांदा]]
[[mrj:Охыра]]
[[ms:Bawang]]
[[my:ကြက်သွန်နီ]]
[[myv:Чурька]]
[[nds-nl:Uui]]
[[ne:प्याज]]
[[nl:Ui (plant)]]
[[nn:Lauk]]
[[no:Vanlig løk]]
[[nv:Tłʼohchin (chʼil daadánígíí)]]
[[oc:Ceba]]
[[pcd:Eugnon]]
[[pdc:Zwiwwel]]
[[pl:Cebula zwyczajna]]
[[ps:پياز]]
[[pt:Cebola]]
[[qu:Siwilla]]
[[rn:Ibitunguru]]
[[ro:Ceapă]]
[[ru:Лук репчатый]]
[[rw:Ubuntunguru]]
[[sa:पलाण्डुः]]
[[sc:Chibudda]]
[[scn:Allium cepa]]
[[sco:Ingan]]
[[sh:Luk (biljka)]]
[[simple:Onion]]
[[sk:Cesnak cibuľový]]
[[sl:Čebula]]
[[sm:Aniani]]
[[so:Basal]]
[[sq:Qepa]]
[[sr:Црни лук]]
[[sv:Lök (art)]]
[[sw:Kitunguu]]
[[szl:Cwibla]]
[[ta:வெங்காயம்]]
[[te:ఉల్లిపాయ]]
[[tg:Пиёз]]
[[th:หอมใหญ่]]
[[tl:Sibuyas]]
[[to:Onioni]]
[[tr:Soğan]]
[[ug:پىياز]]
[[uk:Цибуля ріпчаста]]
[[ur:پیاز]]
[[vec:Zeóła]]
[[vi:Hành tây]]
[[vls:Andjoen]]
[[xh:Itswele]]
[[yi:ציבל]]
[[zea:Juun]]
[[zh:洋蔥]]
[[zh-min-nan:Chhang-thâu]]

Revisi terkini sejak 16 Maret 2024 09.50

Bawang bombai
Bawang bombai
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
(tanpa takson):
(tanpa takson):
Ordo:
Famili:
Genus:
Nama binomial
Allium cepa

Bawang bombai (Latin: Allium Cepa Linnaeus) adalah jenis bawang yang paling banyak dan luas dibudidayakan, dipakai sebagai bumbu maupun bahan masakan, berbentuk bulat besar dan berdaging tebal.[1]

Bawang bombai biasa digunakan dalam memasak makanan di Indonesia, tidak hanya digunakan sebagai hiasan tetapi juga bagian dari masakan karena bentuknya yang besar dan tebal dagingnya.[2] Disebut bawang bombai karena dibawa oleh pedagang-pedagang yang berasal dari kota Bombai (Mumbai sekarang) di India ke Indonesia.[2]

Asal-usul[sunting | sunting sumber]

Ditengarai bawang bombai berasal dari Asia Tengah, kemungkinan Palestina, lalu menyebar ke Eropa dan India, dan masuk dibawa oleh para pedagang dari sana.[3] Kemungkinan besar bawang bombai masuk ke Indonesia seiring masuknya para pedagang dari India atau penjajah dari Belanda. Orang Belanda pernah mencoba membudidayakan bawang bombai di Padang, tetapi terhitung gagal.[3] Tanah yang lebih cocok ditengarai di Karo karena terbukti hasilnya sangat memuaskan.[3] Penggunaannya di Indonesia pada awalnya populer dipakai pada masakan Cina dan Eropa, namun belakangan banyak makanan Indonesia yang mempergunakannya.[3]

Karakteristik[sunting | sunting sumber]

Bawang bombai memiliki aroma yang khas bila dibanding dengan bawang merah biasa, umbinya terbentuk dari lapisan-lapisan daun yang membesar dan bersatu.[2] Pohonnya tumbuh tegak ke atas, akarnya serabut dan tidak terlalu panjang (±10c), daunnya bebentuk seperti pipa namun pipih berwarna hijau tua dan berukuran lebih besar dibanding daun bawang merah biasa.[3] Batang semunya merupakan pelepah daun dan menimbulkan jejak cincin-cincin, pangkal pelepahnya melebar dan menebal membentuk bengkakan besar yang berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan, bengkakan itu sendiri adalah umbi bawang.[3]

Pada bagian pangkal umbi terdapat batang rudimenter yang menyerupai cakram yang merupakan bawang yang sebenarnya.[3] Bunganya majemuk dan berbentuk lingkaran bulat dengan tangkai bunga besar, kuat serta besar di bagian bawah.[3] Pada ujung tangkai bunga kadang-kadang berbentuk umbi-umbi kecil yang dapat juga dimanfaatkan sebagai bibit.[3] Bunga bawang bombai dapat juga berbentuk biji yang cukup dengan warna hitam.[3]

Budi daya[sunting | sunting sumber]

Bawang bombai cocok ditanam di daerah pesisir dengan suhu 18-20 °C.[4] Penyinaran sinar matahai panjang hingga 14 jam sehari.[4] Ketinggian tempatnya ideal 800 meter di atas permukaan laut.[4] Ada pun yang mengatakan ketinggiannya harus di atas 2000 m dpl.[3] Tanah gembur mengandung keasaman antara 5,5-6,5 pH dengan drainase yang baik menjadi syarat utama supaya tidak membuat umbi bawang membusuk karena terendam air.[4] Pilihlah bawang dengan ukuran 10-20/umbi, diperlukan 1500–2000 kg, atau ± 90.000 umbi untuk satu hektar.[4]

Tanah perlu disiangi dari rumput liar, dicangkul hingga gembur dan diberi pupuk kandang ±10-20 ton/hektar.[4] Bawang bombai paling baik ditanam pada awal musim kemarau, di Indonesia kira-kira bulan Mei/Juni - Agustus/September.[4] Bawang bombai sebaiknya ditanam di tanah yang gembur dengan kelembaban yang cukup (disiram sehari sebelum tanam).[4] Bersamaan dengan waktu tanam, berikan campuran pupuk N, P, dan K (NPK) dengan perbandingan 15:15:15 dengan dosis 150 kg per hektar.[4] Atau dapat juga diganti dengan pupuk KCI dengan jumlah 325 kg per hektar.[4] Pupuk tersebut dicampur dengan tanah.[4] Pupuk lainnya diberikan secara susulan.[4] Di atas bedeng yang hendak ditanami, tentukan jarak tanam dengan menggunakan tali, ajir dan bilah pelarik dengan jarak 20x30 atau 40x30 cm.[4] Tanamkan bibit bawang bombai satu per satu bagian siung masuk ke dalam tanah dengan posisi siung di atas.[4] Siram lagi sampai kelembabannya cukup.[4]

Pemeliharaan tanaman dilakukan dengan cara menyulaminya pada usia 7 hari setelah tanam dengan cara mengganti bibit yang busuk dengan yang baik.[4] Lakukan pengairan dengan cara digenangi air dan dikurangi secara periodik supaya umbi tidak membusuk.[4] Dosis pupuk 100–120 kg N, 150 kg P2O5 dan 100 K2O per hektar atau setara dengan 222–267 kg Urea atau 476–571 kg Za _ 489 kg TSP _ 271 kg KCI per hektar.[4] Pemberian pupuk dilakukan dua kali, yaitu pada umur 2 Minggu setelah tanam pupuk TSP dan KCI serta setengah dosis pupuk Urea dan ZA; kemudian diulang pada umur 4 Minggu setelah tanam berupa pupu Urea atau Za setengah dosis sisanya.[4] Pemberian pupuk dilarikan di antara barisan tanaman, ditugalkan dan ditutupi tanah.[4]

Manfaat[sunting | sunting sumber]

tabel perbandingan kandungan senyawa dalam bawang
tabel perbandingan kandungan senyawa dalam bawang

Kandungan nutrisi dalam bawang dapat dilihat dan dibandingkan dengan bawang merah biasa dan bawang putih pada tabel.[4]

Penggunaan terbesar adalah untuk bahan dan bumbu masakan.[5] Khasiat bawang bombai sangat banyak, yaitu antioksidan alami, mampu menekan efek sinogenik dari senyawa radikal bebas.[5] Fungi pada umumnya adalah memperkecil risiko penyakit degeneratif seperti kanker kolon.[5]

Bawang bombai juga dipakai secara umum untuk menyembuhkan berbagai penyakit pencernakan, flu, kembung, mual, maag, disentri, dan membunuh cacing dalam perut.[5] Sifat senyawa bawang bombai bersifat hipolipidemik, yaitu dapat menurunkan kadar kolesterol darah.[5] Mengkonsumsi satu siung dapat meningkatkan kadar kolesterol 'baik' sebesar 30%.[5] Manfaat lainnya, dapat menyembuhkan penyakit radang hati, radang sendi, radang tonsil, radang pada tenggorokan, serta radang telinga.[5]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Brewster, James L. (1994). Onions and other vegetable alliums (edisi ke-1). Wallingford, UK: CAB International. hlm. 16. ISBN 0-85198-753-2. 
  2. ^ a b c (Indonesia) Yati Supriyati, Ersi Herliana., Bertanam 15 Sayuran Organik dalam Pot, Jakarta: Penebar Swadaya, 2010, Hal. 55
  3. ^ a b c d e f g h i j k (Indonesia) Singgih Widodo., Budidaya Bawang dan Bombay, Jakarta: Penebar Swadaya, 2007, Hal. 136-160
  4. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u (Indonesia) Rahmat Rukmana., BAWANG MERAH, Budi Daya & Pengolahan Pascapanen, Yogyakarta: Kanisius, Hal. 29-35
  5. ^ a b c d e f g (Indonesia) Khasiat Bawang Merah, Yogyakarta: Kanisius, 2007